c. Piamater
Fungsi cairan
Komposisi
3. Definisi
Meningitis adalah infeksi yang menular. Sama seperti flu, pengantar virus
meningitis berasal dari cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung. Virus
tersebut dapat berpindah melalui udara dan menularkan kepada orang lain yang
menghirup udara tersebut.
Meningitis adalah suatu infeksi / peradangan dari meninges, lapisan yang
tipis/encer yang mengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung,
disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut
dan kronis (Harsono, 2003).
4. Etiologi
1). Penyebab Infeksius
Berdasarkan etiologinya, meningitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Meningitis bakterial
Meningitis bakterial merupakan karakteristik inflamasi pada seluruh
meningen,
dimana
organisme
masuk
dan
subarahnoid.
Meningitis bakterial jika cepat dideteksi dan mendapatkan penanganan
yang tepat akan mendapatkan hasil yang baik. Meningitis bakterial sering
disebut juga sebagai meningitis purulen atau meningitis septik.
Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis adalah :
1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), bakteri ini penyebab tersering
meningitis akut, dan paling umum menyebabkan meningitis pada bayi
ataupun anak-anak.
2. Neisseria meningitides (meningococcus) bakteri ini merupakan penyebab
kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi
akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian
bakterinya masuk kedalam peredaran darah.
3. Haemophilus influenza, Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis
bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis bakteri ini sebagai
penyebab terjadinya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam
dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaksin) telah membuktikan terjadinya
angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini.
4. Staphylococcus aureus
5. Mycobakterium tuberculosis jenis hominis.
b. Meningitis Virus
Meningitis virus biasanya disebut meningitis aseptik. Sering terjadi akibat
lanjutan dari bermacam-macam penyakit akibat virus, meliputi; measles, mumps,
herpes simplek, dan herpes zoster.
c. Meningitis Jamur
Meningitis
kriptokokus
neoformans
jamur,
disebabkan oleh infeksi jamur pada sistem saraf pusat yang sering terjadi pada
pasien acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). Jamur cenderung
menimbulkan meningitis kronis atau abses otak.
d. Meningitis Tuberkulosis Generalisata
Meningitis
Tuberkulosis
Generalista
ini
disebabkan
oleh
kuman
mikobakterium tuberkulosa varian hominis. Gejala dari mengitis jenis ini adalah
demam, mudah kesal, obstipasi, muntah- muntah, ditemukan tanda-tanda
perangsangan meningen seperti kaku kuduk, suhu badan naik turun, nadi sangat
labil / lambat, hipertensi umum, abdomen tampak mencekung, gangguan saraf
otak.
e. Protozoa
Protozoa yang menyebabkan meningitis antara lain: Tripanosomiasis, Malaria
dan Toxoplasmosis
2). Trauma tajam (ex : fraktur basis kranii)
3). Tindakan tertentu (misal : pungsi/anastesi lumbal, dan operasi/tindakan
bedah saraf)
4). Rinorrhea, Otorrhea pada fraktur basis cranii yang memungkinkan
kontaknya CSF dengan lingkungan luar
5. Klasifikasi Meningitis
Meningitis infeksius dapat dibagi menjadi meningitis purulen akut, biasanya
disebabkan oleh bakteri; meningitis limfositik akut disebakan oleh virus dan
meningitis kronik yang mungkin disebabkan oleh sejumlah agen infeksius yang
berbeda-beda.
Pada kasus meningitis akut biasa, meningen mengalami kongesti berat dan
mengandung banyak eksudat seperti krim di ruang subarachnoid. Distribusi
eksudat sedikit bervariasi sesuai dengan penyebab meningitis. Pada kasus
meningitis pneumococcus, eksudat biasanya paling banyak ditemukan di atas
konveksitas serebrum, sedangkan H. Influenzae sering menyebabkan eksudat di
daerah basilar. Otak dan medulla spinalis di bawahnya mengalami bendungan dan
membengkak. Secara mikroskopis, meningen mengalami kongesti berat dan
mengandung neutrofil serta fibrin pada fase akut. Bakteri mungkin terlihat, bahkan
pada potongan jaringan, tetapi bakteri paling mudah ditemukan dalam hapusan
eksudat. Proses peradangan dapat meluas ke rongga ventrikel, tetapi infeksi
parenkim otak di bawahnya jarang terjadi. Pada kasus yang mulai mengalami
perbaikan dapat ditemukan limfosit dan sel mononukleus lain dalam jumlah yang
bervariasi.
b. Meningitis Limfositik (virus) akut.
Sebagian besar kasus meningitis limfositik akut disebabkan oleh virus.
Karena biakan rutin negatif, meningitis virus juga disebut meningitis aseptik.
Berbeda dengan meningitis bakterialis, kebanyakan kasus meningitis virus bersifat
swasirna dan pasien umumnya memiiki prognosis yang lebih baik. Meningitis
dapat terjadi dalam perjalanan setiap infeksi virus. Pada beberapa kasus,
meningitis virus berkaitan dengan infeksi pada parenkim (encephalitis), tetapi
meningitis biasanya adalah manifestasi satu-satunya infeksi SSP. Penyebab penting
adalah echovirus, coxsackie virus, virus gondongan dan virus defisiensi manusia
(HIV).
c. Meningitis kronis
Leptomeningitis kronis paling sering disebabkan oleh bakteri dan jamur.
Etiologi yang penting adalah Mycobakterium tuberculosis, Cryptococcus
neoformans dan yang lebih jarang adalah Brucella dan Treponema palidum.
Meningitis kriptokokus merupakan penyebab penting meningitis pada pasien
dengan sindrom imunodefisiensi dapatan (HIV). Gambaran makro dan
mikroskopik meningitis kronis berbeda-beda tergantung pada penyebab meningitis.
Meningitis juga bisa dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi
pada cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak
yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab
lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan
medula
spinalis.
Meningitis
pneumoniae(pneumokok),
Purulenta
Neisseria
disebabkan
oleh
Diplococcus
meningitidis(meningokok),
Stretococcus
2) Panas (+)
3) Anak tampak malas, lemah, tidak mau minum, muntah dan kesadaran
menurun.
4) Ubun-ubun besar kadang kadang cembung.
5) Pernafasan tidak teratur.
3) Gangguan kesadaran.
4) Tanda-tanda rangsang meninggal, kaku kuduk, tanda brudzinski dan kernig
(+).
7. Komplikasi
1) Peningkatan TIK.
2) Cairan subdural.
3) Hidrosefalus.
4) Sembab otak
5) Abses otak
6) Renjatan septic.
7) Pneumonia (karena aspirasi)
8) Koagulasi intravaskuler menyeluruh.
9) Gangguan pembekuan darah
10) Syok septic
11) Demam yang memanjang
8. Diagnosis Klinik
1). Tes laboratorium : Analisa Cairan Otak
Analisa cairan otak diperiksa untuk mengetahui jumlah sel, protein, dan
konsentrasi glukosa. Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk
mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.
Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya
kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien
meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal. Sehingga
dengan pemeriksaan ini dapat diketahui kultur cairan otak, peningkatan sel darah
putih, protein yang meningkat, glukosa yang menurun, dan tekanan CSF yang
meningkat lebih 180 mmHg.
2). Darah : LED, leukosit, hitung jenis, Hb,hematokrit, Eritrosit, dan kultur darah.
Glukosa & LDH : meningkat
LED/ESRD : meningkat
3). Air kemih : biakan.
4). Pemeriksaan Radiography : CT Scan/MRI dan X Ray