Peng Peng
Peng Peng
Masa Depan
Apakah bahan bakar bisa dihasilkan dari kulit buah, biji-bijian, jerami atau
limbah kayu? Harapannya, produk limbah pertanian dan kehutanan yang
berlimpah, di masa depan dapat menggantikan minyak bumi.
Biomassa sebenarnya tersedia di setiap sudut jalan. Potongan dahan bisa diolah menjadi
'pelet' bahan bakar. Dedaunan yang gugur diproses menjadi pupuk. Tapi di seluruh
dunia berton-ton sampah organik dibuang begitu saja. Contohnya ampas kelapa sawit
setelah minyaknya dipress keluar.
"Hanya bijinya yang dimanfaatkan. Lainnya dibuang. Dan setiap 5 tahun seluruh pohon
kelapa sawit dibuang," ujar Stefan Schll, manajer pabrik perusahaan termokimia
PYTEC di Hamburg.
"Sungguh disayangkan," lanjutnya. Limbah produk pertanian dan kehutanan itu padahal
dapat dipress melalui proses khusus. Hasilnya minyak pirolisis, yang dapat diproses
lebih lanjut menjadi bahan bakar.
M A S A D E P AN T AN P A E N E R G I F O S I L
"Kami baru mampu mengembangkan mesin berdaya kerja 1000 jam. Dalam satu tahun,
sistem injeksi bahan bakar harus diganti 8 kali. Kami ingin menemukan materi baru
yang tahan lama seperti pada operasi mesin diesel normal," ungkap Schll.
Latar Belakang
Bumi semakin lama semakin mengalami krisis bahan bakar. Sumber Daya Alam (SDA) penghasil bahan bakar
minyak bumi dan gas semakin berkurang karena terjadi eksploitasi besar besaran tanpa mempertimbangkan
dampak yang akan terjadi. Sumber Daya Alam (SDA) penghasil bahan bakar minyak bumi dan gas akan habis
karena tidak dapat diperbaharui. Kelangkaan bahan bakar minyak, yang disebabkan oleh kenaikan harga
minyak dunia yang signifikan, telah mendorong pemerintah untuk mengajak masyarakat mengatasi masalah
energi bersama-sama (Kompas, 23 Juni 2005).
Saat ini bangsa Indonesia menuju krisis energi yang sangat parah karena energi yang kita konsumsi lebih
banyak daripada energi yang dapat dihasilkan. Dilihat dari angka konsumsi BBM, Indonesia termasuk dalam
kategori negara yang boros. Pada tahun 2006, saat konsumsi BBM di negara-negara lain berada di bawah 1 juta
bph, konsumsi BBM, Indonesia mencapai 1,84 juta bph. (http://hemat.blogspot.com/2009/04/konsumsi-bbmindonesia-tergolong-sangat.html)
Realistis tingkat penggunaan terus meningkat sehingga generasi sekarang akan menghadapi krisis energi yang
parah di tahun-tahun berikutnya. Namun demikian kita tidak siap menghadapi krisis energi yang pasti akan
terjadi. Tanggung jawab bukan hanya dipegang oleh pemerintah tapi oleh semua masyarakat pengguna energi.
Bahan bakar berbentuk briket itu pertama dikembangkan oleh kelompok aktivis lingkungan hidup Nepal.
Foundation for Sustainable Technologie (FoST) nama LSM itu melirik potensi yang terkandung dalam sampah
yang menumpuk dan mengotori jalan dan sungai di Kathmandu dan kota-kota lain di Nepal. Lantas muncullah
ide pembuatan briket sampah, meniru briket batu bara yang lebih dulu dikenal masyarakat Nepal. Bedanya,
residu dan asap briket batu bara sangat mengotori udara, sedangkan briket sampah relatif lebih bersih. Tak
berasap, tak beresidu. Selain itu, cara memproduksi briket sampah itu terbilang mudah.
Usaha mengurangi dampak dari krisis energi dapat dilakukan melalui beberapa hal. Salah satunya dengan
pemanfaatan sampah. Oleh karena itu, kami mencoba menggunakan limbah dari kulit pisang untuk
dimanfaatkan sebagai pengganti alternatif bahan bakar dalam bentuk briket kulit pisang. Selama ini limbah kulit
pisang hanya dipandang sebelah mata dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Dalam pembuatan briket ini
kita mennggunakan limbah serbuk gergaji, dimana serbuk gergaji merupakan bahan yang dapat mengikat
energi, oleh karena itu rantai pelepasan energi dimaksud diperpanjang dengan cara memanfaatkan serbuk
gergaji sebagai bahan pembuatan briket kulit pisang.
1.
Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1.
Berkurangnya persediaan sumber daya energi yang menyebabkan terjadinya krisis energi.
2.
Kurangnya pemanfaatan sampah organik sebagai energi alternatif bahan bakar pengganti minyak
tanah.
3.
Meningkatnya jumlah penjual pisang goreng dan aneka olahan pisang lainnya yang menyebabkan
semakin banyak limbah kulit pisang yang dihasilkan.
4.
5.
1.
Batasan Masalah
Banyaknya masalah di atas menuntut adanya pembatasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1.
Jenis pisang yang digunakan adalah pisang kepok (Musa sp) dan pisang ambon (Musa
paradisiaca sapientum L)
2.
Jenis alternatif bahan bakar yang akan dibuat dalam bentuk briket.
1.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
2.
Jenis pisang manakah yang dapat menghasilkan briket kulit pisang yang paling baik ?
3.
Bagaimanakah perbandingan komposisi antara kulit pisang dengan sebuk gergaji yang paling baik
sebagai bahan briket ?
1.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh jenis pisang terhadap pembuatan briket kulit pisang.
2.
Untuk mengetahui jenis pisang yang dapat menghasilkan briket yang paling baik.
3.
Untuk mengetahui perbandingan komposisi antara kulit pisang dengan serbuk gergaji yang paling baik
dalam briket kulit pisang.
1.
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini mennghasilkan briket kulit pisang yang dapat digunakan sebagai
arang.
1.
Manfaat Penelitian
Memberikan informasi mengenai potensi briket kulit pisang sebagai alternatif bahan bakar.
2.
Memberikan informasi tentang jenis pisang yang dapat menghasilkan briketyang paling baik.
3.
Memberi informasi tenang pemanfaatan kulit pisang Kepok dan Ambon dalam pembuatan briket kulit
pisang sebagai energi alternatif.
4.
KERANGKA TEORI
1.
Deskripsi Teori
A. 1.
Tanaman Pisang (Musa sp)
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia).
Tanaman pisang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara dengan pusat keanekaragaman utama wilayah
Indo-Malaya.
Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon yang tersusun atas batang
semu. Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur. Percabangan
tanaman bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu buah. Bagian bawah
batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup
pada bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak berbiji atau
bersifat partenokarpi. Tanaman pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai macam topografi
tanah, baik tanah datar ataupun tanah miring. Produktivitas pisang yang optimum akan dihasilkan pisang yang
ditanam pada tanah datar pada ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan keasaman tanah
pada pH 4.5-7.5. Suhu harian berkisar antara 250 C-270 C dengan curah hujan 2000-3000mm/tahun.
Pisang merupakan tanaman yang berbuah hanya sekali, kemudian mati. Tingginya antara 2-9 m, berakar
serabut dengan batang bawah tanah (bongol) yang pendek. Dari mata tunas yang ada pada bonggol inilah bisa
tumbuh tanaman baru. Pisang mempunyai batang semu yang tersusun atas tumpukan pelepah daun yang
tumbuh dari batang bawah tanah sehingga mencapai ketebalan 20-50 cm. Daun yang paling muda terbentuk di
bagian tengah tanaman, keluarnya menggulung dan terus tumbuh memanjang, kemudian secara progersif
membuka. Helaian daun bentuknya lanset memanjang, mudah koyak, panjang 1,5-3 m, lebar 30-70 cm,
permukaan bawah berlilin, tulang tengah penopang jelas disertai tulang daun yang nyata, tersusun sejajar dan
menyirip, warnanya hijau.
Pisang mempunyai bunga majemuk, yang tiap kuncup bunga dibungkus oleh seludang berwarna merah
kecoklatan. Seludang akan lepas dan jatuh ketanah jika bunga telah membuka. Bunga betina akan berkembang
secara normal, sedang bunga jantan yang berada di ujung tandan tidak berkembang dan tetap tertutup oleh
seludang dan disebut sebagai jantung pisang. Jantung pisang ini harus dipangkas setelah selesai berbuah. Tiap
kelompok bunga disebut sisir, yang tersusun dalam tandan. Jumlah sisir betina antara 5-15 buah. Buahnya buah
buni, bulat memanjang, membengkok, tersusun seperti sisir dua baris, dengan kulit berwarna hijau, kuning, atau
coklat. Tiap kelompok buah atau sisir terdiri dari beberapa buah pisang. Berbiji atau tanpa biji. Bijinya kecil, bulat,
dan warna hitam. Buahnya dapat dipanen setelah 80-90 hari sejak keluarnya jantung pisang. Karena bukan buah
musiman, buah pisang selalu ada setiap saat.
Buah pisang kebanyakan dimakan segar, dikolak, dikukus, atau diolah lebih lanjut menjadi pisang selai, keripik,
atau tepung pisang. Yang termasuk kelompok pisang buah meja adalah Musa sapientum (banana) karena lebih
enak dimakan segar, seperti pisang ambon, ambon lumut, raja, raja sereh, mas, susu dan barangan.
Jenis pisang dibagi menjadi tiga:
1) Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var
Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja,
cavendish, barangan dan mas.
2) Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma Typical atau disebut juga M.
paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok.
3) Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan
klutuk.
4) Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).
Tanaman pisang cepat tumbuhnya, dan dalam rata-rata umur 1 tahun telah dapat berbuah, bahkan dalam tahun
berikutnya dapat berlipt ganda 3 4 kali. Keistimewaan tanaman pisang adalah dapat bertahan terhadap angin
keras dan musim kering, dan bilamana mengalami kerusakan akan mudah baik kembali.
Buah pisang yang masih hijau kulitnya tetapi sudah cukup tua, dagingnya mengandung 21 25 % zat tepung.
Bila mengalami pemeraman atau masak sendiri di pohon, zat tepung itu sebagian besar berubah menjadi
berbagai jenis gula.
Kadar mineral dalam 100 gram daging pisang (rata-rata) :
kandungan
Natrium (garam)
Kapur
Mangan
Besi
Belerang
Kalium
Magnesium
Kuningan
Pospor
Chlor
Yodium
jumlah
42 mgr
8 mgr
0,6 mgr
0,6 mgr
12 mgr
373 mgr
31 mgr
0,2 mgr
28 mgr
125 mgr
0,003 mgr
Kadar vitamin yang dikandungnya cukup tinggi. Dalam 100 gram daging pisang terdapat : Vitamin 250 335 IU.
Vitamin C 10 -11 mgr. Vitamin B1 42 54 microgr. Vitamin G (riboflavin) 88 microgr. Niacin 0,6 miligram. (Datadata tersebut dari Home Economic Dep. Fruit Dispatch Coy)
A. 2.
Briket
Penghematan energi ini sebetulnya harus telah kita gerakkan sejak dahulu karena pasokan bahan bakar yang
berasal dari minyak bumi adalah sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui (unrenewable), sedangkan
permintaan naik terus, demikian pula harganya sehingga tidak ada stabilitas keseimbangan permintaan dan
penawaran. Salah satu jalan untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM) adalah mencari sumber energi
alternatif yang dapat diperbarui (renewable).
Kebutuhan bahan bakar bagi penduduk berpendapatan rendah maupun miskin, terutama di pedesaan, sebagian
besar dipenuhi oleh minyak tanah yang memang dirasakan terjangkau karena disubsidi oleh pemerintah. Namun
karena digunakan untuk industri atau usaha lainnya, kadang-kadang terjadi kelangkaan persediaan minyak
tanah di pasar. Selain itu mereka yang tinggal di dekat kawasan hutan berusaha mencari kayu bakar, baik dari
ranting-ranting kering dan tidak jarang pula menebangi pohon-pohon di hutan yang terlarang untuk ditebangi,
sehingga lambat laun mengancam kelestarian alam di sekitar kawasan hutan.
Energi terbarukan lain yang dapat dihasilkan dengan teknologi tepat guna yang relatif lebih sederhana dan
sesuai untuk daerah pedesaan adalah energi biogas dengan memproses limbah bio atau bio massa di dalam
alat kedap udara yang disebut digester. Biomassa berupa limbah dapat berupa kotoran ternak bahkan tinja
manusia, sisa-sisa panenan seperti jerami, sekam dan daun-daunan sortiran sayur dan sebagainya. Namun,
sebagian besar terdiri atas kotoran ternak.
Serbuk gergaji adalah serbuk kayu berasal dari kayu yang dipotong dengan gergaji. serbuk gergaji merupakan
bahan yang masih mengikat energi, oleh karena itu rantai pelepasan energi dimaksud diperpanjang dengan cara
memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket kulit pisang. Briket kulit pisang adalah bahan
bakar alternatif yang digunakan sebagai bahan alternatif energi.
Dengan penggunaan briket kulit pisang sebagai bahan bakar maka kita dapat menghemat penggunaan minyak
sebagai bahan bakar. Selain itu penggunaan briketkulit pisanng dapat menghemat pengeluaran biaya untuk
membeli minyak tanah atau gas elpiji. Dengan memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan
pembuatan briketkullit pisang maka akan menningkatkan pemanfaatan limbah piang sekaligus mengurangi
pencemaran, karena selama ini serbuk gergaji kayu yang ada hanya dibakar begitu saja. Manfaat lainnya adalah
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bila pembuatan briket kulit pisang ini dikelola dengan baik untuk
selanutnya briket kulit pisanng dijual. Bahan pembuatan briket arang mudah didapatkan disekitar kita berupa
serbuk kayu gergajian.
1.
Para peneliti dari Universitas Nottingham, Inggris menemukan cara untuk mengolah sampah
kulit pisang yang banyak terdapat di Afrika, menjadi bahan bakar sumber energi.
2.
Di beberapa negara di Afrika, seperti Rwanda, terdapat banyak sekali pohon pisang. Pisang
juga diolah menjadi makanan dan minuman, karena itu banyak terdapat sampah kulit pisang.
Agar tidak menjadi sampah yang terbuang percuma, para peneliti memanfaatkannya menjadi
bahan bakar yang bisa digunakan oleh masyarakat setempat.
3.
Penelitian tentang pembuatan briket dari sampah dedaunan yang merupakan hasil penelitian
usman, guru SMAN 17 Palembang, Sumatra Selatan pada tahun 2007.
METODE PENELITIAN
1.
Subjek
Subjek penelitian ini adalah limbah kulit pisang kepok (Musa sp), dan limbah kulit pisang ambon (Musa
pardisiaca sapientum L).
1.
Objek
Objek penelitian ini adalah pembuatan briket kulit pisang yang berkualitas.
1.
Variabel Penelitian
1.
Variabel bebas
1)
2)
3)
1.
Jenis kulit pisang yaitu kulit pisang kepok (Musa sp) dan kulit pisang ambon(Musa pardisiaca
sapientum sp).
2.
Perbandingan komposisi antara kulit pisang dengan serbuk gergaji yaitu 1:1, 1:2 dan 2:1.
1.
Variabel kontrol
1.
Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kualitas briket kulit pisang.
C. Alat dan bahan
1.
Peralatan
1.
Ember
2.
Pengaduk
3.
Cetakan briket
4.
Tungku
Nama Alat
Ember
Pengaduk
Cetakan briket
Spesifikasi
Sebagai tempat bubur kulit pisang
Untuk mengnaduk bubur pisang
Untuk mencetak briket, ukuran
cetakan 5 x 5 cm.
Untuk membakar briket kulit pisang
Untuk menumbuk kulit pisang
Tungku
Penumbuk
1.
Bahan
1.
2.
3.
Serbuk gergaji
4.
Air
Nama bahan
Kulit pisang ambon
Kulit pisang kepok
Serbuk Gergaji
Air
Spesifikasi
Sebagai bahan untuk
pembuatan briket
Sebagai bahan untuk
pembuatan briket
Sebagai pencampur bubur briket
Untuk pengencer
Jenis kulit
pisang
Kepok
Ambon
Kulit pisang yang telah membusuk dicampur dan ditumbuk menjadi satu
Dibakar. Setelah dibakar, kulit pisang tersebut akan berubah menjadi seperti bubur.
Kemudian bubur akan dicampur dengan serbuk gergaji
Kemudian dipadatkan atau dikompres hingga terbentuk seperti balok
Balok kemudian dibakar kembali
Balok siap untuk digunakan
E. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung dari bulan Mei juli 2010 bertempat di Laboratorim IPA Prodi
Pendidikan IPA, FMIPA UNY, Yogyakarta dan rumah peneliti.
F. Evaluasi
Tahap evaluasi ini dilakukan selama 1 minggu bertujuan untuk mengetahui kekurangan yang ada dalam
penelitian sebelum melanjutkan pada tahap penyusunan draf laporan sehingga diharapkan dapat menghasilkan
barang atau produk yang lebih baik.
G. Jadwal Kegiatan Program
No. Kegiatan
1
2
3
4
5
Bulan
Mei
2
3
Juni
1
2
Juli
1
2
Persiapan Kegiatan
Pelaksanaan Program
Evaluasi
Penyusunan Draf
Laporan
Penyusunan Laporan
Akhir
H. Daftar Pustaka
Kompas. Edisi 23 Juni 2005
Nurseffi Dwi Wahyuni . 2009. Konsumsi BBM Indonesia Tergolong Sangat Boros. Diakses tanggal 10 Mei 2010
dari. http://hemat-bensin.blogspot.com/2009/04/konsumsi-bbm-indonesia tergolong-sangat. html
Anonim. 2009. Kulit pisang jadi bahan bakar. Diakses tanggal 29 April 2010
darihttp://www.muslimdaily.net/artikel/ringan/3350/kulit-pisang-jadi-bahan-bakar
teraplikasi secara mudah dalam industri. Dia merakit alat khusus yang berfungsi
menyerap gas panas dari dua tabung baja tempat proses pirolisis dan perengakahan
berlangsung. Fungsinya menyimpan limbah gas bersuhu tinggi untuk dimanfaatkan lagi
dalam proses pirolisis atau perengkahan selanjutnya.
Arief menyebut alat tersebut berfungsi melakukan oksidasi parsial. Intinya menyimpan
panas hasil proses di dua alat lain agar limbah gas tak terbuang dan mengurangi
kebutuhan energi penaik suhu.
Dengan begitu, proses produksi bensin dari biomasaa ini miskin limbah. Sebabnya,
arang hasil proses pirolisis atau biochar juga bisa dipakai untuk menyerap karbon tanah
karena tekstur dalamnya yang berongga. "Bisa di tanam di lapisan tengah tanah dan
membantu kesuburan karena menyerap karbon," kata Arief.
Kalau ketiga peralatan tadi diintegrasikan, maka sudah layak jadi skema industri energi
terbarukan. Kebetulan dia sudah membuat miniatur model industri yang memakai
konsep pengintegrasian alat itu di laboratoriumnya. "Masih kami teliti lagi agar
konsepnya matang," kata dia.
Seorang mahasiswa S3 bimbingan Arief yang pernah berkunjung ke Brazil, Dani
mengatakan model industri energi terbarukan yang terintegrasi sudah lazim dipraktikkan
di negeri samba itu. Di sana semua pabrik gula memproduksi gula sekaligus etanol
untuk bahan bakar kendaraan. "Kalau gula harganya naik, dipakai untuk produksi gula,
tapi kalau turun, etanol yang diproduksi pabrik tebu di sana," kata dia.
Semua proses riset teknologi mengubah biomassa jadi bensin ini dilakukan di
laboratorium sederhana seluas separuh lapangan tenis. Dindingnya terbangun dari
tumpukan batako tanpa pelapis semen tembok. Lokasinya ada di tebing pinggiran Kali
Code yang meliuk tepat di belakang kompleks kampus Fakultas Teknik UGM
biomasa yang dihasilkan dari aktivitas produksi pertanian yang jumlahnya sangat
besar. Satu di antaranya adalah pemanfaatan limbah biomassa. Tanaman Pisang
merupakan salah satu yang menghasilkan limbah biomassa, yaitu Batang pisangnya
sebagai bahan baku pembuatan ethanol. Etanoldapat digunakan sebagai bahan
bakar untuk mobil, baik sendiri (E100) dalam mesin khusus atau sebagai
tambahan bensin untuk mesin bensin (wikipedia,2008). Etanol sendiri memiliki
angka oktan rata-rata 104. Jika dicampur dengan bensin, angka oktannya mampu
mencapai 118. Bioetanol adalah etanol yang terbuat dari sumber daya hayati melalui
proses fermentasi biologis. Proses Fermentasi merupakan salah satu rangkaian
proses pada pembuatan Bioethanol. Proses pembuatan bioethanol yaitu meliputi
ekstraksi pati dari bonggol pisang, hidrolisis pati menjadi glukosa, fermentasi
glukosa menjadi Bioethanol, destilasi dan dehidrasi. Dari rangkaian proses tersebut
akan dihasilkan Bioethanol berkadar kemurnian 99,5 % yang dapat dimanfaatkan
sebagai campuran bahan bakar yang ramah lingkungan (anneahira,
).
Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui proses pemanfaatan limbah
batang pisang untuk campuran bahan bakar melalui proses fermentasi pati menjadi
ethanol.
1.
Pendahuluan
Krisis energi mendorong pemerintah melakukan kebijakan penghentian
subsidi bahan bakar, konversi minyak ke gas, dan lain-lain. Kebijakan tersebut
membuat masyarakat sering kali sulit mendapatkan bahan bakar untuk memasak
karena keterbatasan gas di pasaran dan ketidak tersediaan minyak tanah terutama di
kota-kota besar.
Untuk mengatasi hal tersebut, masyarakat kini banyak mengembangkan
energi alternatif dan mandiri, antara lain: mengupayakan bio gas dengan
memanfaatkan kotoran hewan dan manusia, mengolah sampah menjadi gas, dan
pengembangan bio etanol.
Bio etanol yang dikembangkan masyarakat umumnya menggunakan bahan
dasar pati yang diperoleh dari singkong dan sagu, molase yang diperoleh dari tebu,
dan lain sebagainya. Bio etanol dapat digunakan sebagai campuran bensin untuk
bahan bakar kendaraan, dan juga dapat digunakan sebagai bahan bakar dalam
memasak di rumah tangga. (nurdiyanto,2010)
2.
Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui proses pemanfaatan limbah
batang pisang untuk campuran bahan bakar melalui proses fermentasi pati menjadi
ethanol.
3.
Proses Fermentasi Etanol Dari Pati untuk Campuran Bahan
Bakar
3.1
paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun
dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua
buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang
berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan
merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.
Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup
tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium,
fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan
serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.
Nilai energi pisang sekitar 136 kalori untuk setiap 100 gram, yang secara keseluruhan
berasal dari karbohidrat. Nilai energi pisang dua kali lipat lebih tinggi daripada apel. Apel
dengan berat sama (100 gram) hanya mengandung 54 kalori. Karbohidrat pisang menyediakan
energi sedikit lebih lambat dibandingkan dengan gula pasir dan sirup, tetapi lebih cepat dari
nasi, biskuit, dan sejenis roti. Oleh sebab itu, banyak atlet saat jeda atau istirahat mengonsumsi
pisang sebagai cadangan energi.
Kandungan energi pisang merupakan energi instan, yang mudah tersedia dalam waktu
singkat, sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat. Karbohidrat pisang
merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara bertahap, sehingga dapat
menyediakan energi dalam waktu tidak terlalu cepat. Karbohidrat pisang merupakan cadangan
energi yang sangat baik digunakan dan dapat secara cepat tersedia bagi tubuh.
Gula pisang merupakan gula buah, yaitu terdiri dari fruktosa yang mempunyai indek
glikemik lebih rendah dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup baik sebagai penyimpan
energi karena sedikit lebih lambat dimetabolisme. Sehabis bekerja keras atau berpikir, selalu
timbul rasa kantuk. Keadaan ini merupakan tanda-tanda otak kekurangan energi, sehingga
aktivitas secara biologis juga menurun.
Untuk melakukan aktivitasnya, otak memerlukan energi berupa glukosa. Glukosa darah
sangat vital bagi otak untuk dapat berfungsi dengan baik, antara lain diekspresikan dalam
kemampuan daya ingat. Glukosa tersebut terutama diperoleh dari sirkulasi darah otak karena
glikogen sebagai cadangan glukosa sangat terbatas keberadaannya. Glukosa darah terutama
didapat dari asupan makanan sumber karbohidrat. Pisang adalah alternatif terbaik untuk
menyediakan energi di saat-saat istirahat atau jeda, pada waktu otak sangat membutuhkan
energi yang cepat tersedia untuk aktivitas biologis.
Namun, kandungan protein dan lemak pisang ternyata kurang bagus dan sangat rendah,
yaitu hanya 2,3 persen dan 0,13 persen. Meski demikian, kandungan lemak dan protein pisang
masih lebih tinggi dari apel, yang hanya 0,3 persen. Karena itu, tidak perlu takut kegemukan
walau mengonsumsi pisang dalam jumlah banyak.
Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, kalsium, dan besi. Bila
dibandingkan dengan jenis makanan nabati lain, mineral pisang, khususnya besi, hampir
seluruhnya (100 persen) dapat diserap tubuh. Berdasarkan berat kering, kadar besi pisang
mencapai 2 miligram per 100 gram dan seng 0,8 mg. Bandingkan dengan apel, yang hanya
mengandung 0,2 mg besi dan 0,1 mg seng untuk berat 100 gram.
Kandungan vitaminnya sangat tinggi, terutama provitamin A, yaitu betakaroten, sebesar
45 mg per 100 gram berat kering, sedangkan pada apel hanya 15 mg. Pisang juga mengandung
vitamin B, yaitu tiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin B6 (piridoxin). Kandungan vitamin B6
pisang cukup tinggi, yaitu sebesar 0,5 mg per 100 gram. Selain berfungsi sebagai koenzim untuk
beberapa reaksi dalam metabolisme, vitamin B6 berperan dalam sintetis dan metabolisme
protein, khususnya serotonin. Serotonin diyakini berperan aktif sebagai neurotransmiter dalam
kelancaran fungsi otak. Vitamin B6 juga berperan dalam metabolisme energi yang berasal dari
karbohidrat. Peran vitamin B6 ini jelas mendukung ketersediaan energi bagi otak untuk aktivitas
sehari-hari (wikipedia,
).
Contoh penanganan limbah pisang dengan cara guna ulang (Reuse) ialah
a. Kulit Pisang Ambon Bisa Digunakan Untuk Pengobatan. `
Pisang ambon sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Selain mengandung vitamin
C, pisang ambon juga mengandung serat tinggi yang berfungsi melancarkan saluran
pencernaaan, sehingga buang air besar pun jadi lancar. Ternyata, selain buahnya,
kulit pisang ambon pun berguna untuk mengobati bercak-bercak hitam agak kasar
( misalnya bekas cacar) pada kulit. Caranya, gosokkan kulit pisang ambon bagian
dalam pada kulit yang terdapat bekas cacar. Biarkan beberapa saat, setelah itu cuci
dengan air hangat. Lakukan cara ini secara rutin dan penuh kesabaran. Hasilnya,
kulit akan kembali mulus seperti sediakala.
b. Bonggol pisang untuk obat dan makanan
Air bonggol pisang kepok dan klutuk juga diketahui dapat dijadikan obat
untuk menyembuhkan penyakit disentri, pendarahan usus, obat kumur serta untuk
memperbaiki pertumbuhan dan menghitamkan rambut. Sedangkan untuk makanan,
bonggol pisang dapat diolah menjadi penganan, seperti urap dan lalapan.
c. Batang Pisang yang dijadikan pakan ternak
Batang pisang yang tidak dipakai biasanya langsung dibuang atau untuk menahan laju air
tapi selain itu batang pisang juga bisa digunakan untuk pakan ternak karena kandungan yang
terkandung di dalam batang pisang dapat meningkatkan gizi pada ternak tersebut sehingga akan
meningkatkan kualitas dari ternak tersebut (Rina,2009).
Biomassa, dalam industri produksi energi, merujuk pada bahan biologis yang
hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk
produksi industrial. Umumnya biomassa merujuk pada materi tumbuhan yang
dipelihara untuk digunakan sebagai biofuel, tapi dapat juga mencakup materi
tumbuhan atau hewan yang digunakan untuk produksi serat, bahan kimia,
atau panas. Biomassa dapat pula meliputi limbah terbiodegradasi yang dapat
dibakar sebagai bahan bakar. Biomassa tidak mencakup materi organik yang
telah tertransformasi oleh proses geologismenjadi zat seperti batu bara atau minyak
bumi.
Biomassa biasanya diukur dengan berat kering. Biomassa sangat beragam
jenisnya yang pada dasarnya merupakan hasil produksi dari makhluk hidup.
Biomassa dapat berasal dari tanaman perkebunan atau pertanian, hutan, peternakan
atau bahkan sampah. Biomassa (bahan organik) dapat digunakan untuk
menyediakan panas, membuat bahan bakar, dan membangkitkan listrik, hat ini
disebut bioenergi. Bioenergi berada pada level kedua setelah tenaga air dalam
produksi energi primer terbarukan di Amerika Serikat.
1.
2.
2C2H5OH + 2CO2
Pati yang telah dipecah menjadi glukosa difermentasi secara anaerob
dengan yeast untuk menghasilkan etanol.Pada proses tersebut, mikroorganisme
yang dilibatkan adalah Saccharomyces cerevisiae (Naila,2010).
Kemudian ditambahkan Yeast (komponen utama dalam peragian) untuk fermentasi
alkohol. Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2. Bahan kemudian
dialirkan ke dalam tangki fermentasi dan didinginkan pada suhu optimum kisaran
27-32 0C, dan membutuhkan ketelitian agar tidak terkontaminasi oleh mikroba
lainnya (Naila,2010).
3.
4.
5.
6.
7.
Manfaat Bioetanol
Bioetanol memiliki banyak manfaat karena dicampurkan dengan bensin pada
komposisi berapapun memberikan dampak yang positif dalam mengurangi emisi
yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak (bensin). Pencampuran bioetanol absolut
sebanyak 10 % dengan bensin 90 % sering disebut gasohol E-10 yang memiliki angka
oktan 92 dibanding dengan premium hanya 87-88. Bioetanol dikenal sebagai octan
enhancer (aditif) yang paling ramah lingkungan dibandingkan Tetra Ethyl Lead
(TEL) maupun Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE). Keuntungan dari
pencampuran etanol ke dalam bensin adalah naiknya nilai angka oktan campuran
etanol-bensin.
5.
Kesimpulan
1. Kandungan pati bonggol pisang yang besar dapat dimanfaatkan sebagai bioetanol
dengan metode hidrolisis asam dan enzimatis menjadi bioetanol.
2. Proses pembuatan bioethanol yaitu meliputi ekstraksi pati dari bonggol pisang,
hidrolisis pati menjadi glukosa, fermentasi glukosa menjadi Bioethanol, destilasi dan
dehidrasi.
3. Proses ini akan menghasilkan Bioethanol berkadar kemurnian 99,5 % yang dapat
dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar yang ramah lingkungan.
4. Keuntungan dari pencampuran etanol ke dalam bensin adalah naiknya nilai angka
oktan campuran etanol-bensin.
5. Manfaat campuran Bioethanol dengan bensin adalah dapat mengurangi emisi yang
dihasilkan oleh bahan bakar minyak.
Daftar Referensi :
Naila,
2010,
Fermentasi
Bioethanol,
[online],
(http://dunianaila.blogspot.com/2010/04/proses-fermentasi-glukosa-menjadibioethanol, diakses tanggal 07 maret 2011)
Rezky, 2009, Proses Pembuatan bioethanol sebagai sumber energi alternatif,
[online], (http://padang-today.com/?mod=artikel&today=detil&id=230, diakses tanggal 07
maret 2011)
Anonim,
2010,
bioethanol
dari
bonggol
pisang,
[online],
Anne,
, Bahan Bakar Etanol, Sumber Energi Masa Depan, [online],
(http://www.anneahira.com/bahan-bakar-etanol.htm, diakses tanggal 06 maret
2011)
Anonim,
2010,
Pati
dari
limbah
batang
pisang,
[online],
(http://id.shvoong.com/lifestyle/food-and-drink/2053512-pati-dari-limbah-batang-pisang/,
diakses tanggal 07 maret 2011)
Wikipedia, 2009, Pisang, [online], (http://id.wikipedia.org/wiki/Pisang, diakses tanggal 07
maret 2011)
Rina,
2009,
Pemanfaatan
Limbah
darii
tanaman
Pisang,
(http://onlinebuku.com/2009/01/29/pemanfaatan-limbah-dari-tanaman-pisang/,
[online],
diakses
menghasilkan energi biomassa. Diantaranya adalah kayu alami, tanaman energi, residu
pertanian, limbah makanan dan co-produk industri.
Kayu Alami
Kayu Alami termasuk diantaranya berupa kayu dan turunannya seperti serbuk gergaji dan kulit
kayu yang belum bersentuhan dengan perlakuan kimia. Kayu ini bisa berasal dari jenis yang
berbeda-beda dan hal ini akan menentukan karakteristik fisik dan kimianya. Kayu alami adalah
pilihan yang cocok untuk aplikasi energi yang beragam. Bahan ini dapat digunakan untuk
menghasilkan panas dan listrik. Kayu alami bisa berasal dari hutan, kebun atau taman dan
merupakan salah satu bahan biomassa yang paling umum digunakan.
Tanaman Energi
"Tanaman energi" adalah tanaman yang hanya ditanam untuk produksi bahan bakar. Ada
berbagai jenis tanaman energi termasuk tanaman energi siklus pendek, rumput dan non-kayu,
serta tanaman pertanian. Ketika tanaman energi ditanam, fokus utamanya adalah
memaksimalkan panen untuk mendapatkan sejumlah besar biomassa per hektarnya.
Tanaman energi biasanya ditanam di daerah yang memiliki luas hutan terbatas untuk memenuhi
kebutuhan energi biomassa. Penggunaan tanaman energi sebagai sumber daya listrik telah
dikritik oleh banyak pihak karena dianggap mengganggu produksi pangan. Produksi tanaman
energi juga dipermasalahkan karena biaya pangan yang tinggi di dunia. Tetapi tanaman energi
ini merupakan sumber biomassa yang terbaik setelah kayu alami.
Residu Pertanian
Residu pertanian juga merupakan bahan biomassa dan ada berbagai sumber yang dapat
digunakan, termasuk diantaranya adalah kotoran hewan, sisa tanaman pertanian seperti sekam
dan jerami, alas kandang hewan dan bahan organik lainnya seperti silase dan rumput. Bahan
biomassa jenis ini dibagi menjadi residu kering dan residu basah. Sebelum residu pertanian
basah dapat digunakan untuk menghasilkan listrik, mereka harus dikeringkan terlebih dahulu.
Sisa Makanan
Sisa makanan adalah jenis lain bahan biomassa dari tanaman. Bahan sumber energi ini berasal
dari sisa makanan individu, restoran, rumah dan hotel. Sampah tersebut dikumpulkan selama
proses distribusi bahan baku, pengolahan dan penanganan makanan. Banyak limbah yang
dihasilkan dari sisa makanan dan limbah ini bisa digunakan untuk menghasilkan energi
biomassa.
Co-produk Industri
Kebanyakan operasi dan proses industri akan menghasilkan limbah dan co-produk, yang dapat
digunakan untuk menghasilkan bahan bakar biomassa. Jenis bahan tanaman biomassa dapat
dikategorikan ke dalam bahan kayu (seperti cangkang sawit) dan bahan non-kayu (limbah
agroindustri non kayu). Teknologi yang diterapkan untuk mendapatkan energi biomassa dari
kayu alamiah digunakan pula untuk limbah industri dan co-produk. Sumber bahan biomassa ini
meliputi kayu yang belum mendapatkan perlakuan, kayu laminasi dan komposit kayu, serta
limbah dan residu pengolahan kayu.
Baca juga
Terdapat dua jenis energi yaitu energi terbarukan dan energi tak terbarukan.
Energi terbarukan merupakan sumber energi yang bisa diperbarui lagi atau bisa
digunakan secara berulang.
Di sisi lain, sumber energi tak terbarukan tidak bisa digunakan terus menerus serta
akan habis pada satu titik.
Biomassa merupakan jenis sumber energi terbarukan yang diperoleh dari materi
alami.
1. Limbah pertanian
Sejumlah limbah pertanian dapat digunakan untuk produksi energi biomassa.
Berbagai limbah tersebut diantaranya adalah jerami, ampas tebu, kotoran ternak,
serta kotoran unggas yang bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan panas dan listrik.
2. Biogas
Biogas diproduksi melalui pemecahan bahan organik seperti kotoran manusia,
material tanaman, pupuk kandang, dll.
Semua bahan organik tersebut diuraikan melalui proses fermentasi dengan bantuan
mikroorganisme anaerobik untuk menghasilkan karbon dioksida dan metana.
Gas yang dihasilkan lantas digunakan untuk bahan bakar seperti menyalakan
kompor, digunakan sebagai pemanas, atau untuk membangkitkan listrik.
3. Tanaman energi
Terdapat juga sejumlah tanaman energi yang ditanam secara komersial sebagai
sumber energi.
Tanaman ini dibudidayakan dalam skala besar dan diproses untuk menghasilkan
bahan bakar.
Berbagai tanaman sumber energi ini diantaranya adalah jagung, kedelai, rami, serta
gandum.
Produk bahan bakar yang dihasilkan meliputi butanol, etanol, metanol, propanol,
serta biodiesel.
4. Kayu
Kayu dibakar sebagai bahan bakar di banyak tempat di seluruh dunia. Kayu
dianggap sebagai bentuk sederhana dari biomassa.
Energi yang dilepaskan oleh pembakaran kayu digunakan untuk memasak, untuk
menghasilkan panas, dll.
Kayu juga digunakan untuk produksi listrik pada skala besar seperti dalam kasus
pembangkit listrik tenaga uap.
Hanya saja, pembakaran kayu disertai dengan emisi sejumlah besar karbon dioksida
ke udara yang merupakan gas rumah kaca.
Untuk menyeimbangkan polusi, lebih banyak pohon harus ditanam sehingga mampu
menyerap kelebihan karbon dioksida dari atmosfer.[]
No.
Mahasiswa
Maulana Haris M.
Indra Prana
I Putu Arya
Anniy Nurin Najma
Abdiatul Husna
Yuda Sissriani
Ria Dewi A.
Tejo Wahyudi
Noor Wahidayanti
Ade Ristriananda
10
Amin Setyo W.
11
12
Hasnawati
Syaiful A.
Saridha Ariyani A.
14
15
Arief Faturrahman
16
17
18
19
20
21
22
Yuliawati
23
Dessy Rosiana
24
M. Aris Pramana
25
26
27
Lisa Mariani
Winyka Hayatun Hajjah
Noerhadi Wiyono
Agus Suriyani
Pahrian Hifni
Novhan D.N.
Puput Wulandari
Noor Annisa
Doony H.N.
Agnes Yanti Manalu
Ahmad Taufik
Isma Farah
28
29
30
31
32
33
34
Yennie
Rima Nurul H
Mayang amalia
Hetti Andriayani
Eka Rosiyana
35
Yenni Cristin
Yunita Novianti
Musyaddah
Thoyib Nur
36
Rizky Miraji
37
38
39
Parsiah Qudsi
41
42
43
40
Nugraha Yunan M
Aliyah
Ervina Astuti
Haikal Farabi
Sugianto