BAB I
PENDAHULUAN
yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
efek samping NSAID tidak sama untuk semua orang. Sekitar 20% pasien
yang mendapat NSAID akan mengalami dyspepsia.
II. 2 FAKTOR RISIKO2,3,5
Beberapa faktor risiko gastropathy NSAID meliputi:
-
Ca2+
sitoplasma
dalam
sel
parietal.
sel-sel
vagal menginduksi pelepasan histamin dari sel-sel ECL, yang mana histamin
akan menstimulasi reseptor H2 pada sel-sel parietal. Cara ini dianggap
paling penting untuk aktivasi pompa proton. Aktivasi beberapa reseptor
pada permukaan sel parietal menghambat produksi asam. Reseptor tersebut
meliputi reseptor somatostatin, prostaglandin seri E, dan faktor pertumbuhan
epidermal.6
Sistem Pertahanan Mukosa7
Untuk penangkal iritasi tersedia sistem biologi canggih, dalam
mempertahankan keutuhan dan pembaikan mukosa lambung bila timbul
kerusakan. Sistem pertahan mukosa gastrodeudonal terdiri dari 3 rintangan
yaitu : pre-epitel, epitel dan sub-epitel
Lapisan pre-epitel :
Sekresi mukus : lapisan tipis pada permukaan mukosa lambung. Cairan yang
mengandung asam dan pepsin keluar dari kelenjar
lambung melewati
Active
surface
phospholipid
yang
berperan
untuk
meningkatkan
Kecepatan perbaikan mukosa yang rusak dimana terjadi migrasi sel-sel yang
sehat ke daerah yang rusak untuk pembaikan
menghambat
sintesis
prostaglandin,
misalnya
NSAID
akan
kompleks
yang
melindungi
mukosa
gastroduodenal
timbul
vasokonstriksi
sehingga
aliran
darah
menurun
dan
produksi
mediator
inflamasi. Sebagai
konsekuensi
dari
dan
aktivasi
neutrofil-endotel. Wallace
mendalilkan
bahwa
kerusakan ginjal sampai gagal ginjal akut pada pasien yang memiliki faktor
risiko, retensi natrium dan cairan, hipertensi arterial, dan, kemudian, gagal
jantung.5,8
10
11
makanan atau antasida, dan tidak adanya nyeri yang timbul juga
mengidentifikasikan adanya ulkus.7
Selain itu, adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan
histology melalui kultur, meskipun hal ini merupakan tes laboratorium
khusus. serta tes serologis terhadap antibody pada antigen H. Pylori.7
II.7 DIAGNOSIS BANDING
Dengan tanda-tanda perdarahan pada sistem gastrointestinal bagian atas
maupun dispepsia, Gastropati NSAID dapat didiagnosis banding dengan:9
a. Varises esofagus
b. Karsinoma lambung
c. Zollinger-Ellison Syndrome
d. Ulkus duodenum
II.8 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada pasien gastropati NSAID, terdiri dari nonmediamentosa dan medikamentosa. Pada terapi non-medikametosa, yakni
berupa istirahat, diet dan jika memungkinkan, penghentian penggunaan
NSAID. Secara umum, pasien dapat dianjurkan pengobatan rawat jalan, bila
kurang berhasil atau ada komplikasi baru dianjurkan rawat inap di rumah
sakit.7
Pada pasien dengan disertai tukak, dapat diberikan diet lambung yang
bertujuan untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak
memberatkan lambung, mencegah dan menetralkan asam lambung yang
berlebihan serta mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin. Adapun syarat
diet lambung yakni:9
a. Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan.
b. Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk
menerima
c. Rendah lemak, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang
ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
12
d. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara
bertahap.
e. Cairan cukup, terutama bila ada muntah
f. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik
secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya
terima perseorangan)
g. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak
dianjurkan minum susu terlalu banyak.
h. Makan secara perlahan
i. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 2448jam untuk memberikan istirahat [ada lambung.
i.
13
Tiga strategi saat ini diikuti secara rutin klinis untuk mencegah
kerusakan yang disebabkan gastropati NSAID: (i) coprescription agen
gastroprotektif, (ii) penggunaan inhibitor selektif COX-2, dan (iii)
pemberantasan H. pylori.
Gastroprotektif4,5
Misoprostol
Misoprostol
adalah
analog
prostaglandin
yang
digunakan
untuk
berkurang
secara
signifikan
hanya
dalam
pengobatan
Sukralfat / antasida
Selain mengurangi paparan asam pada epitel yang rusak dengan membentuk
gel pelindung (sucralfate) atau dengan netralisasi asam lambung (antasida),
14
diberikan
untuk
menetralkan
asam
lambung
dengan
H2-reseptor antagonis
H 2 reseptor antagonis (H2RA) merupakan standar pengobatan ulkus sampai
pengembangan PPI. Mereka adalah obat pertama yang efektif untuk
menyembuhkan esofagitis refluks serta tukak lambung. Namun, dalam
pencegahan Gastropati NSAID, H2RA pada dosis standar tidak hanya
kurang efektif tetapi juga dapat meningkatkan risiko ulkus pendarahan.
Menggandakan dosis standar (famotidin 40 mg dua kali sehari) secara
signifikan menurunkan kejadian 6 bulan ulkus lambung.
Proton-pump inhibitor
Supressi asam oleh PPI lebih efektif dibandingkan dengan H2RA dan
sekarang terapi standar untuk pengobatan baik tukak lambung dan refluks
gastro-esofageal-penyakit (GERD). Jika diberikan dalam dosis yang cukup,
produksi asam harian dapat dikurangi hingga lebih dari 95%. Sekresi asam
akan kembali normal setelah molekul pompa yang baru dimasukkan ke
dalam membran lumen. Omeprazol juga secara selektif menghambat
karbonat anhidrase mukosa lambung yang kemungkinan turut berkontribusi
terhadap sifat supresi asamnya. Proton Pump Inhibitor yang lain diantaranya
lanzoprazol, esomeprazol, rabeprazol dan Pantoprazol. Kelemahan dari PPI
mungkin bahwa mereka tidak mungkin untuk melindungi terhadap cedera
15
II. 9 KOMPLIKASI4,11,12
Pada gastropati NSAID, dapat terjadi ulkus, yang memiliki beberapa
komplikasi yakni:
16
17
kulit
adalah
piroksikam,
zomepirac,
sulindak,
natrium
18
19
STATUS PASIEN
I.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. T
Umur
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: Buruh Tani
Alamat
: Hulubanteng RT 04 RW 01 Pabuaran
Kabupaten Cirebon
II.
Tanggal masuk
: 11 Oktober 2015
Tanggal pemeriksaan
: 12 Oktober 2015
Ruangan
: Dahlia
No. CM
: 781926
ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Buang air besar cair berdarah
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Waled dengan keluhan BAB cair sejak 1
minggu SMRS disertai mual, muntah, dan panas badan. BAB cair 5x/hari,
lendir (+), ampas (-), darah (+) berwarna gelap coklat-hitam. Nyeri perut
(+) seperti diremas, panas dan melilit dirasakan ketika akan BAB. Badan
terasa lemas, nafsu makan menurun, BAK tidak ada keluhan. Selama sakit
pasien belum pernah berobat ke dokter atau Puskesmas.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Riwayat sakit
maagh disangkal, riwayat konsumsi jamu pegal linu (+) hampir setiap hari.
20
Riwayat hipertensi dan diabetes disangkal, riwayat mata kuning, BAK teh,
BAB dempul (-).
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit serupa. Riwayat hipertensi,
diabetes mellitus, penyakit kuning di keluarga disangkal.
E. Riwayat Sosial, Lingkungan, dan Kebiasaan
Pasien bekerja sebagai buruh tani dan dalam kesehariannya sering
mengkonsumsi jamu pegal linu. Riwayat merokok (-), konsumsi alkohol (-).
III.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
- Kesadaran
: compos mentis
- GCS
: E4M6V5
B. Tanda vital
-
Tekanan Darah
= 100/60 mmHg
Nadi
Frekuensi Respirasi
= 20 x/menit, reguler
Suhu
= 37,1 oC
C. Kulit
Turgor kembali cepat, ujud kelainan kulit (-)
D. Kepala
Bentuk normosefal, rambut warna hitam, distribusi merata dan tidak mudah
dicabut
E. Wajah
Wajah tidak bengkak dan tidak tampak pucat
F. Mata
Edema periorbita (-/-), konjungtiva anemis (+/+) , sklera ikterik (-/-), mata
cekung (+/+)
G.Hidung
Tidak tampak adanya sekret pada nares anterior
H.Mulut
21
Mukosa kering (+), sianosis (-), lidah tidak kotor, ulserasi (-)
I. Telinga
Daun telinga dalam batas normal, sekret (-).
J. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran kelenjar
parotis dan tiroid, reflex menelan positif, tidak ada deviasi trakea
K. Thorak
Inspeksi
Palpasi
linea
midcalvicula sinistra dengan kuat angkat lemah
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
O. Ekstremitas
Akral dingin
Edema
22
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Satuan
Rujukan
9.9
31
10.0
629
4,32
g/dl
%
ribu/ul
ribu/ul
juta/ul
12,5-15,5
33-45
4-10
150-450
3, 80-5, 80
0
12
0
56
21
11
0-1
1-4
2-6
50-70
20-40
2-8
%
%
%
%
%
%
7,53
8,8-10,2
mg/dL
133
4.65
103.1
135-145
3,5-5,1
96-106
mg/dL
mg/dL
mg/dL
Darah Rutin
Hb
Hct
leukosit
Trombosit
Eritrosit
Hitung Jenis
Basofil
Eosinofil
Neutrofil Batang
Neutrofil Segmen
Limfosit
Monosit
Kimia
Klinik
Calsium
Elektrolit
Na
K
Cl
V.
RESUME
Pasien pria usia 50 tahun mengeluhkan diare 5x/hari, lendir (+), ampas (-),
darah (+) berwarna gelap sejak 1 minggu SMRS disertai nausea, vomitus, dan
febris, abdominal pain (+) ketika akan defekasi, lemas (+), nafsu makan
menurun, BAK (N), riwayat konsumsi jamu (+).
Pemeriksaan fisik didapatkan: Kesadaran compos mentis, TTV: TD :
100/60 mmHg; N = 84x/ menit, reguler, isi cukup, teraba lemah; FR= 20
x/menit; S = 37.1 oC. Conjuctiva anemis, mata cekung, kontur abdomen cekung,
kulit tampak kering, turgor kembali lambat. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan: Hemoglobin 9.9; Hematokrit 31; Natrium 133.
VI.
DIAGNOSIS BANDING
1.
23
2.
DIAGNOSIS KERJA
Anemia et causa Melena et causa Gastrointestinal bleeding et causa NSAID
VIII.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
IX.
X.
PENATALAKSANAAN
Infus NaCl 0.9% 500 cc/8jam
Omeprazole 1x40mg IV
Ondancetron 2x8 mg IV
Sucralfat 3x1C
B6 3x1
Diet rendah serat
EDUKASI
1. Hentikan konsumsi jamu
2. Cukup asupan gizi, konsumsi makanan kaya zat besi
3. Jaga kondisi, atuh pola makan
PROGNOSIS
Ad vitam
: ad bonam
Ad sanam
: ad bonam
Ad fungsionam
: ad bonam
24
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Gastropati merupakan kelainan pada mukosa lambung dengan karakteristik
perdarahan subepitelial dan erosi. Salah satu penyebab dari gastropati adalah
efek dari NSAID (Non steroidal anti inflammatory drugs) serta beberapa faktor
lain seperti alkohol, stres, ataupun faktor kimiawi. Gastropati NSAID dapat
memberikan keluhan dan gambaran klinis yang bervariasi seperti dispepsia,
ulkus, erosi, hingga perforasi. Gastropati NSAID merupakan penyebab kedua
gastropati setelah Helicobacter pylori dan penyebab kedua perdarahan saluran
cerna bagian atas setelah ruptur varises oesophagus. Penatalaksanaan pada
pasien gastropati NSAID, terdiri dari non-mediamentosa dan medikamentosa.
Pada terapi non-medikametosa, yakni berupa istirahat, diet dan jika
memungkinkan, penghentian penggunaan NSAID. Medikamentosa ditujukan
untuk
mencegah
kerusakan
yang
disebabkan
gastropati
NSAID:
(i)
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Suyata, Bustami E, Bardiman S, Bakry F. A comparison of efficacy
between rebamipide and omeprazole in the treatment of nsaids
gastropathy. The Indonesian Journal of Gastroenterology Hepatology and
Digestive Endoscopy Vol. 5, No. 3, December 2004; p.89-94.
2. Tugushi M. Nonsteroidal anti inflamatory drug (NSAID) associated
gastropathies [online]. World Medicine [cited January 28 2011]. Available
from:
http://www.worldmedicine.ge/?
Lang=2&level1=5&event=publication&id=39
3. Hirlan. Gastritis. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Setiati S (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed.4 Jilid.I. Jakarta:
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. p.335-7.
4. Scheiman JM. Nonsteroidal antiinflamatory drug (NSAID)-induced
gastropathy. In: Kim, Karen (editor). Acute gastrointestinal bleeding;
diagnosis and treatment. New Jersey: Humana Press Inc. 2004. p.75-93
5. Becker JC, Domschke W, Pohie T. Current approaches to prevent NSAIDinduced gastropathy COX selectivity and beyond. Br J Clin Pharmacol
58 :6.2004; p.587600
6. Lindseth GN. Gangguan lambung dan duodenum. In: Price SA, Wilson
LM (editors). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit Ed.6
Vol.1. Jakarta: Penerbit ECG. 2002. p.417-35.
7. Tarigan P. Tukak Gaster. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed.4
Jilid.I. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. p.33848.
8. Anonim. Kerusakan lambung akibat NSAID. Otuska Indonesia [online].
2008 [cited January 28 2011]. Available from: http://www.otsuka.co.id/?
content=article_detail&id=144&lang=id
9. Shrestha S, Lau D. Gastric Ulcers: differential diagnose & workup.
Emedicine [online]. 2009 [cited January 28 2011]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/175765-overview
10. Almatsier S (editor). Diet penyakit lambung. In: Penuntun diet edisi baru.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2007. p.108-16.
11. Tjay TH, Rahardja K. Analgetika antiradang dan obat-obat rema. In: Obatobat penting; khasiat, penggunaan, dan efek-efek sampingnya. Jakarta:
Elex Media Komputindo. 2007. p.321-47.
26
12. Anonim. Obat anti inflamasi nonsteroid part 1. FKUNSRI [online]. 2008
[cited
January
28
2011].
Available
from:
http://fkunsri.wordpress.com/2008/02/09/obat-anti-inflamasi-nonsteroidpart-1