Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling
luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor
motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan
medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Motor
induksi ini terdiri dari dua jenis, yaitu: motor induksi satu fasa, dan motor
induksi tiga fasa. Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan
sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga. Hal ini disebabkan
karena motor induksi memiliki berbagai keunggulan dibanding dengan motor
listrik yang lain, yaitu diantaranya karena harganya yang relatif murah,
konstruksinya yang sederhana dan kuat serta karakteristik kerja yang baik.
Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang paling banyak
digunakan pada perindustrian, motor inilah yang akan digunakan untuk
memutar beban yang ada diperindustrian. motor induksi tiga fasa keluaran
besarannya berupa torsi untuk menggerakkan beban. Jika torsi beban yang
dipikul motor induksi tiga fasa lebih besar, maka motor induksi tiga fasa tidak
akan berputar. Dan jika torsi beban yang dipikul motor induksi tiga fasa terlalu
kecil, maka ini dianggap suatu hal yang berlebihan.
Motor induksi tiga fasa yang mempunyai efisiensi tinggi biasanya
memiliki tahanan rotor yang kecil. Akibatnya motor ini akan menghasilkan
torsi awal yang kecil dan menarik arus awal yang besar. Namun terkadang
batangan yang rusak pada cangkang rotor dapat menyebabkan belitan motor
yang tidak seimbang, yang memberikan pengaruh terhadap torsi dan
putarannya.

Oleh karena itu semua kita perlu mengetahui dan mempelajari konsep
serta melakukan analisa hal-hal yang berkaitan dengan motor induksi tiga
phasa ini.
Motor Induksi tiga fasa mempunyai banyak keunggulan dibandingkan
motor DC. Adapun kelebihan dari motor induksi tiga fasa adalah
konstruksinya yang sederhana, lebih murah dibandingkan motor jenis lain,
kecepatan putaran yang dihasilkan konstan, perawatannya mudah, tidak
memerlukan motor lain untuk starting awal, rugi gesekan dapat dikurangi
karena tidak mempunyai sikat. Tetapi kekurangan dari motor induksi adalah
sulitnya pengaturan putaran motor agar mempunyai kecepatan atau frekuensi
yang konstan dan mempunyai arus starting yang cukup tinggi sekitar empat
sampai delapan kali arus nominal motor yang dapat mengakibatkan penurunan
tegangan sistem dan mengganggu kerja sistem peralatan lain dalam satu
saluran.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa yang dimaksud dengan motor induksi tiga phasa?


Bagaimana konstruksi dari motor induksi tiga phasa?
Bagaimana prinsip kerja dari motor induksi tiga phasa?
Apa keuntungan dan kerugian dari motor induksi tiga fasa ini?
Bagaimana karakteristik start motor induksi?
Metode apa saja yang dapat digunakan untuk mengatasi starting motor

induksi membutuhkan arus yang sangat besar?


7. Bagaimana prinsip kerja dari masing-masing metode tersebut?
8. Apa perbedaan dari masing-masing metode tersebut?
9. Bagaimana cara perawatan motor induksi tiga fasa ?
10. Apa contoh aplikasi dari motor tiga fasa ini?
11. Mengapa pada saat starting motor induksi membutuhkan arus yang sangat
besar?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pengerjaan Tugas Makalah Motor Induksi ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tentang motor induksi tiga fasa kepada pembaca

2. Memberikan pengetahuan mengenai komponen-komponen utama pada


motor induksi tiga fasa
3. Memberikan pengetahuan mengenai prinsip kerja dari motor induksi tiga
fasa ini.
4. Agar dapat mengetahui keuntungan dan kerugian dari motor listrik tiga
fasa ini.
5. Mengerti dan memahami konsep dasar starting motor induksi 3 fasa secara
umum.
6. Mengerti dan memahami setiap karakteristik metode yang digunakan pada
starting motor induksi 3 fasa secara garis besar.
7. Dapat memahami perbedaan setiap metode starting motor induksi 3 fasa.
8. Memberikan pengetahuan mengenai perawatan motor induksi tiga phasa
ini.
9. Mengetahui contoh-contoh aplikasi dari motor tiga phasa.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Motor Induksi 3 Fasa
Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik
menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan
mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor. Bagian utama dari
motor induksi terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian stator dan bagian rotor.
Stator adalah bagian motor yang diam terdiri : badan motor, inti stator, belitan
stator, bearing dan terminal box. Bagian rotor adalah bagian motor yang
berputar, terdiri atas rotor sangkar, poros rotor.

Gambar 2.1 Motor Induksi

2.2 Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa


Sebagaimana mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor induksi
juga memiliki konstruksi yang sama baik motor DC maupun AC. Konstruksi
dimaksud terdiri dari 2 bagian utama yaitu stator dan rotor. Secara lengkap dan
detail dari kedua konstruksi dapat dilihat pada gambar 1 berikut :

Gambar 2.2. Kostruksi utama Stator dan Rotor


A. Stator
Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor
sinkron dan generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari laminasi-laminasi
dari bahan besi silikon dengan ketebalan (4 s/d 5) mm dengan dibuat alur sebagai
tempat meletakan belitan/kumparan, secara detail ditunjukan pada gambar 2
berikut.

Gambar 2.3. Konstruksi stator dengan alur-alurnya

Dalam alur-alur stator diletakkan belitan stator yang posisinya saling


berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan fase derajat listrik yaitu 120 antar
fase (motor 3 fase). Jumlah gulungan pada stator dibuat sesuai dengan jumlah
kutub dan jumlah putaran yang diinginkan atau ditentukan. Khusus untuk Stator
pada motor-motor listrik dengan ukuran kecil dibentuk dalam potongan utuh.
Sedangkan untuk motor-motor dengan ukuran besar adalah tersusun dari sejumlah
besar segmen-segmen laminasi.
B. Rotor
Ini adalah bagian yang berputar dari motor. Seperti dengan stator atas,
rotor terdiri dari satu set laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk jalur
magnetik silinder dan sirkuit listrik. Rangkaian listrik dari rotor dapat berupa :
Menurut jenis rotor pada motor induksi dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a) Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage Rotor)
Rotor yang terdiri dari sejumlah lilitan yang berbentuk Batang tembaga
yang dihubungkan singkat pada setiap ujungnya kemudian disatukan (di cor)
menjadi satu kesatuan sebagaimana gambar 2.4.

Gambar 2.4. Rotor sangkar Tupai


Jenis rotor sangkar tupai, yang terdiri dari satu set tembaga atau potongan
aluminium yang dipasang ke dalam slot, yang terhubung ke sebuah akhir-cincin
pada setiap akhir rotor. Konstruksi gulungan rotor ini menyerupai 'kandang tupai'.
Potongan aluminium rotor biasanya dicor mati ke dalam slot rotor, yang membuat
7

konstruksinya sangat kasar. Meskipun potongan rotor aluminium berada dalam


kontak langsung dengan laminasi baja, hampir semua arus rotor melalui jeruji
aluminium dan tidak di laminasi. Sejumlah motor induksi yang beredar dipasaran
maupun yang banyak digunakan sekitar 90% adalah motor induksi dengan Rotor
Sangkar. Alasan umum yang diperoleh adalah karena konstruksi yang sederhana
dan juga lebih murah harganya. Konstruksi rotor sebagaimana gambar 2.5. berikut
ini, menunjukkan konstruksi batang-batang konduktor dari bahan tembaga atau
alumunium yang dihubungkan singkat.

Gambar 2.5. Konstruksi dan bagian dari rotor sangkar


Sejumlah batang-batang konduktor tersebut dimasukkan ke dalam
laminasi-laminasi yang terbuat dari bahan besi silikon serta menjadi satu dengan
poros rotor. Sebagaimana konstruksi tersebut di atas terutama batang-batang
konduktor yang terhubung singkat, maka tidak dimungkinkan untuk menambah
Tahanan Luar (yang dipasang secara seri) dengan rotor guna keperluan
Pengasutan. Selain itu pula posisi dari batang-batang konduktor/tembaga
posisinya dibuat tidak paralel (tidak segaris) dengan poros rotor. Posisi batang
konduktor agak dimiringkan sebagaimana terlihat pada gambar 4 di atas.
Alasan diletakan posisi miring dari konduktor terhadap poros adalah :

Memperhalus suara pada saat motor berputar (memperkecil dengungan


magnetis/suara bising)

Menghilangkan kecenderungan Lock atau mengunci yang disebabkan


karena interaksi langsung antara medan magnit stator dan rotor.

Pada motor-motor dengan kapasitas kecil, batang-batang konduktor di cor


menjadi satu bagian dengan alumunium alloy. Selain itu pula contoh lainnya
adalah ada juga yang rotornya hanya berupa besi masip tanpa satupun konduktor.
Jenis seperti ini biasanya disebut sebagai Motor Arus Eddy.
b) Rotor Belitan (Wound Rotor)
Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi dengan alur-alur sebagai
tempat meletakkan belitan (kumparan) dengan ujung-ujung belitan yang juga
terhubung singkat seperti gambar 2.6.

Gambar 2.6. Rotor belitan


Motor dengan jenis rotor belitan biasanya diperlukan pada saat pengasutan atau
pengaturan kecepatan dimana dikehendaki torsi asut yang tinggi

Gambar 2.7. Jenis rotor sangkar dan belitan pada motor induksi 3 fasa

Belitan-belitan yang terpasang pada rotor telah diisolasi sebagaimana


belitan yang terdapat pada stator. Belitan yang ada pada rotor diletakkan juga pada
alur-alur rotor dan pada setiap ujungnya dihubungkan secara langsung pada cincin
(slipring) yang posisinya dibagian depan dari rotor serta menjadi satu dengan
poros (gambar 2.4.). Belitan rotor ini di desain sama dengan kutub yang dimiliki
belitan statornya dan selalu dalam bentuk belitan 3 fasa sekalipun statornya hanya
2 fasa. Pengaturan belitan/gulungan/kumparan dilakukan untuk masing-masing
fasa adalah sama. Sedangkan pada ujung-ujung dari masing kumparan/fasa yang
keluar dihubungkan ke 3 buah cincin (slipring) berdasarkan jumlah fasenya.
Konstruksi slip ring terhubung secara langsung dengan masing-masing sikat.
Dengan demikian, maka pada jenis ini dapat dihubungkan secara langsung ke
Tahanan luar guna keperluan pengasutan. Pada gambar 2.8 dan 2.9 di bawah ini
menunjukkan detail dari konstruksi motor induksi dengan rotor sangkar dan rotor
belitan termasuk bagian-bagiannya

10

Gambar 2.8. Konstruksi detail motor induksi dengan rotor sangkar

Gambar 2.9. Konstruksi detail motor induksi dengan rotor belitan


C. Parts lainnya
Bagian lain, yang dibutuhkan untuk melengkapi motor induksi adalah:

Dua flensa di ujung untuk mendukung dua bantalan, satu di drive-end


(DE) dan yang lainnya di non drive-end (NDE)

11

Dua bantalan untuk mendukung berputarnya poros, pada DE dan NDE

Poros baja untuk transmisi torsi ke beban

Kipas pendingin yang terletak di NDE untuk memberi pendinginan yang


kuat untuk stator dan rotor

Kotak terminal di atas atau kedua sisi untuk menerima sambungan listrik
eksternal.

Gambar 2.10. Komponen lainnya pada motor induksi


2.3 Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa
Nugraha (2011) mengemukakan bahwa motor induksi bekerja berdasarkan
induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada kumparan rotornya. Garisgaris gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong
kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi dan karena
penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan
mengalir arus pada kumparan rotor.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya
fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami

12

gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai
dengan arah pergerakan medan induksi stator. Pada rangka stator terdapat
kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah
kutub tertentu. Jumlah kutub ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator
yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutub akan
mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya.
Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron.
Menurut Azhary (2011) jika dijelaskan secara sistematis maka prinsip kerja motor
induksi itu sebagai berikut:
a) Pada keadaan beban nol ketiga phasa stator yang dihubungkan dengan
sumber tegangan tiga phasa yang setimbang menghasilkan arus pada tiap
belitan phasa.
b) Arus pada tiap fasa menghasilkan fluks bolak-balik yang berubah-ubah.
c) Amplitudo fluksi yang dihasilkan berubah secara sinusoidal dan arahnya
tegak lurus terhadap belitan phasa.
d) Akibat fluks yang berputar timbul ggl pada stator motor yang besarnya
adalah
e1 = -N d / dt ( Volt ) atau 4,44FN1
(Volt ).
e) Penjumlahan ketiga fluks bolak-balik tersebut disebut medan putar yang
berputar dengan kecepatan sinkron ns, besarnya nilai ns ditentukan oleh
jumlah kutub p dan frekuensi stator f yang dirumuskan dengan Ns = 120 F
/ P ( rpm ).
f) Fluksi yang berputar tersebut akan memotong batang konduktor pada
rotor. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl)
sebesar E2 yang besarnya 4,44FN2

( Volt )

dimana :
E2

= Tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam (Volt)

N2

= Jumlah lilitan kumparan rotor

m = Fluksi maksimum(Wb)

13

g) Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl tersebut


akan menghasilkan arus I2.
h) Adanya arus I2 di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya F pada
rotor.
i) Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk memikul
kopel beban, rotor akan berputar searah medan putar stator.
j) Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati kecepatan
sinkron. Perbedaan kecepatan medan stator (ns) dan kecepatan rotor (nr)
disebut slip (s) dan dinyatakan dengan S = Ns - Nr / Ns
k) Pada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang
terinduksi pada kumparan rotor akan bervariasi tergantung besarnya slip.
Tegangan induksi ini dinyatakan dengan E2s yang besarnya E2s =
4,44FN2 m ( Volt )
Dimana:
E2s = tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar (Volt)
f2

= s.f = frekuensi rotor (frekuensi tegangan induksi pada rotor dalam


keadaan berputar)

l) Bila ns = nr, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir
pada kumparan rotor, karenanya tidak dihasilkan kopel. Kopel ditimbulkan
jika

nr < ns.

Rangkaian Ekivalen Motor Induksi

14

Gambar 2.12. Analogi dan rangkaian ekivalen motor induksi


Dari analogi diatas, pengoperasian motor induksi pasti menghasilkan
power loss. Power loss tersebut dapat berasal dari daya mekanik motor, rugi-rugi
tembaga rotor, dan rugi-rugi tembaga stator. (Gede, 2013).

2.4 Keuntungan dan kerugian motor induksi 3 fasa :


a. Keuntungan penggunaan motor induksi tiga phasa
1. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan
rotor sangkar.
2. Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
3. Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga
rugi gesekan kecil.
4. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak
diperlukan.
b. Kerugian penggunaan motor induksi 3 fasa
1. Kecepatan tidak mudah dikontrol
2. Power faktor rendah pada beban ringan
3. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal
2.5 Starting Motor Induksi Tiga Fasa
Motor induksi saat dihidupkan secara langsung akan menarik arus 4
sampai 8 kali dari arus beban penuh dan hanya menghasilkan torsi 1,5 sampai
15

2,5 kali torsi beban penuh. Arus mula yang besar ini dapat mengakibatkan
drop tegangan pada saluran sehingga akan mengganggu peralatan lain yang
dihubungkan pada saluran yang sama. Untuk motor yang berdaya besar tentu
arus pengasutan juga akan semakin besar, sehingga untuk motor dengan daya
besar tidak dianjurkan menghidupkan motor secara langsung. Untuk
menghindari hal tersebut, suatu motor induksi seringkali di-start dengan level
tegangan yang lebih rendah dari tegangan nominalnya. Starting motor induksi
3 fasa dapat dilakukan dengan 6 cara, yaitu :
- Start secara langsung DOL (Direct On Line)
- Start dengan saklar bintang-segitiga
- Start dengan Autotrafo
- Start dengan Rheostat
- Start dengan Soft Starter (elektronik)
- Start dengan Reaktor (induktor)

A. Starting secara Langsung/DOL (Direct On Line)


Penggunaan metoda ini sering dilakukan untuk motor-motor AC yang
mempunyai kapasitas daya yang kecil. Ketika motor dengan kapasitas yang
sangat besar di-start dengan direct-on-line, tegangan sistem akan terganggu
(terjadi voltage dip pada jaringan suplai) karena adanya arus starting yang
besar. Gangguan tegangan ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan
elektronis yang lain yang terhubung dengan sumber. Pengertian start secara
langsung ialah motor yang akan dijalankan langsung di swich On ke sumber
tegangan jala-jala sesuai dengan besar tegangan nominal motor. Artinya tidak
perlu mengatur atau menurunkan tegangan pada saat starting.

16

Gambar 2.13 Diagram Direct On Line starter.


Rangkaian untuk pengasut langsung (DOL Direct On Line) akan memutus
atau menghubungkan suplai utama ke motor secara langsung. Karena arus
pengasutan motor dapat mencapai 6 sampai 8 kali lebih besar dari arus kondisi
normal, maka pengasut langsung ini hanya digunakan untuk motor-motor
kecil dengan daya kurang dari 5 kW.
Prinsip kerja starting langsung DOL (Direct On Line) secara umum
yaitu, jika tombol mulai (Start) ditekan maka arus akan mengalir dari fasa
merah (R) melalui rangkaian kendali dan kumparan kontaktor ke fasa biru.
Arus ini akan mengkatifkan kumparan kontaktor sehingga kontaktor akan
menutup untuk menghubungkan suplai 3 fasa ke motor. Jika tombol mulai
dilepaskan rangkaian kendali akan tetap dipertahankan seperti semula melalui
sebuah kontak penahan. Jika selanjutnya tombol berhenti (stop) ditekan atau
jika kumparan-kumparan beban lebih bekerja maka rangkaian kendali akan
terputus dan kontaktor akan membuka untuk memutuskan suplai listrik 3 fasa
ke motor. Penghubungan kembali suplai ke motor hanya dapat dilakukan

17

dengan menekan kembali tombol mulai, jadi rangkaian ini juga dapat memberi
proteksi terhadap kehilangan tegangan suplai.

Gambar 2.14 Rangkaian dan Karakteristik Starting DOL


Karena dalam keadaan start, rotor belum berputar ( n=0), maka slip S = 1
rangkaian ekuivalen motor induksi tiap fasanya dapat digambarkan sebagai
berikut :

18

Z ab Z P jX m // ( R2 j X 2 )
Z ab RP j X P

Gambar 2.15 Rangkaian Ekivalen

Sehingga didapatkan persamaan arus starting, sebagai berikut :

I st

V1
( R1 RP ) 2 ( X 1 X p ) 2

V1
Z sc

Keunggulan dari metode ini adalah peralatan start yang sederhana,torsi


mula yang besar,dapat start dengan cepat da biaya yang murah.Metode ini bisa
digunakan ketika:
Daya motor relatif rendah di bandingkan suplai utama , yang di batasi
dengan arus inrush
Peralatan yang digerakkan tidak memerlukan peningkatan secara bertahap
atau peralatan
peredam yang membatasi shock dari start mula.
Starting torsi diperbolehkan cukup besar tanpa mengganggu operasi dari
peralatan atau
beban yang di gerakkan.

19

B. Starting dengan saklar Bintang-Segitiga ( Y-

Start dengan methode star-delta ini memanfaatkan penurunan tegangan


yang dicatu ke motor saat stator motor terhubung dalam rangkaian star. Pada
waktu start, yakni saat stator berada pada rangkaian bintang, arus motor hanya
mengambil sepertiga dari arus motor jika motor distart dengan metodeDOL.
Berhubung torsi motor berbanding lurus dengan quadratis dari tegangan, maka
torsi motor pada rangkaian bintang juga hanya sepertiga dari torsi pada
rangkaian delta.
Prinsip Kerja saat start, pertama-tama kontaktor utama K 1 dan kontaktor
bintang KY diaktifkan. Peralihan dari rangkaian bintang ke rangkaian delta
terjadi pada kecepatan nD, yakni jika kecepatan motor sudah mencapai kira
kira 80% dari kecepatan nominal. Caranya dengan pengaktifan kontaktor K D
dan pada saat yang sama kontaktor KY dibuat tidak aktif. Namun, sesaat motor
sudah terlepas dari rangkaian bintang tetapi masih belum terhubung ke
rangkaian delta, rotor masih berputar, demikian juga arus rotor masih mengalir
di kumparan rotor. Ada fluks magnetik sisa di rotor yang memotong kumparan
stator. Sehingga terjadi tegangan induksi ke stator yang frekuensinya
tergantung dari kecepatan rotor saat itu. Kecepatan rotor saat itu tergantung
sekali pada beban. Saat motor terhubung ke rangkaian delta, terjadilah arus
inrush yang sangat besar, yang mana nilainya dapat mencapai hingga 2000 %
dalam durasi yang sangat pendek sekitar 200 ms (lihat grafik di bawah
ini).Hal ini terjadi karena adanya perbedaan phasa yang sangat besar telah
terjadi saat stator terhubung kembali ke jaringan listrik dalam rangkaian delta
dengan fluk dari rotor. Arus yang tinggi ini mengakibatkan terjadinya torsi
kejut dan dapat memberikan dampak buruk bagi komponen transmisi dan
komponen pemutus arus dari system drive tersebut.

20

Gambar 2.16 Rangkaian dan Grafik Peralihan Star ke Delta

MDTorsi hubungan
MY Torsi hubungan Y

ILD Arus line hubungan


ILY Arus line hubungan Y

Gambar 2.17 Karakteristik Arus Starting Way-Delta

Bagian kurva Torsi terhadap Kecepatan yang diberi bayangan arsir adalah torsi
asselerasi yang dibutuhkan untuk meng-asselerasi beban. Perhatikan torsi start
pada rangkaian bintang harus selalu lebih besar dari torsi awal beban supaya
motor dapat mengangkat beban dan berasselerasi menuju kecepatan nominal.
I st (Y )

1
x I st ( )
3
21

Hubungan bintang delta atau star-delta atau wye-delta ini memang cukup
digemari sebagai pilihan aplikasi yang membutuhkan konsumsi arus yang
kecil beberapa saat awal motor dihidupkan namun memiliki suatu kelemahan
yang membuatnya kurang menjadi pilihan setelah adanya pengembangan
starting yang lebih baik seperti soft starter. Satu-satunya alasan pemilihan
jenis starting ini adalah biaya yang lebih murah dibandingkan starting lainnya.
Satu lagi dari kelemahan starting star-delta adalah apabila beban
membutuhkan 40% dari torsi awal atau lebih untuk start maka terpaksa harus
memilih motor induksi dengan satu frame size yang lebih besar.

C. Starting dengan Auto-transformator


Auto-transformator Starter menggunakan auto-transformator untuk
mengurangi tegangan selama periode awal dan kemudian menghubungkannya
ketegangan penuh untuk mendapatkan kecepatan yang cukup. Transformator
memiliki berbagai tap yang dapat digunakan untuk menetapkan tegangan
awal. Pengurangan tegangan awal dapat menyebabkan pengurangan arus pada
motor. Selanjutnya dikurangi oleh transformator yang mengakibatkan arus
22

line lebih kecil daripada arus motor sebenarnya. Biasanya sebuah autotransformator menyediakan sejumlah tap untuk mengurangi tegangan ke
terminal motor, sehingga mengurangi arus motor dan torsi saat pada starting.
Timer atau sentrifugal switch dapat digunakan untuk mengubah pengaturan
tap selama start. Saat pengaturan kita dapat memberikan transisi tertutup atau
terbuka. Transisi terbuka memiliki logika yang lebih sederhana, tetapi bias
menyebabkan arus transien saat transisi perubahan tap. Transisi tertutup
membutuhkan lebih logika yang lebih rumit tetapi memiliki transisi yang
mulus antara perubahan tap. Karena tegangan motor berkurang, arus motor
berkurang, sedangkan nilai torsi berkurang dengan kuadrat pengurangan
tegangan.

Gambar 2.7 Starting dengan Autotransformator

Kurva torsi/kecepatan dari auto-transformator ditunjukkan pada gambar


dan dibandingkan dengan Torsi Across The Line/kecepatan. Torsi Across The
Line ditunjukan dengan warna merah, dan kurva auto-transformator
ditunjukkan oleh warna biru.

23

Gambar 2.8 Karakteristik Starting dengan Autotransformator


Untuk rangkaian ekivalennya sebagai berikut:

Beberapa keuntungan menggunakan starting motor auto-transformator:


1. Menyediakan torsi tertinggi per ampere arus line.
2. Tap pada autotransformer member pengaturan untuk tegangan start
3. Cocok untuk periode starting yang lama.
4. Saatstarting, arus motor lebih besar dari arus line nya.
5. Faktor daya yang rendah.

24

Beberapa kerugian menggunakan starting motor auto-transformator:


1.
2.
3.
4.

Ukuran yang cukup besar


Biaya cukup tinggi
Memilik jumlah tap yang terbatas
Semakinbanyak tap yang digunakan, maka semakin rumit logika yang
digunakan

D. Starting dengan Rheostat


Rheostat atau tahanan luar, adalah suatu perangkat yang digunakan
untuk mengatur arus listrik dengan meningkatkan atau menurunkan nilai
tahanan dari rangkaian dan merupakan cara yang paling umum untuk
mengubah-ubah besar tahanan dalam suatu rangkaian. Karena biasa digunakan
untuk menangani tegangan dan arus yang tinggi, maka rheostat dapat

digunakan untuk mengontrol motor dalam mesin industry.

Gambar 2.18 Motor Induksi Starting dengan Rheostat


Gambar diatas menunjukkan rheostat sederhana. Arus mengalir pada
kumparan tahanan dan dari kumparan tahanan melalui slider. Ketika tombol
KiasKol diaktifkan, slider bergerak sepanjang kumparan, besar hambatan
berubah dengan cara memvariasikan panjang kumparan yang dilalui arus pada
kumparan tahanan.

25

Pada pengawalan motor induksi 3 fasa, Kias dilakukan dengan rheostat.


Pengawalan dengan rheostat digunakan khusus untuk rotor belitan atau motor
slip ring. Motor slip-ring selalu diasut menggunakan rotor resistance starting.
Pada metode ini, sebuah rheostat (terhubung dengan hubungan bintang/wye)
dihubungkan pada rangkaian rotor melalui slip-ring dan tegangan penuh
disambungkan pada belitan stator. Tahanan luar yang diatur bervariasi akan
memberikan tegangan masuk bervariasi pada motor.
Saat asutan, pemutar (handle) rheostat diatur pada posisi OFF sehingga
tahanan maksimum berada pada setiap fasa rangkaian stator. Hal tersebut
untuk mereduksi arus start dan pada saat yang sama torsi start bertambah.
Setelah motor mendapatkan kecepatannya, pemutar rheostat secara
berangsur-angsur diputar searah jarum jam dan keluar dari rheostat untuk
setiap fasa rangkaian rotor. Ketika motor mencapai kecepatan konstan,
Change-over switch berada pada posisi ON dan seluruh rheostat keluar dari
rangkaian rotor.
Gambar di bawah adalah gambar starting motor induksi dengan rheostat.
Dilihat pada gambar, rheostat disimbolkan dengan gambar resistansi dengan
tanda panah kea rah luar. Rheostat dihubungkan dengan rotor untuk
melakukan pengawalan.

26

Motor Induksi
rotor belitan
U
V
n=0

Rheostat

Gambar 2.19 Starting dengan Rheostat

R1
+

Ist

X1

R2

X2
Rt

V1

Gambar rangkaian
ekivalen dari starting motor induksi 3 fasa dengan rheostat adalah sebagai
berikut.

I0

Sehingga dari gambar di atas akan mendapat rumus:

27

I st

V1
( R1 R2' Rt ) 2 ( X 1 X 2' ) 2

Dimana jika nilai hambatan semakin besar maka arus start akan semakin kecil.
E. Starting dengan Soft Starter (elektronik)
Soft starter sangat berbeda dengan starter lain. Alat ini mempergunakan
thyristor sebagai komponen utamanya. Tegangan yang masuk ke motor akan
diatur dimulai dengan sangat rendah sehingga arus dan torsi saat start juga
rendah. Pada saat start ini tegangan yang masuk hanya cukup untuk
menggerakkan beban dan akan menghilangkan kejutan pada beban. Secara
perlahan tegangan dan torsi akan dinaikan sehingga motor akan mengalami
percepatan kehingga tercapai kecepatan normal. Salah satu keuntungan
mempergunakan alat ini adalah kemungkinan dilakukannya pengaturan torsi
pada saat yang diperlukan, tidak terpengaruh ada atau tidaknya beban.
Soft starter dipergunakan untuk mengatur/ memperhalus start dari
elektrik motor. Prisip kerjanya adalah dengan mengatur tegangan yang masuk
ke motor. Pertama-tama motor hanya diberikan tegangan yang rendah
sehingga arus dan torsipun juga rendah. Pada level ini motor hanya sekedar
bergerak perlahan dan tidak menimbulkan kejutan. Selanjutnya tegangan akan
dinaikan secara bertahap sampai ke nominal tegangannya dan motor akan
berputar dengan dengan kondisi RPM yang nominal.

28

Komponen utama softstarter adalah thyristor dan rangkaian yang


mengatur trigger thyristor. Seperti diketahui, output thyristor dapat di atur via
pin gate nya. Rangkaian tersebut akan mengontrol level tegangan yang akan
dikeluarkan oleh thyristor. Thyristor yang terpasang bisa pada 2 phase atau 3
phase.

Selain untuk starting motor, Soft starter juga dilengkapi fitur soft stop.
Jadi saat stop, tegangan juga dikurangi secara perlahan atau tidak dilepaskan
begitu saja seperti pada starter yang menggunakan contactor

Gambar 2.20 Starting dengan Soft Starter


F. Starting dengan Reaktor

29

Gambar 2.21 Starting dengan Reaktor


Kekuatan sirkuit untuk pemula reaktor primer ditunjukkan di atas dalam
Gambar 2.13. Starter reaktor utama awalnya menciptakan tegangan pembagi
dengan menempatkan unsur reaktif secara seri dengan rangkaian stator motor
untuk menurunkan tegangan ke stator motor sampai jalankan kontak bergerak
sehingga mengurangi motor arus dan torsi saat start. Entah switch timer atau
sentrifugal dapat digunakan sebagai sinyal untuk melangsir keluar reaktor saat
motor mendekati kecepatan penuh. Entah transisi terbuka atau tertutup dapat
diberikan antara awal dan menjalankan. Seperti yang kita telah diturunkan di
atas, sebagai tegangan ke motor berliku berkurang, arus ke motor berkurang
langsung.
Sedangkan nilai torsi berkurang dengan kuadrat pengurangan tegangan.
Sebuah torsi / kecepatan kurva umum untuk reaktor primer pemula
ditampilkan di bawah pada Gambar 2.14 dan dibandingkan dengan melintasi
garis torsi / kecepatan kurva. Kurva ATL ditampilkan dalam warna merah dan
kurva pemula reaktor primer diperlihatkan dengan warna biru.

30

Gambar 2.22
Karaktreristik Starting dengan Reaktor

Salah satu keuntungan dari starter reaktor utama adalah pengurangan


saat ini sejalan dengan disipasi panas kurang dari resistor utama sirkuit.
Kelemahan dari starter reaktor utama adalah faktor daya yang buruk yang
disebabkan oleh induktansi tambahan dalam rangkaian awal dan keterbatasan
pengaturan tegangan awal.

Gambar 2.23 Rangkaian Ekivalen

v reak . V1 V m

dimana : V1- Tegangan sumber

vm I st x Z sc

Vm -

Tegangan pada motor

31

XL

Vreak.
I st

2.6 Perawatan
Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung dingin
yang dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan usia.
Walau begitu, perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi motor karena
umur motor dan operasi yang tidak handal. Sebagai contoh, pelumasan yang tidak
benar dapat menyebabkan meningkatnya gesekan pada motor dan penggerak
transmisi peralatan. Kehilangan resistansi pada motor, yang meningkat dengan
kenaikan suhu. Kondisi ambien dapat juga memiliki pengaruh yang merusak pada
kinerja motor. Sebagai contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi, atmosfir
yang korosif, dan kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi; tekanan
mekanis

karena

siklus

pembebanan

dapat

mengakibatkan

kesalahan

penggabungan. Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga kinerja motor.


Sebuah daftar periksa praktek perawatan yang baik akan meliputi sebagai berikut.
1. Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan rumahnya
(untuk mengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk kotoran/debu pada
saluran ventilasi motor (untuk menjamin pendinginan motor)
2. Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan
atau kekurangan beban. Perubahan pada beban motor dari pengujian terakhir
mengindikasikan suatu perubahan pada beban yang digerakkan, penyebabnya
yang harus diketahui.
32

3. Pemberian pelumas secara teratur. Fihak pembuat biasanya memberi


rekomendasi untuk cara dan waktu pelumasan motor. Pelumasan yang tidak
cukup dapat menimbulkan masalah, seperti yang telah diterangkan diatas.
Pelumasan yang berlebihan dapat juga menimbulkan masalah, misalnya 90
minyak atau gemuk yang berlebihan dari bearing motor dapat masuk ke motor
dan menjenuhkan bahan isolasi motor, menyebabkan kegagalan dini atau
mengakibatkan resiko kebakaran.
4. Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan peralatan
yang digerakkan. Sambungan yang tidak benar dapat mengakibatkan sumbu as
dan bearings lebih cepat aus, mengakibatkan kerusakan terhadap motor dan
peralatan yang digerakkan.
5. Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan
pemasangannya benar. Sambungan-sambungan pada motor dan starter harus
diperiksa untuk meyakinkan kebersihan dan kekencangnya.
6. Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor
bersih untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi kehilangan
yang berlebihan. Umur isolasi pada motor akan lebih lama: untuk setiap
kenaikan suhu operasi motor 10oC diatas suhu puncak yang direkomendasikan,
waktu pegulungan ulang akan lebih cepat, diperkirakan separuhnya.
2.7 Aplikasi Motor Induksi Pada Elevator atau Lift
Salah satu jenis pesawat pengangkat yang berfungsi untuk membawa
barang maupun penumpang dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih
tinggi ataupun sebaliknya. Adapun jenis mesin lift dibagi menjadi dua yaitu mesin
lift penumpang dan lift barang. Gerak kerja dari mesin lift ini adalah dengan cara
menaik turunkansangkar pada sebuah lorong lift dimana gerakannya berasal dari
putaran motor listrik. Konstuksi umum mesin lift/elevator berupa sebuah sangkar
yang dinaik turunkan oleh mesin pengangkat, dimana yang akan direncanakan
disini adalah dua sangkar tanpa penyeimbang(Counter Weight) yang mana apabila
salah satu sangkar naik maka sangkar yang satu lagi harus turun begitu pula untuk
sebaliknya. Sangkar tersebut dijalankan pada rel-rel dengan menggunakan alat
33

penuntun sangkar yang terpasang tetap, hal ini dimaksudkan agar lift tersebut
tidak bergoyang pada saat berjalan.

Gambar 2.13. Bagian- bagian elevator


1. Control System

10. Load Weighing Tranducers

2. Geared Machine

11. Car Safety Device

3. Primary Velocity Tranducer

12. Traveling Cable

4. Governor

13. Elevator Rail

5. Hoisting Ropes

14. Counterweight

6. Roller Guide/ Guide Shoe

15. Compesation Ropes

7. SecondaryPossition

16. Governor Tension Sheave

Tranducer
8. Door Operator

17. Counterweight Buffer


18. Car Buffer

9. Entrance Protection System

34

Bagian-bagian diatas belum termasuk system control pada rangkaian elecktro penggatur
arus listrik pada elevator. Bagian-bagian rangkaian elektro pengatur arus listriknya adalah :
1. Motor Penggerak

Gambar 2.14. Motor penggerak


Mesin penggerak ini menggunakan motor listrik tiga fasa yang putarannya diteruskan
dengan transmisi roda gigi. Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet (magnetic
brake) yang berfungsi menahan motor ketika kereta elevator telah sampai pada lantai yang
dituju, pergerakan cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control) .
Motor penggerak dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali baja ( rope ) yang
melingkar pada puli mesin ( sheave ).
2. Pulley
Sistem pulley dalam konstruksi mesin lift terdiri atas sistem tunggal dan majemuk.

3. Tali Baja
Tali baja berfungsi untuk meneruskan gerakan dari putaran puli ke gerakan naik turun
sangkar pertama dan sangkar kedua. Jumlah dan diameter tali baja ditentukan dari besarnya
beban yang akan diangkat.

4. Sangkar / Kereta
Sangkar adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengangkut penumpang maupun
barang. sangkar elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya,
pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail ( sliding guide ) yang berfungsi memandu atau
menapaki rail. Selain pemandu rail ( sliding guide ) juga terdapat karet peredam ( silencer rubber
) yang berfungsi untuk mengurangi kejutan ketika elevator berhenti maupun mulai start, selain
itu pula terdapat pendeteksi beban ( switch overload ) yang terdapat dibawah kereta elevator.
Pada pintu kereta elevator juga terdapat sensor gerak ( safety ray ) dan sensor sentuh

(safety

shoe) yang terpasang pada pintu kereta dan berfungsi supaya untuk penumpang elevator tidak
terjepit pintu elevator, didalam kereta elevator juga terdapat tombol-tombol pemesanan lantai
( floor button ) yang akan dituju oleh pengguna elevator. Kereta elevator memiliki pintu otomatis
yang digerakkan oleh motor stepper yang bekerja berdasarkan sinyal digital yang asalnya dari
sensor kedekatan ( proximity ) yang berfungsi menentukan level atau tidaknya lantai, setelah
lantai dinyatakan level atau rata maka motor stepper akan membuka pintu secara otomatis.

5. Bobot Penyeimbang (Counter Weight)


Penyeimbang (Counter Weight) dimaksudkan untuk mengimbangi dari berat sangkar
sehingga mesin tidak menahan beban yang tinggi. Pada umumnya berat penyeimbang sama
dengan berat maksimum sangkar ditambah 40% - 50% .
6. Rem
Mesin lift dilengkapi dengan rel elektromagnetik tertutup. Yang paling umum adalah rem
lift terdiri dari perakitan kompresi pegas , sepatu rem dengan lapisan, dan perakitan sebuah
solenoida . Bila solenoida tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu rem untuk mencengkeram
drum rem yang menimbulkan torsiatau tekanan pengereman. Magnet dapat mengerahkan gaya
horizontal untuk menahan rem terbuka dan kembali menutup saat tidak digunakan. Hal ini dapat
dilakukan secara langsung di salah satu lengan operasi atau melalui sistem linkage. Dalam kedua
kasus, hasilnya adalah sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem ditarik magnet menjauh dari poros
drum rem bersamaan dengan putaran mesin elevator tersebut.

7. Governor

Governor ini dihubungkan ke kereta dengan menggunakan tali baja pengaman. Tali
pengaman ini meneruskan gerakan dari kereta ke governer dan memutar roda governor. Apabila
kecepatan kereta melebihi kecepaan aman yang diijinkan, maka governor akan bekerja dengan
cara sebagai berikut :
a. Memutus jalur kontrol melalui saklar pembatas kecepatan.
b. Menjepit tali governor dan membuat rem pengaman bekerja

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Motor induksi tiga fasa merupakan motor yg paling banyak di gunakan dalam bidang
industri, karena memiliki keunggulan yaitu: efisiensi tinggi, memiliki tahanan rotor yang kecil,
sehingga tidak ada kontak antara rotor dan stator kecuali bearing, tenaga yang besar, daya listrik
yang rendah dan perawatan yang minim.selain itu kontruksinya sangat sederhana sehingga tidak
terlalu sulit dalam perbaikannya apabila terjadi kerusakan pada motor sehingga tidak menggangu
jalannya produksi pada industri. Tetapi motor ini akan menghasilkan torsi awal yang kecil dan
menarik arus awal yang besar.
Motor induksi saat dihidupkan secara langsung akan menarik arus 4 sampai 7 kali dari
arus beban penuh dan hanya menghasilkan torsi 1,5 sampai 2,5 kali torsi beban penuh. Arus mula
yang besar ini dapat mengakibatkan drop tegangan pada saluran sehingga akan mengganggu
peralatan lain yang dihubungkan pada saluran yang sama. Untuk menghindari hal tersebut, suatu
motor induksi seringkali di-start dengan level tegangan yang lebih rendah dari tegangan
nominalnya. Starting motor induksi 3 fasa dapat dilakukan dengan 6 cara, yaitu :
- Start secara langsung DOL (Direct On Line)
- Start dengan saklar bintang-segitiga
- Start dengan Autotrafo
- Start dengan Rheostat
- Start dengan Soft Starter (elektronik)
- Pengasutan dengan Reaktor (induktor)

DAFTAR PUSTAKA

Kusumah, Inu.H. ( 2008 ). Diktat ( Bahan Ajar ) Teknik Listrik dan Elektronika.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST, MT
https://www.google image motor tiga phasa
https://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_MESIN_INDUKSI_3-PHASA

Abdurrahman, Sutedjo. Motor Induksi Tiga Phasa.

Abdul Kadir, Prof. Ir., Mesin Tak Serempak,PT Djabatan, Jakarta, 1981.

http://www.scribd.com/doc/11026244/Motor-Induksi-Tiga-Phase

http://asyahdad.blogspot.com/2011/04/metode-starting-motor-induksi.html
http://novikaginanto.wordpress.com/2012/03/24/etap-electric-transient-analysis-program/
http://dwiseptari.blogspot.com/2010/05/sistem-start-pada-motor-induksi.html

http://tukanglistrikshipyard.blogspot.com/2013/02/star-delta-starter-startdenganmethode.html

Anda mungkin juga menyukai