Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN GEA PADA ANAK

1. KONSEP MEDIK
B. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak
dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat
(Mansjoer, Arif., et all. 1999).
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari ( WHO,
1980.
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen (Whaley
& Wongs,1995).
C. Klasifikasi
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan : (Sudoyo Aru,dkk 2009)
1 Lama waktu diare :
Akut
: berlangsung kurang dari 2 minggu
Kronik
: berlangsung lebih dari 2 minggu
2 Mekanisme patofisiologis
: osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare
: kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi
5 Penyebab organik atau tidak : organik atau fungsional
Kebutuhan rehidrasi oral (CRO) menurut usia untuk 4 jam pertama pada anak (Djuanda
Adhi)
Kebutuhan Cairan Rehidrasi Oral Selama 4 Jam Pertama Menurut Usia
Usia
S/D 4 Bulan
4-12 Bulan
12 Bulan s/d 4 Tahun
2-5 Tahun
BB
< 6 kg
6-12 kg
10-12 kg
12-19 kg
Jumlah CRO
200-400 ml
400-700 ml
700 -900 ml
900-1400 ml
Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi, alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Tingkat dehidrasi gastroenteritis :
1

Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit

kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.
Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 5 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek,

suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.


Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tandatanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma,
otot-otot kaku sampai sianosis.

D. Etiologi
1 Diare Akut
Virus, protozoa; Giardia lambdia, Entamoeba hystolitica;

Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aerus, C perfringens, E coli, V cholera, C


difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa usus (Shingella, Salmonella sp,
Yersinia), iskemia intestinal, Inflammatory Bowel Diasase (acute on chronic), colitis
2

radiasi.
Diare kronik
Umumnya diare kronik dapat dikelompokkan dalam 6 kategori pathogenesis
terjadinya :
Diare osmotik
Diare sekretorik
Diare karena gangguan motilitas
Diare inflamatorik
Malabsorbsi
Infeksi kronik

E. Tanda dan gejala


1

Diare Akut
Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak
enak, nyeri perut
Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
Demam
Diare kronik
Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
Penurunan BB dan nafsu makan
Demam indkasi terjadi infeksi
Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah (Yulianti elin, 2009)
Bentuk klinis diare

Klasifikasi
Dehidrasi
Berat

Dehidrasi
Ringan atau
Sedangt

Tanda-tanda atau gejala


Terdapat 2 atau lebih tanda :
Letargis/tidak saadar
Tidak bisa minum/malas minum
Cubitan kulit perut kembali
sangat lambat 2 detik
Terdapat 2 atau lebih tanda :

Rewel, gelisah
Mata cekung
Minum dengan lahap, haus
Cubitan kulit kembali dengan
lambat

Pengobatan
Beri cairan untuk diare dengan
dehidrasi berat ( lihat rencana
terapi C untuk diare dirumah
sakit)
Beri anak cairan dengan
makanan untuk dehidrasi
ringan ( lihat rencana
terapi B)
Setelah rehidrasi nasehati
ibu untuk penanganan
dirumah
Beri cairan dan makanan

Tanpa

Tidak terdapat cukup tanda untuk

Dehidrasi

diklasifikasikan sebagai dehidrasi

untuk menangani diare

ringan atau berat

dirumah (lihat rencana


terapi A)

F. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia
Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang
lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman
yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga
usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat
toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi
diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik.
Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi
(intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan tinja
- Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau
astrup, bila memungkinkan.
- Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum
Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif, terutama
dilakukan pada klien diare kronik.
H. Penatalaksanaan
1 Pemberian cairan
Pemberian cairan, pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan
keadaan umum, yaitu :
- Cairan peroral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas
umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l
dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin yang
diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah
-

sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.


Cairan parenteral

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat
badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai
dengan umur dan berat badannya.
a Dehidrasi ringan
1 jam pertama 25 50 ml / Kg BB / hari, kemudian 125 ml / Kg BB / oral
b Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 100 ml / Kg BB / oral, kemudian 125 ml / kg BB / hari.
c Dehidrasi berat
Untuk anak umur 1 bulan 2 tahun dengan berat badan 3 10 kg
- 1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (infus set 1
-

ml = 15 tetes atau 13 tetes / kg BB / menit.


7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit ( infus set 1

ml = 20 tetes ).
16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau
minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes /

kg BB / menit.
Untuk anak lebih dari 2 5 tahun dengan berat badan 10 15 kg.
- 1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit ( infus set 1
-

ml = 15 tetes ) atau 10 tetes / kg BB / menit ( 1 ml = 20 tetes ).


7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak mau minum
dapat diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes /

kg BB / menit.
Untuk anak lebih dari 5 10 tahun dengan berat badan 15 25 kg.
- 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit ( infus set 1

ml = 20 tetes ).
- 16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan, adapun hal yang perlu diperhatikan :
- Memberikan asi
- Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral

dan makanan yang bersih.


Obat obatan
- Obat anti sekresi
- Obat anti spasmolitik.
- Obat antibiotik.

I. Komplikasi
1. Asidosis Metabolik
2. Syok Hipovolumik
3. Kembung (hipokalemia)
4. Kejang (hipoglikemia, hiponatremia, hipokalsemia)
5. Kematian

2. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan
masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, pemeriksaan
fisik, adalah :
1 Identitas klien
2 Riwayat keperawatan
- Awalan serangan : Awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat,
-

anoreksia kemudian timbul diare.


Keluhan utama : Feces semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun
besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir

3
4

kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.


Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.
Riwayat psikososial keluarga
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,
kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,
setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa

bersalah.
5 Kebutuhan dasar
- Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,

BAK sedikit atau jarang.


Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan

berat badan pasien.


Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan

menimbulkan rasa tidak nyaman.


Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri

akibat distensi abdomen.


Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis
-

sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
Pemeriksaan sistematik :
a Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir
kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
b Perkusi : adanya distensi abdomen
c Palpasi : turgor kulit jelek, kurang elastis
d Auskultasi : bising usus meningkat
Pemeriksaan tumbuh kembang
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat
badan menurun.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk
mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan makanan
3. Resiko syok berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit

4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan


3. Intervensi Keperawatan

No

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
DOMAIN 2
KELAS 5
00027
Kekurangan Volume
Cairan :
Penurunan cairan intra
vaskuler, interstisil, dan
atau mengarah
intravaskuler. Ini
mengarah ke dehidrasi,
kehilangan cairan dengan
pengeluaran sodium.
Batasan Karakteristik :

Kelemahan,

kehausan,
Penurunan turgor

kulit/lidah
Membran
mukosa/kulit

TUJUAN DAN

INTERVENSI

KRITERIA HASIL

KEPERAWATAN (NIC)

NOC :

Monitoring Cairan
Fluid balance
Hydration
Tentukan riwayat jumlah
Nutritionalstatus :
dan tipe intake cairan
food and fluid
dan eliminasi
intake
Tentukan kemungkinan
Kriteria Hasil :
faktor resiko dari
TD dalam

ketidakseimbangan

rentang yang

cairan (hipertermi, terapi

diharapkan
CVP dalam

diuretik, kelainan renal,


gagal jantung,

rentang yang
diharapkan
Tekanan arteri

diaporesis, disfungsi

hati)
Monitor berat badan
Monitor serum dan

diharapkan
Nadi perifer

elektrolit urine
Monitor serum dan

teraba
Keseimbangan

osmolaritas urine
Monitor BP,HR,RR
Monitor tekanan darah

rata-rata dalam
rentang yang

kering
Penigkatan

denyut nadi
Pengisian vena

menurun
Penurunan status

mental
Konsentrasi urine

ada
Berat badan stabil
Tidak ada

meningkat
Temperatur tubuh

distensi vena
Tidak ada edema

meningkat
Hematokrit

meninggi
Kehilangan berat

perifer
Hidrasi kulit
Membran

badan seketika

NIC :

intake dan output


dalam 24jam
Suara nafas

orthotastik dan

perubahan irama jantung


Monitor parameter

hemodinamik invasif
Catat secara akurat

intake dan output


Monitor membran

tambahan tidak

mukosa basah
Serum elektrolit
dbn
Ht dbn

mukosa dan turgor kulit,

serta rasa haus


Monitor warna dan
jumlah

Manajemen Cairan

Pertahankan posisi tirah

Faktor yang

Tidak ada haus

berhubungan :

yang abnormal
Tidak ada sunken

Kehilangan
volume cairan

secara aktif
Kegagalan
mekanisme
pengaturan

baring selama masa

akut
Kaji adanya
peningkatan JVP,

eyes
Urine output
normal
Mampu

edema, dan asites


Tinggikan kaki saat

berkeringat
Tidak demam

berbaring
Buat jadwal masukan

cairan
Timbang berat badan

secara berkala
Monitor ttv
Pantau haluaran urine
( karakteristik,warna ,

ukuran)
Keseimbangan cairan

secara 24jam
Monitor tanda dan

gejala asites dan edema


Ukur lingkaran
abdomen , awasi tetesan

infus
Pantau albumin serum
Kaji turgor kulit

No

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh (00002)
Domain 2 : nutrisi
Kelas 1: makanan
Batasan karakteristik
-

Berat badan 20%


atau lebih

dibawah ideal
Dilaporkan
adanya intake

status : food

Kriteria hasil :

Kaji adanya alergi

makanan
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan

tujuan
Berat badan

dan konjungtiva

ideal sesuai

pucat
Kelemahan otot

dengan tinggi

mengidentifikas

menelan/mengun

i kebutuhan

protein dan vitamin C


Berikan substansi

gula
Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk

peningkatan

mulut
Mudah merasa

fungsi

dikonsultasikan

mengunyah

penurunan berat

makanan
Dilaporkan atau

badan yang
berarti

dengan ahli gizi )


Ajarkan pasien
bagaimana membuat

pengecapan
dari menelan
Tidak terjadi

mencegah komplikasi
Berikan makanan
yang terpilih ( sudah

nutrisi
Menunjukan

pada rongga

intake Fe
Anjurkan pasien
untuk meningkatkan

badan
Mampu

untuk

pasien
Anjurkan pasien
untuk meningkatkan

Adanya

sesuai dengan

fakta adanya

intake
Wight control

(Recomended

yah
Luka, inflamasi

KEPERAWATAN (NIC)
Nutrition management

status : nutrient

berat badan

Daily Allowance)
Membran mukosa

INTERVENSI

fluid intake
Nutritional

kurang dari RDA

setelah

status:
Nutritional

peningkatan

kenyang, sesaat

KRITERIA HASIL
Nutritional

makanan yang

yang digunakan

TUJUAN DAN

catatan makanan

harian
Monitor jumlah
nutrisi dan kandungan

kalori
Berikan informasi

kekurangan

tentang kebutuhan

makanan
Dilaporkan

nutrisi
Kaji kemampuan

adanya sensasi

pasien untuk

rasa

mendapatkan nutrisi

Perasaan

yang dibutuhkan

ketidakmampuan
untuk mengunyah
-

makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB

Nutrition monitoring

BB pasien dalam

batas normal
Monitor adanya

dengan makanan
-

cukup
Keengganan

untuk makan
Kram pada

abdomen
Tonus otot jelek
Nyeri abdominal
dengan atau tanpa

patologi
Kurang berminat

penurunan berat

badan
Monitor tipe dan
jumlah aktifitas yang

bisa dilakukan
Monitor interaksi
anak atau orang tua

terhadap

selama makan
Monitor lingkungan

makanan
Pembuluh darah

selama makan
Jadwalkan

kapiler mulai

pengobatan dan
tindakan tidak selama

rapuh
Diare dan atau

steatorrhea
Kehilangan

dan perubahan

rambut yang
cukup banyak
-

(rontok)
Suara usus

hiperaktif
Kurangnya

pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan

mudah patah
Monitor mual dan

muntah
Monitor kadar

informasi,
misinformasi

jam makan
Monitor kulit kering

albumin, total protein,


Faktor-faktor yang

hb, dan kadar Ht


Monitor makanan

kesukaan
Monitor pertumbuhan

dan perkembangan
Monitor pucat,

berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukkan atau
mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat gizi

kemerahan, dan

berhubungan dengan

kekeringan jaringan

faktor biologis,

konjungtiva

Monitor kalori dan

intake nutrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik

psikologis, atau

papila lidah dan

ekonomi.

cavitas oral
Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet

No

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Domain 11:

TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
NOC

Keamanan/Perlindunga

Syok

prevention
Syok

Kelas 1:

INTERVENSI
KEPERAWATAN (NIC)
NIC
Syok prevention
-

sirkulasi BP, warna

management

Infeksi
Kode NDX (00205)

kulit, suhu kulit,

Kriteria hasil :

denyut jantung, HR,

Nadi dalam
Resiko syok
Defenisi :
Beresiko terhadap
ketidakcukupan aliran
darah kejaringan tubuh,

harapkan
Frekuensi

mengakibatkan disfungsi

batas yang di
harapkan
Irama
pernafasan

Factor resiko :

Hipotensi
Hipovolemi
Hipoksemia
Hipoksia
Infeksi

jaringan
Monitor suhu dan

pernafasan
Monitor input dan

output
Pantau nilai labor :
HB, HT, AGD, dan

dalam batas

dbn

elektrolit
Monitor
hemodinamik invasi

yang di
harapkan
Natrium serum

refill
Monitor tanda in
adekuat oksigenasi

yang di

nafas dalam

jiwa.

perifer dan kapiler

dalam batas

yang dapat
seluler yang mengancam

dan ritme, nadi

batas yang di
harapkan
Irama jantung

Monitor status

yang sesuai
Monitor tanda dan

gejala asites
Monitor tanda awal

Sepsis
Sindrom respon
inflamasi sistemik

Kalium serum
dbn
Klorida serum

pada posisi supine,


kaki elevasi untuk

dbn
Kalsium serum
dbn
Magnesium
serum dbn
PH darah

peningkatan preload
-

dengan tepat
Lihat dan pelihara

kepatenan jalan nafas


Berikan cairan IV dan

atau oral yang tepat


Berikan vasodilator

yang tepat
Ajarkan keluarga dan

serum dbn
Hidrasi
Indicator :
Mata cekung

pasien tentang tanda

tidak
ditemukan
Demam tidak
ditemukan
TD dbn

syok
Tempatkan pasien

dan gejala datangnya


-

syok
Ajarkan keluarga dan
pasien tentang
langkah untuk

Hematokrit dbn

mengatasi gejala syok


Syok management
-

Monitor fungsi

neurologis
Monitor fungsi renal
(e.g BUN dan Cr

lavel)
Monitor tekanan nadi
Monitor status cairan,

input output
Catat gas darah arteri
dan oksigen di

jaringan
Monitor EKG
Memanfaatkan
pemantauan jalur
arteri untuk
meningkatkan akurasi
pembacaan tekanan

darah
Menggambar gas
darah arteri dan
memonitor jaringan
oksigenasi

Memantau tren dalam


parameter
hemodinamik
(misalnya CVP, MAP,
tekanan kapiler

pulmonal/arteri )
Memantau factor
penentu pengiriman
jaringan oksigen
(misalnya PaO2 kadar
hemoglobin SaO2,

CO), jika tersedia


Memantau tingkat
karbondioksida
sublingual dan atau/

tonometry lambung
Memonitor gejala
gagl pernafasan
(misalnya rendah
PaO2 peningkatan
PaCO2 tingkat,
kelelahan otot

pernafasan)
Monitor nilai
laboratorium
(misalnya CBC
dengan diferensial)
koagulasi profil,
ABC, tingkat laktat,
budaya, dan profil
kimia)

Masukan dan memelihara


besarnya kobosanan akses IV

N
o

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Ansietas
Domain 9 : Koping /

TUJUAN DAN

INTERVENSI

KRITERIA HASIL

KEPERAWATAN (NIC)

NOC

NIC
Anxicty Reduction

Toleransi Stres
Kelas 2 : Respons Koping

Anxiety control
Coping
Impulse control

Definisi :
Perasaan tidak nyaman
atau kekhawatiran yang
samar disertai respon
autonom ( suber sering kali
tidak spesifik atau tidak
dketahui oleh individu );
perasaan takut yang

(Penurunan Kecemasan
)

Kriteria Hasil :
Klien mampu

Gunakan
pendekatan yang

menenangkan
Nyalakan dengan

mengidentifikasi

jelas harapan

dan

terhadap pelaku

mengungkapkan

pasien
Jelaskan semua

gejala cemas
Mengidentifikasi,

prosedur dan apa

disebabkan oleh antisipasi

mengungkapkan

yang dirasakan

terhadap bahaya.

dan menunjukan

selama prosedur
Pahami prespektif

Hal ini merupakan


isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu
akan adanya bahaya dan
memampukan imdividu
untuk bertindak
menghadapi ancaman.
Ditandai dengan

Gelisah
Insomnia
Resah
Ketakutan
Sedih
Fokus pada diri
Kekhawatiran
Cemas

Batasan Karakteristik

tehnik untuk

npasien terhadap

mengontril cemas
Vital sign dalam
batas normal
Postur tubuh,

untuk

ekspresi wajah,

memberikan

bahasa tubuh dan

keamanan dan

tingkat aktifitas
menunjkan

Penurunan

produktivitas
Gerakan yang

trelevan
Gelisah
Melihat sepintas
Insomia

mengurangi takut
Berikan informasi

berkurangnya

faktual mengenai

kecemasan

diagnosis,
tindakan

prognosis
Dorong keluarga
untuk menemani

anak
Lakukan back /

neck rub
Denagrkan
dengan penuh

Perilaku

situasi stres
Temani pasien

perhatian
Identifikasi
tingkat

kecemasan
Bantu pasien
mengenal situasi
yang

Kontak mata yang

buruk
Mengekspresikan
kekhawatiran krena

menimbulkan

mengungkapkan

perubahan dalam

peristiwa hidup
Angitasi
Mengintai
Tampak waspada

kecemasan
Dorong pasien
perasaan,

kelakuan, persepsi
Instruksikan
pasien
menggunakan

Afektif

Gelisah, Distres
Kesedihan yang

mendalam
Ketakutan
Perasaan tidak

adekuat
Berfokus pada diri

sendiri
Peningkatan

kewaspadaan
Iribilitas
Gugup
Senang berlebihan
Rasa nyeri yang
meningkatkan

ketidakberdayaan
Peningkatan rasa
ketidakberdayaan

yang persisten
Bingung
Menyesal
Ragu / tidak

percaya diri
Khawatir

Fisiologi

Wajah tegang
Tremor tangan
Peningkatan

keringat
Peningkatan

ketegangan
Gemetar
Tremor

teknik relaksasi
Berikan obat
untuk
mengurangikecem
asan

Suara bergetar

Simpatik

Anoreksia
Eksitensi

kardiovaskuler
Diare
Mulut kering
Wajah merah
Jantung berdebar-

debar
Peningkatan

tekanan darah
Peningkatan denyut

nadi
Peningkatan refleks
Peningkatan
frekuensi

pernapasan
Pupil melebar
Kesulitan bernapas
Vasokontriksi

superficial
Lemah, kedutan
pada otot

Para simpatik

Nyeri abdomen
Penurunan tekanan

darah
Penurunan denyut

nadi
Diare
Vertigo
Letih
Mual
Ganguan tidur
Kesemutan pada

exstremitas
Sering berkemih
Dorongan segera
berkemih

Kognitif

Menyadari gejala

fisiologis
Bloking fikiran,

Konfusi
Penurunan lapang,

persepsi
Kesulitan

berkonsentrasi
Penurunan
kemampuan untuk

belajar
Penurunan
kemampuan untuk
memecahkan

masalah
Ketakutan terhadap
konsekwensi yang

tidak spesifik
Lupa, Gangguan

perhatian
Khawatir
Melamun
Cenderung
menyalahkan orang
lain

Faktor yang
berhubungan

Perubahan dalam
( status ekonomi,
lingkungan, status
ksesehatan pola
interaksi, fungsi

peran status peran )


Pemajanan toksin
Terkait keluarga
Herediter
Infeksi /
kontaminan

interpersonal
Penularan penyakit

interpersonal
Krisis maturasi
Krisis situasional
Steres, Ancaman
kematian

Penyalahgunaan zat
Ancaman pada
( status ekonomi,
lingkungan, status
kesehatan, pola
interaksi, fungsi
peran, status peran,

konsep diri)
Konflik tidak
disadari mengenai
tujuan penting

hidup
Konflik tidak
disadari mengenai
nilai yang esensial /

penting
Kebutuhan yang
tidak dipenuhi

DAFTAR PUSTAKA
Nurarif , Amin Huda dan Hardhi Kusuma . 2013 . Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan
Profesional . Yogyakarta : Mediaction .
Kartasasmita, Cissy. B. 1998 . Bagian Ilmu Keperawatan Anak. Bandung : FKUP/ RSHS.
Ngastiah. 1995 . Perawatan Anak Sakit . Jakarta : EGC .
http://parfait-ceylon.blogspot.co.id/2013/10/laporan-pendahuluan-gastroenteritis-akut.html
https://www.scribd.com/doc/193800448/Lp-Askep-Diare-Pada-Anak
https://www.scribd.com/doc/193800448/Lp-Askep-Diare-Pada-Anak

Anda mungkin juga menyukai