Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis

- Obstruksi usus halus sering menimbulkan nyeri kolik dengan muntah hebat. Juga didapatkan distensi
perut dan bising usus meningkat.
- Pada anamnesis intususepsi, didapatkan bayi tampak gelisah dan tidak dapat ditenangkan, sedangkan
diantara serangan biasanya anak tidur tenang karena sudah capai sekali. Serangan klasik terdiri atas nyeri
perut, gelisah sewaktu kolik, biasanya keluar lendir campur darah (red currant jelly) per anum, yang
berasal dari intususeptum yang tertekan, terbendung, atau mungkin sudah mengalami strangulasi. Anak
biasanya muntah sewaktu serangan dan pada pemeriksaan perut dapat diraba massa yang biasanya
memanjang dengan batas jelas seperti sosis. Bila invaginasi disertai strangulasi, harus diingat
kemungkinan terjadinya peritonitis setelah perforasi.
- Pada volvulus didapatkan nyeri yang bermula akut, tidak berlangsung lama, menetap, disertai muntah
hebat. Biasanya penderita jatuh dalam keadaan syok.
- Ileus obstruksi usus besar agak sering menyebabkan serangan kolik yang tidak terlalu hebat. Muntah
tidak menonjol, tetapi distensi tampak jelas. Penderita tidak dapat defekasi atau flatus. Bila penyebabnya
adalah volvulus sigmoid maka perut dapat besar sekali.
- Strangulasi ditandai dengan adanya lokal peritonitis seperti takikardia, pireksia (demam), lokal
tenderness dan guarding, rebound tenderness, nyeri lokal, hilangnya suara usus lokal, untuk mengetahui
secara pasti hanya dengan laparotomi.
- Inspeksi
Perut distensi, dapat ditemukan darm kontur dan darm steifung. Benjolan pada regio inguinal, femoral
dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen
berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya.
- Perkusi
Hipertimpani
- Auskultasi
- Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising usus dan peristaltik
melemah sampai hilang.
- Palpasi
Kadang teraba massa seperti pada tumor (pada colok dubur teraba massa di rektum atau terdapat darah
dan lendir), invaginasi, hernia. Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma. Pada
volvulus teraba massa yang nyeri dan bertambah besar. Bila didapatkan feses yang mengeras: skibala, bila
feses negatif: obstruksi usus letak tinggi. Ampula rekti yang kolaps: curiga obstruksi. Bila ada nyeri
tekan: lokal atau general peritonitis.
- Radiologi
Pada foto polos pasien dengan obstruksi yang komplit akan tampak terjadi dilatasi dari usus bagian
proksimal sampai ke tempat obstruksi dalam 35 jam Usus yang diameternya lebih dari 3 cm sering
dikaitkan dengan obstruksi.
Usus bagian proksimal yang terdistensi oleh gas dan cairan, akan tampak berdilatasi oleh timbunan udara
intraluminer. Sebaliknya, pada usus bagian distal dari obstruksi tidak tampak bayangan gas, atau bila
sumbatannya terjadi belum lama maka tampak bayangan gas yang sangat sedikit di bagian distal
obstruksi. Pada daerah rektum tidak tampak bayangan gas atau udara.
Pada foto posisi tegak akan tampak bayangan air fluid level yang banyak dibeberapa tempat (multiple
fluid levels) yang tampak terdistribusi dalam susunan tangga (step ladder appearance), sedangkan usus
sebelah distal dari obstruksi akan tampak kosong. Jumlah loop dari usus halus yang berdilatasi secara
umum menunjukkan tingkat obstruksi. Bila jumlah loop sedikit berarti obstruksi usus halus letaknya
tinggi, sedangkan bila jumlah loop lebih banyak maka obstruksi usus halus letaknya rendah. Semakin
distal letak obstruksi, jumlah air fluid level akan semakin banyak, dengan tinggi yang berbeda-beda
sehingga berbentuk step ladder appearanc.
Jarak valvula conniventes satu sama lain yang normal adalah 14 mm. Jarak ini akan melebar pada

keadaan distensi usus halus. Akibat distensi usus halus, maka valvula conniventes agak teregang dan
bersama-sama dengan valvula conniventes dari loop yang bertetangga, akan tampak di foto sebagai
gambaran sirip ikan yang disebut herringbone appearance.
Bayangan udara di dalam kolon biasanya terletak lebih ke perifer dan biasanya berbentuk huruf U
terbalik. Obstruksi kolon ditandai dengan dilatasi proksimal kolon sampai ke tempat obstruksi, dengan
dekompresi dari kolon bagian distal. Kolon bagian proksimal sampai letak obstruksi akan lebih banyak
berisi cairan daripada feses. Usus halus bagian proksimal mungkin berdilatasi, mungkin juga tidak.
Gambar 6. Air-fluid Level memberikan Gambaran Huruf U Terbalik
Untuk mengetahui ada tidaknya strangulasi usus, beberapa gambaran klinik dapat membantu:
Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap, makin lama makin hebat.
Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.
Terdapatnya abdominal tenderness.
Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi, hipotensi atau shock.10
Namun dari semua gejala klinik di atas, kita mempunyai pedoman Essential of Diagnosis yaitu:
A. Complete Proximal Obstruction:
Vomiting
Abdominal discomfort
Abnormal oral contrast x-rays
B. Complete Mid or Distal Obstruction:
Nyeri kolik abdomen
Vomiting
Abdominal distention
Constipation-obstipation
Peristaltic rushes
Usus yang berdilatasi pada pemeriksaan rontgen.4,5
Penatalaksanaan
Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan, menghilangkan
peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan
obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal
2.2.8.1 Persiapan penderita
Persiapan penderita berjalan bersama dengan usaha menegakkan diagnosis obstruksi usus secara lengkap
dan tepat. Sering dengan persiapan penderita yang baik, obstruksinya berkurang atau hilang sama sekali.
Persiapan penderita meliputi :
Dekompressi usus dengan suction, menggunakan NGT yang dimasukkan dalam perut atau usus
Pemasangan kateter untuk mengukur urine output
Koreksi elektrolit dan keseimbangan asam basa
Atasi dehidrasi
Mengatur peristaltik usus yang efisien berlangsung selama 4 sampai 24 jam sampai saatnya penderita
siap untuk operasi.
2.2.8.2 Operatif
Tindakan operatif untuk membebaskan obstruksi dibutuhkan bila dekompresi dengan NGT tidak
memberikan perbaikan atau diduga adanya kematian jaringan.
Bila telah diputuskan untuk tindakan operasi, ada 3 hal yang perlu perhatikan :
Berapa lama obstruksinya sudah berlangsung.
Bagaimana keadaan/fungsi organ vital lainnya, baik sebagai akibat obstruksinya maupun kondisi
sebelum sakit.
Apakah ada risiko strangulasi.

Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada obstruksi ileus:
Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana untuk
membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh
streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati" bagian usus yang tersumbat,
misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.
Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium
lanjut.
Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk
mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon, invaginasi, strangulata, dan
sebagainya. Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan operatif bertahap, baik
oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena keadaan penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid
obstruktif, mula-mula dilakukan kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi usus dan anastom
2.2.9 Prognosis
Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat segera dilakukan.
Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan
meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%.3 Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan
dilakukan dengan cepat.7
BAB III
KESIMPULAN
Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik.
Rintangan pada jalan isi usus akan menyebabkan isi usus terhalang dan tertimbun di bagian proksimal
dari sumbatan, sehingga pada daerah proksimal tersebut akan terjadi distensi atau dilatasi usus.
Adhesi, hernia, dan tumor mencakup 90% etiologi kasus obstruksi mekanik usus halus. Adhesi dan hernia
jarang menyebabkan obstruksi pada colon. Penyebab tersering obstruksi pada colon adalah kanker,
diverticulitis, dan volvulus.
Adhesi dapat timbul karena operasi yang sebelumnya, atau peritonitis setempat atau umum. Pita adhesi
timbul diantara lipatan usus dan luka dan situs operasi. Adhesi ini dapat meyebabkan obstruksi usus halus
dengan menyebabkan angulasi akut dan kinking, seringnya adhesi ini timbul beberapa tahun setelah
operasi. Hal ini dikarenakan teknik operasi yang salah atau terlalu banyak trauma pada usus sewaktu
operasi sehingga usus rusak dan terbentuk jaringan parut yang dapat mengalami penyempitan.
Bahkan teknik pembedahan yang baik pun tidak dapat selalu mencegah pembentukan adhesi. Jadi,
sebagai metode tambahan, banyak ahli bedah telah menggunakan adhesion barriers sebagai pencegahan
terjadinya adhesi pada bedah abdomen dan pelvis.
DAFTAR PUSTAKA
4. Beauchamp, Evers, Mattox, Sabiston, Textbook of Surgery, 16th edition, W.B.Saunders, Philadelphia,
2001, hal 887-888
5. Brunicardi, F.C., et all, Schwartzs Principles of Surgery, volume II, 8th edition, McGraw-Hill, New
York, 2005, hal 1031-1032
8. Siregar H, Yusuf I, Sinrang AW, Gani AA. Fisiologi Gastrp-intestinal. Ed.1. Ujung Pandang: Fak.
Kedokteran Unhas;1995.

Anda mungkin juga menyukai