Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Lele merupakan salah satu komoditas perikanan yang penting, khususnya pada
budidaya air tawar. Ikan lele merupakan salah satu ikan air tawar yang paling banyak
dibudidayakan dan menduduki urutan ketiga setelah ikan mas dan ikan nila menurut data
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) tahun 2009 (Kordi, 2010). Konsumsi ikan lele pada
beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat. Awalnya ikan konsumsi hanya
dikonsumsi oleh keluarga petani karena harganya yang murah, namun sekarang
konsumen ikan lele makin meluas ke berbagai lapisan masyarakat (Suyanto, 2001).
Budidaya ikan kini sedang mengalami permasalah yang sama, yaitu turunnya
mutu lingkungan budidaya yang disebabkan oleh akumulasi limbah pakan dari budidaya
ikan yang telah berlangsung lama. Penggunaan probiotik menjadi solusi internal untuk
memberikan hasil yang baik dalam penurunan akumulasi limbah perairan. Selain itu,
pemberian probiotik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan fungsi fisiologis
ikan terutama kemampuan ikan dalam mencerna makanan. Probiotik yang diberikan di
dalam pakan diharapkan dapat terbawa langsung ke dalam saluran pencernaan sehingga
probiotik dapat mengatur lingkungan dalam usus, menghalangi mikroorganisme patogen
usus dan memperbaiki efisiensi pakan dengan melepas enzim-enzim yang membantu
proses pencernaan makanan (Iribarren dkk., 2012; Jusadi dkk., 2004).
Menurut Murillo dan Villamil (2011) probiotik adalah mikroba aktif tambahan
yang memberi berbagai macam efek menguntungkan pada hospesnya dengan prinsip

memodifikasi koloni mikroba usus untuk meningkatkan penggunaan pakan atau


meningkatkan nilai nutrisi, meningkatkan respon pertahanan terhadap penyakit dan
meningkatkan kualitas lingkungan sekitar. Bakteri dalam saluran pencernaan hewan
aquatik, telah diketahui memiliki peran yang baik diantaranya pada genus Bacillus,
Bifidobacteri, Pseudomonas, Lactobacillus dan Micrococcus. Bakteri-bakteri tersebut
telah terbukti sebagai bakteri yang menguntungkan dan dapat hidup berasosiasi sebagai
flora normal pada organisme baik di dalam maupun di luar tubuh (Feliatra dkk, 2004).
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Bacillus subtilis sebanyak 106
CFU/mL dan Bacillus licheneformes 107 CFU/mL yang diberikan dengan cara
mencampur probiotik dalam pakan dapat meningkatkan kualitas air dan kecernaan pakan
ikan patin dan lele dumbo (Wardika dkk., 2014). Penelitian oleh Jusadi dkk (2004) yang
menggunakan bakteri Bacillus sp. sebanyak 4,2 x 106 CFU/mL yang dicampurkan ke
dalam pakan mampu meningkatkan konversi pakan dan laju pertumbuhan ikan patin.
Probiotik yang mengandung Lactobacillus sp. dengan aplikasi pada pakan, diberikan
sebanyak 5% dari jumlah pakan yang diberikan, mampu mempengaruhi laju pertumbuhan
dan efisiensi pakan pada lele sangkuriang (Arief dkk., 2014), sehingga pemberian
probiotik sangat dianjurkan dipakai dalam budidaya ikan lele.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik
Lactobacillus sp. dan Bacillus sp. terhadap pertambahan berat badan dan survival rate
ikan lele (Clarias batrachus) selama dua minggu.

Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh
pemberian probiotik Lactobacillus sp. dan Bacillus sp. terhadap pertambahan berat badan
dan survival rate ikan lele (Clarias batrachus) dan juga sebagai referensi bagi masyarakat
untuk menggunakan probiotik pada budidaya ikan.

Anda mungkin juga menyukai