ar
ak
gy
://
yo
tp
ht
.id
s.
go
bp
.id
s.
go
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
DATA STRATEGIS
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2015
: 1103003.34
:: 34523.15.42
: 14,8 cm x 21,5 cm
s.
go
.id
gy
tp
://
yo
Penyunting oleh:
Tutty Amalia
Alwan Fauzani
ak
ar
ta
.
bp
Naskah:
Istanti
ht
Gambar Kulit:
Istanti
Diterbitkan oleh:
Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
KATA PENGANTAR
ISTIMEWA
booklet ini meliputi Inflasi, Produk Domestik Regional Bruto, Nilai Tukar
Pertanian,
penting
Ketenagakerjaan,
Kemiskinan,
lainnya.
memudahkan
Untuk
Kependudukan,
dan
pemahaman
dan
s.
go
indikator
.id
Petani,
bp
ta
.
pengguna data BPS, baik untuk aparat pemerintahan maupun publik. Booklet
ar
ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi yang berguna untuk berbagai
gy
ak
tujuan.
://
yo
tp
terhadap
ht
Y. Bambang Kristianto, MA
.id
s.
go
bp
ta
.
ar
ak
gy
://
yo
tp
ht
ii
2014
2015
(2)
(3)
(4)
7,32
6,59
NA
5,49
5,18
NA
23 624,0
25 693,4
NA
116,89
102,26
NA
3,24
3,33
4,07
69,29
71,05
68,38
44,03
47,12
24,39
55,97
52,88
75,61
75,07
76,26
NA
159 266
158 903
NA
57,88
57,87
NA
921 824
919 573
NA
15,43
15,00
14,91
553,07
544,87
550,23
308 826
318 514
342 541
ak
ar
ta
.
bp
4. Rata-rata NTP
.id
2013
(1)
s.
go
Tahun
Indikator
gy
://
yo
ht
tp
1 818 982
1 839 727
1 860 441
7,18
6,33
NA
74,45
74,50
NA
13. IPM
76,44
76,81
NA
14. IDI
72,36
82,71
NA
iii
DAFTAR ISI
i
iii
Daftar Isi
iv
Daftar Tabel....
Pendahuluan....
Angka Inflasi.....
.id
Kata Pengantar........................
17
36
ta
.
bp
s.
go
ar
Pertanian....
gy
ak
Ketenagakerjaan..
43
52
72
Kependudukan........
93
tp
://
yo
Kemiskinan..
117
Pendidikan
127
Kesehatan. .
143
150
157
184
Daftar Pustaka.............
187
ht
iv
DAFTAR TABEL
ANGKA INFLASI
Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Yogyakarta dan
Nasional, 2012 2014 (2012=100)
10
Tabel 2.2
11
Tabel 2.3
12
Tabel 2.4
Tabel 2.5
.id
Tabel 2.1
13
14
14
Tabel 2.7
15
16
ak
ar
Tabel 2.8
ta
.
bp
s.
go
Tabel 2.6
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga
Konstan 2010 menurut Lapangan Usaha Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2013-2014 (juta Rp)...
26
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
ht
tp
Tabel 3.1
://
yo
gy
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga
Konstan 2010 menurut Kabupaten/kota di Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2013-2014 (juta rupiah)..
.....................................................................
Kontribusi terhadap Jumlah PDRB Daerah Istimewa
Yogyakarta menurut Lapangan Usaha, 20102014(persen).
Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan
Usaha Daerah Istimewa Yogyakarta dan Nasional, 2013 2014
(persen) .............................................................................
27
27
28
29
30
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Tabel 3.10
Tabel 3.11
31
32
33
34
35
39
Tabel 4.2
40
Tabel 4.3
41
Tabel 4.4
42
ak
ar
ta
.
bp
s.
go
.id
Tabel 4.1
gy
PERTANIAN
46
Tabel 5.2
47
Tabel 5.3
48
Tabel 5.4
48
Tabel 5.5
49
Tabel 5.6
49
Tabel 5.7
50
Tabel 5.8
50
vi
ht
tp
://
yo
Tabel 5.1
Tabel 5.9
51
KETENAGAKERJAAN
Tabel 6.6
://
yo
ht
Tabel 6.9
62
63
65
66
67
69
tp
Tabel 6.8
gy
ak
Tabel 6.7
.id
Tabel 6.5
61
s.
go
Tabel 6.4
bp
Tabel 6.3
60
ta
.
Tabel 6.2
ar
Tabel 6.1
71
KEMISKINAN
Tabel 7.1
79
Tabel 7.2
80
Tabel 7.3
81
Tabel 7.4
82
vii
83
Tabel 7.6
84
Tabel 7.7
85
Tabel 7.8
86
Tabel 7.9
87
Tabel 7.10
88
Tabel 7.11
89
Tabel 7.12
90
Tabel 7.13
s.
go
bp
ta
.
Jumlah Rumah
Tangga Penerima Raskin menurut
Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2008-2013
Tabel 8.3
Tabel 8.4
91
92
103
105
tp
ht
Tabel 8.2
://
yo
PENDUDUK
Tabel 8.1
91
gy
ak
Tabel 7.15
ar
Tabel 7.14
.id
Tabel 7.5
105
106
Tabel 8.5
107
Tabel 8.6
108
Penduduk
menurut
Kabupaten/kota
Daerah
Istimewa
Yogyakarta, 2011-2015
109
Tabel 8.7
viii
110
Tabel 8.9
111
Tabel 8.10
112
Tabel 8.11
112
Tabel 8.12
113
Tabel 8.14
115
Tabel 8.15
116
Tabel 8.16
116
s.
go
124
Tabel 9.2
124
Tabel 9.3
125
125
Tabel 9.5
126
Tabel 9.6
126
Tabel 10.1
132
Tabel 10.2
132
gy
://
yo
ht
Tabel 9.4
ak
Tabel 9.1
tp
ar
114
ta
.
bp
Tabel 8.13
.id
Tabel 8.8
PENDIDIKAN
ix
Tabel 10.3
133
Tabel 10.4
134
Tabel 10.5
134
Tabel 10.6
135
Tabel 10.7
136
Tabel 10.8
136
Tabel 10.9
138
.id
s.
go
://
yo
ht
Tabel 10.15
Tabel 10.16
139
139
140
140
tp
Tabel 10.14
138
gy
ak
Tabel 10.13
bp
Tabel 10.12
ta
.
Tabel 10.11
ar
Tabel 10.10
142
142
Tabel 11.1
147
Tabel 11.2
147
Tabel 11.3
148
KESEHATAN
Tabel 11.4
148
Tabel 11.5
149
Tabel 11.6
Banyaknya
Sarana Kesehatan menurut Kabupaten/kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2011....
149
154
Tabel 12.2
155
Tabel 12.3
.id
Jawa, 2013-2014.
s.
go
INDIKATOR-INDIKATOR LAINNYA
160
Tabel 13.2
160
Tabel 13.3
Perbandingan
2012-2014
ta
.
IPAK
bp
Tabel 13.1
Berdasarkan
Karakteristik
ak
Tabel 13.4
Indeks
gy
Kebahagiaan
menurut
Pendidikan
Tertinggi
yang
://
yo
tp
ht
Tabel 13.8
164
164
165
Tabel 13.9
163
Tabel 13.7
161
ar
Tertentu.
167
jawa, 2014.
170
Tabel 13.10
171
Tabel 13.11
171
Tabel 13.12
172
xi
Tabel 13.13
172
Tabel 13.14
177
Tabel 13.15
177
Tabel 13.16
178
Tabel 13.17
Tabel 13.18
181
Tabel 13.19
181
s.
go
.id
Yogyakarta, 2014.
Tabel 13.21
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
Tabel 13.20
xii
183
183
PENDAHULUAN
Booklet ini berisi tentang indikator sosial ekonomi yang dihasilkan
Badan Pusat Statisik (BPS), disertai penjelasan praktis dan ulasan singkat.
Indikator sosial ekonomi yang termuat adalah data yang memiliki kriteria
bahwa: (1) data dimaksud selalu di-update dan terjamin kekiniannya; (2)
banyak digunakan untuk berbagai kajian; (3) dapat menggambarkan
fenomena dan bahkan mempengaruhi kondisi sosial-ekonomi wilayah.
Pengguna data strategis terus meningkat hingga saat ini, mulai
.id
s.
go
bp
mulai dari jumlah penduduk, konsumsi per kapita, nilai tambah sektoral,
ta
.
dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data harga dan perubahannya
ak
ar
kemampuan
://
yo
yang
gy
padi, jagung, kedelai, kacang tanah, dan ubi kayu. Kondisi ketenagakerjaan
daerah
dalam
meningkatkan
tp
berusaha,
ht
disajikan dalam booklet ini. Edisi kali ini juga akan diperkenalkan indikator
indikator baru seperti Indeks Kesulitan Geografi(IKG), Gini Rasio, Indeks
Pembangunan Gender (IPG) dan lain-lain.
Di setiap data yang disajikan diberi penjelasan praktis, sehingga
pengguna data akan mendapatkan penjelasan lebih rinci terkait penjelasan
teknis masing-masing indikator. Bagian ini memberikan
lengkap
tetapi
ringkas
kepada
pembaca
tentang
informasi yang
konsep,
definisi,
akademisi, peneliti,
.id
s.
go
bp
terkait dengan angka inflasi adalah penyajian data tentang Indeks Harga
ta
.
ak
ar
gy
://
yo
ht
tp
pertanian. Pada bab ini juga disajikan nilai tukar petani, indeks
harga yang diterima petani, dan indeks harga yang dibayar petani.
kerja,
penganggur,
lapangan
usaha,
dan
distribusi
per
.id
s.
go
bp
ta
.
aspek
penting
ak
akurat
ar
mendukung
tahun 2009
tahun 2015 yang dibedakan menurut kota dan desa pada level
://
yo
hingga
gy
strategi
ht
tp
Manusia (IPM).
dan
ekonomi
dalam
ukuran
indeks.
Data
kesehatan,
terdiri
dari
.id
s.
go
bp
ta
.
indikator yang akan disajikan antara lain: angka kematian bayi, angka
ar
ak
gy
demokrasi.
kebebasan
sipil,
hak-hak
tp
aspek
dapat
melihat
Pembaca
ht
dari
://
yo
dan
lembaga-lembaga
perbandingan
pembangunan
.id
s.
go
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
2
ANGKA INFLASI
tingkat
barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga. Ada barang
yang harganya naik, turun, dan ada yang tetap. Resultante (rata-rata
terimbang) dari perubahan harga bermacam barang dan jasa tersebut, pada
suatu selang waktu (bulanan) disebut inflasi (apabila naik) dan deflasi
perubahan
harga
tersebut
tercakup
dalam suatu
s.
go
Hitungan
.id
(apabila turun).
indeks harga yang dikenal dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau
bp
ta
.
ar
yang
dimodifkasi
ak
://
yo
gy
ht
tp
inflasi adalah:
INFt
IHKt : Indeks Harga Konsumen pada waktu (bulan atau tahun) (t)
IHKt-1 : Indeks Harga Konsumen pada waktu (bulan atau tahun) (t-1)
Interpretasi:
INFt < 0 : tingkat harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum
dikonsumsi rumah tangga pada waktu (bulan atau tahun) (n)
mengalami penurunan dibandingkan (bulan atau tahun) (n-1).
.id
Penghitungan Inflasi
s.
go
ta
.
bp
ar
gy
ak
://
yo
tp
bulan Januari sampai dengan bulan tertentu. Dengan kata lain inflasi
ht
kumulatif bulan Juli 2011 berarti inflasi Januari 2011 Juli 2011.
3. Year on Year (YoY) yakni inflasi yang terjadi selama setahun terakhir
dari bulan tertentu tahun sebelumnya sampai dengan bulan yang sama
tahun sekarang. Misalkan inflasi year on year bulan Juli berarti inflasi
bulan
Juli
.id
Kategori inflasi:
s.
go
ar
ta
.
bp
gy
ak
Tujuan
menggambarkan
://
yo
tp
ht
keputusan baik tingkat ekonomi mikro atau makro, baik fiskal maupun
moneter. Pada tingkat mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, dapat
memanfaatkan angka inflasi untuk dasar penyesuaian nilai pengeluaran
kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan mereka yang relatif tetap. Dalam
tingkat makro, angka inflasi dapat mengambarkan stabilitas perekonomian
dan moneter. Angka inflasi sering dikaitkan dengan nilai investasi,
pertumbuhan ekonomi bahkan tingkat pengangguran.
Beberapa alasan penyebab inflasi:
1.
3.
s.
go
.id
kenaikan harga
Manfaat Angka Inflasi antara lain:
bp
ta
.
ar
ak
://
yo
gy
tp
ht
Tabel 2.1
Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Yogyakarta dan Nasional,
2014 2015 (2012=100)
Nasional
2014
2015
(3)
(4)
(5)
Januari
110,77
116,99
110,99
118,71
Februari
110,85
116,52
111,28
118,28
Maret
111,00
116,69
111,37
118,48
April
111,80
117,13
111,35
118,91
Mei
111,14
117,55
111,53
119,50
Juni
111,62
117,96
Juli
112,57
118,70
Agustus
112,67
119,09
113,58
121,73
September
113,22
113,89
121,67
Oktober
113,54
119,15
114,42
121,57
November
114,82
119,31
116,14
121,82
....
119,00
....
116,84
s.
go
bp
112,01
113,05
ta
.
ar
gy
119,14
://
yo
tp
Desember
.id
(2)
ht
(1)
Yogyakarta
2014
2015
ak
Bulan
120,14
121,26
Kota Yogyakarta, pada bulan November 2015 terjadi kenaikan Indeks Harga
Konsumen dari 119,15 pada bulan Oktober menjadi 119,31, sehingga inflasi
bulan Desember tercatat
Konsumen Nasional pada periode yang sama juga mengalami kenaikan dari
121,57 pada bulan oktober menjadi 121,82 atau mengalami inflasi 0,21 persen.
10
Tabel 2.2
Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional,
2014 2015 (2012=100)
Nasional
2015
(3)
(4)
(5)
Januari
1,05
0,13
1,07
-0,24
Februari
0,07
-0,40
0,26
-0,36
Maret
0,14
0,15
0,08
0,17
April
0,07
0,38
-0,02
0,36
Mei
0,05
0,36
0,16
0,50
Juni
0,43
0,35
0,43
0,54
Juli
0,85
0,63
0,93
0,93
Agustus
0,09
0,33
0,47
0,39
September
0,49
0,04
0,27
0,05
Oktober
0,28
0,01
0,47
-0,08
November
1,13
0,13
1,50
0,21
Desember
1,76
....
2,46
....
://
yo
gy
ta
.
bp
s.
go
.id
(2)
ar
2014
tp
(1)
Yogyakarta
2014
2015
ak
Bulan
ht
11
Tabel 2.3
Inflasi Kota Yogyakarta Bulan Desember 2014
menurut Pengeluaran (2012=100)
Des
2013
Nov
2014
Des
2014
Inflasi
Bulan
Des
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Umum
109,62
114,82
116,84
1,76
6,59
1. Bahan Makanan
117,86
122,88
126,93
3,30
7,70
111,53
114,39
114,82
0,38
2,95
106,94
115,44
116,48
0,90
8,92
4. Sandang
103,12
106,29
106,84
0,52
3,61
5. Kesehatan
104,39
110,12
0,53
5,49
103,19
105,65
105,64
-0,01
2,37
116,28
121,49
4,48
9,36
s.
go
dan Tembakau
ta
.
bp
Bahan Bakar
ar
109,54
Laju
Inflasi
Tahun
2014
ak
gy
Raga
://
yo
.id
IHK
Kelompok
Pengeluaran
111,09
ht
tp
12
Tabel 2.4
Inflasi Bulan Desember 2014 dan Year on Year
Kota Yogyakarta dan Nasional Menurut Kelompok Pengeluaran
Kelompok Pengeluaran
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
6,59
7,70
8,36
10,57
2,95
8,11
8,92
3,61
5,49
7,36
3,08
5,71
2,37
4,44
9,36
12,14
ar
ta
.
bp
s.
go
.id
Umum
1,76
2,46
1. Bahan Makanan
3,30
3,22
2. Makanan Jadi, Minuman,
Rokok, dan Tembakau
0,38
1,96
3. Perumahan, Air, Listrik,
Gas, dan Bahan Bakar
0,90
1,45
4. Sandang
0,52
0,64
5. Kesehatan
0,53
0,74
6. Pendidikan, Rekreasi, dan
Olah Raga
-0,01
0,36
7. Transpor, Komunikasi,
dan Jasa Keuangan
4,48
5,55
Sumber : Berita Resmi Statistik BPS Provinsi D.I. Yogyakarta
ak
gy
://
yo
tp
ht
13
Tabel 2.5
Andil Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional Bulan Desember 2014
(2012=100)
Andil Inflasi (%)
Yogyakarta
Nasional
Kelompok Pengeluaran
(1)
(2)
(3)
UMUM
1.76
1. Bahan Makanan
0.60
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan
0.07
Tembakau
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan
0.23
Bakar
4. Sandang
0.03
5. Kesehatan
0.03
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
0.00
7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa
0.79
Keuangan
Sumber : Berita Resmi Statistik BPS Provinsi D.I. Yogyakarta
2.46
0.64
0.31
0.35
.id
0.04
0.03
0.03
ar
ta
.
bp
s.
go
1.06
://
yo
Tahun
gy
ak
Tabel 2.6
Perbandingan Inflasi Tahun ke Tahun Kota Yogyakarta dan
Nasional, 2005-2014
(1)
ht
tp
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
Sumber : Berita Resmi Statistik BPS RI
Yogyakarta
Nasional
(2)
(3)
6.59
7.32
4.31
3.88
7.38
2.93
9.88
7.99
10.4
14.98
14
8.36
8.38
4.30
3.79
6.96
2.78
11.06
6.59
6.60
17.11
Tabel 2.7
Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi
Bulan Desember 2014 untuk 23 Kota-kota Besar di Pulau Jawa
No.
Kota
(1)
(2)
2013
2014
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
(3)
(4)
(5)
(6)
Jakarta
144,27
8,00
119,41
8,95
Bogor
146,71
8,55
118,49
6,83
Sukabumi
146,07
8,03
119,34
8,38
Bandung
138,82
7,97
117,11
7,76
Cirebon
149,78
7,86
117,11
7,08
Bekasi
145,20
9,46
117,49
7,68
Depok
148,18
10,97
118,97
Tasikmalaya
146,33
6,89
116,97
8,09
7,49
Purwokerto
145,46
8,50
117,36
7,09
10
Surakarta
134,81
8,32
116,84
8,01
11
Semarang
145,29
8,19
118,73
8,53
Tegal
142,05
5,80
114,73
7,40
Yogyakarta
145,65
7,32
116,84
6,59
14
Jember
145,66
7,21
117,52
7,52
15
Sumenep
142,26
6,62
117,30
8,04
16
Kediri
145,44
8,05
118,96
7,49
17
Malang
146,64
7,92
119,16
8,14
18
Probolinggo
151,77
7,98
118,72
6,79
19
Madiun
148,57
7,52
116,83
7,40
20
Surabaya
145,19
7,52
117,81
7,90
21
Tangerang
152,11
9,16
123,07
11,27
22
Cilegon
149,92
10,02
124,82
10,03
Serang
144,59
7,98
120,92
9,93
Nasional
146,84
8,38
119,00
8,36
23
ht
tp
://
yo
ak
ar
12
13
gy
ta
.
bp
s.
go
.id
3
4
15
Tabel 2.8
Laju Inflasi Tahun Kalender untuk Kota-kota Besar di Pulau Jawa,
2010-2014
No.
Kota
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
s.
go
.id
Jakarta
6,34
3,97
4,52
8,00
8,95
Bogor
6,57
2,85
4,06
8,55
6,83
Sukabumi
5,43
4,26
3,98
8,03
8,38
Bandung
4,53
2,75
4,02
7,97
7,76
Cirebon
6,70
3,20
3,36
7,86
7,08
Bekasi
7,88
3,45
3,46
9,46
7,68
Depok
7,97
2,95
4,11
10,97
7,49
Tasikmalaya
5,56
4,17
3,87
6,89
8,09
Cilacap
NA
NA
NA
NA
8,19
Purwokerto
6,04
3,40
4,73
8,50
7,09
Kudus
NA
NA
NA
NA
8,59
Surakarta
6,65
1,93
2,87
8,32
8,01
Semarang
7,11
2,87
4,85
8,19
8,53
Tegal
6,73
2,58
3,09
5,80
7,40
Yogyakarta
7,38
4,31
6,59
3,88
7,32
Jember
7,09
2,43
4,49
7,21
7,52
Banyuwangi
NA
NA
NA
NA
6,59
Sumenep
6,75
4,18
5,05
6,62
8,04
Kediri
6,80
3,62
4,63
8,05
7,49
Malang
6,70
4,05
4,60
7,92
8,14
Probolinggo
6,68
3,78
5,88
7,98
6,79
Madiun
6,54
3,49
3,51
7,52
7,40
Surabaya
7,33
4,72
4,39
7,52
7,90
Tangerang
6,08
3,78
4,44
10,02
10,03
Cilegon
6,12
2,35
3,91
7,98
9,93
Serang
2,78
9,16
11,27
2,35
4,41
6,96
Nasional
4,30
8,38
8,36
3,79
Sumber : Berita Resmi Statistik , BPS-RI
Ket
:Data berdasarkan perubahan IHK Desember terhadap Desember tahun
sebelumnya
NA
: Not Available, Tidak tersedia karena penghitungan IHK untuk kota-kota
tersebut Baru dilaksanakan mulai Tahun 2014.
ht
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Inflasi Kota Serang tahun 2014 tercatat sebesar 11,27 persen, tertinggi
dibandingkan lima ibukota provinsi lainnya di Pulau Jawa. Sementara pada
tahun 2013 yang tertinggi adalah Kota Tangerang yaitu 10,02 persen.
16
.id
s.
go
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
3
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
17
(net
s.
go
.id
PDB terbagi menjadi dua jenis yaitu PDB atas dasar harga berlaku dan PDB
bp
dengan pendapatan
ta
.
pajak
tak
langsung
ak
dikurangi
ar
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross Nasional Product (GNP). PNB
neto
dan
penyusutan
akan
://
yo
gy
tp
ht
Output perusahaan adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam
suatu periode tertentu meliputi produksi utama, produksi ikutan maupun
produksi
18
Termasuk juga sebagai biaya antara adalah pembelian peralatan kerja buruh
tambang seperti lampu dan bahan peledak atau peralatan kerja buruh tani
atas dasar suatu kontrak. Pengeluaran untuk transport pegawai ke dan dari
tempat bekerja dimasukkan sebagai pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan atas nilai barang dan jasa
sebagai biaya antara agar menjadi output. Oleh karenanya secara
matematis nilai tersebut dapat dihitung menggunakan formula sederhana
berikut ini;
.id
Nilai tambah bruto merupakan balas jasa faktor produksi, yang terdiri dari
s.
go
komponen (a) pendapatan faktor, (b) penyusutan barang modal tetap, (c)
pajak tak langsung neto, sedangkan penyusutan dikeluarkan dari nilai
ta
.
bp
ar
tambah
seluruh
kegiatan
ekonomi
dengan
cara
://
yo
Menghitung
gy
ak
tp
tiap-tiap sektor atau subsector. Terjadi perubahan tahun dasar dari tahun
ht
19
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
s.
go
.id
20
.id
s.
go
bp
ta
.
PDB dihitung sebagai jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi.
ar
Balas jasa tersebut terdiri dari: upah dan gaji (balas jasa tenaga kerja),
ak
sewa tanah (balas jasa tanah), bunga modal (interests) sebagai balas jasa
gy
://
yo
tp
langsung lainnya (other direct taxes). Dengan pendekatan ini PDB dihitung
ht
menggunakan rumus:
tidak langsung
indirect taxes).
Penilaian Harga Konstan PDB/PDRB
Terdapat tiga metode yang digunakan untuk memperoleh penilaian harga
atas dasar harga konstan, yaitu:
21
.id
adalah
s.
go
bp
ta
.
ar
gy
ak
adalah Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar dikurangi
://
yo
tp
ht
22
.id
s.
go
bp
ar
ta
.
://
yo
PDRBt
gy
ak
ht
Distribusi
tp
23
Kegunaan PDB/PDRB
PDB atas dasar harga berlaku (at current market prices) atau nominal,
PDB yang dinilai atas dasar harga berlaku pada tahun-tahun bersangkutan.
PNB
atas
dasar
harga
berlaku
menunjukkan
pendapatan
yang
.id
s.
go
bp
dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor
ta
.
ekonomi.
ar
gy
ak
://
yo
negeri.
PDB dan PNB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai
tp
rata-rata PDB dan PNB per kepala atau per satu orang penduduk. Nilai ini
ht
sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi tahun ke tahun (y on y)
dasar harga
24
ekonomi
atau
Laju
pertumbuhan
PDB/PDRB
perekonomian
dalam
selang
waktu
tertentu.
Indikator
ini
.id
s.
go
bp
ta
.
banyak digeluti oleh masyarakat secara luas. Bukan dari penjualan produk
ak
ar
://
yo
gy
sektor
tp
ht
25
Tabel 3.1
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB
Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut Lapangan Usaha
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013-2014 (juta Rp)
Lapangan Usaha
(1)
ADHK
2014**
2013*
2014**
(2)
(3)
(4)
(5)
10 292 620,9
7 670 026,2
7 506 534,3
495 039,5
603 343,4
461 013,8
470 734,6
11 563 733,8
12 614 921,0
10 084 213,3
10 469 636,9
176 160,4
191 640,8
196 873,1
203 064,7
8 060 750,5
8 722 682,2
7 106 854,7
7 508 543,3
6 938 421,0
7 681 034,9
6 187 855,1
6 540 107,5
4 783 126,5
5 313 232,9
4 217 506,9
4 377 849,8
9 323 241,9
6 942 541,1
7 414 021,0
7 897 507,2
7 969 970,4
8 458 713,2
3 634 533,5
2 620 313,0
2 855 408,4
6 497 271,5
5 322 003,8
5 735 457,1
855 439,4
956 390,6
858 734,2
924 041,7
6 702 818,7
7 492 245,8
5 639 411,8
5 971 985,6
P. Jasa Pendidikan
6 718 002,1
7 600 854,9
6 430 385,5
6 938 845,3
Q. Jasa Kesehatan
2 094 674,4
2 276 361,0
1 916 373,7
2 062 978,6
2 147 020,2
2 351 975,0
2 012 930,9
2 119 325,9
84 924 663,6
93 449 857,5
75 637 007,5
79 557 248,0
9 524 736,50
10 542 693,50
8 158 193,70
8 568 115,60
8 284 060,7
7 572 218,9
3 170 932,7
gy
G. Perdagangan Besar
dan Eceran
H. Tranportasi dan
Pergudangan
I. Akomodasi dan Makan
Minum
J. Informasi dan
Komunikasi
K. Jasa Keuangan dan
Asuransi
5 815 245,1
M, N. Jasa Perusahaan
ht
tp
O. Administrasi
Pemerintahan
://
yo
L. Real Estate
PDRB
PDB (Milyar Rupiah)
s.
go
F. Konstruksi
bp
D, E. Pengadaan Listrik,
Gas dan Air
ta
.
C. Industri Pengolahan
ar
B. Penggalian
.id
9 449 019,7
ak
A. Pertanian
ADHB
2013*
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto D.I. Yogyakarta menurut Lapangan Usaha, 2010-2014
Ket
: * : Angka Sementara
** : Angka Sangat Sementara
26
Tabel 3.2
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga
Konstan 2010 menurut Kabupaten/kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013-2014 (juta Rp)
ADHB
Kabupaten/kota
2014**
2013*
2014**
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
7 101 073,2
5 741 660,3
5 992 787,2
Bantul
16 138 755,1
17 977 499,1
14 138 719,3
14 867 408,8
Gunungkidul
11 530 340,8
12 715 578,4
10 177 432,5
10 639 465,7
Sleman
28 295 362,8
31 013 893,6
25 367 414,2
26 740 537,1
Kota Yogyakarta
22 537 791,9
24 691 267,4
20 239 557,7
21 312 143,8
84 924.663,6
93 449 857,5
75 637 007,5
79 557 248,0
DIY
.id
6 489 593,7
s.
go
Kulonprogo
ADHK
2013*
bp
2010
(1)
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
DIY
2012
2013*
2014**
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
7,78
7,72
7,66
7,64
7,59
18,73
18,64
18,79
18,99
19,23
13,68
13,66
13,65
13,57
13,60
33,21
33,33
33,31
33,29
33,17
tp
Bantul
ht
Kulonprogo
2011
gy
Kabupaten/kota
://
yo
ak
ar
ta
.
Tabel 3.3
Kontribusi Terhadap Jumlah PDRB Seluruh Kabupaten/kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010 2014 (persen)
26,60
26,65
26,59
26,52
26,41
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
27
Tabel 3.4
Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Nasional menurut Lapangan Usaha,
2013 2014 (persen)
D.I. Yogyakarta
2013*
2014**
(2)
(3)
(4)
(5)
A. Pertanian
11,13
11,01
13,39
13,38
B. Penggalian
0,58
0,65
10,95
9,82
C. Industri Pengolahan
13,62
13,50
20,98
21,02
0,10
0,10
1,04
1,08
0,11
0,11
9,49
9,33
8,17
8,22
13,27
13,38
5,69
3,87
4,27
9,98
3,04
3,14
8,45
3,58
3,50
3,73
3,89
3,87
3,88
5,63
ar
9,75
gy
8,92
://
yo
0,07
9,88
9,51
6,85
6,95
M, N. Jasa Perusahaan
1,01
1,02
1,52
1,57
O. Administrasi
Pemerintahan
7,89
8,02
3,90
3,84
P. Jasa Pendidikan
8,03
8,13
3,25
3,29
Q. Jasa Kesehatan
2,47
2,44
1,01
1,03
2,53
2,52
1,47
1,55
100,00
100,00
100,00
100,00
ht
tp
L. Real Estate
0,08
bp
ta
.
(1)
.id
2014**
s.
go
Nasional
2013*
ak
Lapangan Usaha
PDRB/PDB
Sumber: BPS-RI
Ket
: * : Angka Sementara
2,79
2,77
28
Tabel 3.5
PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku menurut
Lapangan Usaha Daerah Istimewa Yogyakarta,
2013-2014 (ribu Rp)
D.I. Yogyakarta
Lapangan Usaha
2013*
(3)
2 829,9
137,7
165,9
3 216,7
3 468,4
24,1
24,5
24,9
28,2
B. Penggalian
C. Industri Pengolahan
D. Pengadaan Listrik dan
Gas
E. Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur
F. Konstruksi
Ulang
bp
1 930,1
M, N. Jasa Perusahaan
2 398,2
2 111,8
1 460,8
2 304,4
2 563,4
ak
ar
ta
.
1 330,5
2 106,4
2 171,4
882,1
999,3
1 617,7
1 786,4
238,0
263,0
ht
tp
L. Real Estate
://
yo
gy
G. Perdagangan Besar
dan Eceran
H. Tranportasi dan
Pergudangan
I. Akomodasi dan Makan
Minum
J. Informasi dan
Komunikasi
K. Jasa Keuangan dan
Asuransi
2 242,3
.id
(2)
2 628,5
s.
go
(1)
A. Pertanian
2014**
O. Administrasi
Pemerintahan
1 864,6
2 059,9
P. Jasa Pendidikan
1 896,0
2 089,8
Q. Jasa Kesehatan
582,7
625,9
597,2
646,7
23 624,0
25 693,4
PDRB
29
Tabel 3.6
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut
Lapangan Usaha Daerah Istimewa Yogyakarta dan Nasional,
2013-2014 (persen)
D.I. Yogyakarta
Lapangan Usaha
Nasional
2013*
2014**
(3)
(4)
(5)
2,26
2,13
4,20
4,18
B. Penggalian
3,92
2,11
1,74
0,55
C. Industri Pengolahan
6,87
3,82
4,49
4,63
6,22
2,63
5,23
5,57
0,95
3,91
4,06
3,05
F. Konstruksi
4,94
5,65
6,11
6,97
5,26
5,69
4,71
4,84
6,10
3,80
8,38
8,00
7,13
6,79
6,80
5,91
6,22
6,13
10,39
10,02
11,90
8,97
9,09
4,93
4,01
7,77
6,54
5,00
s.
go
ta
.
ak
gy
L. Real Estate
3,27
7,61
7,91
9,81
O. Administrasi Pemerintahan
4,94
5,90
2,38
2,49
P. Jasa Pendidikan
4,58
7,91
8,20
6,29
7,00
7,65
7,83
8,01
tp
ht
Q. Jasa Kesehatan
://
yo
M, N. Jasa Perusahaan
.id
(2)
A. Pertanian
bp
(1)
2014**
ar
2013*
4,86
5.29
6,41
8,92
PDRB
5.49
5,18
5,58
5,02
Sumber : BPS-RI
Ket
: * : Angka Sementara
Kinerja perekonomian Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun
demikian, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 5,18 persen sedikit melambat
dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 5,49 persen.
Bila dibandingkan dengan Indonesia (nasional), perkembangan laju pertumbuhan ekonomi
tahun 2014 menunjukkan bahwa ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami
pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan ekonomi Indonesia (nasional).
30
Tabel 3.7
Laju Pertumbuhan PDRB dan PDRB Perkapita menurut
Kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta,
2013-2014 (persen)
Laju Pertumbuhan
(%)
Kabupaten/kota
2013*
2014**
2013*
2014**
(3)
(4)
(5)
4.87
4.37
16 096
17 417
Bantul
5.46
5.15
17 041
18 737
Gunungkidul
4.97
4.54
16 467
17 965
Sleman
5.89
5.41
24 783
26 863
Yogyakarta
5.47
5.30
55 970
60 567
DIY
5.49
5.18
23 624
25 693
.id
(2)
Kulonprogo
s.
go
(1)
ta
.
bp
ar
ak
gy
://
yo
tp
ht
Nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku terus mengalami
peningkatan setiap tahun di D.I. Yogyakarta.
Pengaruh inflasi,
31
Tabel 3.8
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan
2010 menurut Pengeluaran Daerah Istimewa Yogyakarta,
2013 2014 (juta Rp)
Komponen Pengeluaran
ADHB
ADHK
2013*
2014**
2013*
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
62 805 013
45 670 009
47 993 511
2 457 182
2 948 427
2 095 397
2 317 123
13 629 834
15 347 428
11 553 432
12 056 063
24 250 704
27 744 794
20 190 810
21 358 622
967 150
4 224 512
980 197
5 465 423
832 540
3 541 640
930 599
4 278 248
2 514 540
2 241 626
3 228 540
4 085 245
93 449 858
(6 005 195)
75 637 007
(6 148 378)
79 557 248
ta
.
PDRB
s.
go
.id
57 100 887
bp
1. Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga
2. Pengeluaran Konsumsi
LNPRT
3. Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah
4. Pembentukan Modal Tetap
Bruto
5. Perubahan Inventori
2014**
ak
ar
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto D.I. Yogyakarta menurut Pengeluaran, 2010-2014
Ket
: * : Angka Sementara
** : Angka Sangat Sementara
ht
tp
://
yo
gy
32
Tabel 3.9
Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010
menurut Pengeluaran, 2013 - 2014 (persen)
D.I. Yogyakarta
Komponen Pengeluaran
2013*
(2)
(3)
4,85
5,09
10,42
10,58
5,90
4,35
5,12
5,78
5. Perubahan Inventori
3,44
11,78
20,71
20,80
17,87
44,03
s.
go
.id
(1)
2014**
bp
PDRB
5,19
2,38
5,49
5,18
ak
ar
ta
.
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto D.I. Yogyakarta menurut Pengeluaran, 2010-2014
Ket
: * : Angka Sementara
** : Angka Sangat Sementara
gy
dari sisi
://
yo
tp
ht
33
Tabel 3.10
Indikator Penting PDRB menurut Provinsi di Pulau Jawa,
2012-2014
Provinsi
Kontribusi PDRB
Terhdp PDB
(Persen)
Pertumbuhan
Ekonomi
(Persen)
PDRB
Per kapita
(ribu Rp)
(1)
(2)
(3)
(4)
DKI
2012
15,79
6,53
138 858,29
Jakarta
2013*
16,09
6,11
155 170,09
2014**
16,46
5,95
174 824,11
2012
13,01
6,50
25 272,29
2013*
13,10
6,34
27 765,60
Jawa Barat
12,95
5,06
30 110,13
2012
8,70
5,34
22 865,43
Tengah
2013*
8,67
5,14
25 040,44
2014**
8,65
5,42
27 613,04
2012
0,89
5,37
21 744,88
2013*
0,88
5,49
23 623,95
2014**
0,87
5,18
25 693,39
6,64
32 770,38
14,38
6,08
36 035,45
Indonesia
s.
go
bp
5,86
39 903,87
3,90
6,83
30 202,44
2013*
3,95
7,13
33 195,64
2014**
4,04
5,47
36 972,96
2012
100,00
6,03
31 484,47
2013*
100,00
5,58
32 787,78
2014**
100,00
5,02
33 978,21
ht
Banten
ta
.
14,40
2012
tp
2014**
14,40
://
yo
2012
2013*
ar
ak
Jawa
Timur
gy
DIY
.id
2014**
Jawa
Sumber : BPS-RI
Ket
: * : Angka Sementara
Sejak tahun 2012-2014, kontribusi PDRB terhadap PDB dan PDRB perkapita
atas dasar harga berlaku Daerah Istimewa Yogyakarta berada di posisi
terbawah jika dibandingkan dengan lima provinsi lainnya di Pulau Jawa.
34
Tabel 3.14
Produk Domestik Regional Bruto, Pertumbuhan Ekonomi, dan
Produk Domestik Bruto per Kapita, 1990-2014
Tahun
(1)
Konstan
Pertumbuhan
Ekonomi (%)
(2)
(3)
(4)
PDB
Perkapita
(ribu Rp)
(5)
13 480,60
13 480,60
4 318,4
2001
15 228,67
14 055,07
4,26
4 811,8
2002
17 521,78
14 687,28
4,50
5 460,8
2003
19 613,42
15 360,41
4,58
6 005,7
2004
22 023,88
16 146,42
5,12
6 643,2
2005
25 337,60
16 910,88
4,73
7 528,6
2006
29 417,35
17 535,75
3,70
8 845,1
2007
32 916,74
18 291,51
4,31
9 798,4
2008
38 101,68
19 212,48
5,03
11 229,5
2009
41 407,05
20 064,26
4,43
12 064,4
2010
64 678,97
64 678,97
4,64
18 653,0
2011
71 369,96
5,21
20 333,3
2012
77 247,86
71 702,45
5,37
21 744,9
2013
84 924,66
75 637,01
5,49
23 624,0
ak
ar
ta
.
bp
s.
go
.id
2000
://
yo
gy
68 049,87
25 693,4
ht
tp
2014
93 449,86
79 557,25
5,18
Sumber : D.I. Yogyakarta Dalam Angka
Ket
: * : Angka Sementara
** : Angka Sangat Sementara
Tahun 2000 sd 2009 memakai Tahun Dasar 2000 (2000=100)
Tahun 2010 sd 2014 memakai Tahun Dasar 2010 (2010=100)
35
.id
s.
go
4.
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
36
s.
go
.id
NTP = lt / lb x 100 ;
bp
Penghitungan Rumus :
: Indeks harga yang diterima petani
lb
Interpretasi
ak
://
yo
gy
ar
ta
.
lt
tp
NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih
ht
37
Manfaat
Dari Indeks Harga yang Diterima Petani (It), dapat dilihat fluktuasi harga
barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai
data penunjang dalam penghitungan pendapatan sector pertanian.
Dari Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib), dapat dilihat fluktuasi harga
barang-barang yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian
terbesar dari masyarakat di perdesaan, serta fluktuasi harga barang
yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Perkembangan Ib
juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di perdesaan.
.id
menunjukkan
tingkat
daya
bp
Angka
s.
go
produk
pertanian
ta
.
ar
Sumber Data
://
yo
gy
ak
Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula daya beli petani.
ht
tp
NTP hanya bisa merujuk rumah tangga petani tanaman bahan makanan
dan
38
lt
lb
NTP
(1)
(2)
(3)
(4)
Januari
113,42
109,65
103,44
Februari
113,06
110,17
102,63
Maret
112,69
110,43
102,05
April
112,56
110,31
102,04
Mei
112,44
110,64
101,63
Juni
113,53
111,19
102,1
Juli
114,62
111,77
Agustus
114,7
112,25
102,18
September
115,56
112,28
102,92
Oktober
116,57
112,73
103,4
November
116,61
113,74
102,52
Desember
116,96
117,38
99,65
gy
ak
ar
ta
.
s.
go
.id
Bulan
bp
Tabel 4.1
Perkembangan Nilai Tukar Petani Daerah Istimewa Yogyakarta,
Januari 2014-Desember 2014 (2012=100)
102,54
ht
tp
://
yo
39
Tabel 4.2
Rata-rata Nilai Tukar Petani
Daerah Istimewa Yogyakarta,
2005 2014
NTP
(1)
(2)
2014
102,26
2013
116,89
2012
116,45
2011
115,11
2010
107,84
2009
107,84
2008
105,28
s.
go
.id
Tahun
2007
127,67
126,10
bp
2006
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
2005
122,10
Sumber : D.I. Yogyakarta Dalam Angka 2015
Ket
: Tahun dasar 2000-2007 (1993=100)
Tahun dasar 2008-2013 (2007=100)
Tahun dasar 2014 (2012=100)
ht
tp
40
Tabel 4.3
Nilai Tukar Petani Subsektor Daerah Istimewa Yogyakarta,
Oktober 2015-November 2015
Subsektor
2013
2014
(1)
(2)
(3)
122,87
124,01
122,31
123,15
100,46
100,70
120,03
121,44
121,01
99,19
1. Tanaman Pangan
s.
go
bp
3. Perkebunan Rakyat
- Indeks Diterima Petani (lt)
.id
2. Hortikultura
121,68
99,81
139,85
117,82
118,41
117,30
118,11
115,55
115,53
116,40
116,99
99,28
98,75
122,81
122,91
115,86
116,25
106,00
105,72
122,71
123,64
119,35
120,02
102,82
103,01
ak
ar
ta
.
138,20
gy
ht
tp
://
yo
4. Peternakan
5. Perikanan
Gabungan
41
Bulan
DKI
Jakarta
Jawa
Barat
Banten
Jawa
Tengah
DIY
Jawa
Timur
Nasional
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Januari
97,99
105,95
105,42
101,18
100,4
105,23
101,86
Februari
99,12
105,69
105,19
101,48
100,79
106,18
102,19
Maret
99,42
105,45
105,09
99,92
99,48
104,32
101,53
April
98,89
102,78
102,79
97,84
98,71
102,82
100,14
Mei
98,76
102,48
102,3
97,93
99,24
102,5
100,02
Juni
97,37
103,08
103,22
98,49
.id
103,05
100,52
Juli
96,98
104,17
103,28
98,99
100,96
103,87
100,97
Agustus
97,56
104,11
103,95
99,83
101,53
105,14
101,28
September
97,49
105,95
104,84
101,50
102,92
106,42
102,23
Oktober
97,84
106,80
106,07
101,50
102,82
105,76
102,46
November
97,97
107,20
ak
Tabel 4.4
Nilai Tukar Petani menurut Provinsi di Pulau Jawa,
Bulan Januari 2015Desember 2015
102,07
103,01
106,56
102,95
s.
go
bp
ta
.
ar
gy
://
yo
Desember*)
107,53
100,36
ht
tp
42
.id
s.
go
bp
ta
.
PERTANIAN
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
5.
43
.id
s.
go
bp
ta
.
ar
gula, daging sapi dan produksi ikan pada tahun 2019. Evaluasi keberhasilan
seperti
luas
penggunaan
lahan
pertanian,
://
yo
pertanian
gy
ak
luas
panen,
digunakan untuk
tp
ht
44
Lahan Bukan Sawah adalah semua lahan pertanian selain lahan sawah
seperti, lahan pekarangan, ladang/huma, tegal/kebun, lahan perkebunan,
kolam, tambakdanau, rawa, dan lainnya. Lahan sawah yang sudah tidak
berfungsi sebagai lahan sawah, dan masih digunakan untuk usaha pertanian
dimasukkan dalam lahan bukan sawah.
Produksi tanaman pangan merupakan hasil perkalian antara luas panen
dengan produktivitas. Penyajian data produksi tanaman pangan tahun
tertentu dilakukan sebanyak lima kali dengan status angka yang berbeda,
yaitu Angka Ramalan I (ARAM I), Angka Ramalan II (ARAM II), Angka
.id
Ramalan III (ARAM III), Angka Sementara (ASEM), dan Angka Tetap
s.
go
(ATAP).
bp
ta
.
hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur. Dalam panen berhasil ini
ar
termasuk juga tanaman yang hasilnya sebagian saja dapat dipungut (paling
ak
://
yo
gy
ht
tp
45
Tabel 5.1
Luas Lahan Pertanian dan Bukan Pertanian menurut
Kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2014 (ha)
Lahan Pertanian
Kabupaten/kota
Sawah
(1)
(2)
(4)
(5)
Kulonprogo
10 296(17,56)
58 627
Bantul
15 191 (29,97)
50 685
Gunungkidul
Yogyakarta
.id
65 (2,00)
17 (0,52)
3 250
ta
.
3 168(97,48)
57 482
ar
DIY
s.
go
22 233 (38,68)
bp
Sleman
://
yo
gy
ak
ht
tp
46
Tabel 5.2
Persentase Penggunaan Lahan di Daerah Istimewa Yogyakarta,
2010-2014
2010
2011
2012
2013
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
76,54
76,46
75,41
75,07
76,26
17,75
17,73
17,69
17,74
17,47
Berpengairan
14,89
14,85
14,76
14,79
14,53
Tadah Hujan
2,86
2,88
2,93
2,95
2,93
58,79
58,73
57,72
57,32
58,79
29,94
29,77
29,69
30,55
32,82
0,32
0,32
0,25
0,3
0,29
11,54
0,26
Lahan Sawah
s.
go
Lahan Pertanian
2014
16,89
15,98
26,48
25,68
23,46
23,54
24,59
24,93
23,74
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
ak
ar
17
gy
Empang,
Negara,
Lahan
BukanHutan
Pertanian
dll)
Jumlah
0,23
ta
.
0,22
11,52
bp
11,31
Perkebunan
.id
Penggunaan Lahan
://
yo
ht
tp
47
Tabel 5.3
Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2014
Tahun
Produktivitas
Produksi (ton)
(ku/ha)
(2)
(3)
(4)
2010
147 058
56,02
823 887
2011
150 827
55,89
842 934
2012
152 912
61,88
946 224
2013
159 266
57,88
921 824
2014
158 903
57,87
919 573
s.
go
ta
.
bp
.id
(1)
ak
ar
Tabel 5.4
Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung di
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2014
Produktivitas
(ku/ha)
Produksi(ton)
(2)
(3)
(4)
86 837
39,8
345 576
69 768
41,8
291 596
2012
73 766
45,63
336 608
2013
70 722
40,95
289 580
2014
67 657
46,15
312 236
2011
://
yo
tp
2010
ht
(1)
gy
Luas Panen
(ha)
Tahun
48
Tabel 5.5
Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2014
Luas Panen
(ha)
Produktivitas
(ku/ha)
Produksi (ton)
(1)
(2)
(3)
(4)
2010
33 572
11,39
38 244
2011
28 988
11,31
32 795
2012
28 554
12,62
36 033
2013
23 290
13,60
31 677
2014
16 337
11,98
19 579
bp
s.
go
.id
Tahun
ak
ar
ta
.
Tabel 5.6
Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kacang Tanah
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2014
Produktivitas
(ku/ha)
Produksi (ton)
(2)
(3)
(4)
58 780
10,02
58 918
2011
59 533
10,76
64 084
2012
60 725
10,36
62 901
2013
65 680
10,78
70 834
2014
67 532
10,60
71 582
(1)
ht
2010
tp
://
yo
gy
Luas Panen
(ha)
Tahun
49
Tabel 5.7
Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Kayu
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2014
Luas Panen (ha)
Produktivitas
(ku/ha)
Produksi (ton)
(1)
(2)
(3)
(4)
2010
62 563
178,17
1 114 665
2011
62 414
139,01
867 596
2012
61 815
140,15
866 357
2013
58 777
172,44
1 013 565
2014
56 120
157,69
884 931
ta
.
bp
s.
go
.id
Tahun
2013
(2)
10,3
Jawa Barat
Jawa Tengah
DIY
Jawa Timur
Banten
Ubi Kayu
(000 Ton)
gy
2014
2013
(3)
(4)
2014
2013
(5)
2014
(6)
(7)
2013
2014
(8)
(9)
12 083,2
11 644,9
1 102,0
1 047,1
2 138,5
2 250,0
51,2
115,3
10 344,8
9 648,1
2 930,9
3 051,5
4 089,6
3 977,8
99,3
125,5
921,8
919,6
289,6
312,2
1 013,6
884,9
31,7
19,6
12 049,3
12 397,0
5 761,0
5 737,4
3 601,1
3 635,5
329,5
355,5
2 083,6
2 045,9
12,0
10,5
97,8
85,9
10,3
6,4
50
Kedelai
(000 Ton)
7,5
ht
DKI Jakarta
Jagung
(000 Ton)
://
yo
(1)
Padi
(000 Ton)
tp
Provinsi
ak
ar
Tabel 5.8
Produksi Tanaman Pangan menurut Provinsi di Pulau Jawa,
2013-2014
Tabel 5.9
Produktifitas Tanaman Pangan menurut Provinsi di Pulau Jawa,
2013-2014
Jagung
(Ku/Ha)
Padi (Ku/Ha)
Kedelai
(Ku/Ha)
2014
2013
2014
2013
2014
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
DKI Jakarta
58,88
53,86
Jawa Barat
59,53
58,82
72,06
73,24
223,92
239,57
14,34
16,30
Jawa Tengah
56,06
53,57
55,09
56,71
252,79
259,65
15,21
17,37
DIY
57,88
57,87
40,92
46,15
172,44
157,69
13,60
11,98
Jawa Timur
59,15
59,81
48,03
47,72
214,10
231,39
15,64
16,54
Banten
52,92
52,95
33,60
33,36
151,33
13,02
13,26
ar
ta
.
153,10
bp
(1)
.id
2013
s.
go
Provinsi
Ubi Kayu
(Ku/Ha)
ht
tp
://
yo
gy
ak
51
.id
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
s.
go
6.
KETENAGAKERJAAN
52
Salah satu indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan adalah tingkat pengangguran. Timbulnya pengangguran akibat dari
pertambahan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan ketersediaan
lapangan
.id
s.
go
bp
ar
ta
.
gy
ak
://
yo
ht
tp
53
dalam buku
Surveys of
Framework,
kelompok. Kelompok-
.id
s.
go
ta
.
bp
ak
bawah 15 tahun.
ar
://
yo
gy
Konsep angkatan kerja merujuk pada kegiatan utama yang dilakukan oleh
tp
ht
penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara
tidak bekerja dan penganggur.
Bukan Angkatan Kerja
Penduduk usia kerja yang tidak termasuk angkatan kerja adalah penduduk
yang bersekolah, mengurus rumah tangga, dan melaksanakan kegiatan
lainnya.
Bekerja adalah kegiatan ekonomi dengan menghasilkan barang atau jasa
yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak
terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula
54
.id
bekerja, dan pada waktu yang bersamaan mereka tak bekerja ( jobless).
s.
go
bp
ta
.
c. mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan karena merasa
ar
gy
ak
d. mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan karena sudah
://
yo
tp
TPT memberikan indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam
ht
55
.id
dengan
cara
mempersiapkan usaha.
Partisipasi
Angkatan
Kerja
ta
.
Tingkat
mencari
bp
mendapatkan
s.
go
bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu dan masih berusaha untuk
pekerjaan
dan
(TPAK/Labor
atau
Force
ar
gy
ak
usia kerja. TPAK mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang aktif
TPAK diukur sebagai
://
yo
tp
Indikator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja ( labor
ht
jam
56
usaha
adalah
Klasifikasi
Baku
Lapangan
Usaha
tetapi
dalam
penyajian/publikasinya
menggunakan
s.
go
kategori
.id
bp
gy
ak
ar
3. Industri Pengolahan;
ta
.
://
yo
5. Bangunan;
tp
ht
57
4. Buruh/karyawan/pegawai;
5. Pekerja bebas di pertanian;
6. Pekerja bebas di nonpertanian;
7. Pekerja keluarga/tak dibayar.
Kegiatan formal dan informal secara sederhana dapat didefinisikan
berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama,
penduduk yang bekerja di sektor formal mencakup kategori berusaha
dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan/pegawai, sisanya
s.
go
.id
kerja
bermanfaat
untuk
bp
1. Indikator
mengetahui
jumlah
ta
.
acuan
ak
untuk
pemerintah
dalam
rangka
gy
bermanfaat
ar
://
yo
tp
ht
58
.id
masyarakat.
s.
go
Sumber Data:
Sensus
(SUPAS),
Sosial
Ekonomi
Nasional
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
(SUSENAS).
Survei
bp
Penduduk
59
Tabel 6.1
Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan di
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013-2015
2013
Agustus
(1)
Agustus
Februari
Agustus
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1 988 912
1 956 043
2 012 626
1 891 218
63 172
43 984
67 418
85 454
80 245
1 949 243
2 032 896
2 023 461
2 098 080
1 971 463
863 845
796 887
824 293
771 935
911 517
2 813 088
2 829 783
2 847 754
2 870 015
2 882 980
69,29
71,84
3,24
2,16
.id
3,33
4,07
4,07
99 356
97 399
79 445
://
yo
s.
go
68,38
472 428
398 108
372 288
352 433
750 994
574 828
497 464
469 687
431 878
ta
.
102 400
gy
151 166
599 828
71,05
bp
73,10
ht
tp
Bukan Angkatan
Kerja
Total Penduduk
Berumur 15 tahun
ke Atas
Tingkat
Partisipasi
Angkatan Kerja
(%)
Tingkat
Pengangguran
Terbuka (%)
Setengah
Penganggur
Terpaksa
Setengah
Penganggur
Sukarela
Total Setengah
Penganggur
2015
1 886 071
Pengangguran
Angkatan Kerja
Februari
ar
Bekerja
2014
ak
Jenis Kegiatan
Sumber : BPS
Sejak Agustus 2014 hingga Agustus 205 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) mengalami penurunan dari 71,05 persen menjadi 68,38 persen.
Artinya tenaga kerja yang aktif secara ekonomi turun 2,67 persen poin.
Sementara pada Agustus 2015, dari total angkatan kerja sekitar 95,93 persen
adalah penduduk yang bekerja. Penduduk yang bekerja pada bulan Agustus
2015 sebesar 1.891.218 orang, berkurang sebanyak 64.825 (-3,31%)
dibandingkan keadaan agustus 2014.
60
Tabel 6.2
Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama
Seminggu yang Lalu menurut Lapangan Pekerjaan Utama di
Daerah istimewa Yogyakarta, 2013-2015
2013
Jenis Kegiatan
2014
2015
Agustus
Februari
Agustus
Februari
Agustus
(2)
(4)
(4)
(5)
(6)
(1)
505 660
496 967
505 184
436 529
9 075
4 002
13 953
12 000
15 702
Industri
251 892
296 485
273 329
356 309
276 386
5 388
104 506
1 750
96 255
2 926
146 349
.id
1 131
163 951
2 536
154 956
487 923
529 841
505 915
489 793
485 393
65 684
75 244
68 832
47 833
61 085
54 090
67 048
73 412
59 893
56 682
412 627
374 360
376 532
401 949
1 988 912
1 956 043
2 012 626
1 891 218
ak
ar
bp
s.
go
531 559
ta
.
Pertanian, Perkebunan,
Kehutanan, Perburuan dan
Perikanan
Pertambangan dan
Penggalian
ht
Sumber : BPS
1 886 071
tp
Total
://
yo
gy
375 954
61
Tabel 6.3
Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama
Seminggu yang Lalu menurut Status Pekerjaan Utama
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013-2015
2013
2015
Agustus
Februari
Februari
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Berusaha Sendiri
243(3)743
241 406
272 218
303 044
293 916
374 021
397 263
324 477
302 031
265 435
86 198
81 602
76 198
78 918
65 773
Buruh/karyawan/pegawai
744 261
831 482
845 448
844 194
856 904
27 727
25 507
27 980
38 912
Pekerja
Bebas
Pertanian
106 530
76 554
s.
go
2014
303 591
335 098
288 614
294 015
225 456
Total
ta
.
Status Pekerjaan
1 886 071
1 988 912
1 956 043
2 012 626
1 891 218
.id
Agustus
183 734
121 108
bp
151 512
45,91
47,12
45,87
24,39
55,97
54,09
52,88
54,13
75,61
ht
tp
44,03
://
yo
ar
Non
ak
di
Februari
gy
(1)
Agustus
mencakup kategori
sektor formal naik 1.031 orang, namun secara persense turun dari 47,12
persen pada Agustus 2014 menjadi 24,39 persen.
62
Tabel 6.4
Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Propinsi DI Yogyakarta,
2013-2015
Bekerja
Agustus
(6)
(7)
(5)
2014
Februari
Agustus
Februari
Agustus
(9)
(10)
(11)
596 410
353 637
326 385
644 057
361 640
314 404
755 927
340 634
249 814
602 892
343 075
294 956
4 214
9 223
13 123
5 142
3 016
4 292
6 138
8 367
18 906
2 667
19 715
12 263
8 504
12 251
16 496
319 532
387 246
330 251
407 668
363 063
25 160
20 022
19 671
31 271
27 061
79 578
656
2 124
1 511
5 101
1 451
207 654
10 796
9 388
12 825
14 437
14 482
78 310
83 769
84 967
83 332
190 039
241 465
220 724
175 251
(8)
2015
663 884
335 298
299 008
bp
(4)
Agustus
ta
.
(3)
Februari
ar
(2)
Agustus
ak
(1)
://
yo
<= SD
SMP
SMA Umum
SMA
Kejuruan
Diploma
I/II/III
Universitas
Sumber : BPS
Februari
2013
2015
s.
go
Agustus
Pengangguran
2014
.id
2013
gy
Pendidikan
ht
tp
Sejak periode Agustus 2013 hingga Agustus 2015, angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan
memperlihatkan bahwa jumlah penduduk yang menganggur yang terbanyak adalah mereka yang berijazah terakhir SMA
kerjuruan. Pada kondisi Agustus 2015, sekitar 33,72 persen (27.061) penduduk yang mengganggur adalah berijazah SMA
kejuruan.
Sejalan dengan meningkatnya TPT periode Agustus 2015 terhadap Agustus 2014, peningkatan TPT menurut pendidikan
terlihat terutama pada pendidikan SMA Kejuruan yaitu sebesar 1,31 persen poin. Penurunan TPT terjadi pada pendidikan
SMA Umum yaitu sebesar 0,38 persen poin.
63
ta
.
ar
ak
gy
://
yo
tp
ht
.id
s.
go
bp
Tabel 6.5
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Nasional, 2011-2015
TPAK
Nasional
DIY
Nasional
(2)
(3)
(4)
(5)
Februari
72,93
70,01
5,53
6,96
Agustus
70,39
66,78
4,32
7,48
Februari
71,29
69,59
3,95
6,37
Agustus
71,52
67,76
3,86
6,13
Februari
70,01
69,15
3,73
5,88
Agustus
69,29
66,77
3,24
6,17
Februari
71,84
2,16
5,70
Agustus
71,05
3,33
5,94
Februari
73,10
69,50
4,07
5,81
Agustus
68,38
65,76
4,07
6,18
Sumber: BPS
s.
go
ta
.
66,60
ar
2015
69,17
ak
2014
gy
2013
://
yo
2012
.id
DIY
(1)
2011
TPT
bp
Tahun
tp
ht
65
Tabel 6.6
Penduduk menurut Jenis Kegiatan Seminggu yang Lalu dan
Kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta
Agustus 2014-Agustus 2015
Kulonprogo
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
236 536
488 734
424 669
590 080
216 024
2015
232 190
495 235
386 458
567 286
210 049
2014
7 005
12 872
6 943
25 943
14 655
2015
8 966
15 309
11 526
32 167
12 277
2014
243 541
501 606
431 612
616 023
230 679
2015
241 156
510 544
397 984
599 453
222 326
2014
19 107
67 045
39 339
100 575
44 479
2015
19 911
70 104
35 125
116 444
56 388
Mengurus
Rumah Tangga
2014
43 650
139 281
61 214
150 202
45 175
2015
46 542
94 937
154 074
41 521
Lainnya
2014
8 615
34 584
23 665
38 484
8 878
11 277
33 579
34 352
45 864
13 076
71 372
240 910
124 218
289 261
98 532
77 730
242 006
164 414
316 382
110 985
2014
314 913
742 516
555 830
905 284
329 211
2015
318 886
752 550
562 398
915 835
333 311
2015
Total Penduduk
15 tahun keatas
2014
tp
2015
ht
Bukan Angkatan
Kerja
s.
go
bp
ta
.
Sekolah
138 323
ak
Angkatan Kerja
gy
Pengangguran
://
yo
Bekerja
.id
2014
ar
Jenis Kegiatan
Sumber : BPS
pada
periode
yang
sama,
terendah
66
adalah
Kabupaten
Tabel 6.7
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Kabupaten/kota di Daerah
Istimewa Yogyakarta, Agustus 2010-Agustus 2015
Kabupaten/kota
2011
2012
2013
2014
2015
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
75,61
82,33
75,62
Bantul
70,96
71,26
66,78
74,26
67,84
Gunungkidul
75,93
80,43
77,87
83,57
70,77
Sleman
66,07
66,44
65,67
76,55
65,45
Yogyakarta
67,05
67,28
64,38
81,02
66,70
71,52
Nasional
68,34
67,88
69,29
71,05
68,38
66,77
66,60
65,76
s.
go
70,39
Kulonprogo
3,03
3,04
2,85
2,88
3.72
Bantul
4,39
ta
.
bp
DIY
.id
75,40
3,36
2,57
3,00
Gunungkidul
2,23
1,38
1,69
1,61
2,90
Sleman
5,36
5,64
3,28
4,21
5,37
6,70
5,33
6,45
6,35
5,52
4,32
3,86
3,24
3,33
4,07
6,56
6,14
6,17
5,94
6,18
Yogyakarta
ht
Nasional
ar
ak
tp
DIY
3,70
gy
TPT
75,17
://
yo
TPAK
Kulonprogo
Sumber : BPS
67
ar
ak
gy
://
yo
tp
ht
ta
.
.id
s.
go
bp
Tabel 6.8
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Provinsi di
Pulau Jawa, 2013-2015 (persen)
(2)
TPAK
2014
Februari Agustus
(3)
(4)
2015
Februari Agustus
(5)
(6)
DKI Jakarta
67,79
68,49
66,61
72,60
66,39
Jawa Barat
62,82
64,36
62,77
66,08
60,34
2013
Agustus
(7)
TPT
2014
Februari Agustus
.id
(1)
2013
Agustus
8,63
s.
go
Pendidikan
9,16
(8)
(9)
9,84
8,66
2015
Februari Agustus
(10)
(11)
8,47
8,36
7,23
8,45
8,40
8,72
70,43
70,93
69,68
72,19
67,86
6,01
5,45
5,68
5,31
4,99
DIY
69,29
71,84
71,05
73,10
68,38
3,24
2,16
3,33
4,07
4,07
Jawa Timur
69,78
70,52
68,12
69,58
67,84
4,30
4,02
4,19
4,31
4,47
9,54
9,87
9,07
Banten
63,55
66,47
63,84
67,28
ar
ta
.
bp
Jawa Tengah
Nasional
66,77
69,17
66,60
69,50
65,76
ak
gy
6,17
5,70
5,94
8,58
9,55
5,81
6,18
://
yo
62,24
ht
tp
TPT terendah di Pulau Jawa pada Agustus 2013 sampai dengan Agustus 2015 adalah di Daerah Istimewa Yogyakarta
dan tertinggi adalah Provinsi Banten. Sementara jika dibandingkan dengan TPT Nasional, tampak bahwa Daerah
Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, selalu lebih rendah.
Di lain pihak, TPAK dua provinsi yaitu TPAK Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat. selalu lebih rendah dari Nasional.
TPAK Nasional bulan Agustus 2015 sebesar 65,76 persen, sedangkan TPAK Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat
masing-masing 60,34 persen dan 62,24 persen. Pada periode yang sama TPAK tertinggi di Pulau Jawa adalah
D.I.Yogyakarta (68,38 persen) diikuti Provinsi JawaTengah (67,86 persen).
69
ta
.
ar
ak
gy
://
yo
tp
ht
.id
s.
go
bp
Tabel 6.9
Penduduk yang Termasuk Angkatan Kerja, Bekerja dan
Pengangguran pada bulan Agustus menurut Provinsi di Pulau Jawa,
2014 2015 (ribu orang)
Angkatan Kerja
Provinsi
(1)
Bekerja
Pengangguran
2014
2015
2014
2015
2014
2015
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
5 063
5 092
4 634
4 724
429
368
Jawa Barat
21 006
20 586
19 231
18 791
1 775
1 795
Jawa Tengah
17 547
17 299
16 551
16 436
996
863
DIY
2 023
1 971
1 956
1 891
67
80
Jawa Timur
20 150
20 275
19 307
19 368
843
907
5 338
5 335
4 854
4 826
484
509
121,87
122,38
114,63
114,82
7,24
7,56
s.
go
bp
ta
.
ar
://
yo
gy
Nasional
(juta orang)
Sumber : BPS RI
ak
Banten
.id
DKI Jakarta
tp
ht
orang) diikuti oleh Provinsi Jawa Barat (18.791 orang) dan Jawa Tengah
(16.436 orang). Jika dibandingkan dengan Agustus 2014, jumlah angkatan
kerja dan jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi DKI dan Jawa Timur
meningkat, sedangkan empat provinsi lainnya menurun.
Jumlah penganggur keadaan Agustus 2015 di DKI Jakarta dan Jawa Tengah
berkurang dibandingkan keadaan Agustus 2014, sedangkan empat provinsi
lainnya berkurang.
71
.id
s.
go
bp
ta
.
ar
ak
tp
://
yo
gy
KEMISKINAN
ht
72
7.
ini masih
penanggulangan
pemerintah
kemiskinan
diwujudkan
dengan
s.
go
Perhatian
.id
mendasar.
sebagai
salah
satu
ditetapkannya
dari
delapan
visi
bp
ta
.
ar
gy
ak
://
yo
ht
tp
A. Kemiskinan Makro
oleh
tetapi
juga
oleh
tidak
negara-negara
hanya
lain seperti
Leone, dan
Gambia.
73
kebutuhan
s.
go
.id
bp
mengacu pada hasil Widyakarya Pangan dan Gizi 1978. Paket komoditi
dan susu, sayuran, kacang-kacangan,
ak
ar
ta
.
gy
://
yo
tp
ht
dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh
51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.
Penghitungan GK
Tahap pertama adalah menentukan penduduk referensi yaitu 20 persen
penduduk yang berada di atas GK. Sementara, yang merupakan GK periode
lalu yang di-inflate dengan inflasi umum (IHK). Dari penduduk referensi
ini kemudian dihitung GKM dan GKNM.
GKM adalah jumlah nilai pengeluaran dari 52 jenis komoditi dasar makanan
yang riil dikonsumsi penduduk yang kemudian disetarakan dengan 2.100 kilo
74
rasio
.id
s.
go
Susenas modul konsumsi. Rasio tersebut dihitung dari hasil Survei Paket
Komoditi Kebutuhan Dasar 2004 (SPKKD 2004), yang dilakukan untuk
bp
ar
Kemiskinan merupakan
dari
Garis
Kemiskinan
ak
Garis
ta
.
gy
://
yo
Sumber Data
ht
tp
Konsumsi. Mulai tahun 2003, BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah
dan persentase penduduk miskin seiap tahun. Hal ini bisa terwujud karena
sejak tahun 2003 BPS mengumpulkan data Susenas Panel Modul Konsumsi
setiap Februari atau Maret.
Sebagai informasi tambahan, digunakan pula hasil Survei Paket Komoditi
Kebutuhan Dasar
proporsi
75
Severity
Index-P2)
.id
s.
go
ak
ar
ta
.
bp
ht
tp
://
yo
gy
= 0, 1, 2
z = Garis kemiskinan
yi = Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk yang berada di
bawah garis kemiskinan (i=1,2,,q), yi < z
q = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan
n = Jumlah penduduk
Jika =0, diperoleh Head Count Index (P0), jika =1 diperoleh Indeks
Keda-laman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) dan jika =2 disebut Indeks
Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index-P2).
Interpretasi
1. Garis kemiskinan (Poverty Line) menunjukkan jumlah rupiah minimum
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan
setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok
bukan
makanan.
Penduduk
pengeluaran
76
Count
Severity
(Poverty
s.
go
.id
B. Kemiskinan Mikro
bp
ta
.
ak
://
yo
a)
gy
1.
ar
ht
b)
tp
PPLS08
bertujuan
menghasilkan
RTS
untuk
Program
77
.id
s.
go
bp
ta
.
ar
gy
ak
Daerah .
://
yo
Level Penyajian
tp
tidak dibedakan
ht
78
Tabel 7.1
Jumlah Penduduk Miskin menurut Tipe Daerah di
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2011-2015(ribuan jiwa)
D.I. Yogyakarta
Tahun
(1)
Indonesia
Kota
Desa
Kota
+ Desa
Kota
Desa
Kota+
Desa
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
305,32
257,38
562,70
11 079,57
19 042,86
30 122,43
September 2011
300,94
267,11
568,05
11 009,84
18 999,85
30 009,69
Marert 2012
307,52
260,83
568,35
10 706,23
18 544,85
29 251,08
September 2012
308,49
257,24
565,73
10 569,28
Maret 2013
317,12
235,95
553,07
September 2013
329,65
212,30
541,95
Maret 2014
333,03
211,84
September 2014
324,43
208,15
329,65
220,57
28 711,78
10 387,96
17 781,27
28 169,22
10 684,62
17 922,06
28 606,69
544,87
10 507,20
17 772,81
28 280,01
532,59
ar
10 356,69
17 371,09
27 727,78
550,23
10 652,64
ak
ta
.
bp
s.
go
18 142,50
17 940,15 28 592,79
gy
Maret 2015
.id
Maret 2011
://
yo
ht
tp
79
Tabel 7.2
Persentase Penduduk Miskin menurut Tipe Daerah
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2011-2015 (persen)
D.I. Yogyakarta
Desa
Kota+
Desa
Kota
Desa
Kota+
Desa
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Maret 2011
13,16
21,82
16,08
9,23
15,72
12,49
September 2011
12,88
22,57
16,14
9,11
15,58
12,36
Marert 2012
13,12
21,76
16,05
8,79
15,10
11,96
September 2012
13,10
21,29
15,88
8,62
14,67
11,66
Maret 2013
13,43
19,29
15,43
8,42
14,28
11,36
September 2013
13,73
17,62
15,03
8,55
14,37
11,46
Maret 2014
13,81
17,36
15,00
8,34
14,17
11,25
September 14
13,36
16,88
14,55
8,16
13,76
10,96
Maret 2015
13,43
17,85
14,91
8,29
14,21
11,22
bp
ta
.
ak
gy
(1)
.id
Kota
s.
go
Indonesia
ar
Tahun
://
yo
tp
ht
80
Tabel 7.3
Garis Kemiskinan menurut Tipe Daerah di
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2011-2015 (rupiah/kapita/bulan)
D.I. Yogyakarta
Tahun
Kota
Desa
Kota+
Desa
Kota
Desa
Kota +
Desa
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
273 678
217 923
249 629
263 594
213 395
233 740
September 2011
274 662
226 770
257 909
267 408
223 181
243 729
Marert 2012
284 549
231 855
260 173
277 384
229 226
248 707
September 2012
297 391
241 975
270 110
289 042
240 441
259 520
Maret 2013
317 925
256 558
283 454
308 826
253 273
271 626
September 2013
303 843
275 786
303 843
292 951
275 779
292 951
Maret 2014
327 273
286 137
313 452
318 514
286 097
302 735
September 2014
333 561
296 429
321 056
326 853
296 681
312 328
bp
ta
.
342 541
317 881
330 776
gy
335 886
ar
ak
Maret 2015
s.
go
Maret 2011
.id
(1)
Indonesia
ht
tp
://
yo
Selama periode Maret 2011 sampai Maret 2015, garis kemiskinan di Daerah
Istimewa Yogyakarta menunjukkan tren yang terus naik dari tahun ke tahun.
Garis kemiskinan pada Maret 2011 adalah sebesar Rp 249.629,00 per kapita
per bulan dan terus meningkat menjadi Rp 335.886,00 per kapita per bulan
pada keadaan Maret 2015.
Akan tetapi, secara persentase kenaikan garis kemiskinan tertinggi terjadi pada
bulan September 2012-September 2013 yaitu 12,49 persen. Tingginya
peningkatan garis kemiskinan tersebut sebagai akibat dari kebijakan
pemerintah dalam menaikkan harga BBM pada akhir bulan Juni 2013 yang
berdampak pada meningkatnya harga-harga kebutuhan dasar.
Bila dibandingkan dengan nasional, gap garis kemiskinan D.I. Yogyakarta
terhadap Nasional semakin kecil dari tahun ke tahun. Maret 2011 garis
kemiskinan D.I. Yogyakarta 6,80 persen lebih tinggi dari Nasional dan pada
Maret 2015 tercatat 1,55 persen gap garis kemiskinan D.I. Yogyakarta dan
Nasional
81
Tabel 7.4
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menurut Tipe Daerah
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2011-2015
D.I. Yogyakarta
Indonesia
Desa
Kota+
Desa
Kota
Desa
Kota+
Desa
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Maret 2011
1,93
3,67
2,51
1,52
2,63
2,08
September 2011
1,93
3,54
2,48
1,48
2,60
2,04
Marert 2012
3,56
3,29
3,47
1,40
2,35
1,88
September 2012
2,29
4,07
2,89
1,39
2,41
1,90
Maret 2013
2,08
3,02
2,40
1,26
2,23
1,74
September 2013
2,18
2,03
2,13
1,41
2,36
1,88
Maret 2014
2,22
2,11
2,19
1,25
2,26
1,75
September 2014
2,03
2,98
1,26
2,25
1,75
Maret 2015
2,55
3,70
1,40
2,55
1,97
bp
ta
.
ar
2,35
2,93
://
yo
gy
ak
(1)
s.
go
Kota
.id
Tahun
ht
tp
82
Tabel 7.5
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menurut Tipe Daerah
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2011-2015
D.I. Yogyakarta
Desa
Kota+
Desa
Kota
Desa
Kota+
Desa
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Maret 2011
0,50
0,93
0,65
0,39
0,70
0,54
September 2011
0,48
0,81
0,59
0,39
0,68
0,53
Marert 2012
1,32
0,79
1,14
0,36
0,59
0,47
September 2012
0,58
1,09
0,75
0,36
0,61
0,48
Maret 2013
0,50
0,63
0,55
0,31
0,55
0,43
September 2013
0,52
0,34
0,46
0,37
0,60
0,48
Maret 2014
0,53
0,40
0,48
0,31
0,57
0,44
September 2014
0,52
0,79
0,61
0,31
0,57
0,44
Maret 2015
0,71
1,09
0,83
0,36
0,71
0,53
ta
.
ar
gy
ak
(1)
bp
Kota
.id
Indonesia
s.
go
Tahun
://
yo
Pola perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) selama periode Maret 2011Maret 2015 berfluktuatif namun cenderung menurun. Peningkatan indeks tersebut
tp
terjadi pada keadaan Maret 2012 dan Maret 2015. Hal ini memperlihatkan bahwa
ht
Kedalaman
Kemiskinan
dan
Indeks
Keparahan
Kemiskinan
dapat
83
Tabel 7.6
Persentase Penduduk Miskin menurut Kabupaten/kota
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2014 (persen)
Kabupaten/kota
Kulonprogo
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2010
23,15
16,09
22,05
10,70
9,75
2011
23,62
17,28
23,03
10,61
9,62
2012
23,32
16,97
22,72
10,44
9,38
2013
21,39
16,48
21,70
9,68
8,82
2014
20,64
15,89
20,83
9,50
8,67
.id
Tahun
bp
s.
go
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
ht
84
Tabel 7.7
Jumlah Penduduk Miskin menurut Kabupaten/kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2014 (ribuan jiwa)
Tahun
Kabupaten/kota
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2010
90,00
146,90
148,70
117,00
37,80
2011
92,76
159,38
157,09
117,32
37,74
2012
92.44
158.78
156.49
116.84
37.55
2013
86,50
156,61
152,38
110,84
35,62
2014
84,67
153,49
148,39
110,44
35,60
.id
Kulonprogo
bp
s.
go
ta
.
ar
ak
gy
://
yo
tp
ht
Bantul yaitu dari 146,90 riubu jiwa pada tahun 2010 menjadi 159,38
jiwa pada tahun 2011 .
Sementara pada periode September 2012-September 2014 jumlah
penduduk
miskin
kembali
mengalami
penurunan
di
semua
kabupaten/kota.
85
Tabel 7.8
Garis Kemiskinan Penduduk Miskin menurut Kabupaten/kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2014 (rupiah/kapita/bulan)
Kabupaten/kota
Tahun
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2010
225 059
245 626
203 873
247 688
290 286
2011
240 301
264 546
220 479
267 107
314 311
2012
256 575
284 923
238 438
288 048
340 324
2013
259 945
292 639
238 056
297 170
353 602
2014
265 575
301 986
243 847
s.
go
.id
Kulonprogo
306 961
366 520
ar
ta
.
bp
ak
gy
://
yo
tp
ht
86
Yogyakarta,
Table 7.9
Indeks Kedalaman (P1) menurut Kabupaten/kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010 - 2014 (persen)
Tahun
Kabupaten/kota
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2010
3,91
2,74
2,89
1,57
1,24
2011
3,79
3,00
4,05
1,77
1,19
2012
3,72
2,78
3,74
2,20
1,60
2013
2,69
2,63
3,54
1,43
1,24
2014*
2,97
2,90
3,90
1,58
1,37
.id
Kulonprogo
: * Angka sementara
ar
ta
.
bp
Ket
s.
go
Kulonprogo
tp
Tahun
://
yo
gy
ak
Tabel 7.10
Indeks Keparahan (P2) menurut Kabupaten/kota di Daerah
Istimewa Yogyakarta, 2010-2014 (persen)
Kabupaten/kota
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
(3)
(4)
(5)
(6)
(2)
2010
1,08
0,73
0,57
0,34
0,36
2011
0,91
0,82
0,98
0,45
0,24
2012
0,95
0,80
0,91
0,71
0,38
2013
0,51
0,69
0,86
0,30
0,27
2014*
0,68
0,92
1,15
0,40
0,36
ht
(1)
Ket
: * Angka sementara
87
.id
s.
go
bp
Selanjutnya pada
ta
.
ar
gy
Sleman
ak
://
yo
tp
ht
Indeks
Kedalaman
Kemiskinan
dan
Indeks
Keparahan
88
Tabel 7.11
Indikator Kemiskinan menurut Provinsi di Pulau Jawa, 2013-2015
Indikator Kemiskinan
Provinsi
Persentase Pddk
Garis
P1
P2
Miskin
(2) (%)
(000)
(3)
Kemiskinan
(4)
(%)
(5)
(%)
(6)
(1)
Provinsi
371,70
434 322
0,39
0,07
Maret 2014
3,92
393,98
447 797
0,39
0,07
Septem 2014
4,09
412,79
459 560
0,60
0,13
Maret 2015
4,09
412,79
459 560
0,60
0,13
Septem 2013
9,61
4 375,17
276 825
1,65
0,44
Maret 2014
9,44
4 327,07
285 013
1,52
0,38
Septem 2014
9,18
4 238,96
291 474
1,39
0,33
4 435,70
1,63
0,43
4 811,34
261 881
2,37
0,59
Maret 2014
14,46
4 836,45
273 056
2,25
0,57
Septem 2014
13,58
4 561,83
bp
281 570
2,09
0,51
Maret 2015
13,58
297 851
2,44
0,65
Septem 2013
15,03
541,95
303 843
2,13
0,46
Maret 2014
15,00
544,87
313 452
2,19
0,48
Septem 2014
14,55
2,35
0,61
335 886
2,93
0,83
12,73
4 893,01
273 758
2,07
0,50
12,42
4 786,79
282 796
1,85
0,44
Septem 2014
12,28
4 748,42
289 945
1,86
0,45
Maret 2015
ht
tp
Septem 2013
12,34
4 789,12
305 171
2,06
0,52
Septem 2013
5,89
677,51
288 733
1,02
0,29
Maret 2014
5,35
622,84
304 636
0,83
0,19
Septem 2014
5,51
649,19
315 819
0,79
0,18
Maret 2015
Indonesia
ta
.
gy
321 056
550,23
://
yo
532,59
Maret 2014
Banten
4 577,04
14,91
Maret 2015
Jawa Timur
306 876
s.
go
9,53
14,44
Maret 2015
Jawa Tengah Septem 2013
DIY
.id
3,72
ar
Jawa Barat
(Rp/kapita/jiwa)
Septem 2013
ak
DKI Jakarta
702,40
336 483
0,94
0,23
Septem 2013
11,46
5,90
28 606,69
292 951
1,88
0,48
Maret 2014
11,25
28.280,01
302 735
1,75
0,44
Septem 2014
10,96
27.727,78
312 328
1,75
0,44
Maret 2015
11,22
28.592,79
330 776
1,97
0,53
Sumber : BPS RI
89
Tabel 7.12
Distribusi Pendapatan Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta
menurut Golongan Pendapatan, 2010-2014
2012
Golongan Pendapatan
2013
2014
Nas
DIY
Nas
DIY
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
15,18
16,87
16,82
17,12
16,19
18,34
33,97
34,09
33,25
34,60
35,38
35,80
50,85
49,04
49,93
48,27
48,43
45,86
Indeks Gini
0,44
0,41
0,42
0,41
0,43
0,41
Rasio Kuznets
3,35
2,91
2,82
2,99
2,50
s.
go
2,97
Nas
bp
(1)
.id
DIY
ar
ta
.
ak
gy
://
yo
ht
tp
90
Tabel 7.13
Jumlah Rumah Tangga Hasil Pendataan Program Perlindungan
Sosial 2008 (PPLS08) menurut Kabupaten/kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta
Kategori
Inti
Kabupaten/kota
Tambahan
Inti +
(Raskin) Tambahan
Miskin
Hampir
Miskin
Total
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kulonprogo
5 318
15 686
10 135
31
2 141
33 280
Bantul
6 474
20 646
19 538
139
46
2 499
49 157
Gunungkidul
15 783
33 216
25 633
658
74
Sleman
5 109
4 345
5 185
34 937
89
76 823
1 555
38 971
416
11
609
12.392
783
201
13 404
215. 032
628
ak
868
Sumber : BPS Provinsi D.I.Yogyakarta
81 232
bp
2 253
ta
.
DIY
16 332
ar
Yogyakarta
15 975
6 600
632
37
s.
go
(1)
.id
Sangat
Miskin
ht
tp
Kabupaten/kota
://
yo
gy
Tabel 7.14
Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial 2011 (PPLS11)
menurut Kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta
(1)
Kulonprogo
Rumah tangga
Penduduk
(2)
(3)
Keluarga
(4)
68 193
238 040
75 468
Bantul
141 506
494 503
155 415
Gunungkidul
130 267
459 687
148 938
Sleman
101 878
352 828
110 560
34 900
124 730
37 986
476 744
1 669 788
528 367
Yogyakarta
D.I. Yogyakarta
91
Tabel 7.15
Jumlah Rumah Tangga Penerima Raskin menurut Kabupaten/kota
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2013
Penurunan
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kulonprogo
31 139
50 278
43 021
14,43
7 257
Bantul
46 658
105 778
88 611
16,23
17 167
Gunungkidul
74 632
93 944
80 243
14,58
13 701
Sleman
37 416
72 148
60 485
16,17
11 663
Yogyakarta
11 783
19 143
16 031
16,26
3 112
201 628
341 291
288 391
15,50
52 900
kota
(1)
D.I. Yogyakarta
bp
Catatan:
2012-2013N
%
.id
2010
s.
go
Kabupaten/
ta
.
Jumlah rumah tangga penerima Raskin tahun 2009 sama dengan tahun 2008
Jumlah rumah tangga penerima Raskin tahun 2011 sama dengan tahun 2010
ak
ar
Jumlah rumah tangga penerima Raskin Januari s.d Mei tahun 2012 sama dengan
gy
tahun 2011
://
yo
Jumlah rumah tangga penerima Raskin Juni s.d Desember tahun 2012
menggunakan data PPLS 2011
ht
tp
Data rumah tangga penerima raskin pada periode tahun 2008 sampai tahun
2011 menggunakan hasil PPLS2008, sedangkan mulai Juni 2012 sampai
2013 menggunakan data PPLS2011.
Jumlah rumah tangga penerima raskin tahun 2013 menurun dibandingkan
tahun 2012, dengan persentase hampir merata di semua kabupaten/kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara kuantitas, penurunan tertinggi terjadi
di Kabupaten Bantul.
92
.id
s.
go
bp
ta
.
ar
ak
ht
tp
://
yo
gy
8
PENDUDUK
93
Persoalan kependudukan juga masih menjadi prioritas dalam pembangunan nasional. Pemerintah sangat gencar untuk mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan
kualitas sumber daya manusia yang rendah akan menghambat pencapaian
kesejahteraan masyarakat. Jika pertumbuhan penduduk tidak terkendali dan
tidak disertai
.id
kependudukan
mulai
s.
go
tinggi.
menjadi
perhatian
khusus
bp
ta
.
://
yo
gy
ak
ar
tp
Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang
ht
94
.id
Rumus:
ta
.
bp
s.
go
ar
ak
antara jumlah penduduk usia di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas (usia
gy
tidak produktif) dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun (usia non
ASFR)
Kelahiran
ht
Angka
tp
://
yo
95
s.
go
.id
ak
ar
ta
.
bp
B : Jumlah kelahiran
P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, di mana P: (P0+P1)/2
P0 : Jumlah penduduk pada awal tahun
P1 : Jumlah penduduk pada akhir tahun
Angka ini dapat diestimasi secara tidak langsung dari data anak lahir hidup
://
yo
gy
tp
ht
perte-ngahan tahun yang terjadi pada suatu daerah pada waktu tertentu.
B : Jumlah kematian
P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
Angka Harapan Hidup (e0) pada suatu umur x adalah rata-rata tahun
hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai
umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di
lingkungan masyarakatnya.
96
Metode Penghitungan
Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan angka kematian
menurut umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh
catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan
dibuat Tabel Kematian.
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR) adalah angka yang
menunjukkan banyaknya bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup
.id
s.
go
meninggal sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan per seribu
ar
ta
.
bp
kelahiran hidup).
gy
://
yo
JLH
ak
ht
tp
banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, bukan karena sebabsebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
Dhamil
JLH
97
.id
ar
ta
.
bp
s.
go
tp
://
yo
gy
ak
atau
ht
SR
pertumbuhan
penduduk
bermanfaat
untuk
mengetahui
98
.id
6. Kepadatan Penduduk:
s.
go
bp
ta
.
ar
gy
ak
://
yo
tp
ht
99
2.2. LPP=0 berarti tidak terjadi perubahan jumlah penduduk pada tahun
t dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
2.3. LPP<0 berarti terjadi pengurangan jumlah penduduk pada tahun t
diban- dingkan dengan sebelumnya.
3. Rasio Jenis Kelamin (SR/Sex Ratio) :
s.
go
.id
bp
penduduk perempuan.
ta
.
ar
gy
ak
://
yo
tp
ht
100
tahun 2003
sebesar 3,58 artinya pada tahun 2003 terdapat 3 atau 4 kematian untuk
tiap 1000 penduduk.
8. Angka Kematian Bayi (Child Mortality Rate/CMR)
2002
pada tahun
Mortality Rate/MMR)
.id
adalah sebesar 307. Artinya terdapat 307 kematian ibu yang disebabkan
s.
go
bp
periode tersebut.
ta
.
Sumber Data
ar
gy
ak
://
yo
tp
ht
101
ar
ak
gy
://
yo
tp
ht
ta
.
.id
s.
go
bp
Tabel 8.1
Parameter Demografi Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta
Hasil Sensus Penduduk 2010 (Angka Sementara)
IMR
L
e0
L+P
(4)
(5)
(6)
ASFR
TFR
(1)
(2) (3)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15
01
20 17
18 72.7 73.5 73.2 0.0295 0.1160 0.1281 0.0998 0.0521 0.0159 0.0024 2.22
02
20 17
19 72.7 73.7 73.1 0.0224 0.1020 0.1217 0.0965 0.0506 0.0128 0.0020 2.04
03
16 15
15 74.1 74.2 74.2 0.0531 0.1284 0.1045 0.0788 0.0404 0.0116 0.0023 2.10
04
16 14
14 73.9 74.7 74.7 0.0125 0.0771 0.1190 0.0989 0.0535 0.0144 0.0021 1.89
71
18 15
15 73.3 74.5 74.2 0.0087 0.0564 0.1071 0.0910 0.0484 0.0123 0.0020 1.63
34
19 13
16 72.1 75.9 74.1 0.0196 0.0903 0.1165 0.0949 0.0501 0.0136 0.0023 1.94
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
s.
go
(7)
.id
Kode
103
Migrasi
Masuk
Keluar
Netto
(16)
(17)
(18)
15 438
13 041
6.67
68 696
24 968
52.12
10 507
27 820 -27.52
146 454
29 815 115.52
63 083
84 662 -59.42
227 364
103 492
38.70
ta
.
ar
ak
gy
://
yo
tp
ht
.id
s.
go
bp
Tabel 8.2
Penduduk menurut Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta, 1971,
1980, 1990, 2000 dan 2010 (ribu Rp)
Kabupaten/kota
1971
1980
1990
2000
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
370,63
380,69
372,31
370,94
388,87
Bantul
568,62
634,44
696,91
781,01
911,50
Gunungkidul
620,09
659,49
651,00
670,43
675,38
Sleman
588,30
677,32
780,33
901,38
1093,11
Yogyakarta
340,91
398,19
412,06
396,71
388,63
2 488,54
2 750,13
2 912,61
3 120,48
3457,49
119 208,23
147 490,30
179 378,95
206 264,60
237 641,33
Indonesia (000)
bp
s.
go
DIY (000)
.id
Kulonprogo
Laki-laki+
Perempuan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
190 694
198 175
388 869
96,20
0,48
Bantul
454 491
457 012
911 503
99,40
1,57
Gunungkidul
326 703
348 679
675 382
93,70
0,07
Sleman
547 885
545 225
1 093 110
100,50
1,96
Yogyakarta
189 137
199 490
388 627
94,80
-0,21
1 708
1 748 581
3 457
97,70
1,04
118 101
491
237 732
100,60
1,49
://
yo
ht
tp
(1)
Kulonprogo
DIY Yogyakarta
Indonesia
gy
Perempuan
Kabupaten/kota
Laki-laki
ak
ar
ta
.
Tabel 8.3
Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Laju Pertumbuhan
Kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010
910
119 630
Rasio
Laju
Jenis Pertumbuhan
Kelamin
326
105
Tabel 8.4
Rasio Ketergantungan menurut Kabupaten/kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta 1971-2010
1971
1980
1990
2000
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kulonprogo
85
72
58
52
54
Bantul
83
76
57
47
47
Gunungkidul
89
77
62
53
55
Sleman
86
70
50
39
42
Yogyakarta
63
49
39
34
36
DIY
82
69
55
45
46
.id
Kabupaten/kota
bp
s.
go
Yogyakarta
ta
.
penurunan
yang
sangat
tajam.
Rasio
ar
ak
://
yo
gy
tp
ht
106
Tabel 8.5
Rasio Jenis Kelamin menurut Kabupaten/kota di Daerah
Istimewa Yogyakarta, 1971-2010
1971
1980
1990
2000
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kulonprogo
94,3
94,8
96,0
97,0
96,2
Bantul
90,9
94,9
96,8
99,0
99,4
Gunungkidul
96,6
95,8
94,5
95,1
93,7
Sleman
92,6
96,3
99,0
101,8
100,5
Yogyakarta
98,9
100,7
96,2
95,8
94,8
DIY
94,3
96,2
96,7
98,3
97,7
s.
go
.id
Kabupaten/kota
ta
.
bp
ar
ak
://
yo
gy
Kota Yogyakarta.
tp
ht
Kota Yogyakarta. Namun rasio jenis kelamin tahun 2010 lebih rendah
dibandingkan dengan tahun 2000, kecuali di Kabupaten Bantul yang
sedikit mengalami kenaikan.
Selama periode tahun 1990-2010, rasio jenis kelamin Kabupaten
Gunungkidul merupakan yang terendah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rendahnya rasio jenis kelamin di wilayah ini diduga akibat masih
tingginya jumlah penduduk laki-laki yang merantau atau migrasi keluar
untuk bekerja.
107
Tabel 8.6
Rasio Jenis Kelamin, Laju Pertumbuhan Penduduk 2000-2010,
Distribusi Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut
Kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta
Indikator
Distribusi
Penduduk
Terhadap DIY
(persen)
Kepadatan
Penduduk
(jiwa/km2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kulonprogo
96
0,48
11,25
663
Bantul
99
1,57
26,36
1 798
Gunungkidul
94
0,07
19,53
455
Sleman
101
1,96
31,62
1 902
Yogyakarta
95
-0,21
11,24
11 958
D.I. Yogyakarta
98
1,45*)
1 085
ta
.
ar
101
1,04
1,49
ak
Indonesia
.id
Laju
pertumbuhan
Penduduk
2000-2010
(persen)
s.
go
Rasio Jenis
Kelamin
bp
Kabupaten/kota
124
://
yo
gy
ht
tp
108
Tabel 8.7
Penduduk menurut Kabupaten/kota Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2011-2015
Laki-laki
Tahun
(1)
Kabupaten/kota
Kulonprogo
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
DIY
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
192 809
457 862
330 117
561 507
190 325
1 732 620
2012
195 171
464 002
333 889
568 243
192 973
1 754 278
2013
197 591
469 991
337 686
574 892
195 712
1 775 872
2014
199 980
475 832
341 640
581 576
198 361
1 797 389
2015
202 435
481 510
345 370
588 368
201 082
1 818 765
s.
go
.id
2011
ar
ta
.
bp
Kabupaten/kota
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
DIY
(2)
(4)
(5)
(6)
(7)
tp
Kulonprogo
(1)
ht
Tahun
://
yo
gy
ak
Tabel 8.7
Penduduk menurut Kabupaten/kota Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2011-2015
Perempuan
(3)
2011
201 391
464 242
354 886
554 677
202 181
1 777 377
2012
203 501
470 672
358 690
560 700
204 621
1 798 184
2013
205 588
477 081
362 505
566 841
206 967
1 818 982
2014
207 729
483 613
366 154
572 925
209 306
1 839 727
2015
209 763
490 001
369 912
579 113
211 622
1 860 411
109
Tabel 8.7
Penduduk menurut Kabupaten/kota Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2011-2015
Laki-laki + Perempuan
Tahun
(1)
Kabupaten/kota
Kulonprogo
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
DIY
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
394 200
922 104
685 003
1 116 184
392 506
3 509 997
2012
398 672
934 674
692 579
1 128 943
397 594
3 552 462
2013
403 179
947 072
700 191
1 141 733
402 679
3 594 854
2014
407 709
959 445
707 794
1 154 501
407 667
3 637 116
2015
412 198
971 511
715 282
412 704
3 679 176
.id
2011
s.
go
1 167 481
ak
ar
ta
.
bp
tp
Tahun
://
yo
gy
Tabel 8.8
Rasio Jenis Kelamin menurut Kabupaten/kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2011-2015
Kabupaten/kota
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2011
96
99
93
101
94
97
2012
96
99
93
101
94
98
2013
96
99
93
101
95
98
2014
96
98
93
102
95
98
2015
97
98
93
102
95
98
ht
Bantul
(1)
110
DIY
Kulonprogo
Tabel 8.9
Rasio Ketergantungan menurut Kabupaten/kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta 2011-2015
Kabupaten/kota
Tahun
DIY
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2011
54
46
54
41
35
46
2012
53
46
53
41
35
45
2013
53
46
53
41
35
45
2014
53
46
53
41
35
45
2015
53
46
53
35
45
.id
Kulonprogo
s.
go
41
ta
.
bp
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
111
Tabel 8.10
Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Kabupaten/kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2011-2015
Kabupaten/kota
Tahun
Bantul
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
DIY
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2011
1,16
1,38
1,13
1,15
1,32
1,23
2012
1,15
1,37
1,12
1,14
1,31
1,22
2013
1,14
1,36
1,11
1,14
1,30
1,21
2014
1,14
1,34
1,10
1,14
1,28
1,20
2015
1,13
1,33
1,09
1,27
1,19
.id
Kulonprogo
s.
go
1,13
ta
.
bp
ak
ar
Tabel 8.11
Persentase dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/kota,
2010, 2014, dan 2015
gy
Presentase Penduduk
Kulonprogo
tp
(1)
2010
2014
2015
2010
2014
2015
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
://
yo
Kabupaten/kota
11,21
11,20
665
695
703
26,37
26,38
26,41
1 804
1 893
1 917
19,53
19,46
19,44
456
477
482
31,62
31,74
31,73
1 908
2 008
2 031
11,24
11,21
11,22
11 988
12 544
12 699
DIY
100,00
100,00
100,00
1 088
1 142
Sumber : Proyeksi penduduk Kabupaten/Kota Provinsi DI Yogyakarta 2010-2020
1 155
Bantul
ht
11,25
Gunungkidul
Sleman
Yogyakarta
112
Tabel 8.12
Jumlah Rumah Tangga dan Rata-rata Banyaknya Anggota Rumah
Tangga Menurut Kabupaten/kota, 2012, 2013, dan 2014
Kabupaten/
kota
Rata-Rata Anggota
Rumah Tangga
Rumah Tangga
2013
2014
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kulonprogo
112 051
111 704
113 749
Bantul
276 245
260 817
278 339
Gunungkidul
203 999
205 796
204 522
Sleman
355 902
368 004
374 645
Yogyakarta
133 185
136 316
139 157
1 081 382
1 082 637
1 110 411
s.
go
bp
DIY
.id
2012
(1)
ar
ta
.
ht
tp
://
yo
gy
ak
113
Tebel 8.13
Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2014-2015
2014
2015
Laki-laki
Pr
Laki-Laki+
Pr
Laki-laki
Pr
Laki-laki+
Pr
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
133 191
272 629
140 063
134 089
274 152
5-9
135 121
127 740
262 861
137 074
129 590
266 664
10-14
133 007
126 828
259 835
134 560
127 930
262 490
15-19
136 160
132 199
268 359
134 725
130 406
265 131
20-24
158 063
153 087
311 150
156 863
152 654
309 517
25-29
153 954
146 965
300 919
157 868
150 516
308 384
30-34
136 941
136 555
273 496
138 587
137 428
276 015
35-39
130 740
133 388
264 128
131 652
134 267
265 919
40-44
129 707
134 635
264 342
129 835
134 271
264 106
45-49
124 155
132 312
256 467
125 728
133 438
259 166
50-54
110 679
119 834
230 513
113 252
122 855
236 107
55-59
93 698
98 731
192 429
96 748
102 698
199 446
70 674
74 684
145 358
74 266
78 499
152 765
65-69
50 159
59 932
110 091
52 353
61 212
113 565
70-74
40 174
50 418
90 592
39 474
50 011
89 485
75+
54 719
79 228
133 947
55 717
80 547
136 264
Total
1 797 389
1 839 727
3 637 116
1 818 765
1 860 411
3 679 176
ht
60-64
gy
ak
ar
ta
.
bp
s.
go
.id
139 438
tp
0-4
://
yo
Kelompok
Umur
114
Tebel 8.14
Paramater Fertilitas Hasil Proyeksi Penduduk 2000-2025
Parameter
2000
2005
2010
2015
2020
2025
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
TFR
1.43
1.40
1.38
1.38
1.38
1.38
GRR
0.70
0.68
0.68
0.67
0.67
0.67
NRR
0.68
0.66
0.66
0.66
0.66
0.66
CBR
11.70
12.00
11.90
11.10
9.90
8.70
36.50
39.50
41.00
39.80
36.60
32.70
s.
go
.id
bp
ta
.
ar
ak
kasar
://
yo
Angka
gy
di
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
ht
tp
lima tahun hingga tahun 2010. Namun CDR mulai mengalami kenaikan
sejak tahun 2015 sampai tahun 2025 hingga menjadi sekitar 9 kematian
per 1000 penduduk.
Hasil SP71, Angka Kelahiran Total di Daerah Istimewa Yogyakarta
tercatat sebesar 4,76. Angka ini cenderung menurun dan berdasarkan
hasil SP2010, angka fertilitas total sebesar 1,94 yang artinya secara ratarata seorang wanita selama masa suburnya melahirkan sebanyak 1-2
anak.
115
Tebel 8.15
Paramater Mortalitas Hasil Proyeksi Penduduk 2000-2025
Parameter
2000
2005
2010
2015
2020
2025
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
E0 Laki-laki
71.0
71.7
72.1
72.6
73.0
73.0
E0 Perempuan
75.1
76.5
77.4
78.2
78.7
78.7
E0 L+P
73.0
74.0
74.7
75.4
75.8
75.8
IMR Laki-laki
21.2
16.6
13.6
11.6
10.4
10.4
IMR Perempuan
15.0
11.9
9.8
8.5
7.8
7.8
IMR L+P
18.2
14.3
11.8
10.1
9.1
9.1
CDR
8.0
7.8
7.9
8.1
8.4
9.2
31.0
34.7
.id
Jml kematian
25.0
25.6
(000)
Sumber : Proyeksi penduduk 2010-2025
29.0
s.
go
27.2
ar
Tahun
ta
.
bp
Tabel 8.16
Angka Kelahiran Total di Daerah Istimewa Yogyakarta,
SP1971-SP2010
TFR
ak
(1)
Supas75 (1972,5)
4,47
SP80 (1977)
3,42
tp
://
yo
gy
4,76
2,93
ht
Supas85 (1982)
SP90 (1987)
Selain
(2)
SP71 (1968)
2,08
Supas95 (1992)
SP2000 (1997)
1,44
Supas2005 (2002)
1,66
SP2010 (2007)
1,94
SDKI 2012
2,1
Pemakaian
alat/cara
kontrasepsi,
Usaha
penundaan
usia
116
.id
s.
go
bp
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
9
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
117
.id
s.
go
bp
ta
.
ar
gy
ak
dengan nilai konsumsi riil per kapita yang disesuaikan dengan rumus
://
yo
Atkinson.
tp
ht
118
masih hidup (still living) untuk setiap wanita berusia 15-49 tahun menurut
kelompok umur lima tahunan. Penghitungan eo dilakukan dengan
perangkat lunak Mortpak Life.
Harapan Lama Sekolah (Expected Years of Schooling: EYS) adalah
lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh
anak pada umur tertentu di masa mendatang. Angka Harapan Lama
Sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. EYS dapat
digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di
.id
s.
go
bp
penduduk
dalam
menjalani
ar
digunakan
ta
.
formal.
gy
ak
://
yo
ht
ke atas.
tp
119
PER KAPITA
Penghitungan
1. Indeks komponen
Sebelum menghitung indeks dihitung dulu nilai masing-masing komponen
Beberapa variabel yang diperlukan antara lain:
Angka Harapan Hidup: Variabel
Hidup
Harapan Lama Sekolah: Partisipasi sekolah penduduk menurut
kelompok umur
Rata-rata Lama Sekolah: Kombinasi variabel pendidikan seperti
.id
s.
go
bp
ta
.
ak
Xi
ar
sebagai berikut:
gy
://
yo
No.
ht
tp
Nilai
Maksimum
Nilai
Minimum
83,04
20
1.
2.
18
3.
15
4.
26.572.352**
1.007.436*
(IDR)
(IDR)
Keterangan:
120
s.
go
.id
IPM =
ta
.
bp
lama sekolah)
ak
ar
gy
relatif terhadap jarak nilai IPM awal periode ke IPM sasaran (IPM=100).
1.
ht
Manfaat
tp
://
yo
upaya
membangun
kualitas
hidup
manusia
(masyarakat/penduduk).
2.
3.
Interpretasi
121
1.
2.
s.
go
1.
.id
Sumber Data
proyeksi penduduk
bp
2.
ar
3.
ta
.
gy
ak
ht
tp
Penduduk.
://
yo
122
s.
go
.id
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
123
Tabel 9.1
Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/kota
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2014
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kulonprogo
68,83
69,53
69,74
70,14
70,68
Bantul
75,31
75,79
76,13
76,78
77,11
Gunungkidul
64,20
64,83
65,69
66,31
67,03
Sleman
79,69
80,04
80,10
80,26
80,73
Yogyakarta
82,72
82,98
83,29
83,61
83,78
DIY
75,37
75,93
76,15
76,44
76,81
Nasional
66,53
67,09
68,31
68,90
s.
go
67,70
ta
.
bp
Sumber : BPS RI
.id
Kabupaten/kota
gy
ak
ar
Tabel 9.2
Angka Harapan Hidup menurut Kabupaten/kota
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2014 (tahun)
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
74,84
74,86
74,87
74,89
74,90
73,14
73,17
73,19
73,22
73,24
Gunungkidul
73,35
73,36
73,37
73,38
73,39
Sleman
74,43
74,44
74,46
74,47
74,47
Yogyakarta
74,00
74,02
74,04
74,05
74,05
DIY
74,17
74,26
74,36
74,45
74,50
tp
ht
Kulonprogo
://
yo
Kabupaten/kota
Bantul
Sumber : BPS RI
124
Tabel 9.3
Angka Harapan Sekolah menurut Kabupaten/kota
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2014 (tahun)
2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kulonprogo
12,20
12,75
12,87
13,00
13,27
Bantul
13,55
13,95
14,15
14,35
14,62
Gunungkidul
11,52
11,83
12,14
12,49
12,82
Sleman
15,42
15,45
15,48
15,52
15,64
Yogyakarta
15,68
15,75
15,82
15,89
15,97
DIY
14,15
14,61
14,64
14,67
14,85
(1)
bp
s.
go
Sumber : BPS RI
.id
Kabupaten/
kota
2011
2012
2013
2014
(4)
(5)
(6)
(7)
7,88
7,93
8,02
8,20
8,34
8,35
8,44
8,72
8,74
Gunungkidul
5,59
5,74
6,08
6,22
6,45
Sleman
9,79
10,03
10,03
10,03
10,28
Yogyakarta
10,88
11,01
11,22
11,36
11,39
DIY
8,51
8,53
8,63
8,72
8,84
(1)
7,85
ht
Bantul
(3)
tp
Kulonprogo
2010
://
yo
Kabupaten/
kota
gy
ak
ar
ta
.
Tahel 9.4
Rata-rata Lama Sekolah menurut Kabupaten/kota di Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2010-2014 (tahun)
Sumber : BPS RI
125
Tabel 9.5
Pengeluaran Riil per Kapita menurut Kabupaten/kota
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2014 (Rp/tahun)
Kabupaten/
Kota
2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
Kulonprogo
8 330
8 342
8 468
8 480
13 725
13 778
13 798
13 902
13 921
8 093
8 138
8 170
8 202
8 235
Sleman
13 848
13 882
13 916
14 085
14 170
Yogyakarta
16 462
16 497
16 498
16 645
16 755
12 080
12 115
12 137
12 261
12 294
Bantul
Gunungkidul
DIY
bp
s.
go
Sumber : BPS RI
.id
8 274
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
76,31
76,98
77,53
78,08
78,39
66,15
66,67
67,32
68,25
68,80
66,08
66,64
67,21
68,02
68,78
DIY
75,37
75,93
76,15
76,44
76,81
Jawa Timur
65,36
66,06
66,74
67,55
68,14
Banten
67,54
68,22
68,92
69,47
69,89
Nasional
66,53
67,09
67,70
68,31
68,90
gy
ht
Jawa Tengah
://
yo
Jawa Barat
tp
DKI Jakarta
ak
Kabupaten/Kota
ar
ta
.
Tabel 9.6
Indeks Pembangunan Manusia menurut Provinsi di Jawa, 2010-2014
Sumber : BPS RI
126
.id
s.
go
bp
ta
.
ar
ht
tp
://
yo
gy
ak
10
PENDIDIKAN
127
.id
APS berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu
bp
s.
go
ta
.
ar
sekolah tertentu
://
yo
gy
ak
tp
anak sekolah pada satu kelompok umur tertentu yang bersekolah pada
ht
tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya. APM selalu lebih rendah
dibanding APK karena pembilangnya lebih kecil sementara penyebutnya
sama. APM membatasi usia murid sesuai dengan usia sekolah, jenjang
pendidikan sehingga angkanya lebih kecil. APM merupakan indikator yang
menunjukkan proporsi penduduk yang bersekolah pada suatu jenjang
pendidikan
dan
berusia
sesuai
dengan
usia
pendidikannya.
128
sekolah
jenjang
Keterangan: *) =
Tingkat Sekolah Dasar (SD)
tahun
Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama(SLTP) : Kelompok usia 13-15
tahun
Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas(SLTA)
tahun
Angka Partisipasi Kasar (APK/Gross Enrolment Ratio) adalah
.id
s.
go
bp
ta
.
Keterangan: *)
://
yo
gy
ak
ar
ht
tahun
tp
129
.id
s.
go
bp
ta
.
Interpretasi
ar
gy
ak
://
yo
mana peluang tersebut terjadi dapat dilihat dari besarnya APS setiap
kelompok umur.
memperhatikan
ht
tanpa
tp
APK
ketepatan
mendekati
usia
atau
sekolah
lebih
dari
pada
100
jenjang
persen
130
sebagian
besar
penduduk
untuk
memperoleh
kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan seharihari dan melanjutkan pembelajarannya.
Sumber Data
Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas).
Keterbatasan
.id
s.
go
sedang dijalani.
bp
ta
.
ar
gy
ak
ht
tp
://
yo
131
Tabel 10.1
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Daerah Istimewa Yogyakarta,
2010-2014 (persen)
D.I. Yogyakarta
Indonesia
19-24
7-12
13-15
16-18
19-24
(7)
(8)
(9)
86,24
56,01
13,77
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2010
99,69
94,02
73,06
44,03
98,02
2011
99,43
97,66
75,60
44,17
97,62
87,99
57,95
14,82
2012
99,77
98,35
80,04
44,69
98,02
89,76
61,49
16,05
2013
99,96
96,79
81,41
45,86
98,42
90,81
63,84
20,14
2014
99,94
99,48
98,92
.id
70,31
49,08
Sumber: BPS-RI
*)
ar
ta
.
bp
Ket
94,44
s.
go
86,44
gy
ak
Tabel 10.2
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kabupaten/kota
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013-2014 (persen)
://
yo
2013
2014
13-15
16-18
19-24
7-12
13-15
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Kulonprogo
99,63
96,99
83,36
19,39
99,44
99,04
90,19
22,17
Bantul
100,00
98,68
85,11
89,19
38,65
Gunungkidul
100,00
94,07
75,91
18,81 100,00
98,18
80,82
19,97
Sleman
100,00
99,23
82,68
84,53
59,85
Yogyakarta
100,00
90,34
76,21
64,98 100,00
99,52
88,87
65,53
DIY
99,96
96,79
81,41
45,86 99,94
99,48
86,44
49,08
tp
7-12
ht
Tahun
(1)
Sumber: BPS-RI
132
16-18 19-24
Tabel 10.3
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Provinsi di Pulau Jawa,
2012-2013(persen)
2012
2013
Tahun
7-12
13-15
16-18
19-24
7-12
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
DKI Jakarta
99,04
94,07
61,87
18,02
99,40
95,47
66,09
19,65
Jawa Barat
98,36
88,68
56,30
12,25
98,85
89,40
59,98
17,34
Banten
98,26
91,10
59,80
15,97
98,60
91,32
62,89
18,08
Jawa Tengah
98,87
89,59
58,65
11,83
99,28
90,73
59,88
17,42
DI Yogyakarta
99,77
98,35
80,04
44,69
99,96
96,79
81,41
45,86
Jawa Timur
98,65
91,62
61,87
14,59
99,05
92,83
62,32
19,49
Nasional
98,02
89,76
61,49
16,05
98,42
90,81
63,84
20,14
.id
s.
go
bp
ar
ta
.
Sumber: BPS-RI
ak
gy
://
yo
tp
dari usia 13-15 tahun, dan lebih besar dari 16-18 tahun.
ht
dibandingkan
dengan
provinsi
di
Pulau
Jawa,
APS
Daerah
Istimewa Yogyakarta lebih tinggi dari 5 provinsi lainnya. Demikian juga jika
dibandingkan dengan Nasional, APS Daerah Istimewa
Yogyakarta jauh
133
Tabel 10.4
Angka Partisipasi Kasar (APK) Daerah Istimewa Yogyakarta,
2010-2014 (persen)
D.I. Yogyakarta
Indonesia
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
2010
108,16
93,47
79,29
111,68
80,59
62,85
2011
104,54
90,08
86,51
102,57
89,83
64,90
2012
107,18
89,05
83,02
104,33
89,49
68,80
2013
108,50
83,37
90,04
107,71
85,96
66,61
2014
109,11
90,66
94,62
*)
*)
*)
s.
go
ar
ta
.
bp
Sumber: BPS-RI
Ket
: *) Data tidak tersedia
(8)
.id
(1)
://
yo
gy
ak
Tabel 10.5
Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Kabupaten/kota
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013-2014 (persen)
2013
Tahun
SD/MI/
Paket A
(1)
(2)
(3)
Kulonprogo
107,61
97,47
Bantul
110,84
Gunungkidul
2014
ht
tp
SMP/Mts/ SM/SMK/MA/
Paket B
Paket C
SMP/Mts/ SM/SMK/MA/
Paket B
Paket C
(6)
(7)
88,74
110,66
98,68
91,23
77,63
111,34
113,12
90,65
115,29
114,25
76,39
97,35
111,99
78,46
104,32
Sleman
104,52
84,99
81,38
103,76
92,61
83,91
Yogyakarta
104,34
95,14
68,69
106,64
102,06
73,89
108,50
83,37
90,04
109,11
90,66
94,62
DIY
(4)
SD/MI/
Paket A
134
(8)
Tabel 10.6
Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Provinsi di Pulau Jawa,
2012-2013 (persen)
2012
(3)
(4)
(6)
(7)
(8)
DKI
98,37
94,58
75,34
103,91
86,35
72,72
Jakarta
Jawa
103,28
87,44
64,90
106,75
85,26
60,12
Barat
Banten
104,79
87,96
69,65
107,47
89,85
63,32
Jawa
104,92
91,51
67,03
108,95
87,42
64,02
Tengah
DIY
107,18
89,05
83,02
108,50
83,37
90,04
Jawa
102,37
93,60
67,25
105,82
90,34
62,91
Timur
Nasional
104,33
89,49
68,80
107,71
85,96
66,61
bp
s.
go
(2)
ta
.
(1)
.id
Tahun
2013
ak
ar
Sumber: BPS-RI
gy
://
yo
Dilihat
ht
tp
kebupaten/kota,
semua
APK
tahun
2013-2014
135
Tabel 10.7
Angka Partisipasi Murni (APM) Daerah Istimewa Yogyakarta,
2010-2014 (tahun)
Tahun
D.I. Yogyakarta
SD/MI/ SMP/Mts/
Paket A
Paket B
Indonesia
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
(8)
2010
94,76
75,55
59,35
94,76
67,73
45,59
2011
92,04
68,62
59,25
91,07
68,35
48,07
2012
96,11
72,44
63,54
92,54
70,93
51,88
2013
98,75
84,57
64,86
95,59
73,88
54,25
2014
98,98
82,20
68,46
96,45
77,53
59,35
s.
go
.id
(1)
ta
.
bp
Sumber: BPS RI
(3)
(4)
(6)
(7)
(8)
Kulonprogo
96,07
84,60
74,99
97,04
84,64
76,61
Bantul
99,64
85,08
72,63
100,00
81,08
74,16
Gunungkidul
99,89
73,44
68,36
100,00
74,16
70,75
Sleman
98,19
90,31
56,76
99,20
86,30
62,11
98,88
91,91
60,32
95,37
88,00
63,32
98,75
84,57
64,86
98,98
82,20
68,46
Yogyakarta
DIY
tp
(2)
ht
(1)
://
yo
Tahun
2014
gy
2013
ak
ar
Tabel 10.8
Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Kabupaten/kota
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013-2014 (tahun)
136
tepat
waktu
atau
sesuai
dengan
usia
.id
penduduk
s.
go
pendidikannya.
bp
ta
.
penurunan.
ar
ak
gy
dibanding 5 provinsi lainnya. Nilai APM ini juga lebih tinggi dari nilai
://
yo
tp
ht
137
Tabel 10.9
Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Provinsi di Pulau Jawa,
2013-2014(persen)
2012
Tahun
2013
Paket C
Paket A
Paket B
Paket C
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
(8)
DKI
90,48
70,31
54,25
96,07
75,46
55,40
Jakarta
Jawa
93,41
73,54
51,24
97,08
76,76
52,25
Barat
Banten
93,67
73,79
53,00
96,24
78,17
53,28
Jawa
92,05
72,52
51,11
95,68
74,94
51,81
Tengah
DIY
96,11
72,44
63,54
98,75
75,64
64,86
Jawa
92,93
74,42
52,36
96,10
77,36
53,30
Timur
Nasional
92,54
70,93
51,88
95,59
73,88
54,25
s.
go
ak
ar
ta
.
Sumber: BPS-RI
bp
(1)
.id
Paket A
://
yo
gy
Tabel 10.10
Persentase Penduduk yang Buta Huruf di
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2014
D.I. Yogyakarta
tp
Tahun
Indonesia
15-44
45+
15+
15-44
45+
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
(8)
2010
9,16
0,62
21,95
7,09
1,71
18,25
2011
8,96
0,63
21,06
7,56
2,31
18,15
2012
8,00
0,34
19,17
7,03
2,03
17,17
2013
7,18
0,20
17,53
6,08
1,61
15,15
2014
5,56
0,09
13,71
*)
*)
*)
(1)
ht
15+
Sumber: BPS-RI
Ket
: *) Data tidak tersedia
138
Tabel 10.11
Persentase Penduduk yang Buta Huruf menurut Kabupaten/kota
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013-2014
2013
Tahun
2014
15-44
45+
15+
15-
45+
(2)
(3)
(4)
(6)
44
(7)
(8)
Kulonprogo
6,24
0,00
13,09
7,24
0,00
15,20
Bantul
7,27
0,15
18,45
4,13
0,14
10,29
Gunungkidul
14,77
0,69
28,51
8,69
0,34
17,01
Sleman
4,90
0,15
13,83
5,09
0,00
14,77
Yogyakarta
1,59
0,00
4,60
3,35
0,00
9,80
DIY
7,18
0,20
17,53
s.
go
5,56
0,09
13,71
ta
.
bp
.id
15+
(1)
gy
ak
ar
Tabel 10.12
Persentase Penduduk yang Buta Huruf menurut Provinsi di
Pulau Jawa, 2012-2013
://
yo
2012
Tahun
2013
15+
15-44
45+
15+
15-44
45+
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
(8)
1,00
0,20
3,08
0,86
0,14
2,71
Jawa Barat
4,05
0,93
10,79
3,30
0,63
9,08
Banten
3,72
0,94
11,55
3,36
0,65
11,00
Jawa Tengah
10,07
1,47
23,03
8,73
1,08
20,45
DI Yogyakarta
8,00
0,34
19,17
7,18
0,20
17,53
Jawa Timur
11,18
2,24
25,12
9,86
1,84
22,22
Nasional
8,82
2,84
24,74
7,39
2,05
21,38
ht
DKI Jakarta
tp
(1)
Sumber: BPS-RI
139
ar
ta
.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
yo
gy
ak
140
Tabel 10.13
Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan di Daerah Istimewa Yogyakarta,
2013 dan 2014
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki +
Tingkat Pendidikan
Perempuan
2013 2014
2014
2013
2014
(5)
(6)
(7)
(3)
(4)
3,11
2,96
10,35
9,00
6,81
6,04
Tidak/belum tamat SD
8,81
7,77
9,80
10,47
9,31
9,14
SD
18,55 19,05
17,94
17,63 18,23
18,33
SLTP
20,76 21,65
19,17
SLTA ke atas
48,77 48,57
.id
(2)
18,34 19,95
s.
go
(1)
2013
42,75
44,56 45,69
19,97
46,52
ar
ta
.
bp
://
yo
gy
ak
Tabel 10.14
Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan dan Kabupaten/kota di
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2014
Bantul
G.kidul
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
(8)
3,63
6,48
12,10
3,09
0,82
5,55
18,84
15,40
16,64
10,28
6,69
13,42
SD
22,57
18,81
32,61
14,28
14,29
19,97
SLTP
20,99
19,60
21,00
15,41
16,52
18,36
SLTA ke atas
33,96
39,71
17,64
56,93
61,68
42,71
(1)
ht
Pendidikan
K.progo
Sleman Yogyakarta
DIY
tp
Tingkat
Tidak/belum
pernah sekolah
Tidak/belum
tamat SD
141
Tabel 10.15
Rata-rata Lama Sekolah Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut
Kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010- 2014
Kabupaten/kota
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
Kulonprogo
8,20
8,30
8,33
8,27
8,62
Bantul
8,82
8,85
8,98
9,23
9,05
7,65
6,21
6,60
6,70
6,90
Sleman
10,30
10,52
10,40
10,54
10,84
Yogyakarta
11,48
11,34
11,53
11,39
11,40
DIY
9,07
9,09
9,18
9,31
9,43
.id
Gunungkidul
bp
s.
go
SMP
SMU
(2)
(3)
(4)
342
67
16
360
93
35
Gunungkidul
483
109
24
Sleman
504
110
43
Yogyakarta
168
58
46
DIY
1857
437
164
ht
tp
Kulonprogo
://
yo
(1)
Bantul
SD
gy
Kabupaten/kota
ak
ar
ta
.
Tabel 10.16
Banyaknya Sarana Pendidikan menurut Kabupaten/kota
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2014
142
.id
s.
go
bp
ta
.
ar
ht
tp
://
yo
gy
ak
11
KESEHATAN
143
preventif, tidak
hanya
bidang
kuratif,
kesehatan
melalui
melalui
peningkatan
tahun
pada
2019,
dan
pencapaian
sasaran
s.
go
keseluruhan
menjadi
.id
hasil SP2010
sebagai
bp
kesehatan
oleh
karenanya
informasi
ar
pem-bangunan
ta
.
ak
://
yo
tp
maupun peneliti.
gy
ht
144
s.
go
.id
bp
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
145
ta
.
bp
s.
go
.id
tp
://
yo
gy
ak
ar
ht
146
Tabel 11.1
Perkembangan Angka Kematian Bayi di
Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun
Indikator
Derajat
Kesehatan
(1)
Angka
Kematian
SDKI
2000
SDKI 2002
SDKI
2007
SP2010
SDKI
2012
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
24
20
19
16
25
.id
Bayi
ar
ta
.
bp
s.
go
Tahun
://
yo
gy
ak
Tabel 11.2
Persentase Balita menurut Penolong Kelahiran Pertama
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010-2014
Bidan
Tenaga
Medis Lain
Dukun
Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2010
36,97
59,24
1,01
2,29
0,49
2011
38,13
59,75
0,68
1,45
0,00
2012
35,68
60,41
0,49
0,91
2,51
2013
42,74
56,35
0,49
0,35
0,08
2014
40,07
59,70
0,07
0,10
0,06
(1)
ht
tp
Dokter
Penolong Kelahiran
147
Tabel 11.3
Persentase Balita menurut Penolong Kelahiran Pertama menurut
Kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2014
Penolong Kelahiran
Kabupaten/kota
Bidan
Tenaga
Medis Lain
Dukun
Lainnya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kulonprogo
39,27
59,62
0,58
0,00
0,53
Bantul
40,95
59,05
0,00
0,00
0,00
Gunungkidul
23,63
75,87
0,00
0,50
0,00
Sleman
44,97
55,03
0,00
Yogyakarta
56,57
43,43
D.I. Yogyakarta
40,07
59,70
0,00
0,00
0,00
0,00
0,07
0,10
0,06
s.
go
0,00
bp
(1)
.id
Dokter
ak
ar
ta
.
tp
://
yo
gy
Tabel 11.4
Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan
menurut Kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta,
2010-2014
2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kulonprogo
40,96
40,79
40,90
38,21
42,44
Bantul
38,59
39,13
34,46
34,85
42,09
Gunungkidul
44,83
37,16
38,62
38,52
41,84
Sleman
38,30
34,55
33,03
35,53
43,82
Yogyakarta
39,83
41,46
41,76
39,28
38,93
D.I. Yogyakarta
40,12
37,73
36,35
36,65
42,28
ht
Kabupaten/kota
(1)
148
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
DKI Jakarta
33.81
33.35
33.40
29.75
30.45
Jawa Barat
28.00
29.36
28.83
27.79
28.23
Jawa Tengah
28.72
30.36
31.85
31.93
32.92
DI Yogyakarta
40.12
37.73
36.35
36.65
42.28
Jawa Timur
28.46
27.37
27.12
27.58
30.21
Banten
33.02
34.50
30.96
29.08
29.48
30.97
29.57
28.84
27.94
29.22
Indonesia
ak
ar
ta
.
bp
Sumber: BPS RI
s.
go
Kabupaten/kota
.id
Tabel 11.5
Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan
menurut Provinsi di Pulau Jawa,
2010-2014
://
yo
gy
Tabel 11.6
Banyaknya Sarana Kesehatan menurut Kabupaten/kota
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2014
Kulonprogo
Bantul
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
ht
tp
Sarana
Kesehatan
(1)
DIY
18
34
30
96
RS Bersalin
32
16
11
70
Puskesmas
21
27
30
25
18
121
78
46
26
23
181
26
101
27
234
133
521
Praktek
Dokter
Perorangan
Balai Pengobatan
149
.id
s.
go
IDI
INDONESIA
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
INDEKS DEMOKRASI
150
s.
go
.id
tingkat nasional. Sejak tahun 2009, IDI sudah dapat mencakup level
provinsi.
bp
ta
.
umumnya, dalam penghitungan IDI ini meliputi tiga kegiatan yaitu koding
ar
dan wawancara
ak
yang
digunakan
://
yo
dengan
gy
penghitungan
IDI.
tp
ht
kedua adalah FGD yang akan mengklarifikasi berita yang belum lengkap
atau tidak termuat di koran atau dokumen resmi. Peserta FGD adalah tim
ahli di bidang politik, akademisi, partai dan lain-lain. Terakhir adalah
wawancara mendalam untuk mengklarifikasi berita yang belum lengkan fi
tahap FGD dan koran serta untuk menjaring berita yang belum tergali
dalam kedua tahap tersebut.
Konsep dan Definisi
Indeks Demokrasi Indonesia adalah angka-angka yang menunjukkan
tingkat perkembangan demokrasi di seluruh provinsi di Indonesia
151
berdasarkan
beberapa
aspek
tertentu
dari
demokrasi.
Tingkat
Demokrasi
(Institution of Democracy).
Penghitungan
IDI merupakan indeks kumulatif yang terdiri dari 3 aspek yaitu aspek
.id
s.
go
bp
ta
.
ar
gy
ak
ahli yang mewakili para akademisi, politikus, masyarakat sipil dan tersebar
tp
Interpretasi
://
yo
ht
152
s.
go
.id
bp
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
153
Tabel 12.1
Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI), 2010-2014
Wilayah
Aspek
DIY
Indonesia
(2)
(3)
2010
91,24
82,53
2011
87,22
80,79
2012
2012
2013
87,39
77,94
90,78
79,00
2014
86,25
82,62
(1)
55,96
47,87
2011
52,35
47,54
55,52
46,33
50,65
46,25
76,07
63,72
82,25
63,11
82,81
74,72
2012
2012
2013
82,52
69,28
83,69
83,69
2014
88,82
75,81
2010
74,33
63,17
bp
2010
s.
go
2 Hak-Hak Politik
.id
1 Kebebasan Sipil
2014
2010
ht
tp
2011
://
yo
gy
3 Lembaga-lembaga Demokrasi
ak
ar
ta
.
2012
2012
2013
2011
71,67
65,48
2012
72,96
62,63
2013
72,36
63,72
2014
82,71
73,04
154
Tabel 12.2
Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI), 2013-2014
2013
Aspek/Variabel
2014
DIY
Indonesia
DIY
Indonesia
(2)
(3)
(4)
(5)
98,75
86,06
46,25
84,62
90,00
69,15
81,65
67,76
94,00
81,13
95,13
83,22
80,40
86,22
80,40
87,02
52,83
50,31
77,62
75,27
48,48
45,61
74,53
50,28
48,48
87,67
97,47
95,36
91,66
36,62
50,96
39,51
38,26
53,51
100,00
61,76
99,23
88,58
100,00
99,38
87,98
83,94
95,00
86,29
72,36
63,72
82,71
73,04
(1)
1 Kebebasan Sipil
s.
go
ak
gy
://
yo
tp
ht
bp
ta
.
ar
3 Lembaga-lembaga Demokrasi
.id
2 Hak-Hak Politik
dalam dua tahun terakir masuk kategori sedang (indeks 60-80). Sejak tahun
2012-2013 IDI mengalami penurunan. Namun demikian, tahun 2014, IDI 2012
mengalami peningkatan cukup tinggi dari 72,36 pada tahun 2013 menjadi 82,71
pada tahun 2014.
12.3
meningkatnya nilai indeks untukTabel
aspek
hak-hak politik dan aspek lembaga
demokrasi.
155
Tabel 12.3
Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) menurut provinsi di
Pulau Jawa, 2013-2014
2013
2014
Aspek
Hak-
Lembaga
Kebebasan
Hak-
Lembaga
Sipil
hak
Demokrasi
IDI
hak
Demokrasi
(2)
Politik
(3)
(4)
(5)
(6)
Politik
(7)
(8)
(9)
DKI
88,72
55,08
74,69
71,18
91,72
73,94
92,97
84,70
Jakarta
Jawa
79,84
46,74
76,05
65,18
83,95
65,22
65,89
71,52
Barat
Jawa
79,18
46,29
60,89
60,84
87,87
67,08
80,77
77,44
Tengah
DIY
90,78
50,65
83,69
72,36
86,25
76,07
88,82
82,71
Jawa
71,37
35,43
82,10
59,32
81,62
56,29
78,54
70,36
Timur
Banten
81,39
51,03
85,00
81,10
63,68
87,22
75,50
Indonesia
79,00
46,25
72,24
63,72
82,62
63,72
75,81
73,04
bp
ar
69,79
://
yo
gy
Sumber: BPS RI
ak
(1)
.id
Sipil
IDI
s.
go
Kebebasan
Aspek
ta
.
Provinsi
ht
tp
Nilai IDI 2014 menurut provinsi di Pulau Jawa, menempatkan DKI Jakarta
pada posisi teratas diikuti oleh Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika dilihat
menurut kategori nilai IDI, tampak bahwa nilai IDI di DKI Jakarta dan D.I.
Yogyakarta termasuk kategori Tinggi (indeks >80), sedangkan 4 provinsi
lain masuk kategori sedang (indeks 60-80).
Ditinjau dari perkembangan IDI 2013-2014, semua provinsi mengalami
peningkatan nilai IDI. Artinya bahwa perkembangan pembangunan
demokrasi di Pulau Jawa tahun 2014 secara umum lebih baik daripada tahun
2013. Sementara dari nilai indeks masing-masing aspek, aspek hak-hak
politik cenderung mengalami peningkatan tertinggi dibandingkan dua aspek
lainnya. Ini memberikan gambaran bahwa sejauh ini di semua provinsi di
Pulau Jawa relatif berhasil untuk meningkatkan pembangunan hak-hak
politik.
156
.id
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
s.
go
INDIKATOR
LAINNYA
157
(penyuapan)
(nepotisme)
imbalan
uang,
barang,
atau
keistimewaan
.id
Penghitungan
s.
go
bp
recording data)
gy
2.
ar
ak
1.
ta
.
ht
Ipak
tp
3.
://
yo
variabel
penyusun
indeks
dengan
penimbang
bobot
terstandarisasi masing-masing
Interpretasi
Kategorisasi nilai indeks adalah: 01,25 termasuk dalam kategori Sangat
Permisif Terhadap Korupsi, nilai 1,262,50 termasuk dalam kategori
Permisif, nilai 2,513,75 termasuk dalam kategori Anti Korupsi, dan
nilai 3,765,00 termasuk dalam kategori Sangat Anti Korupsi.
158
.id
s.
go
Manfaat
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
159
Tabel 13.1
Nilai IPAK Tahun 2012-2014
Tahun
IPAK
(1)
(2)
2012
3.55
2013
3.63
2014
3.61
(1)
ta
.
bp
(3)
3.66
3.71
3.76
3.64
3.25
3.20
3.63
3.61
ak
://
yo
gy
ar
2014
(2)
2013
s.
go
Sumber Keterangan
.id
Tabel 13.2
Indeks menurut Sumber Keterangan, Tahun 2013-2014
ht
tp
IPAK tahun 2014 sebesar 3,61 skala 0-5, sedikit lebih rendah dibandingkan
tahun 2013 (3,63). Meskipun nilai IPAK dalam dua periode ini termasuk
dalam kategori Anti Korupsi, namun masyarakat Indonesia tahun 2013
lebih cenderung anti korupsi dari pada tahun 2014.
Indeks pendapat/penilaian terhadap kebiasaan masyarakat pada tahun
2014 menunjukkan kenaikan dibandingkan pada tahun 2013 dari 3,66
menjadi 3,71.
160
Tabel 13.3
Perbandingan IPAK 2012-2014 Berdasarkan Karakteristik
Tertentu
Karakteristik
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
3,55
3.63
3.61
Perkotaan
3,66
3.71
3.71
Pedesaan
3,46
3.55
3.51
Laki-Laki
3.59
3.66
3.64
Perempuan
3.53
3.60
.id
3.63
3.63
3.65
3.64
3.55
3.54
3,47
3.55
3.52
3,78
3.82
3.85
3.93
3.94
4.01
U mur (Tahun)
3,57
40 sampai 59
3,58
60 atau lebih
3,45
bp
Kurang dari 40
ar
Pendidikan Tertinggi
ak
SLTP ke baw ah
://
yo
gy
SLTA
Di atas SLTA
s.
go
3.59
ta
.
Jenis Kelamin
ht
tp
Seperti periode dua tahun sebelumnya, IPAK 2014 untuk kalangan lakilaki (3,64) lebih besar daripada kalangan wanita (3,59).
Bila dilihat dari tingkat pendidikan, tampak bahwa tingkat pendidikan
cenderung berpengaruh pada sikap anti korupsi. Semakin tinggi
pendidikan diikuti oleh semakin tinggi nilai IPAK. Atau semakin tinggi
pendidikan semakin tinggi sikap anti korupsi.
161
INDEKS KEBAHAGIAAN
Konsep dan Definisi
Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh
tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh
aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat
kebahagiaan yang meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2)
pendidikan,
keadaan
s.
go
.id
keamanan.
bp
Penghitungan
ta
.
ar
ak
gy
://
yo
ht
tp
adalah pendapatan rumah tangga (14,64 persen), kondisi rumah dan aset
(13,22 peren), serta pekerjaan (13,12 persen).
Interpretasi
Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin
bahagia, demikian pula sebaliknya,semakin rendah nilai indeks maka
penduduk semakin tidak bahagia.
Sumber Data
Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK)
162
Tabel 13.4
Indeks Kebahagiaan menurut Karakteristik Demografi
D.I. Yogyakarta, 2014
Karakteristik Demografi
Indeks Kabahagiaan
(1)
(2)
Klasifikasi Wilayah:
Perkotaan
72.16
Perdesaan
67.79
Jenis Kelamin:
Laki-laki
70,57
70,92
.id
Perempuan
Status Perkawinan:
72.62
s.
go
Belum Menikah
Menikah
70.77
69.58
bp
Cerai Hidup
ta
.
Cerai Mati
ak
ar
Kelompok Umur:
17 24 Tahun
25 40 Tahun
gy
41 64 Tahun
://
yo
65 Tahun Ke Atas
69.24
73.72
71.78
70.27
69.34
ht
tp
163
Tabel 13.5
Indeks Kebahagiaan menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan D.I. Yogyakarta, 2014
Pendidikan Tertinggi yang
ditamatkan
Indeks Kabahagiaan
(1)
(2)
64.80
69.44
SD/MI/SDLB/Paket A
68.03
SMP/MTs/SMPLB/Paket B
70.53
SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C
71.77
Diploma I/II/III
74.86
s.
go
.id
Diploma IV/S1
76.66
79.96
bp
S2 Atau S3
ta
.
gy
ak
ar
Tabel 13.6
Indeks Kebahagiaan menurut Pendapatan Rumah Tangga
D.I. Yogyakarta, 2014
://
yo
tp
(1)
Indeks Kabahagiaan
(2)
68.15
Rp 1.800.001 - Rp 3.000.000
70.98
Rp 3.000.001 - Rp 4.800.000
73.73
Rp 4.800.001 - Rp 7.200.000
76.36
76.63
ht
Hingga Rp 1.800.000
164
Tabel 13.7
Tingkat Kepuasan Sepuluh Aspek Kehidupan dan Provinsi di Pulau Jawa, 2014
Provinsi
Jawa
Tengah
Banten
(4)
(5)
(6)
(7)
64.79
65.07
68.38
66.28
65.01
66.4
62.04
62.16
65.18
64.10
63.00
55.19
69.66
64.15
63.74
68.59
65.87
65.04
64.68
62.72
57.68
57.69
62.63
58.89
58.28
58.03
Keharmonisan Keluarga
70.83
68.66
72.59
70.61
69.40
78.11
77.77
78.31
77.65
81.03
78.05
78.70
68.02
Hubungan Sosial
72.31
74.38
77.02
74.18
72.97
72.43
71.64
71.32
70.88
72.01
72.03
70.86
62.42
Keadaan Lingkungan
70.59
74.24
75.01
76.30
76.86
74.37
70.43
Kondisi Keamanan
72.92
75.12
77.40
78.35
77.85
74.73
74.83
Jawa Barat
(2)
(3)
Kesehatan
68.92
Pendidikan
65.56
Pekerjaan
bp
ar
69.83
ak
tp
://
yo
73.42
ht
(1)
s.
go
DKI Jakarta
.id
Jawa
Timur
ta
.
Indonesia
DIY
gy
Aspek
165
(8)
ta
.
ar
ak
gy
://
yo
tp
ht
.id
s.
go
bp
Tabel 13.8
Indeks Kabahagiaan menurut Klasifikasi Wilayah dan Provinsi
di Pulau Jawa, 2014
Klasifikasi Wilayah
Provinsi
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
(2)
(3)
(4)
(1)
69.21
69.21
Jawa Barat
68.54
66.04
67.66
Jawa Tengah
68.36
67.36
67.81
DIY
72.16
67.79
70.77
Jawa Timur
69.96
67.60
68.70
Banten
69.25
65.93
Indonesia
69.62
66.95
s.
go
68.24
68.28
ta
.
bp
.id
DKI Jakarta
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
167
ta
.
ar
ak
gy
://
yo
tp
ht
.id
s.
go
bp
.id
s.
go
bp
Interpretasi
ta
.
gy
ak
ar
semakin tinggi.
tp
Manfaat
ht
Podes2014
://
yo
Sumber Data
169
Tabel 13.9
Indeks Kesulitan Geografi (IKG) Desa menurut Provinsi di
Pulau Jawa, 2014
IKG Desa
Kabupaten
(1)
Terendah
Nilai Tengah
Tertinggi
(2)
(3)
(4)
Jawa Barat
9,42
32,58
82,37
Jawa Tengah
6,83
34,27
64,10
D.I. Yogyakarta
9,96
27,73
48,17
Jawa Timur
9,03
35,23
67,36
Banten
13,99
39,79
70,72
bp
s.
go
.id
DKI Jakarta
gy
ak
ar
ta
.
ht
tp
://
yo
Ditinjau dari nilai IKG Desa se D.I. Yogyakarta, tampak bahwa IKG
terendah sebesar 9,96 di Desa Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman, sedangkan IKG tertinggi tercatat sebesar 48,17 yaitu di Desa
Kanoman Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulonprogo. Dengan kata lain,
secara geografis desa dengan tingkat kesulitan tertinggi dalah Desa
Kanoman dan kesulitan terendah adalah Desa Maguwoharjo.
Kelurahan dengan nilai IKG terendah(7,92) yaitu di Kelurahan Wates
Kecamatan Wates Kabupaten Kulonprogo dan IKG Kelurahan
tertinggi(39,55) di Kelurahan Patehan Kecamatan Kraton Kota Yogyakarta.
170
Tabel 13.10
Nama-nama Desa dengan 10 IKG Tertinggi, 2014
No.
Kabupaten
Kecamatan
Desa
IKG
(2)
1.
Kulon Progo
Panjatan
Kanoman
(4)
48,17
(5)
2.
Gunung Kidul
Rongkop
Pringombo
45,68
3.
Gunung Kidul
Purwosari
Giriasih
45,44
4.
Gunung Kidul
Playen
Ngunut
44,88
5.
Gunung Kidul
Patuk
Salam
42,52
6.
Gunung Kidul
Ponjong
Sawahan
42,31
7.
Gunung Kidul
Rongkop
Bohol
42,29
8.
Kulon Progo
Kokap
Kalirejo
41,91
9.
Gunung Kidul
Girisubo
Pucung
41,49
10.
Gunung Kidul
Rongkop
bp
s.
go
(3)
.id
(1)
41,28
ta
.
Melikan
ak
ar
Sumber: BPS RI
Kabupaten
(1)
(2)
tp
://
yo
No.
gy
Tabel 13.11
Nama-nama Kelurahan dengan 10 IKG Tertinggi, 2014
Kecamatan
Desa
IKG
(3)
(4)
(5)
Yogyakarta
Kraton
Patehan
39,55
2.
Yogyakarta
Kraton
Panembahan
38,44
3.
Yogyakarta
Kraton
Kadipaten
36,66
4.
Yogyakarta
Umbulharjo
Tahunan
31,83
5.
Yogyakarta
Tegalrejo
Kricak
27,85
6.
Yogyakarta
Gedong Tengen
Sosromenduran
27,45
7.
Yogyakarta
Gedong Tengen
Pringgokusuman
25,87
8.
Yogyakarta
Wirobrajan
Wirobrajan
25,58
9.
Yogyakarta
Danurejan
Tegal Panggung
23,35
10.
Yogyakarta
Ngampilan
Notoprajan
22,55
ht
1.
Sumber: BPS RI
171
Tabel 13.12
Nama-nama Desa dengan 10 IKG Terendah, 2014
No.
Kabupaten
Kecamatan
Desa
IKG
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Sleman
Depok
Maguwoharjo
9,96
2.
Sleman
Mlati
Sinduadi
10,87
3.
Bantul
Sewon
Bangunharjo
11,27
4.
Bantul
Banguntapan
Banguntapan
12,07
5.
Sleman
Pakem
Pakem Binangun
12,10
6.
Sleman
Depok
Condong Catur
12,67
7.
Sleman
Depok
Catur Tunggal
13,14
8.
Sleman
Kalasan
Taman Martani
14,00
9.
Sleman
Mlati
Sendangadi
14,23
10.
Gunung Kidul
Wonosari
Wonosari
14,30
s.
go
.id
1.
ak
ar
ta
.
bp
Sumber: BPS RI
Kabupaten
(1)
(2)
Kecamatan
Desa
IKG
(3)
(4)
(5)
tp
://
yo
No.
gy
Tabel 13.13
Nama-nama Kelurahan dengan 10 IKG Terendah, 2014
Kulon Progo
Wates
Wates
7,92
2.
Yogyakarta
Gondokusuman
Terban
8,90
3.
Yogyakarta
Gondokusuman
Kotabaru
9,80
4.
Yogyakarta
Gondomanan
Ngupasan
12,11
5.
Yogyakarta
Umbulharjo
Muja Muju
12,38
6.
Yogyakarta
Umbulharjo
Giwangan
12,78
7.
Yogyakarta
Umbulharjo
Sorosutan
12,88
8.
Yogyakarta
Pakualaman
Gunung Ketur
13,45
9.
Yogyakarta
Mantrijeron
Mantrijeron
14,81
10.
Yogyakarta
Umbulharjo
Notoprajan
22,55
ht
1.
Sumber: BPS RI
172
substansi
s.
go
.id
Penghitungan
dan
bersama-sama
tingkat
bp
pembangunan di desa
menggambarkan
ar
ta
.
dan
lima
dimensi).
Demensi
pelayanan
dasar,
kondisi
://
yo
variabel
gy
ak
ht
tp
Keterangan:
IPD = Nilai IPD setiap desa (bernilai 0 100)
I1 = Skor indikator ke-1
173
B42
berdekatan
dengan
desa
hasil
pemekaran.
IPD
.id
s.
go
Interpretasi
Nilai Indeks mempunyai rentang 0 s/d 100:
bp
ta
.
Jika nilai IPD lebih dari 50 namun kurang dari sama dengan 75 : Desa
gy
ak
ar
://
yo
ht
tp
Desa tertinggal
Sumber Data
1.
2.
Manfaat
IPD disusun untuk menunjukkan tingkat perkembangan pembangunan di
suatu desa.
174
s.
go
.id
ar
ta
.
bp
ht
tp
://
yo
gy
ak
175
ar
ak
gy
://
yo
tp
ht
ta
.
.id
s.
go
bp
Tabel 13.14
Indeks Pembangunan Desa Tahun 2014
Daerah Istimewa Yogyakarta
(1)
(2)
(3)
Kondisi
Infrastruktur
Pelayanan
Umum
Penyelenggaraan
Pemerintahan
(4)
(5)
(6)
(7)
51,68
60,19
50,01
63,01
55,18
80,29
82,65
79,71
72,75
78,87
54,63
68,98
59,74
70,62
62,76
78,69
84,43
76,46
86,32
80,64
ta
.
Kulonprogo
69,34
77,95
Bantul
75,06
80,74
Gunungkidul
68,70
76,69
Sleman
74,14
80,74
D.I.
71,25
78,63
Yogyakarta
Sumber : Indeks Pembangunan Desa 2014
Aksesibilitas/
Transportasi
.id
Pelayanan
Dasar
s.
go
IPD
2014
bp
Kab/kota
://
yo
(1)
tp
Kab/kota
gy
ak
ar
Tabel 13.15
Presentase Desa menurut Kabupaten/kota Tahun 2014
Daerah Istimewa Yogyakarta
(2)
(3)
ht
Kulonprogo
0,00
82,76
Bantul
0,00
45,33
Gunungkidul
0,00
79,86
Sleman
0,00
52,33
D.I.
0,00
67,86
Yogyakarta
Sumber : Indeks Pembangunan Desa 2014
Jumlah
Desa
(4)
(5)
17,24
54,67
20,14
47,67
32,14
87
75
144
86
392
177
Tabel 13.16
Indeks Pembangunan Desa Provinsi-Provinsi Pulau Jawa-Bali 2014
(2)
(3)
Jawa Barat
66,45
68,40
Jawa Tengah
64,83
67,86
DIY
71,25
78,63
Jawa Timur
64,54
68,55
Banten
59,89
63,01
Bali
67,77
71,83
Jawa-Bali
65,03
68,24
Sumber : Indeks Pembangunan Desa 2014
Aksesibilitas/
Transportasi
Pelayanan
Umum
Penyelenggaraan
Pemerintahan
(4)
(5)
(6)
(7)
51,87
49,75
55,18
51,45
44,67
55,78
50,79
80,90
78,55
78.87
75,92
75,56
79,92
78,10
59,88
54,95
62,76
53,36
50,97
56,46
55,52
73,92
74,92
80,64
72,80
65,47
72,02
73,49
.id
(1)
Kondisi
Infrastruktur
s.
go
Pelayanan
Dasar
bp
IPD
2014
ta
.
Provinsi
(1)
://
yo
Provinsi
gy
ak
ar
Tabel 13.17
Presentase Desa menurut Kabupaten/kota
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2014
(2)
(3)
ht
tp
Jawa Barat
1,82
86,88
Jawa Tengah
1,58
89,91
DIY
0,00
67,86
Jawa Timur
2,68
88,35
Banten
12,76
82,47
Bali
0,94
83,33
Jawa-Bali
2,56
87,74
Sumber : Indeks Pembangunan Desa 2014
178
Jumlah
Desa
(4)
(5)
11,30
8,51
32,14
8,97
4,77
15,73
9,70
5 319
7 809
392
7 723
1 238
636
23 117
.id
s.
go
angka harapan hidup, angka harapan lama sekolah dan angka rata-rata
bp
ta
.
ar
jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Pada indikator angka harapan lama
ak
://
yo
gy
angka rata-rata lama sekolah memiliki batas usia yaitu 25 tahun keatas.
ht
tp
Interpretasi
Nilai IPG berkisar antara 0-100 persen. Pada metode baru, interpretasi dari
angka IPG berubah. Interpretasi angka IPG tidak perlu dibandingkan lagi
dengan angka IPM. Semakin kecil jarak angka IPG dengan nilai 100, maka
semakin setara pembangunan antara laki-laki dengan perempuan. Namun
semakin besar jarak angka IPG dengan nilai 100, maka semakin terjadi
ketimpangan pembangunan antara laki-laki dengan perempuan. Angka 100
dijadikan patokan untuk menginterpretasikan angka IPG karena angka
tersebut merupakan nilai rasio paling sempurna.
Sumber Data
Susenas, Sakernas, Supas dan Sensus Penduduk
179
Manfaat
IPG digunakan untuk mengukur pencapaian dalam dimensi yang sama
dengan IPM namun lebih diarahkan untuk mengungkapkan ketimpangan
pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender
terjadi jika nilai IPG sama dengan nilai IPM.
gy
ak
ar
ta
.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
yo
180
Tabel 13.18
Indeks Pembangunan Gender (IPG) menurut
Kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta, 2010-2014
Kabupaten/
kota
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(4)
(5)
(6)
91,91
92,73
93,27
94,23
94,86
Bantul
93,37
93,48
93,78
94,33
94,41
Gunungkidul
81,29
81,83
81,42
81,76
82,27
Sleman
92,96
94,22
94,75
95,50
96,09
Yogyakarta
97,91
97,92
98,16
98,48
99,27
DIY
92,82
93,56
93,73
.id
(3)
94,15
94,31
Indonesia
89,42
89,52
s.
go
(2)
Kulonprogo
90,07
90,19
90,34
ar
ta
.
bp
://
yo
Kabupaten/
kota
gy
ak
Tabel 13.19
Indeks Pembangunan Gender (IPG) menurut Provinsi di Pulau
Jawa, 2010-2014
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
93,76
93,76
94,11
94,26
94,6
Jawa Barat
86,94
87,12
87,79
88,21
88,35
Jawa Tengah
90,32
90,92
91,12
91,5
91,89
DIY
92,82
93,56
93,73
94,15
94,31
Jawa Timur
88,8
89,28
89,36
90,22
90,83
Banten
90,22
90,22
90,28
90,31
90,99
Indonesia
89,42
89,52
90,07
90,19
90,34
DKI Jakarta
ht
(1)
tp
2010
181
s.
go
.id
Interpretasi
Nilainya berkisar antara 0-100 persen. Semakin tinggi nilai IDG maka
perempuan semakin mengambil peran aktif yang penting dalam kehidupan
ekonomi dan politik atau semakin sempurna pemberdayaannya.
gy
ak
ar
ta
.
bp
Sumber Data
Susenas dan DPRD (untuk data keterwakilan di parlemen)
ht
tp
://
yo
182
2009
2010
2011
2012
2013
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kulonprogo
60,87
61,18
61,15
59,23
59,26
Bantul
63,83
67,85
68,46
68,52
68,88
Gunungkidul
58,62
59,36
62,22
64,58
66,01
Sleman
63,04
70,74
70,52
69,66
72,30
Yogyakarta
74,64
69,85
70,00
70,70
71,75
DIY
63,32
77,70
77,84
75,57
76,36
Indonesia
63,52
68,15
69,14
70,07
70,46
s.
go
Kabupaten/
kota
.id
Tabel 13.20
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) menurut Kabupaten/kota
di D.I. Yogyakarta, 2009-2013
ar
ta
.
bp
Kabupaten/
kota
://
yo
gy
ak
Tabel 13.21
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) menurut Provinsi di Pulau
Jawa, 2009-2013
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
63,94
73,23
74,7
76,14
77,43
Jawa Barat
55,77
67,01
68,08
68,62
67,57
Jawa Tengah
59,96
67,96
68,99
70,66
71,22
DIY
63,32
77,7
77,84
75,57
76,36
Jawa Timur
60,26
67,91
68,62
69,29
70,77
Banten
54,87
65,66
66,58
65,53
65,49
Indonesia
63,52
68,15
69,14
70,07
70,46
DKI Jakarta
ht
(1)
tp
2009
183
.id
s.
go
bp
ta
.
ar
ht
tp
://
yo
gy
ak
184
APM
APS
Aram
Angka Ramalan
Asem
Angka Sementara
Atap
Angka Tetap
c to c
cummulative to cumulative
CBR
CDR
GK
Garis Kemiskinan
GKM
GKNM
GNP
GRR
HCI
lb
IDI
IDG
IHK
IKG
ILO
IMR
IPD
IPG
IPM
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
s.
go
.id
APK
185
LPP
MMR
NRR
NTB
NTP
PDB
PDRB
PMTB
PNB
PPLS
PSE05
q to q
quarter to quarter
SAKERNAS
SBH
SDKI
SP
Sensus Penduduk
SR
Sex Ratio
SUPAS
SUSENAS
TFR
TPAK
TPT
y to y
year to year
186
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
ta
.
bp
s.
go
.id
It
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2011. Ensiklopedia Indikator. Badan Pusat Statistik.
Jakarta.
Badan Pusat Statistik, 2012. Data Stategis BPS. Badan Pusat Statistik.
Jakarta
Badan Pusat Statistik. 2005.-2010. Data dan Informasi Kemiskinan
Kabupaten/kota tahun 2005-2010 Badan Pusat Statistik. Jakarta.
.id
bp
s.
go
ak
ar
ta
.
://
yo
gy
Badan
ht
tp
2015,
Situs
Badan
Pusat
Statistik.
Badan Pusat Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta, 2013, Situs Badan Pusat
Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta. http://www.bps3400.go.id
Badan Pusat Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta, 2015. D.I. Yogyakarta Dalam
Angka 2015. Badan Pusat Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta. Yogyakarta.
187
Badan Pusat Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta, 2012. Menuju Era Baru
Kependudukan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Badan Pusat Statistik
D.I. Yogyakarta. Yogyakarta
Badan Pusat Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta, 2015. Statistik Daerah
Istimewa Yogyakarta 2015. Badan Pusat Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta.
.id
Yogyakarta.
ta
.
bp
s.
go
gy
ak
ar
tp
://
yo
Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2015. Statistik Daerah Banten 2015.
Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. Serang.
ht
Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, 2015. Statistik Daerah Provinsi
DKI Jakarta 2015. Badan Pusat Statistik DKI Jakarta. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2015. Statistik Daerah Jawa
Barat 2015. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Bandung.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015. Statistik Daerah Provinsi
Jawa Tengah 2015. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Semarang.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, 2015. Statistik Daerah Jawa
Timur 2015. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. Surabaya.
188
ta
.
bp
s.
go
.id
ht
tp
://
yo
gy
ak
ar
189
ta
.
ar
ak
gy
://
yo
tp
ht
.id
s.
go
bp
DATA
MENCERDASKAN BANGSA