com
Bisnis.com, JAKARTA Kementerian Kesehatan mengantisipasi derasnya arus tenaga kerja asing
(TKA) yang masuk ke Indonesia saat diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015
dengan menyusun regulasi domestik.
Regulasi domestik terkait tenaga kerja asing tersebut akan berisi tentang syarat kemampuan
bahasa Indonesia yang baik, harus lolos kualifikasi dan uji kompetensi, serta diprioritaskan pada
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Saat ini persyaratan umum terkait pemanfaatan TKA medis telah diatur dalam Permenkes 67/2013
yang mengacu pada UU 39/2004 tentang Ketenagakerjaan.
"Rumah sakit dapat mempekerjakan WNA, tapi alih Iptek. Tidak boleh dokter umum, harus dokter
spesialis. Kriterianya harus tepat, yang tidak bisa disediakan oleh Indonesia," kata Kepala Pusat
Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kementerian Kesehatan Tritarayati kepada Bisnis.com,
Minggu (24/8/2014).
Dia menjelaskan, tenaga medis asing itu bisa masuk ke dalam empat sektor, yakni pelayanan
kesehatan, pendidikan kesehatan, panti sosial di bidang kesehatan, dan penelitian di bidang
kesehatan.
Tenaga medis asing tersebut harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran
untuk dokter atau perawat yang dikeluarkan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia.
Sementara pihak rumah sakit, harus mendapatkan izin dari kolegium kedokteran jika hendak
menggunakan TKA. Apabila tenaga medis yang dibutuhkan oleh sebuah rumah sakit masih bisa
ditangani oleh tenaga lokal maka permintaan itu tidak akan dipenuhi.
Tenaga kerja asing yang masuk harus diseleksi dulu oleh kolegium untuk mendapatkan STR.
Kolegium lah yang menentukan apakah sebuah rumah sakit bisa menggunakan jasa tenaga medis
asing itu, ujarnya
Bisnis.com, JAKARTA Kementerian Kesehatan mengantisipasi derasnya arus tenaga kerja asing
(TKA) yang masuk ke Indonesia saat diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015
dengan menyusun regulasi domestik.
Regulasi domestik terkait tenaga kerja asing tersebut akan berisi tentang syarat kemampuan
bahasa Indonesia yang baik, harus lolos kualifikasi dan uji kompetensi, serta diprioritaskan pada
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Saat ini persyaratan umum terkait pemanfaatan TKA medis telah diatur dalam Permenkes 67/2013
yang mengacu pada UU 39/2004 tentang Ketenagakerjaan.
"Rumah sakit dapat mempekerjakan WNA, tapi alih Iptek. Tidak boleh dokter umum, harus dokter
spesialis. Kriterianya harus tepat, yang tidak bisa disediakan oleh Indonesia," kata Kepala Pusat
Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kementerian Kesehatan Tritarayati kepada Bisnis.com,
Minggu (24/8/2014).
Dia menjelaskan, tenaga medis asing itu bisa masuk ke dalam empat sektor, yakni pelayanan
kesehatan, pendidikan kesehatan, panti sosial di bidang kesehatan, dan penelitian di bidang
kesehatan.
Tenaga medis asing tersebut harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran
untuk dokter atau perawat yang dikeluarkan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia.
Sementara pihak rumah sakit, harus mendapatkan izin dari kolegium kedokteran jika hendak
menggunakan TKA. Apabila tenaga medis yang dibutuhkan oleh sebuah rumah sakit masih bisa
ditangani oleh tenaga lokal maka permintaan itu tidak akan dipenuhi.
Tenaga kerja asing yang masuk harus diseleksi dulu oleh kolegium untuk mendapatkan STR.
Kolegium lah yang menentukan apakah sebuah rumah sakit bisa menggunakan jasa tenaga medis
asing itu, ujarnya.
Editor : Setyardi Widodo
ASEAN
A+ | Reset | A-
Indonesia mempunyai banyak sekali lulusan tenaga kesehatan. Hanya saja mutu dari lulusan
tersebut kurang bagus, dan tidak mempunyai standar kompetensi.
Saat ini BKKBN sedang mencoba untuk mengadakan Ujian Nasional bagi perawat, bidan maupun
dokter. Hal ini dilakukan agar para tenaga kesehatan mempunyai standarisasi yang sama dan lebih
professional. Targetannya agar mereka mempunyai level yang sama minimal dimata ASEAN.
Sehingga saat mereka bekerja di Indonesia maupun dinegara tetangga, para tenaga kesehatan ini
mampu untuk bersaing. Serta mendapatkan hak yang sama dari masyarakat.