Anda di halaman 1dari 2

KETIKA ENGKAU MENIKAHI SEORANG ISTRI DARI KELUARGA YANG TIDAK SEMPURNA

Ketika kau memutuskan untuk menikahi seorang perempuan dengan latar belakang keluarga yang tidak
sempurna, barangkali akan ada beberapa orang yang mempertanyakannya. Mungkin orangtua atau orang-orang
terdekatmu. Apakah kamu serius dengan keputusan itu? Sudahkah kamu memikirkan semuanya? Tidakkah
kamu takut rumah tanggamu akan berjalan tidak baik-baik saja?
Dan ketika kamu teguh dengan keputusan itu, bahkan calon istrimu sendiri mungkin meragukannya: Apakah kau
tak akan menyesal di kemudian hari?
Aku mengalami semua itu. Aku pernah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Hari ini, aku ingin
menjawab dan menjelaskan semuanya
Ketika kau mengenal seorang perempuan dengan latar belakang keluarga yang tidak sempurna, barangkali kau
baru saja bertemu dengan perempuan dengan kemampuan menghadapi persoalan di atas rata-rata. Ia tumbuh
dengan perjuangan untuk selalu bisa tersenyum di hadapan semua orang, berusaha tampak biasa-biasa saja,
meskipun ada sesuatu yang menghantam-hantam dari dalam dirinya. Ia mungkin sering menangis, tetapi bukan
untuk sesuatu yang remeh-temeh. Air matanya terlalu berharga untuk menangisi hal-hal sepele yang bisa ia atasi
dengan cara dan usahanya sendiri. Ia menangisi sesuatu yang barangkali jika semua itu terjadi kepadamu, kau
tak akan pernah bisa menahannya. Ia menangisi sebuah kehilangan.
Apa yang hilang dari dirinya? Barangkali masa kecil dan kebahagiaan yang semestinya mewarnai semua itu.
Barangkali rasa bangga yang tetiba diruntuhkan oleh ketidakadilan yang entah mengapa harus menimpa dirinya.
Ia menyaksikan kehancuran rumah tangga orangtuanya pada usia yang telalu muda. Barangkali ia harus
mendengarkan kekecewaan ibunya sendiri tentang ayah yang dicintainya. Barangkali ia harus menerima
kenyataan bahwa cinta bukan satu-satunya syarat untuk mempertahankan semuanya. Pada saat bersamaan, ia
harus menutup telinga dari pembicaraan buruk orang-orang tentang keluarganya. Ia dipaksa nasib untuk menjadi
dewasa sebelum waktunya.
Tetapi, kedewasaan itulah yang membuatnya menjadi pribadi yang kuat. Ia selalu punya cara untuk terlihat biasabiasa saja di tengah hal-hal buruk yang sedang dihadapinya. Ia tetap bisa tersenyum saat orang lain terlalu
lemah untuk bersikap baik-baik saja. Bayangkan, ia membangun semua sistem pertahanan dan rasa percaya diri
itu selama bertahun-tahun?
Hari-hari pertama setelah kau menikahi perempuan itu, semuanya akan terasa mudah bagimu. Kau pikir, ia tak
perlu banyak waktu untuk belajar menjadi istri yang baik buatmu. Ia begitu menghormatimu. Ia pandai
menempatkan diri. Ia begitu pengertian dan penuh kasih. Meski mungkin kau tidak tahu bahwa sebenarnya ia
menjalankan semua itu dengan penuh rasa takut dan khawatir. Ia takut hal-hal buruk yang terjadi pada
orangtuanya terulang lagi pada dirinya. Ia dihantui rasa khawatir untuk melakukan kesalahan-kesalahan yang
mungkin bisa mengembalikan lagi kesedihan yang bertahun-tahun berusaha dikubur di kedalaman perasaannya.
Ia menjaga semuanya untuk kebahagiaanmu, untuk kebahagiaannya sendiri, untuk kebahagiaan kalian berdua.
Bulan demi bulan berlalu, kau selalu terpesona dengan keterbukaanya tentang segala sesuatu. Ia terlatih untuk
jujur pada dirinya sendiri, sehingga tak memiliki apapun lagi untuk dirahasiakan darimu. Ia bisa dengan mudah
menceritakan hal-hal buruk yang pernah menimpanya atau kekurangan dirinya, ia menceritakan apapun tentang
keluarganya, ia ingin kau melihat dan mencintainya apa adanya.
Barangkali ia juga sering bersedih, meski mungkin kau jarang mengetahuinya. Ia terbiasa menggigit bagian
dalam bibir bawahnya saat kau menceritakan tentang keluargamu: Ayahmu yang lucu, ibumu yang lugu, adikadikmu yang nakal, atau tradisi liburan keluarga yang bertahun-tahun kau miliki dengan penuh kebahagiaan. Ada
perasaan asing yang mengalir dalam dirinya ketika kau menceritakan semua itu. Rasa asing yang mungkin akan
membuatnya tidak nyaman, cemburu, marah, atau segala sesuatu di antara semua itu.

Maka ia mulai mencintai ibumu seperti ibunya sendiri, ia akan menghormati ayahmu seperti ayahnya sendiri, ia
menjadikan keluargamu sebagai pelabuhan bagi semua mimpinya tentang rumah cinta dan tangga ke surga.
Tahun-tahun berikutnya, ketika kalian dikarunia anak-anak, ia akan selalu berusaha menjadi ibu yang sempurna
bagi mereka. Ia tak ingin, dan tak ingin, dan tak pernah ingin anak-anaknya mengalami sesuatu yang sama yang
pernah ia alami. Dalam daftar prioritas hidupnya, ia tulis hal-hal yang tak akan mengecewakanmu: cinta, kasih
sayang, kejujuran, kesetiaan. Hal-hal yang dari semua itu ia letakkan fondasi untuk sesuatu yang kelak kalian
akan sebut sebagai rumahtempatmu bertolak sekaligus kembali, tempat kalian akan melewati semuanya
bersama-sama.
Demikianlah, ketika kau menikahi seorang istri dari keluarga yang tidak sempurna, barangkali kau telah menikahi
seorang perempuan terbaik di dunia Perempuan yang dengan segala ketidaksempurnaan yang dimilikinya,
akan menyempurnakan segala sesuatu yang ada pada dirimu dan semua hal di sekelilingmu.
Ketika kau melihat seorang perempuan dari masa lalu yang tidak sempurna, kau tengah melihat seorang
perempuan hebat dengan seluruh keajaiban yang ada dalam hidupnya.
.
Selamat ulang tahun, istriku. Hari ini usiamu genap 28 tahun. Terima kasih karena engkau telah terlahir ke dunia
ini. Terima kasih karena telah mengajariku segala hal yang tak mungkin kudapatkan lagi dari orang lain selain
kamu. Terima kasih karena telah menjadi dirimu sendiri.
Selamat ulang tahun, Rizqa
Melbourne, 9 Juni 2015
FAHD PAHDEPIE
*PS. Baca kisah-kisah saya dan Rizqa yang lainnya di buku 'Rumah Tangga'. Silakan PO ke:
gita.romadhona@pandamedia.co.id

Anda mungkin juga menyukai