Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MENTORING AGAMA ISLAM

ARTIKEL
MUSLIM SEJATI

Nama
Kelas
NPM

: Raka Rivandy Aprizal


: IA Akuntansi
: 0221 15 011

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN
2015 2016
Jl. Pakuan P.O BOX 452 BOGOR Telp (0251) 831498
http://www.feunpak.web.id E-mail : feup@feunpak.web.id

A. MENGHARGAI WAKTU
Pepatah Arab mengatakan waktu adalah pedang. Ungkapan ini mempunyai
arti bahwa perjalanan waktu sangat penting. Kata pedang dalam pepatah itu
menunjukan sebuah benda yang sangat tajam yang bisa mengiris, memotong,
menghaluskan atau mengubah sesuatu yang buruk menjadi bagus, akan tetapi jika
tidak bisa memanfaatkannya dan atau salah memanfaatkannya maka pedang itu
menjadi bomerang bagi kita bahkan bisa melukai diri kita sendiri.
Inilah yang disebut dengan waktu yaitu tempat atau ruang beraktivitas manusia, baik
aktivitas baik, aktivitas buruk bahkan tidak beraktivitaspun akan melalui waktu. Itulah
sebabnya untuk menunjukan betap pentingnya waktu, maka Allah swt di dalm Alquran
beberapa kali bersumpah dengan menyebut waktu diantaranya al-lail (waktu malam),
an-nahr (waktu siang), al fajr (waktu fajar), adh-dhuh (waktu matahari
sepenggalahan naik), al ashr (masa)
Sebagai ajaran yang konprehenship, Islam sangat menghargai waktu. Artinya
agama sangat menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa memanfaatkan waktu
dengan sebaik-baiknya. Kegiatan positif senantiasa dianjurkan dan kegiatan negative
untuk ditinggalkan. Meraih prestasi dengan melaksnakan kebaikan, meninggalkan
perbuatan buruk adalah hal yang mesti ditinggalkan.
Ini artinya agama mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada waktu untuk
melakukan perbuatan sia-sia, tidak ada waktu untuk di isi dengan perbuatan buruk,
tidak ada waktu untuk bermaksiat, tapi yang ada adalah bagaimana menggunakan
waktu dengan baik sehingga menjadi bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Dan agama
banyak menyadarkan kepada kita, bahwa perjalanan waktu kita di dunia ini akan
dimintai pertanggunjawaban di akhirat kelak.
Rosulullah saw bersabda Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari
kiamat sampai ia ditanya tentang empat perkara; Tentang badannya, untuk apa ia
gunakan, tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia
peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan, dan tentang ilmunya bagaimana ia beramal
dengannya. (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syekh Al Albani).
Hadis ini menunjukan bahwa perjalanan waktu manusia akan di hisab di
hadapan Allah, semua aktivitas kita dalam mengisi waktu akan di perlihatkan apakah
baik ataupun buruk. Maka lebih jauh Rosulpun mengingatkan agar tidak melalaikan
dan menyia-nyiakan waktu : Ada dua nikmat yang kebanyakan orang merugi
padanya: waktu luang dan kesehatan. (HR. Bukhri).
Waktu luang adalah salah satu nikmat yang banyak dilalaikan oleh manusia,
waktu luang banyak disia-siakan begitu saja, banyaka orang berpangku tangan, banyak
orang bermalas-malasan, banyak orang yang melakukan hal-hal yang tidak berguna.
Itulah sebabnya Rosul lebih tegas mewarning kita dalam menggunakan waktu, seperti
dalam sabdanya Gunakanlah lima perkara sebelum datang yang lima; masa mudamu
sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, waktu
kayamu sebelum datang waktu miskinmu, waktu luangmu sebelum datang waktu

sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang ajalmu. (HR. Hkim, dishahihkan oleh
Al Albni).
Oleh karena itu, mari kita merenungkan firman Allah swt Demi waktu (masa).
Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman,
yang beramal kebaikan, saling menasehati dalam kebenaran dan menepati dalam
kesabaran (QS. Al-Asher : 1-3)
Pada ayat ini Allah bersumpah, Demi Masa. Biasanya sebuah ucapan yang
dimulai dengan sumpah menunjukkan sebuah keseriusan, menunjukkan bahwa apa yg
disampaikan adalah sebuah kebenaran atau merupakan pernyataan yang sangat
penting. Seperti contoh kalau ada orang yang bersumpah Sumpah demi Allah saya
tidak akan korupsi, kalau saya korupsi gantung saya di Monas ini menunjukkan
bahwa apa yg disampaikannya adalah pernyataan yg serius dan tidak main-main.
Dan disisi Allah bersumpah dengan menggunakan waktu Ashar, yang bisa bermakna
kita akan sampai, atau sudah sampai pada waktu Ashar, sebentar lagi akan datang
waktu Maghrib, artinya waktu yang sudah hampir habis (tua). Kalo dulu kita masih
merasa hebat dan sanggup berlari kencang tak kenal lelah, tanpa terasa kini nafas
cepat tersengal dan sendi mudah keseleo. Kalo dulu makan tinggal pilih mau makan
enak sepuasnya, sekarang mulai banyak pantangan. Makan daging kumat darah tinggi,
makan gula kumat diabetes, gak makan gula kumat sakit kuning, makan sayur kumat
asam urat dsb.
Kemudian Allah menyatakan, bahwa manusia dalam kerugian. Ayat ini
merupakan peringatan kepada kita sekaligus kita diminta untuk introspeksi dan bahkan
di minta untuk menghitung agar hidup kita ini tidak dalam kerugian. Jadi Coba
dihitung-hitung berapa banyak waktu yang kita pakai untuk melakukan aktifitas positif,
sebandingkah dengan waktu yang terbuang sia-sia, jika di kalkulasikan apakah
keuntungan yang di dapat atau justru kerugian yang besar.
Lalu di ayat berikutnya Allah memberikan solusi untuk untuk meraih
kesuksesan dan menebus kerugian. Yaitu pertam, dengan Amanu (beriman), artinya
tanamkan Imanmu, kuatkan niat dan tekadmu, Teguhkan keyakinanmu, untuk selalu
berjalan pada jalan yang lurus, bahwa segala upaya hanya disandarkan kepada Allah
swt.
Kedua, amilus sholihat (berbuat baik), ini artinya selalu bekerja dalam
aktivitas yang positif, jangan pernah merasa takut untuk berbuat baik. Ketiga, watawa
shoubil haq (saling menasehati dalam kebenaran), ini mengandung arti carilah teman,
bentuklah kelompok, terjunlah dalam komunitas yang selalu membimbingmu untuk
belajar, mengajakmu kepada kebenaran, dan Keempat, watawa shoubisober (saling
menasehatimu dalam kesabaran), artinya kalau imannya kuat, amalnya bagus, selalu
dalam kebenaran, maka harus di dukung dengan selalu menetapi kesabaran.
Maka mulailah saat ini, senantiasa perbaharui niat, tinggalkan kerugian yg
menjerat, jangan tunggu esok lagi, karena esok tidaklah pasti. Hargai waktu karena
Asharmu sudah menanti. Jangan terlena dengan waktu yang telah di berikan Tuhan.
(wallahualam)

B. MANFAAT LUAR BIASA SHOLAT TEPAT WAKTU


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Kita semua tahu bahwa shalat adalah ibadah
yang wajib. Pentingnya shalat membuat ibadah ini harus dilakukan bagaimanapun
keadaannya. Bahkan orang sakit selama masih mampu shalat, harus tetap shalat dengan
cara yang telah ditentukan.
Namun masih banyak di antara kita yang sering menunda-nunda shalat walau
adzan sudah berkumandang. Shalat tepat waktu memang bukan hal yang mudah di
tengah kesibukan kegiatan sehari-hari.
Ada yang capek pulang sekolah saat dzuhur, tertidur pulang kuliah saat ashar,
lelah pulang kerja saat magrib, kesiangan saat subuh, masih banyak pekerjaan saat
isya, atau mungkin hanya karena malas saja. Hal-hal seperti itulah yang membuat kita
sulit untuk memenuhi panggilan Allah SWT tepat waktu.
Padahal shalat tepat waktu memiliki keutamaan yang sangat besar dan
merupakan amalan yang paling afdal, seperti dalam hadis :
Abdullah Ibnu Masud RA berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah, Ya Rasulullah,
amal perbuatan apa yang paling afdhal? Beliau menjawab, Shalat tepat pada
waktunya. Aku bertanya lagi, Lalu apa lagi? Beliau menjawab, Berbakti kepada
kedua orang tua. Aku bertanya lagi, Kemudian apa lagi, ya Rasulullah? Beliau
menjawab, Berjihad di jalan Allah.(HR. Bukhari)
Dari hadist tersebut kita dapat menyimpulkan betapa pentingnya shalat tepat waktu,
dan tentu saja hal tersebut sangat disukai Allah SWT.
Adapun keutamaan shalat tepat waktu adalah :
Di antaranya : ..
1. Dicintai Allah SWT ..
2. Badan selalu sehat ..
3. Dijaga oleh malaikat ..
4. Diturunkan berkah untuk rumahnya ..
5. Wajahnya akan menunjukkan tanda-tanda orang yang shaleh..
6. Akan berhati lembut ..
7. Melalui jembatan Shiratal Mustaqim seperti kilat ..
8. Diselamatkan dari siksa api neraka ..
9. Ditempatkan ke dalam golongan orang-orang tidak takut dan bersedih ..
Keutamaan shalat tepat waktu tersebut disampaikan oleh Khalifah Usman bin Affan.
Selain memiliki keutamaan tersebut, shalat tepat waktu akan memberikan manfaat lain,
yaitu:

1. Disiplin ..
Banyak yang mengatakan orang Indonesia terkenal suka tidak tepat waktu. Sebagai
generasi muda, kita harus membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar. Dengan
membiasakan diri untuk selalu shalat tepat waktu, maka akan menumbuhkan sikap
disiplin dalam diri kita.
Sikap disiplin ini lama-lama akan menyebar juga pada kegiatan lain, tidak hanya
shalat. Bagaimana kita bisa disiplin dalam kegiatan berat, bila hal seringan shalat saja
kita malas-malasan?
2. Memprioritaskan Allah ..
Dengan suka menunda-nunda shalat karena alasan duniawi, berarti kita
menomorduakan Allah SWT. Naudzubillah ... Dengan selalu melakukan shalat tepat
waktu, maka Allah akan menjadi prioritas utama dalam kehidupan kita. Bagaimana doa
kita didengar oleh Allah SWT bila kita saja tidak memprioritaskan-Nya?
3. Pandai mengatur ..
Memang banyak halangan untuk melaksanakan shalat secara tepat waktu, misalnya
masih di jalan atau dikalahkan oleh rasa lapar. Bila sudah tahu penyebabnya, kita harus
dapat memanajemen waktu dan kegiatan.
Misalnya apakah memundurkan kepulangan kita, shalat di tengah perjalanan, atau
memajukan kepulangan sehingga dapat shalat tepat waktu.
4. Menggugurkan dosa ..
Siapa manusia yang tidak berdosa? Setiap manusia pasti memiliki dosa, namun dosadosa tersebut dapat berguguran dengan kita selalu shalat tepat waktu. Seperti sabda
Rasulullah :
Sesungguhnya seorang hamba yang muslim, jika menunaikan shalat dengan ikhlas
karena Allah, maka dosa-dosanya akan berguguran seperti gugurnya daun-daun ini dari
pohonnya (HR. Ahmad).
Lalu bagaimana agar kita mudah melaksanakan shalat tepat waktu? ..
1. Niat ..
Niat adalah langkah awal untuk menetapkan hati agar dapat shalat tepat waktu. Dengan
niat yang kuat, maka insya Allah apapun yang menghalangi kita untuk shalat tepat
waktu tidak akan membuat kita menyerah.
2.Gunakan alarm ..
Manfaatkan fitur alarm dalam ponsel kita tidak hanya untuk bangun pagi, namun
buatlah alarm shalat. Buat alarm setiap kali waktu shalat telah tiba. Ini akan membantu
kita untuk mengingatkan diri sendiri.

3. Berdoa ..
Berdoalah kepada Allah SWT agar terlindung dari kemalasan dan rintangan.
4. Zikir ..
Sifat malas identik dengan godaan setan. Oleh karena itu perbanyaklah zikir untuk
mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
5. Jadwal shalat ..
Masukkan shalat sebagai jadwal dalam kegiatan kita sehingga mau tidak mau kita
harus menepatinya. Kebanyakan orang menjadikan shalat sebagai kegiatan yang
diselipkan di atas kegiatan sehari-hari.
6. Mengingat hari akhir ..
Dengan mengingat hari akhir, maka kita akan lebih terdorong untuk melakukan shalat
dengan tepat waktu.
7. Bergaul dengan orang yang menjaga shalat ..
Dengan berada di lingkungan orang yang menjaga shalat, maka kita pun akan terbiasa
untuk menjaga shalat.
8. Menjaga wudhu ..
Kadangkala kita malas shalat karena malas berwudhu, dengan selalu menjaga wudhu
maka kita akan lebih merasa ringan untuk melaksanakan shalat dengan segera.
Subhanallah! ..
Semoga kita termasuk orang2 yang tetap istiqamah menjaga sholat 5 waktu secara
berjamaah dimesjid khusus untuk laki2. aamiin
(Cantumkan jika ada doa khusus agar kami para jamaah bisa mengaminkannya)
Silahkan Klik Like dan Bagikan di halamanmu agar kamu dan teman-temanmu
senantiasa istiqomah dan bisa meningkatkan ketakwaannya kepada ALLAH SWT.

C. Agama dan Ilmu Pengetahuan


1.

Definisi agama

Sebagaimana pernyataan Harun Nasution yang dikutip oleh Jalaludin dalam


Psikologi Agamanya, bawasannya agama adalah:
a. Pengakuan terhadap adanya hubungan gaib yang harus dipatuhi
b. Pengakuan terhadap kekuatan gaib yang menguasai manusia.
c. Mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber
yang beradan diluar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan
manusia.
d. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menumbulkan cara hidup tertentu.
e. Suatu sistem tingkah laku (code of conduct), yang berasal dari sesuatu kekuatan gaib.
f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini berasal dari sumber
suatu kekuatan gaib.
g. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut
terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
h. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.[1]
Lebih lanjut, Nasution memandang intisari dari arti agama [2] adalah ikatan.
Karena itu agama mengandung arti ikatan yang harus dpatuhi manusia. Ikatan yang
dimaksud berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagi kekuatan gaib
yang tidak dapat diungkap dengan pancaindra, namun mempunyai pengaruh besar
sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.

2.

a.
b.
c.

1.
2.

Definisi Ilmu pengetahuan (Sains)


Dalam pembahasan ini kami menyamakan istilah ilmu pengetahuan dengan Sains.
Dari akar bahasanya Kata sains berasal dari bahasa latin scientia yang berarti
pengetahuan. Meenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada tiga pengertian sains
yaitu:
Ilmu pengetahuan pada umumnya
Pengetahuan sistematis tentang alam dan dunia fisik, termasuk di dalamnya, botani,
fisika, kimia, geologi, zoologi, dsb (ilmu pengetahuan alam)
pengetahuan sistematis yg diperoleh darr sesuatu observasi, penelitian, dan uji coba yg
mengarah padapenentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yg sedang diselidiki,
dipelajari, dan sebagainya.[3]
ilmu sains biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
Natural sains atau Ilmu pengetahuan Alam, Contohnya Biologi, Kimia, Fisika, dan
sebagainya.
Sosial sains atau ilmu pengetahuan sosial, Contohnya, Sosiologi, antropologi, Politik,
dan sebagainya.

D. AQIDAH
1. Pengertian Aqidah
Aqidah menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al`aqdu tautsiiqu yang
berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, alihkaamu yang artinya mengokahkan {menetapkan}, dan ar-rabthu biquw-wah yang
berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminalogi}: `aqidah adalah iman yang teguh dan pasti,
yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Jadi, Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada
Malaikat-malaikat-Nya. Rasulrasulnya kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan
buruk dan mengimanai seluruh apa apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip
Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi
Ijman' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seturuh berita-berita qath'i (pasti), baik
secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah datetapkan menurut A!-Qur'an dan
AsSunnah yang shahih serta ijma' Salafush Shalih.
"Dan Barang siapa yang menta ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersamasama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat Allah, yaitu: Nabi-nab, para
shiddiqin, orang-orang yang matisyahrd dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-barknya (QS. An-Nisa':69)

2. Pembagian Aqidah
Walaupun masalah qadha' dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat
Islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para
Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa rnenempuh jalan kebenaran dafam
pemahaman dan pendapat. Menurut mereka qadha' dan qadar adalah termasuk
rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini termasuk ke dalam salah satu di
antara tiga macam tauhid menurut pembagian ulama:
Pertama: Tauhid AI-Ufuhiyyah, ialah mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah
hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
Kedua: Tauhid Ar-Rububiyyah, ialah rnengesakan Allah dalam perbuatanNya, yakni
mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang Mencipta, menguasai dan mengatur
alam semesta ini.
Ketiga: Tauhid Al-Asma' was-Sifat, ialah mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya.
Artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah Subhanahu wa
Ta'a(a. dafam dzat, asma maupun sifat.
Iman kepada qadar adalah termasuk tauhid ar-rububiyah. oleh karena itu Imam Ahmad
berkata: "Qadar adafah kekuasaan Allah". Karena, tak syah lagi, qadar (takdir)
termasuk qudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu, qadar adalah
rahasia Allah yang tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali

Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada seorarangpun yang dapat melihatnya. Kita
tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk
makhluk lainnya, kecuali setelah terjadi atau berdasarkan nash yang benar
Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid
Mulkiyah ataupure Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang baru.
Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah Azza wa Jalla,
maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang
dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka bumi, maka hal
ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah Subhanahu
wa Ta'ata dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata.
Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40. [Al-Ustadz Yazid Bin Abdu! Qadir
Jawas].

3. Manfaat Mempelajari Aqidah


Karena Aqidah Islamiyah bersumber dari Allah yang mutlak, maka kesempurnaannya
tidak diragukan lagi. Berbeda dengan filsafat yang merupakan karya manusia, tentu
banyak kelemahannya. Makanya seorang mu'min harus yakin kebenaran Aqidah
lslamiyah sebagai poros dari segala pola laku dan tindakannya yang akan menjamin
kebahagiannya dunia akhirat. Dan merupakan keserasian antara ruh dan jasad, antara
siang dan malam, antara burni dan langit dan antara ibadah dan adat serta antara dunia
dan akhirat. Faedah yang akan diperoleh orang yang menguasai Aqidah lslamiyah
adalah :
1. Membebaskan dirinya dari ubudiyah/ penghambaan kepada selain Allah, baik
bentuknya kekuasaan, harta, pimpinan maupun lainnya.
2. Membentuk pribadi yang seimbang yaitu selalu kepada Allah baik dalam keadaan
suka maupun duka.
3. Dia merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas. Takut kepada kurang
rizki, terhadap jiwa, harta, keluarga, jin dan seluruh manusia termasuk takut mati.
Sehingga dia penuh tawakkal kepad Allah (outer focus of control).
4. Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa , sekokoh gunung. Dia hanya berharap
kepada Allah dan ridho terhadap segala ketentuan Allah.
Aqidah Islamiyah adalah asas persaudaraan / ukhuwah dan persamaan. Tidak beda
antara miskin dan kaya, antara pintar dan bodoh, antar pejabat dan rakyat jelata, antara
kulit putih dan hitam dan antara Arab dan bukan, kecuali takwanya disisi Allah SWT.

4. Perkembangan Aqidah
Pada masa Rasulullah SAW, aqidah bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena
masalahnya sangat jelas dan tidak terjadi perbedaan-perbedaan faham, kalaupun terjadi
langsung diterangkan oleh beliau. Makanya kita dapatkan keterangan para sahabat
yang artinya berbunyi : "Kita diberikan keimanan sebelum AI-Qur'an"
Pada masa pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thaiib timbul pemahaman -pemahaman
baru seperti kelompok Khawarij yang mengkafirkan Ati dan Muawiyah karena

melakukan tahkim lewat utusan masing-masing yaitu Abu Musa Al-Asy'ari dan Amru
bin Ash. Timbul pula kelompok Syiah yang menuhankan Ali bin Abi Thalib dan timbul
pula kelompok dari Irak yang menolak takdir dipelopori oleh Ma'bad A!-Juhani
(Riwayat ini dibawakan ofeh Imam Muslim, lihat Syarh Shohih Muslim oleh Imam
Nawawi, jilid 1 hal. 126) dan dibantah oleh Ibnu Umar karena terjadinya
penyimpangan-penyimpangan. Para ulama menulis bantahan-bantahan dalam karya
mereka. Terkadang aqidah juga digunakan dengan istilah Tauhid, ushuluddin (pokokpokok agama), As-Sunnah (jalan yang dicontohkan Nabi Muhammad), A!-Fiqhul
Akbar (fiqih terbesar), Ahlus Sunnah waf Jamaah (mereka yang menetapi sunnah Nabi
dan berjamaah) atau terkadang menggunakan istilah ahlul hadits atau salaf yaitu
mereka yang berpegang atas jaian Rasulullah SAW dari generasi abad pertama sampai
generasi abad ketiga yang mendapat pujian dari Nabi SAW.
Ringkasnya : Aqidah lslamiyah yang shahih bisa disebut Tauhid, fiqih akbar, dan
ushuiuddin. Sedangkan manhaj (metode) dan contohnya adalah ahlul hadits, ahlul
sunnah dan salaf.

5. Bahaya Penyimpangan Aqidah


Penyimpangan pada aqidah yang dialami oleh seseorang berakibat fatal dalam seluruh
kehidupannya, bukan saja di dunia tetapi berlanjut sebagai kesengsaraan yang tidak
berkesudahan di akhirat kelak. Dia akan berjalan tanpa arah yang jelas dan penuh
dengan keraguan dan menjadi pribadi yang sakit personaliti. Biasanya penyimpangan
itu disebabkan oleh sejumlah faktor diantaranya :
1. Tidak menguasainya pemahaman aqidah yang benar karena kurangnya pengertian
dan perhatian. Akibatnya berpaling dan tidak jarang menyalahi bahkan menentang
aqidah yang benar.
2. Fanatik kepada peninggalan adat dan keturunan. Karena itu dia menolak aqidah
yang benar. Seperti firman Allah SWT tentang ummat terdahulu yang keberatan
menerima aqidah yang dibawa oleh para Nabi dalar~ Surat AI-Baqarah 170 yang
artinya : "Dan apabila dikatakan kepada mereka, "lkutlah apa yang telah diturunkan
Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang tetah kami
dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami. " (Apabila mereka akan mengikuti juga),
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak
mendapat petunjuk
3. Taklid buta kepada perkataan tokoh-tokoh yang dihormati tanpa melalui seleksi yang
tepat sesuai dengan argumen Al-Qur'an dan Sunnah. Sehingga apabila tokoh
panutannya sesat, maka ia ikut tersesat.
4. Berlebihan (ekstrim) dalam mencintai dan mengangkat para wali dan orang sholeh
yang sudah meninggal dunia, sehingga menempatkan mereka setara dengan Tuhan,
atau dapat berbuat seperti perbuatan Tuhan. Hal itu karena menganggap mereka
sebagai penengahl antara dia dengan Allah. Kuburan-kuburan mereka dijadikan tempat
meminta, bernadzar dan berbagai ibadah yang seharusnya hanya ditujukan kepada
Allah. Demikian itu pernah dilakukan oleh kaumnya Nabi Nuh AS ketika mereka

mengagungkan kuburan para sholihin. Lihat Surah Nuh 23 yang artinya : "Dan jangan
pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan.
5. Lengah dan acuh tak acuh dalam mengkaji ajara Islam disebabkan silau terhadap
peradaban Barat yang materialistik itu. Tak jarang mengagungkan para pemikir dan
ilmuwan Barat serta hasil teknologi yang telah dicapainya sekaligus menerima tingkah
laku dan kebudayaan mereka.
6. Pendidikan di dalam rumah tangga, banyak yang tidak berdasar ajaran Islam,
sehingga anak tumbuh tidak mengenal aqidah Islam. Pada hal Nabi Muhammad SAW
telah memperingatkan yang artinya : "Setiap anak terlahirkan berdasarkan hihrahnya,
maka kedua orang tuanya yang meyahudikannya, menashranikannya, atau
memajusikannya" (HR: Bukhari).
Apabila anak terlepas dari bimbingan orang tua, maka anak akan dipengaruhi oleh
acara l program televisi yang menyimpang, lingkungannya, dan lain sebagainya.
7. Peranan pendidikan resmi tidak memberikan porsi yang cukup dalam pembinaan
keagamaan seseorang. Bayangkan, apa yang bisa diperoleh dari 2 jam seminggu dalam
pelajaran agama, itupun dengan informasi yang kering. Ditambah lagi mass media baik
cetak maupun elektronik banyak tidak mendidik kearah aqidah bahkan mendistorsinya
secara besar-besaran.
Tidak ada jalan lain untuk menghindar bahkan menyingkirkan pengaruh negatif dari
hal-hal yang disebut diatas adalah mendalami, memahami dan mengaplikasikan
Aqidah Islamiyah yang shahih agar hidup kita yang sekali dapat berjalan sesuai
kehendak Sang Khalik demi kebahagiaan dunia dan akhirat kita, Allah SWT berfirman
dalam Surah An-Nisa' 69 yang artinya : "Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan
Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi
ni'mat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan
orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. "
Dan juga dalam Surah An-Nahl 97 yang artinya : "Barangsiapa yang mengerjakan amal
shaleh baik laki-Jaki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya
akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan karrri beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan. "

Anda mungkin juga menyukai