Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem pencernaan II. Dalam makalah ini kami membahas
tentang Askep Hernia.
Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan serta motivasi dari beberapa
pihak, oleh karenanya kami mengucapkan Alhamdulillah dan terima kasih kepada:
1. sebagai dosen pembimbing.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis membuka diri untuk
menerima berbagai masukan dan kritikan dari semua pihak. Penulis berharap semoga makalah
ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca khususnya.

Semarang,

Penyusun
BAB I
Rumusan masalah
1. Pengertian hernia
2. Klasifikasi
3. Tanda-tanda gejala hernia
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN:

Hernia adalah suatu tonjolan yang abnormal dari organ organ intra abdominal keluar cavum
abdomen dan masih diliputi oleh peritoneum

KLSIFIKASI HERNIA
1. Hernia externa : yaitu hernia yang tonjolanya tampak atau dapat dilihat dari luar, antara
lain :Hernia inguinalis lateralis ( Hernia indirecta ), Hernia inguinalis medialis ( Hernia
directa ),Hernia femoralis, Hernia umbilikalis, Hernia supra umbilikalis, Hernia
cicatricalis
2. Hernia interna : yaitu hernia yang tonjolanya tidak tampak dari luar, tonjolan ke fossa
intra abdomen, antara lain :Hernia obturatoria, Hernia diafragmatika, Hernia foramen
Winslowi, Hernia pada ligament Treitz
PATOFISIOLOGI:

Hernia inguinalis indirekta ( lateralis ) : tonjolan keluar melalui anulus internus kanalis
inguinalis ke skrotom, dan sebagian besar mempunyai dasar kongenital.

Hernia inguinalis directa ( medialis ) : tonjolan keluar melalui segitiga Haselbach, dan
merupakan hernia yang didapat ( acquisita ).

Hernia femoralis lebih banyak dijumpai pada wanita karena perubahan fisik dan biokemis
yang terjadi pada wanita hamil.SEGITIGA HASELBACH

Segitiga Haselbach adalah tempat keluarnya Hernia Direks, dibatasi oleh: Ligamen
Inguinalis (inferior), Tepi otot rectus (medial)dan Pembuluh Epigastrika inferior (lateral)
Anulus internus adalah tempat keluarnya hernia indirek

GEJALA KLINIS:

Penderita mengeluh ada benjolan pada perut bagian bawah atau pelipatan paha.

Benjolan tsb timbul bila mengejan, batuk, berdiri, berjalan, menangis dan menghilang
bila penderita tidur.

Benjolan bentuknya ellips atau seperti botol

Jika benjolan tidak kelihatan, penderita disuruh mengejan maka keluar benjolan dari arah
lateral ke medial, kadang sampai skrotom.

Bila isi hernia tidak dapat masuk kembali disebut Hernia iresponibilis

Bila terjadi penjepitan isi hernia oleh anulus (cincin hernia) disebut Hernia inkarserata

Bila terjadi gangguan vaskularisasi dari isi hernia karena penjepitan disebut : Hernia
strangulate

A. Pathways
Proses vaginalis

Gagal abliterasi

Sebagian terbuka

Hidrokel

Terbuka terus

H. inguinalis
(terjadi jepitan oleh anulus
inguinalis)

Gangguan aliran

Gangguan pasase
segmen usus yang
terjepit

Muntah

Nyeri

hijau

Abdomen lambung

DIAGNOSE BANDING
1. Hidrokel testis

2. Limfadenopati
3. Varikokel
4. Abses inguinal
KOMPLIKASI

Hernia inkarserata

Hernia strangulata

Ileus obstruksi

PENATALAKSANAAN:

Simptomatis : untuk nyeri diberi analgesik, untuk dehidrasi diberi infus RL, dan untuk
profilaksis keradangan pada hernia inkarserata / strangulata diberikan ampicillin

Herniotomi : membuang kantong hernia, ini terutama pada anak anak, karena dasarnya
adalah kongenital tanpa adanya kelemahan dinding perut.

Herniorraphy : membuang kantong hernia disertai tindakan plastik untuk memperkuat


dinding perut bagian bawah dibelakang kanalis inguinalis.

Bila penderita menolak operasi atau ada kontraindikasi pembedahan, disarankan


memakai sabuk hernia (Truss), dipakai pagi hari waktu aktif dan dilepas waktu malam.

Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang
secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut. Hal ini seringkali disebut ruptur . Hernia
abdominal cendering terjadi pada kelemahan struktural yang didapat atau kongenital atau trauma
pada dinding abdominal, yang terjadi karena peningkatan tekanan intrabdomen akibat dari
mengangkat benda berat, obesitas, kehamilan, mengejan, batuk atau kedekatannya dengan tumor.
Banyak jenis hernia abdominal yang terjadi, dilkasifikasikan berdasarkan tempat :
1. Hernia inguinal (paling umum), visera menonjol ke dalam kanal inguinal pada titik di
mana tali spermatik muncul pada pria, dan di sekitar ligamen pada wanita. Melalui
lubang ini, hernia inguinal yang tidak langsung melebar menuruni kanal inguinal dan
bahkan ke dalam skrotum atau labia. Hernia inguinal langsung menonjol melalui dinding
inguinal posterior.
2. Hernia femoral, terjadi dimana arteri femoralis masuk ke dalam kanal femoral, dan
muncul di bawah ligamen inguinal di bawah pangkal paha.

3. Hernia umbilikal, terjadi karena kegagalan orifisum umbilikal untuk menutup. Hal ini
paling sering terjadi pada wanita obesitas, anak-anak, dan pada pasien dengan
peningkatan tekanan intraabdominal karena sirosis dan asites.
4. Hernia insisional atau ventral, terjadi melalui dinding abdominal karena kelemahan,
kemungkinan juga karena penyembuhan insisi bedah yang buruk.
5. Hernia parastomal menonjol melalui defek fasial di sekitar stoma dan ke dalam jaringan
sub kutan.
BAB II
PENGKAJIAN
1. Tonjolan hernia jika pasien berdiri atau mengejan (Valsava manuver) dan hilang pada saat
telentang.
2. Rasa tidak nyaman atau tertarik
3. Strangulasi nyeri parah, muntah, pembengkakan kantong hernia, nyeri tekan memantul,
demam.
EVALUASI DIAGNOSTIK
1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya tinggi kadar gas dalam usus atau obstruksi
usus.
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih, dan ketidakseimbangan elektrolit.
PENATALAKSANAAN
Intervensi terapeutik
Jika hernia dapat dikurangi dan pasien adalah calon pasien bedah yang buruk, sebuah
truss/penopang (bantalan dan sabuk) dapat dipasang dengan tepat di atas area hernia untuk
mencegah visera masuk ke dalam kantong hernia. Alat yang hampir sama tersedia untuk hernia
parastomal yang dapat dikurangi.
Pembedahan dianjurkan untuk memperbaiki defek dan mencegah strangulasi. Prosedur
prosedurnya meliputi :
1.

Herniorafi pengangkatan kantong hernia ; isinya dikembalikan lagi ke abdomen ;


lapisan otot dan fasia dijahit ; dapat dilakukan melalui laparoskopi pada pasien rawat
jalan.

2. Hernioplasti melibatkan penjahitan penguatan, untuk memperbaiki hernia yang meluas.


3. Reseksi usus untuk usus yang iskemik bersamaan dengan perbaikan hernia terstrangulasi.

DIAGNOSA & INTERVENSI KEPERAWATAN


A. Nyeri (khususnya dengan mengedan) yang berhubungan dengan kondisi hernia atau
intervensi pembedahan.
Intervensi :
1. Kaji dan catat nyeri : beratnya, karakter, lokasi, durasi, faktor pencetus, dan metode
penghilangan. Tentukan skala nyeri dengan pasien, rentangkan ketidaknyamanan dari 0
(tidak ada nyeri) sampai 10 (nyeri hebat). Laporkan nyeri berat, menetap, yang
menandakan komplikasi.
2. Beritahu pasien untuk menghindari mengejan, meregang, batuk, dan mengangkat benda
yang berat. Ajarkan pasien untuk menekan insisi dengan tangan atau bantal selama
episode batuk ; ini khususnya penting selama periode pascaoperasi awal dan selama 6
minggu setelah pembedahan.
3. Ajarkan pasien bagaimana menggunakan dekker (truss), bial diprogramkan, dan anjurkan
penggunaannya sebanyak mungkin, khususnya jika turun dari tempat tidur. Catatan :
pasang truss sebelum pasien turun dari tempat tidur.
4. Ajarkan pasien pemasangan penyokong skrotum atau kompres es, yang sering
diprogramkan untuk membatasi edema dan mengendalikan nyeri setelah perbaikan hernia
inguinalis.
5. Berikan analgetik sesuai program jika diindikasikan, secara khusus sebelum aktivitas
pascaoperasi. Gunakan tindakan kenyamanan ; distraksi, interaksi verbal untuk
meningkatkan ekspresi perasaan dan menurunkan ansietas, gosokan punggung, dan
teknik reduksi stres, seperti latihan relaksasi. Catat derajat penghilangan yang didapat,
dengan menggunakan skala nyeri.
B. Retensi urine (atau risiko terhadap hal yang sama) yang berhubungan dengan nyeri, trauma,
dan penggunaan analgetik selama pembedahan abdomen bawah.
Intervensi :
1. Kaji dan catat distensi suprapubik atau keluhan pasien tidak dapat berkemih.

2. Pantau haluaran urine. Catat dan laporkan berkemih yang sering <> 20 mmHg, klem
kateter sampai tekanan darah pasien kembali ke batas normal.
C. Kurang pengetahuan : Potensial komplikasi GI yang berkenaan dengan adanya hernia, dan
tindakan yang dapat mencegah kekambuhan.
Intervensi :
1. Ajarkan pasien untuk waspada dan melaporkan nyeri berat, menetap ; mual dan muntah ;
demam ; dan distensi abdomen, yang dapat memperberat awitan inkarserasi atau
strangulasi usus.
2. Dorong pasien untuk mengikuti regimen pengobatan : penggunaan dekker atau
penyokong lainnya dan menghindari mengejan, meregang, konstipasi, mengangkat benda
yang berat.
3. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi diet tinggi residu atau menggunakan suplemen
diet serat untuk mencegah konstipasi. Anjurkan masukan cairan sedikitnya 2 3 L/hari
untuk meningkatkan konsistensi feses lunak.
4. Beritahu pasien mekanika tubuh yang tepat untuk bergerak dan mengangkat.
PENYULUHAN PASIEN KELUARGA DAN PERENCANAAN PEMULANGAN
Berikan informasi verbal dan tertulis kepada pasien dan orang terdekat tentang hal berikut :

Perawatan insisi dan teknik penggantian balutan, jika tepat. Beritahu pasien tanda infeksi
pada insisi, yang memerlukan intervensi medis : demam, kemerahan menetap, bengkak,
hangat lokal, nyeri tekan, drainage purulen, bau busuk.

Gejala kekambuhan hernia dan komplikasi pascabedah

Pembatasan aktivitas pascabedah sesuai petunjuk : biasanya mengangkat benda yang


berat (> 4 kg) dan mengejan dikontraindikasikan selama kira-kira 6 minggu. Antisipasi
kembali bekerja dalam 2 minggu untuk pekerja kantor dan 6 minggu untuk buruh.

Pentingnya mekanika tubuh yang tepat untuk mencegah kekambuhan, khusunya jika bila
dan bergerak.

Mencegah konstipasi dan mengejan saat defekasi (mis., dengan makan diet tinggi residu
(buah-buahan, sayuran, banyak cairan, roti gandum), hindari sereal sangat halus dan pasta
(mis., nasi putih, roti putih, mie dan es krim).

Pengunaan laksatif jika diperlukan.

Obat-obatan meliputi nama obat, tujuan, dosis

TUJUAN, INTERVENSI DAN RASIONALISASI


1. Kurang pengetahuan tentang implikasi pembedahan b.d pengalaman pertama menjalani
pembedahan.

Tujuan

Intervensi

Rasionalisasi

Klien akan memahami


Kirimkan booklet penyuluhan
proses yang terjadi selama dan video ke rumah klien.
intraoperatif dan pasca
operatif sebelum jadwal
pembedahannya
Sediakan waktu penyuluhan preoperatif untuk menjelaskan keadaan umum yang terjadi setelah
operasi
Jelaskan yang akan terjadi di holding area, ruang operasi.Penyuluhan preoperatif yang terstruktur
mempunyai pengaruh yang positif pada masa pemulihan
Informasi tentang persiapan membantu klien untuk membentuk bayangan yang realistik tentang
pengalaman pembedahan dan akan lebih mampu untuk mengatasi dan menangani pengalaman
bedah tersebut jika terjadi.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d nyeri insisi

Tujuan

Intervensi

Rasionalisasi

Klien mencapai fungsi Minta klien melakukan pernafsan


ventilasi normal dengan diafragma dengan menggunakan
jalan nafas yang paten pada spirometer stimulatif setiap 2 jam
hari kedua pasca operatif pada saat klien terjaga
Minta klien menekan insisi abdomen saat melakukan latihan batuk
Berikan caaran yang disukai klien, minimal 1500 ml per hari
Pindahkan posisi klien ke kanan dan ke kiri setiap 1-2 jam saat klien terjaga
Ekspansi paru-paru yang adekuat dapat ,mencegah terjadinya atelektasis

Menekan insisi akan membantu mencegah timbulnya ketidaknyamanan saat melakukan latihan
batuk.
Meningkatkan asupan cairan membantu mencegah pengentalan lendir.
Posisi miring memungkinkan ekspansi paru.

Anda mungkin juga menyukai