DISUSUN OLEH
Kelompok : 4
Ariyo Dwisaputra
061330401008
M. Bahrul Ulumuddin
061330401012
Rifqi Munip
061330401022
Kelas : 5 KD
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan Makalah Pemanfaatan Batubara yang berjudul Likuifaksi
Batubara dengan Solvent Refined Coal (SRC)
Dalam makalah ini dibahas mengenai pengertian likuifaksi serta proses
SRC. Hal tersebut dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa/i mengenai
likuifaksi terutama.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Fadarina, M.T. selaku
dosen mata kuliah Pemanfaatan Batubara yang telah membantu dan memberikan
tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan kami semakin bertambah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
dengan senang hati kami senantiasa menerima kritik maupun saran yang bersifat
membangun dari para pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua. Terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Klasifikasi Likuifaksi
Likuifaksi adalah proses pengubahan batubara padat menjadi bahan bakar
cair dengan bantuan panas dan penambahan zat kimia tertentu. Cairan yang
terbentuk tersebut selanjutnya difraksionasi/dikilang untuk menghasilkan berbagai
macam bahan bakar cair seperti bensin, solar, minyak tanah dan lain-lain.
Teknologi ini sudah lama di kuasai negara maju seperti Jerman, Inggris, Amerika
Serikat, Australia dan Jepang. Penguasaan negara Jerman yang baik terhadap
teknologi inilah yang merupakan salah satu faktor yang mendukung kemenangan
Jerman dalam Perang dunia I. Teknologi ini juga secara intensif sedang dikaji oleh
peneliti-peneliti BPPT dan PPTM untuk diterapkan secara komersial.
Proses likuifaksi batubara secara umum diklasifikasikan menjadi Indirect
Liquefaction Process dan Direct Liquefaction Process.
1. Indirect Liquefaction Process
Prinsipnya secara sederhana yaitu mengubah batubara ke dalam bentuk gas
terlebih dahulu untuk kemudian membentuk Syngas (campuran gas CO dan H2).
Syngas kemudian dikondensasikan oleh katalis (proses Fischer-Tropsch) untuk
menghasilkan produk ultra bersih yang memiliki kualitas tinggi.
Gambar 1. Dua Konfigurasi Proses Dasar untuk Produksi Bahan Bakar Cair
dengan Indirect Liquefaction Process
ekstraksi tanpa adanya hidrogen dengan solvent hasil recycle yang telah
dihidrogenasi pada proses yang terpisah.
b.
ekstraksi dengan adanya hidrogen dengan solvent hasil recycle yang telah
dihidrogenasi.
c.
menggunakan
coal
derived
process.
Pecahan
batubara
pada temperatur dan tekanan tinggi di dalam media pelarut baik dengan katalitik
maupun tanpa katalitik. Proses ini melibatkan pemutusan ikatan-ikatan kimia
secara termal yang menghasilkan radikal-radikal batubara dan penstabilan radikal
tersebut melalui penangkapan hidrogen sehingga terbentuk molekul-molekul yang
lebih kecil dan stabil yang larut dalam fase cair. Katalis dan pelarut sangat
menentukan proses pencairan batubara, sehingga untuk pengembangan proses
pencairan yang efisien dapat ditempuh melalui penelitian dan pengembangan dari
kedua sisi tersebut. Kunci penting dalam pencairan yang efisien adalah harus
tercapai adanya transfer hidrogen yang baik ke dalam struktur molekul batubara.
SRC ini merupakan contoh dari proses nonkatalitik hidrogenasi.
Likuifaksi
dengan SRC ini terdiri atas 2 proses, yaitu SRC-I process dan SRC-II process.
a. SRC-I Process
Didaerah
persiapan
batubara,
bahan
baku
batubara
yang
telah
area
persiapan batubara menuju Preheater. Hidrogen atau sintesis gas dan air
ditambahkan ke slurry sebagai umpan masuk preheater. Slurry dan hidrogen
dipompakan melalui natural gas preheater menuju reaktor. Sisanya bahan yang
tidak larut terdiri dari mineral inorganik dan batubara yang tidak larut. Preheater
di disain untuk beroperasi antara 775 dan 925F (413 dan 496C) pada tekanan
dari 500 sampai 2000 psi (3 Mpa). Sekarang suhu operasi sekitar 850F (454C).
Exess hidrokarbon dan gas hidrogen sulfida,karbon monosida,karbon
dioksida,methane dan gas hidrokarbon ringan,produk yang dihasilkan dari reaksi
di pisahkan dari slurry. Hidrogen sulfide dan carbon dioxide (asam stretford)
dihilangkan menggunakan sistem penyerap diethanolamine (DEA). Sebuah
filtrat
batubara dan hidrogen dipompa dengan cara ditembakkan dari preheater menuju
reaktor hydrocracking
dalam
pelarut
tetrahidrofuran
(THF),
toluene,
tetralin
(1,2,3,4-
tetrahydronaphtalene) dan n-heksana sebagai pelarut donor hidrogen. Produkproduk antara dikelompokkan ke dalam preasphaltene (PAS) dan asphaltene (AS).
Sedangkan produk akhir dikategorikan sebagai minyak (oil) dan sejumlah gas
(O&G). Sisa batubara yang tidak terkonversi dikelompokkan sebagai residu (THF
insoluble). Hasi SRC biasanya langsung digunakan untuk pembangkit listrik.
2.4 Produksi Batu Bara Cair di Indonesia
Di Indonesia sendiri, pengembangan batu bara cair mulai direspon setelah
pemerintah mengeluarkan Inpres No. 2/ 2006 tentang batubara yang dicairkan.
Salah satu investor yang tertarik adalah Sugiko MOK Energy yang bernisiatif
untuk membangun pabrik pemrosesan batubara cair di Sumatera Selatan. Sugico
MOK Energy merupakan perusahaan patungan antara PT Sugico Graha
(perusahaan tambang batubara di Indonesia yang memiliki areal penambangan
batubara di Sumatera Selatan) dan Mok Industries LLC asal Amerika (perusahaan
yang memiliki Teknologi Solar Energy yang paling murah dan efisien di dunia).
Proses produksi batu bara cair yang dilakukan oleh Sugico MOK adalah
menggunakan sistem hidrogenasi yang memanfaatkan energi matahari. Dengan
inovasi Photovoltaic, energi panas matahari yang ditangkap melalui solar cell
diubah menjadi energi listrik, yang menghasilkan daya pada setiap panelnya
sebesar satu megawatt dengan jangka waktu 1 jam dan biaya tidak lebih dari US$
5 per barel. Energi listrik yang dihasilkan ada dua macam, yaitu arus listrik yang
bersifat bolak- balik (AC) sehingga dapat dimanfaatkan untuk penerangan serta
keperluan lainnya, dan arus listrik yang searah (DC) atau yang digunakan untuk
air (H2O). Dalam proses ini air akan diubah menjadi oksigen dan hidrogen. Unsur
hidrogen tersebut akan dimanfaatkan dalam proses hidrogenasi, yang mengubah
batubara padat menjadi cair. Proses hidrogenasi ini dilakukan dalam reaktor
Bergius. Setiap satu ton batubara padat yang diolah dalam reaktor ini akan
menghasilkan 6,2 barel BBM sintesis berkualitas tinggi. Direncanakan pada tahun
2011 kapasitas produksi batubara cair yang dihasilkan pabrik Sugico MOK sekitar
20 ribu barel batu bara cair per hari.
Teknologi pencairan batubara kualitas rendah (lignit) dinilai sangat
potensial digunakan untuk memproduksi BBM sintetis, mengingat jumlah
cadangan batubara Indonesia yang cukup besar mencapai 58 milyar ton lebih.
melaksanakan
kegiatan
penelitian,
pengembangan
dan
rekayasa
(litbangyasa) untuk optimasi proses dan biaya meliputi substitusi pelarut awal dari
heavy vacuum residue kilang minyak, penghitungan porsi local content
pembangunan pabrik pencairan kapasitas 6000 t/d, sosialisasi dan pre-amdal
untuk lokasi Berau, serta analisis rugi/laba dan manfaat (cost and benefit
analysis).
2.5
lebih
ramah
produksinya tidak ada proses pembakaran, dan tidak dihasilkan gas CO2.
BAB III
PENUTUP
Likuifaksi
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu indirect coal process dan direct coal process.
SRC (solvent refined coal) termasuk contoh proses likuifaksi secara langsung
yang menggunkan pelarut. SRC process terdiri atas SRC-I process dan SRC-II
process.
batubara
ini
memiliki
kelebihan
dan
kekurangan.
Kekurangannya yaitu dari segi keekonomian, investasi awal tinggi dan merupakan
Investasi Jangka panjang. Sedangkan kelebihannya yaitu harga produksi lebih
murah, jenis batu bara yang dapat dipergunakan adalah batu bara yang berkalori
rendah (low rank coal), dapat dipergunakan sebagai bahan pengganti bahan bakar
pesawat jet (jet fuel), mesin diesel (diesel fuel), serta gasoline dan bahan bakar
minyak biasa dan teknologi pengolahannya lebih ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
http://letshare17.blogspot.com/2010/12/likuifikasi-batu-bara.html
(online)
diakses 18 November 2015 pukul 11:00
http://rinririns.blogspot.com/2013/02/coal-to-liquid.html (online)
diakses 18 November 2015 pukul 20:00
http://sigitsulistiono.blogspot.com/2008_11_01_archive.html (online)
diakses 18 November 2015 pukul 20:48
http://erwantoindonesia.wordpress.com/2012/06/07/investigasi-aktifis/
(online) diakses 18 November 2015 pukul 21:00
http://dwitaariyanti.blogspot.com/2012_06_01_archive.html
(online) diakses 20 November 2015 pukul 14:00