HALUSINASI
A. Kasus (Masalah Utama)
1. Pengertian
Halusinasi adalah distorsi persepsi yang salah yang terjadi ketika
respon neurobiologis maladaptif. Pasien biasa umumnya mengalami distorsi
sensorik sebagai keadaan nyata dan meresponnya dengan sesuai. Namun,
pada kasus halusinasi, tidak ada yang dapat diidentifikasi baik stimulus
eksternal atau internal (Stuart, 2013).
Halusinasi adalah persepsi yang tanpa dijumpai adanya rangsangan
dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi
sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan mental penderita yang
teresepsi (Yosep, 2010)
Dari beberapa pengertian yang dikemukan oleh para ahli mengenai
halusinasi di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa halusinasi
adalah persepsi klien melalui panca indera terhadap lingkungan tanpa ada
stimulus atau rangsangan yang nyata.
atau
tertawa
sendiri,
marah-marah
tanpa
sebab,
bercakap-cakap,
mendengar
suara
menyuruh
6. Halusinasi cenesthetic
dasarnya
mungkin
organic,
fungsional, psikotik,
dan
ketakutan
Menbcoba
menghilangkan ansietas
Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol
berfokus
pada
pikiran
yang
dapat
beberapa detik
Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat tampak
2. Pohon Masalah
Resiko perilaku kekerasan
(diri sendiri, orang lain, lingkungan,
dan verbal)
Effect
klien/keluarga,
apakah
klien
pernah
dalam
keluarga
dan
tindakan
criminal.
Dan
tanda-tanda
vital
(TD,
Nadi,
Suhu,
Pernafasan, TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
e. Aspek psikososial
- Genogram yang menggambarkan tiga generasi
- Konsep diri
- Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam
-
f. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas
motorik klien, afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi,
proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat
konsentrasi, dan berhitung.
g. Kebutuhan persiapan pulang
- Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan
-
h. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik
dengan stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan
persepsi dengan mengalihkan tanggung jawab kepada orang
lain.
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok,
lingkungan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan
kesehatan.
j.
Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam
masalah.
k.
Aspek medik
l.
Diagnose
medis
yang
telah
dirumuskan
dokter,
therapy
C. Analisa data
NO
DATA SUBYEKTIF
DATA OBYEKTIF
1. Klien mengatakan melihat atau Tampak bicara dan ketawa
mendengar sesuatu.
Klien tidak mampu
sendiri.
mengenal Mulut seperti bicara tapi
mengatakan
merasa Berhenti
bicara
seolah
2. Klien
kesepian.
mendengar atau melihat
Klien mengatakan tidak dapat
sesuatu. Gerakan mata
berhubungan sosial.
yang cepat.
Tidak
tahan
terhadap
kontak yang lama.
Tidak
konsentrasi
dan
bicara.
Tidak ada kontak mata.
wajah
murung,
atau
marah,
keinginan
untuk
merah.
lingkungan, klien suka membentak Mata merah dan melotot.
Rahang mengatup.
dan menyerang orang lain
Tangan mengepal.
Mondar mandir.
D. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang dapat ditarik dari pohon masalah tersebut
adalah :
1. Gangguan persepsi sosial: Halusinasi
2. Isolasi sosial: Menarik Diri
3. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
E. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk klien
a. Tujuan tindakan untuk klien meliputi:
- Klien mengenali halusinasi yang dialaminya.
- Klien dapat mengontrol halusinasinya.
- Klien mengikuti program pengobatan secara optimal.
b. Tindakan keperawatan
1) Membantu pasien halusinasi, Membantu klien halusinasi
dengan cara melakukan diskusi dengan klien tentang isi,
waktu, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul, dan
respon klien saat halusinasi muncul.
2) Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara:
a) Menghardik (mengusir) halusinasi
Merupakan upaya mengendalikan diri terhadap
halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul.
Klien dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi
yang muncul atau tidak mempedulikan halusinasinya, tahap
tindakan meliputi:
- Menjelaskan cara menghardik halusinasi
- Memperagakan cara menghardik halusinasi
- Meminta pada klien untuk memperagakan ulang
- Membantu penerapan cara ini, menguatkan perilaku
Klien.
b) Bercakap-cakap dengan orang lain
Mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakapcakap dengan orang lain, maka maka terjadi distraksi
fokus. Perhatian klien akan beralih dari halusinasi ke
percakapan yang dilakukan dengan orang lain tersebut.
c) Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah
dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur.
Dengan aktivitas yang terjadwal klien tidak akan mengalami
waktu
luang
sendiri
yang
sering
kali
mencetuskan
halusinasi.
Tahap-tahap intervensinya sebagai berikut:
- Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk
-
mengatasi halusinasi.
Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh
klien.
Melatih klien melakukan aktivitas.
Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari-sesuai dengan
tindakan
keperawatan
agar
pasien
patuh
menggunakan obat:
- Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan
-
jiwa.
Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai
program.
Jelaskan akibat putus obat.
Jelaskan cara mendapatkan obat.
Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5
benar: benar obat, pasien, cara, waktu dan dosis.
(Tim MPKP RSJ, 2008).
halusinasi
Melatih keluarga untuk mempraktekkan merawat klien
langsung di depan klien ( Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien
halusinasi langsung di depan pasien ).
3. Pemberian Psikofarmakotherapi
Gejala halusinasi sebagai salah satu gejala psikotik / skizifrenia
biasanya diatasi menggunakan obat-obatan antipsikotik (Maramis,
1994) antara lain:
Golongan gutifenon: Haloperidol, haldol, serence, ludomer,.
Pada kondisi akut bisanya diberikan dalam bentuk injeksi cukup
3 x 24 jam. Setelah itu biasanya klien diberikan dosis peroral 3 x
5 mg.
Golongan Fenotiazin: Chlorpromazin / largactile / promagtile,
biasanya diberikan peroral. Kondisi akut biasanya diberikan 3 x
melukai
atau
mencelakakan
individu
lain
yang
tidak
Bermusuhan
Intelektual
Mendominasi,
cerewet,
kasar,
berdebat,
meremehkan,
sarkasme.
e. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat
orang lain, menyinggung perasaan orang lain, tidak perduli dan
kasar.
f. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan,
sindiran.
g. Perhatian
Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.
3. Jenis Perilaku Kekerasan
a. Verbal
Perilaku kekerasan verbal adalah perilaku melukai seseorang
dengan kata-kata yang diucapkannya.
b. Fisik
Perilaku kekerasan fisik adalah perilaku melukai seseorang
dengan cara mencedarai orang lain atau merusak lingkungan.
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Konsep Dasar
Perilaku kekerasan adalah
suatu
bentuk perilaku
yang
Respon
Maladaptif
Asertif
Prustasi
Pasif
Agresif
Amuk
Keterangan
Adaptif : mempu menyatakan rasa marah tanpa menyakiti orang lain
Frustasi : merasa gagal mencapai tujuan disebabkan tujuan yang
tidak realistis
Pasif
Agresif
perasaan yang
sedang dialami
: Tindakan destruktif terhadap lingkungan yang masih
Amuk
terkontrol
: tindakan destruktif, permusuhan yang kuat dan tidak
terkontrol
Perilaku kekerasan disebabkan kerena beberapa faktor yaitu sebagai
berikut:
1. Faktor Presdiposisi
a. Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian
dapat
timbul
agresif
atau
perilaku
frontal,
lobus
temporal,
dan
ketidakseimbangan
terpenting,
kehilangan
2. Pohon Masalah
EFEK
CORE
CAUSA
Perilaku Kekerasan
Penolakan/duka disfungsional/kehilangn
penganiayaan
fisik,
seksual,
penolakan
dari
Hasil
pengukuran
tanda-tanda
vital
(TD,
Nadi,
Suhu,
Pernafasan, TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
e. Aspek psikososial
Genogram yang menggambarkan tiga generasi
Konsep diri
Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam
kehidupan, kelompok, yang diikuti dalam masyarakat
Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
f. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas
motorik klien, afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi,
proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat
konsentrasi, dan berhitung.
g. Kebutuhan persiapan pulang
Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat
makan kembali.
Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC
yang
menyakitkan
atau
C. Analisa Data
NO
DATA SUBYEKTIF
1.
DATA OBYEKTIF
Wajah klien tampak
tegang, merah.
keinginan untuk melukai diri sendiri, orang lain Mata
merah
2.
dan
banyak
diam,
Sulit tidur, merasa tidak berarti, merasa tidak mengkritik orang lain,
berguna,
3.
kemampuan
merasa
positif,
tidak
merasa
mempunyai
menilai
diri
makan.
Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri.
Komunikasi kurang / tidak ada.
Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain / perawat.
Tidak ada kontak mata : klienlebih sering menunduk.
Mengurung diri di kamar / tempat terpisah, klien kurang dalam
mobilitas.
9. Menolak berhubungan dengan orang lain.
10. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri
dan kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
orang
lain.
Pasien
memerlukan
usaha-usaha
melindungi
diri.
mengembangkan
gangguan
tingkah
laku.
Sikap
pendukung
: Individu
terjadinya
yang
gangguan
berpenyakit
berhubungan.
kronis,
terminal,
memicu
kesulitan
dalam
konflik,
di
satu
sisi
anak
ingin
mengembangkan kemandiriannya.
2. Pohon Masalah
EFEK
CORE
CAUSA
penganiayaan
fisik,
seksual,
penolakan
dari
tanda-tanda
vital
(TD,
Nadi,
Suhu,
Pernafasan, TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
e. Aspek psikososial
Genogram yang menggambarkan tiga generasi
Konsep diri
Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam
f. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas
motorik klien, afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi,
proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat
konsentrasi, dan berhitung.
g. Kebutuhan persiapan pulang
Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan
h. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik
dengan stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan
C. Analisa Data
NO
1
DATA SUBYEKTIF
DATA OBYEKTIF
Tidak berminat, perasaan berbeda Tidak ada dukungan orang
dari
orang
sendirian,
interaksi
dengan
mengungkapkan
menolak (misal
orang
tujuan
fisik,
mental).
mata,
diri,
diterima
afek
tindakan
berulang,
mata
kurang,
mempunyai
tubuh
kemampuan menghindari
menunduk,
orang
lain,
melakukan
apapun,
merasa malu.
diam,
lebih
menyendiri,
senang
aktivitas
D. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi Sosial
2. Harga diri rendah
E. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk klien
Tujuan:
- Membina hubungan saling percaya.
- Menyadari penyebab isolasi sosial.
- Berinteraksi dengan orang lain.
Tidakan:
a. Membina hubungan saling percaya.
Tindakan yang perlu perawat lakukan dalam membina hubungan
saling percaya adalah mengucapkan salam terapeutik, berjabat
tangan, menjelaskan tujuan interaksi, serta membuat kontrak
topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien.
b. Membantu klien mengenal penyebab isolasi sosial dengan:
- Menanyakan pendapat klien tentang berinteraksi dengan
-
orang lain
Menanyakan apa yang menyebabkan klien tidak ingin
klien.
Menjelaskan tentang:
Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada klien .
Penyebab isolasi sosial.
Cara merawat klien dengan isolasi sosial.
Memperagakan cara merawat klien isolasi sosial.
SP 1 Pasien
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien,tanda dan gejala
dan akibat isolasi sosial
2. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi
dengan orang lain
3. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain
4. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
5. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincangbincang dengan orang lain dalam kegiatan harian
SP 2 Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatankepada pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan 2-3 orang sambil melakukan kegiatan harian
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
SP 3 Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih kepada pasien berkenalan dengan 4-5 orang sambil
melakukan kegiatan kelompok
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
SP 4 Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien berbicara sambil melakukan kegiatan sosial.
LAPORAN PENDAHULUAN (LP)
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Kasus (Masalah Utama)
1. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar
manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
sehingga
kemampuan
untuk melakukan
aktivitas
c. Sosial
Interaksi kurang
Kegiatan kurang
Tidak mampu berprilaku sesuai norma
Cara makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat ,
gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri
3. Jenis Defisit Perawatan Diri
a. Kurang perawatan diri: mandi / kebersihan yaitu; gangguan
kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/ kebersihan diri
b. kurang perawatan diri; mengenakan pakaian/ berias yaitu;
gangguan
kemampuan
memakai
pakaian
dan
aktivitas
berdandan sendiri
c. kurang perawatan diri; makan yaitu; gangguan kemampuan
untuk menunjukkan aktivitas makan
bersih,
hubungan
sosial
semakin
buruk,
tidak
cemas,
lelah/lemah
yang
dialami
individu
sehingga
penting
karena
CAUSA
Isolasi Sosial
a. Identitas
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, tanggal MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal
pengkajian, No Rumah Sakit dan alamat klien.
b. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien
dan keluarga datang ke rumah sakit. Yang telah dilakukan
keluarga untuk mengatasi masalah, dan perkembangan yang
dicapai.
c. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga,
mengalami
gangguan
jiwa
apakah
pada
masa
klien
pernah
lalu,
pernah
menggunakan
dan
pakaian.
Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
Istirahat tidur kilien, aktivitas didalam dan diluar rumah.
diminum.
f. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik
dengan stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan
persepsi dengan mengalihkan tanggung jawab kepada orang
lain.
g. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok,
lingkungan,
pendidikan,
pekerjaan,
perumahan,
dan
pelayanan kesehatan.
h. Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam
masalah.
i. Aspek medik
Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy
farmakologi, psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.
j. Daftar masalah keperawatan
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Isolasi Sosial
Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan,
makan, BAB/BAK
C. Analisa Data
NO DATA SUBYEKTIF
DATA OBYEKTIF
1
Tidak berminat, perasaan berbeda Tidak ada dukungan orang
dari
orang
lain,
tidak
fisik,
mental).
mata,
menyendiri/menarik
diri,
tindakan
afek
berulang,
tidak
ada
keinginan
dimotivasi,
Bab/Bak
meyatakan
menyatakan
disembarang
tidak
tempat,
mampu
penampilan
pakaian
tidak
kotor
tidak
tidak
mampu
melaksanakan
yang
sesuai,
kebersihan
setelah
D. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit keperawatan diri
2. Isolasi sosial
E. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk klien
Tujuan:
- Klien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
- Klien mampu berdandan secara baik.
- Klien mampu melakukan makan secara baik.
- Klien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri.
Tindakan:
- Melatih klien cara-cara perawatan kebersihan diri:
Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan.
Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.
Menjelaskan cara melakukan kebersihan diri.
Melatih klien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri.
- Melatih klien berdandan:
Untuk klien laki-laki latihan meliputi: Berpakaian, menyisir
rambut, mencukur.
Untuk klien wanita, meliputi: Berpakaian, menyisir rambut,
-
berhias.
Melatih klien makan secara mandiri:
Menjelaskan cara mempersiapkan makanan.
Menjelaskan cara makan yang tertib.
Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah
makan.
Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik.
- Mengajarka klien melakukan BAB/BAK yang baik:
Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK.
2. Tindakan keperawatan ntuk keluarga
Tujuan:
- Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
kurang perawatan diri.
Tindakan:
untuk
terlibat
dalam
perawatan
klien
jadwal
kegiatan harian.
b) SP II : - Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
- Menjelaskan cara berdandan
- Melatih pasien cara berdandan
- Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
c) SP III : - Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
- Menjelaskan cara eliminasi yang baik
- Melatih cara eliminasi yang baik.
- Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
d) SP IV : - Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
- Menjelaskan cara makan yang baik
- Melatih pasien cara makan yang baik
- Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
b. Keluarga
a)
SP I :
- Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
-
merawat
pasien
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit perawatan
diri, dan jenis defisit perawatan diri yang dialami pasien
c) SP III
- Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah
-
realistis.
Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah peran
frustasi
Transisi Peran situasi adalah terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran dan
kematian
Transisi peran sehat sakit akibat pergeseran dari keadaan
sehat ke sakit dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan
ukuran
bentuk,
penampilan,
fungsi
tubuh,
2. Pohon Masalah
EFEK
Perilaku kekerasan
Harga diri rendah
Penolakan/duka disfungsional/kehilangan
CORE
CAUSA
penganiayaan
fisik,
seksual,
penolakan
dari
tanda-tanda
vital
(TD,
Nadi,
Suhu,
Pernafasan, TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
e. Aspek psikososial
- Genogram yang menggambarkan tiga generasi
- Konsep diri
- Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam
-
diminum.
Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik
dengan stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan
persepsi dengan mengalihkan tanggung jawab kepada orang
lain.
g. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok,
lingkungan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan
kesehatan.
h. Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam
masalah.
i. Aspek medik
Diagnosa medis yang telah dirumuskan dokter, therapy
farmakologi, psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.
j. Daftar masalah keperawatan
- Isolasi social: Menarik Diri
- Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
- Perilaku Kekerasan
- Koping Individu Tidak Efektif
- Perubahan Persepsi Sensori
- Tidak Efektifnya Penatalaksanaan regimen terapeutik
- Koping Keluarga Tidak Efektif
C. Analisa Data
NO
1
DATA SUBYEKTIF
DATA OBYEKTIF
Tidak berminat, perasaan berbeda Tidak ada dukungan orang yang
dari
orang
lain,
tidak
marah,
perasaan
keinginan
melukai diri sendiri, orang lain dan adanya kecacatan (misal fisik,
lingkungan, klien suka membentak mental). Tindakan tidak berarti,
D. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah
2. Perilaku kekerasan
E. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk klien
Tujuan tindakan untuk klien meliputi:
- Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
-
yang dimiliki.
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Klien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai
kemampuan.
Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai
kemampuan.
Klien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang
sudah dipilih.
Tindakan:
- Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien dengan cara:
Mendiskusikan sejumlah kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki klien seperti kegiatan klien di rumah sakit atau
dirumah.
Beri pujian yang realistik.
- Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan,
dengan cara:
Mendiskusikan kemampuan yang masih dapat digunakan
saat ini.
Bantu klien menyebutkan dan memberi pengutan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan klien.
Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar
-
yang aktif.
Membantu klien menetapkan kemampuan yang akan dilatih:
Mendiskusikan beberapa kegiatan yang dapat dipilih
sebagai kegiatan yang akan dilakukan sehari-hari.
Bantu klien menentukan kegiatan yang dapat dilakukan
secara mandiri atau dengan bantuan.
Melatih kemampuan yang dipilih klienMendiskusikan untuk melatih kemampuan yang dimiliki.
Bersama klien memperagakan kegiatan yang ditetapkan.
Berikan pujian terhadap kegiatan yang dapat dilakukan
klien.
Membantu menyusun jadwal pelaksanan kegiatan yang telah dilatih;
Memberi kesempatan kepada klien untuk mencoba
kegiatan yang telah dilatih.
Beri pujian terhadap kegiatan yang dapat dilakukan setiap hari.
Tingkatkan kegiatan sesuai tingkat toleransi.
Susun jadwal melaksanakan kegiatan yang telah dilatih.
(Tim MPKP RSJ, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta :
EGC.
Stuart, G.W & Sundeen, S.J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa
(Terjemahan). Jakarta: EGC,
TIM IPKJI Aceh dan PPNI Komisariat RSJ Aceh. 2015. Buku Panduan
Program Praktek Klinik Keperawatan Jiwa. Banda Aceh