ARTIKEL
MUSLIM SEJATI
Nama
Kelas
NPM
A. MENGHARGAI WAKTU
Pepatah Arab mengatakan waktu adalah pedang. Ungkapan ini mempunyai
arti bahwa perjalanan waktu sangat penting. Kata pedang dalam pepatah itu
menunjukan sebuah benda yang sangat tajam yang bisa mengiris, memotong,
menghaluskan atau mengubah sesuatu yang buruk menjadi bagus, akan tetapi jika
tidak bisa memanfaatkannya dan atau salah memanfaatkannya maka pedang itu
menjadi bomerang bagi kita bahkan bisa melukai diri kita sendiri.
Inilah yang disebut dengan waktu yaitu tempat atau ruang beraktivitas manusia, baik
aktivitas baik, aktivitas buruk bahkan tidak beraktivitaspun akan melalui waktu. Itulah
sebabnya untuk menunjukan betap pentingnya waktu, maka Allah swt di dalm Alquran
beberapa kali bersumpah dengan menyebut waktu diantaranya al-lail (waktu malam),
an-nahr (waktu siang), al fajr (waktu fajar), adh-dhuh (waktu matahari
sepenggalahan naik), al ashr (masa)
Sebagai ajaran yang konprehenship, Islam sangat menghargai waktu. Artinya
agama sangat menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa memanfaatkan waktu
dengan sebaik-baiknya. Kegiatan positif senantiasa dianjurkan dan kegiatan negative
untuk ditinggalkan. Meraih prestasi dengan melaksnakan kebaikan, meninggalkan
perbuatan buruk adalah hal yang mesti ditinggalkan.
Ini artinya agama mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada waktu untuk
melakukan perbuatan sia-sia, tidak ada waktu untuk di isi dengan perbuatan buruk,
tidak ada waktu untuk bermaksiat, tapi yang ada adalah bagaimana menggunakan
waktu dengan baik sehingga menjadi bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Dan agama
banyak menyadarkan kepada kita, bahwa perjalanan waktu kita di dunia ini akan
dimintai pertanggunjawaban di akhirat kelak.
Rosulullah saw bersabda Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari
kiamat sampai ia ditanya tentang empat perkara; Tentang badannya, untuk apa ia
gunakan, tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia
peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan, dan tentang ilmunya bagaimana ia beramal
dengannya. (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syekh Al Albani).
Hadis ini menunjukan bahwa perjalanan waktu manusia akan di hisab di
hadapan Allah, semua aktivitas kita dalam mengisi waktu akan di perlihatkan apakah
baik ataupun buruk. Maka lebih jauh Rosulpun mengingatkan agar tidak melalaikan
dan menyia-nyiakan waktu : Ada dua nikmat yang kebanyakan orang merugi
padanya: waktu luang dan kesehatan. (HR. Bukhri).
Waktu luang adalah salah satu nikmat yang banyak dilalaikan oleh manusia,
waktu luang banyak disia-siakan begitu saja, banyaka orang berpangku tangan, banyak
orang bermalas-malasan, banyak orang yang melakukan hal-hal yang tidak berguna.
Itulah sebabnya Rosul lebih tegas mewarning kita dalam menggunakan waktu, seperti
dalam sabdanya Gunakanlah lima perkara sebelum datang yang lima; masa mudamu
sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, waktu
kayamu sebelum datang waktu miskinmu, waktu luangmu sebelum datang waktu
sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang ajalmu. (HR. Hkim, dishahihkan oleh
Al Albni).
Oleh karena itu, mari kita merenungkan firman Allah swt Demi waktu (masa).
Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman,
yang beramal kebaikan, saling menasehati dalam kebenaran dan menepati dalam
kesabaran (QS. Al-Asher : 1-3)
Pada ayat ini Allah bersumpah, Demi Masa. Biasanya sebuah ucapan yang
dimulai dengan sumpah menunjukkan sebuah keseriusan, menunjukkan bahwa apa yg
disampaikan adalah sebuah kebenaran atau merupakan pernyataan yang sangat
penting. Seperti contoh kalau ada orang yang bersumpah Sumpah demi Allah saya
tidak akan korupsi, kalau saya korupsi gantung saya di Monas ini menunjukkan
bahwa apa yg disampaikannya adalah pernyataan yg serius dan tidak main-main.
Dan disisi Allah bersumpah dengan menggunakan waktu Ashar, yang bisa bermakna
kita akan sampai, atau sudah sampai pada waktu Ashar, sebentar lagi akan datang
waktu Maghrib, artinya waktu yang sudah hampir habis (tua). Kalo dulu kita masih
merasa hebat dan sanggup berlari kencang tak kenal lelah, tanpa terasa kini nafas
cepat tersengal dan sendi mudah keseleo. Kalo dulu makan tinggal pilih mau makan
enak sepuasnya, sekarang mulai banyak pantangan. Makan daging kumat darah tinggi,
makan gula kumat diabetes, gak makan gula kumat sakit kuning, makan sayur kumat
asam urat dsb.
Kemudian Allah menyatakan, bahwa manusia dalam kerugian. Ayat ini
merupakan peringatan kepada kita sekaligus kita diminta untuk introspeksi dan bahkan
di minta untuk menghitung agar hidup kita ini tidak dalam kerugian. Jadi Coba
dihitung-hitung berapa banyak waktu yang kita pakai untuk melakukan aktifitas positif,
sebandingkah dengan waktu yang terbuang sia-sia, jika di kalkulasikan apakah
keuntungan yang di dapat atau justru kerugian yang besar.
Lalu di ayat berikutnya Allah memberikan solusi untuk untuk meraih
kesuksesan dan menebus kerugian. Yaitu pertam, dengan Amanu (beriman), artinya
tanamkan Imanmu, kuatkan niat dan tekadmu, Teguhkan keyakinanmu, untuk selalu
berjalan pada jalan yang lurus, bahwa segala upaya hanya disandarkan kepada Allah
swt.
Kedua, amilus sholihat (berbuat baik), ini artinya selalu bekerja dalam
aktivitas yang positif, jangan pernah merasa takut untuk berbuat baik. Ketiga, watawa
shoubil haq (saling menasehati dalam kebenaran), ini mengandung arti carilah teman,
bentuklah kelompok, terjunlah dalam komunitas yang selalu membimbingmu untuk
belajar, mengajakmu kepada kebenaran, dan Keempat, watawa shoubisober (saling
menasehatimu dalam kesabaran), artinya kalau imannya kuat, amalnya bagus, selalu
dalam kebenaran, maka harus di dukung dengan selalu menetapi kesabaran.
Maka mulailah saat ini, senantiasa perbaharui niat, tinggalkan kerugian yg
menjerat, jangan tunggu esok lagi, karena esok tidaklah pasti. Hargai waktu karena
Asharmu sudah menanti. Jangan terlena dengan waktu yang telah di berikan Tuhan.
(wallahualam)
1. Disiplin ..
Banyak yang mengatakan orang Indonesia terkenal suka tidak tepat waktu. Sebagai
generasi muda, kita harus membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar. Dengan
membiasakan diri untuk selalu shalat tepat waktu, maka akan menumbuhkan sikap
disiplin dalam diri kita.
Sikap disiplin ini lama-lama akan menyebar juga pada kegiatan lain, tidak hanya
shalat. Bagaimana kita bisa disiplin dalam kegiatan berat, bila hal seringan shalat saja
kita malas-malasan?
2. Memprioritaskan Allah ..
Dengan suka menunda-nunda shalat karena alasan duniawi, berarti kita
menomorduakan Allah SWT. Naudzubillah ... Dengan selalu melakukan shalat tepat
waktu, maka Allah akan menjadi prioritas utama dalam kehidupan kita. Bagaimana doa
kita didengar oleh Allah SWT bila kita saja tidak memprioritaskan-Nya?
3. Pandai mengatur ..
Memang banyak halangan untuk melaksanakan shalat secara tepat waktu, misalnya
masih di jalan atau dikalahkan oleh rasa lapar. Bila sudah tahu penyebabnya, kita harus
dapat memanajemen waktu dan kegiatan.
Misalnya apakah memundurkan kepulangan kita, shalat di tengah perjalanan, atau
memajukan kepulangan sehingga dapat shalat tepat waktu.
4. Menggugurkan dosa ..
Siapa manusia yang tidak berdosa? Setiap manusia pasti memiliki dosa, namun dosadosa tersebut dapat berguguran dengan kita selalu shalat tepat waktu. Seperti sabda
Rasulullah :
Sesungguhnya seorang hamba yang muslim, jika menunaikan shalat dengan ikhlas
karena Allah, maka dosa-dosanya akan berguguran seperti gugurnya daun-daun ini dari
pohonnya (HR. Ahmad).
Lalu bagaimana agar kita mudah melaksanakan shalat tepat waktu? ..
1. Niat ..
Niat adalah langkah awal untuk menetapkan hati agar dapat shalat tepat waktu. Dengan
niat yang kuat, maka insya Allah apapun yang menghalangi kita untuk shalat tepat
waktu tidak akan membuat kita menyerah.
2.Gunakan alarm ..
Manfaatkan fitur alarm dalam ponsel kita tidak hanya untuk bangun pagi, namun
buatlah alarm shalat. Buat alarm setiap kali waktu shalat telah tiba. Ini akan membantu
kita untuk mengingatkan diri sendiri.
3. Berdoa ..
Berdoalah kepada Allah SWT agar terlindung dari kemalasan dan rintangan.
4. Zikir ..
Sifat malas identik dengan godaan setan. Oleh karena itu perbanyaklah zikir untuk
mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
5. Jadwal shalat ..
Masukkan shalat sebagai jadwal dalam kegiatan kita sehingga mau tidak mau kita
harus menepatinya. Kebanyakan orang menjadikan shalat sebagai kegiatan yang
diselipkan di atas kegiatan sehari-hari.
6. Mengingat hari akhir ..
Dengan mengingat hari akhir, maka kita akan lebih terdorong untuk melakukan shalat
dengan tepat waktu.
7. Bergaul dengan orang yang menjaga shalat ..
Dengan berada di lingkungan orang yang menjaga shalat, maka kita pun akan terbiasa
untuk menjaga shalat.
8. Menjaga wudhu ..
Kadangkala kita malas shalat karena malas berwudhu, dengan selalu menjaga wudhu
maka kita akan lebih merasa ringan untuk melaksanakan shalat dengan segera.
Subhanallah! ..
Semoga kita termasuk orang2 yang tetap istiqamah menjaga sholat 5 waktu secara
berjamaah dimesjid khusus untuk laki2. aamiin
(Cantumkan jika ada doa khusus agar kami para jamaah bisa mengaminkannya)
Silahkan Klik Like dan Bagikan di halamanmu agar kamu dan teman-temanmu
senantiasa istiqomah dan bisa meningkatkan ketakwaannya kepada ALLAH SWT.
Definisi agama
2.
a.
b.
c.
1.
2.
D. AQIDAH
1. Pengertian Aqidah
Aqidah menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al`aqdu tautsiiqu yang
berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, alihkaamu yang artinya mengokahkan {menetapkan}, dan ar-rabthu biquw-wah yang
berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminalogi}: `aqidah adalah iman yang teguh dan pasti,
yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Jadi, Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada
Malaikat-malaikat-Nya. Rasulrasulnya kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan
buruk dan mengimanai seluruh apa apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip
Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi
Ijman' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seturuh berita-berita qath'i (pasti), baik
secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah datetapkan menurut A!-Qur'an dan
AsSunnah yang shahih serta ijma' Salafush Shalih.
"Dan Barang siapa yang menta ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersamasama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat Allah, yaitu: Nabi-nab, para
shiddiqin, orang-orang yang matisyahrd dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-barknya (QS. An-Nisa':69)
2. Pembagian Aqidah
Walaupun masalah qadha' dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat
Islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para
Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa rnenempuh jalan kebenaran dafam
pemahaman dan pendapat. Menurut mereka qadha' dan qadar adalah termasuk
rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini termasuk ke dalam salah satu di
antara tiga macam tauhid menurut pembagian ulama:
Pertama: Tauhid AI-Ufuhiyyah, ialah mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah
hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
Kedua: Tauhid Ar-Rububiyyah, ialah rnengesakan Allah dalam perbuatanNya, yakni
mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang Mencipta, menguasai dan mengatur
alam semesta ini.
Ketiga: Tauhid Al-Asma' was-Sifat, ialah mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya.
Artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah Subhanahu wa
Ta'a(a. dafam dzat, asma maupun sifat.
Iman kepada qadar adalah termasuk tauhid ar-rububiyah. oleh karena itu Imam Ahmad
berkata: "Qadar adafah kekuasaan Allah". Karena, tak syah lagi, qadar (takdir)
termasuk qudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu, qadar adalah
rahasia Allah yang tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali
Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada seorarangpun yang dapat melihatnya. Kita
tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk
makhluk lainnya, kecuali setelah terjadi atau berdasarkan nash yang benar
Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid
Mulkiyah ataupure Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang baru.
Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah Azza wa Jalla,
maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang
dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka bumi, maka hal
ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah Subhanahu
wa Ta'ata dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata.
Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40. [Al-Ustadz Yazid Bin Abdu! Qadir
Jawas].
4. Perkembangan Aqidah
Pada masa Rasulullah SAW, aqidah bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena
masalahnya sangat jelas dan tidak terjadi perbedaan-perbedaan faham, kalaupun terjadi
langsung diterangkan oleh beliau. Makanya kita dapatkan keterangan para sahabat
yang artinya berbunyi : "Kita diberikan keimanan sebelum AI-Qur'an"
Pada masa pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thaiib timbul pemahaman -pemahaman
baru seperti kelompok Khawarij yang mengkafirkan Ati dan Muawiyah karena
melakukan tahkim lewat utusan masing-masing yaitu Abu Musa Al-Asy'ari dan Amru
bin Ash. Timbul pula kelompok Syiah yang menuhankan Ali bin Abi Thalib dan timbul
pula kelompok dari Irak yang menolak takdir dipelopori oleh Ma'bad A!-Juhani
(Riwayat ini dibawakan ofeh Imam Muslim, lihat Syarh Shohih Muslim oleh Imam
Nawawi, jilid 1 hal. 126) dan dibantah oleh Ibnu Umar karena terjadinya
penyimpangan-penyimpangan. Para ulama menulis bantahan-bantahan dalam karya
mereka. Terkadang aqidah juga digunakan dengan istilah Tauhid, ushuluddin (pokokpokok agama), As-Sunnah (jalan yang dicontohkan Nabi Muhammad), A!-Fiqhul
Akbar (fiqih terbesar), Ahlus Sunnah waf Jamaah (mereka yang menetapi sunnah Nabi
dan berjamaah) atau terkadang menggunakan istilah ahlul hadits atau salaf yaitu
mereka yang berpegang atas jaian Rasulullah SAW dari generasi abad pertama sampai
generasi abad ketiga yang mendapat pujian dari Nabi SAW.
Ringkasnya : Aqidah lslamiyah yang shahih bisa disebut Tauhid, fiqih akbar, dan
ushuiuddin. Sedangkan manhaj (metode) dan contohnya adalah ahlul hadits, ahlul
sunnah dan salaf.
mengagungkan kuburan para sholihin. Lihat Surah Nuh 23 yang artinya : "Dan jangan
pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan.
5. Lengah dan acuh tak acuh dalam mengkaji ajara Islam disebabkan silau terhadap
peradaban Barat yang materialistik itu. Tak jarang mengagungkan para pemikir dan
ilmuwan Barat serta hasil teknologi yang telah dicapainya sekaligus menerima tingkah
laku dan kebudayaan mereka.
6. Pendidikan di dalam rumah tangga, banyak yang tidak berdasar ajaran Islam,
sehingga anak tumbuh tidak mengenal aqidah Islam. Pada hal Nabi Muhammad SAW
telah memperingatkan yang artinya : "Setiap anak terlahirkan berdasarkan hihrahnya,
maka kedua orang tuanya yang meyahudikannya, menashranikannya, atau
memajusikannya" (HR: Bukhari).
Apabila anak terlepas dari bimbingan orang tua, maka anak akan dipengaruhi oleh
acara l program televisi yang menyimpang, lingkungannya, dan lain sebagainya.
7. Peranan pendidikan resmi tidak memberikan porsi yang cukup dalam pembinaan
keagamaan seseorang. Bayangkan, apa yang bisa diperoleh dari 2 jam seminggu dalam
pelajaran agama, itupun dengan informasi yang kering. Ditambah lagi mass media baik
cetak maupun elektronik banyak tidak mendidik kearah aqidah bahkan mendistorsinya
secara besar-besaran.
Tidak ada jalan lain untuk menghindar bahkan menyingkirkan pengaruh negatif dari
hal-hal yang disebut diatas adalah mendalami, memahami dan mengaplikasikan
Aqidah Islamiyah yang shahih agar hidup kita yang sekali dapat berjalan sesuai
kehendak Sang Khalik demi kebahagiaan dunia dan akhirat kita, Allah SWT berfirman
dalam Surah An-Nisa' 69 yang artinya : "Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan
Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi
ni'mat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan
orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. "
Dan juga dalam Surah An-Nahl 97 yang artinya : "Barangsiapa yang mengerjakan amal
shaleh baik laki-Jaki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya
akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan karrri beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan. "