sel/jaringan pada tubuh yang hidup di luar dari kendali. Sel yang mati pada
nekrosis akan membesar dan kemudian hancur dan lisis pada suatu daerah
yang merupakan respon terhadap inflamasi (Lumongga, 2008). Jadi
perbedaanya terletak pada terkendali atau tidaknya kematian sel tersebut.
Nekrosis
Nekrisis terbagi menjadi dua, yaitu nekrosis koagulatif dan
nekrosis liquefactive. Pada nekrosis koagulatif, protoplasmanya tampak
seperti membeku akibat koagulasi protein. Terjadi pada nekrosis ishemik
akibat putusnya perbekalan darah. Daerah yang terkena menjadi padat, pucat
dikelilingi oleg daerah yang hemoragik. Nekrosis koagulatif dapat terjadi juga
karena toksin bakteri, misalnya pada thypus abdominalis, pada dhypteria,
pneumonia, dan infeksi keras lainnya.
Nekrosis liquefactive terjadi dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan
dengan nekrosis koagulatif, akibat pengaruh enzim-enzim yang bersifat litik.
Sering terjadi pada jaringan otak. Nekrosis mencair ini juga dapat terjadi pada
jaringan yang mengalami infeksi bakteriologik yang membentuk nanah.