Anda di halaman 1dari 28

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

BAB2
SIFATMEKANIKDANPENGUJIANNYA
Dalam dunia teknik mesin biasanya sifat mekanik memegang peranan sangat penting,
disamping beberapa sifat kimia ( terutama sifat tahan korosi), sifat thermal dan sifat fisik.
Korosi merupakan masalah yang sangat serius dalam dunia teknik, dan akan dibahas
tersendiri.
Dari kelompok sifat - sifat fisik tersebut, density ( berat jenis ) kadang-kadang perlu
dipertimbangkan. Struktur mikro biasanya perlu dipelajari secara khusus karena struktur
mikro berkaitan erat dengan sifat-sifat lain, seperti kekuatan, keuletan, sifat bahan korosi
dan lain lain.
Untuk komponen yang nantinya akan terkena panas tentunya sifat thermal menjadi
penting. Panas jenis ( specific heat ), thermal conductivity dan thermal expansion
seringkali harus diperhitungkan.
2.1 Sifat Mekanik
Sifat mekanik adalah salah satu sifat terpenting, karena sifat mekanik menyatakan
kemampuan suatu bahan (tentunya juga komponen yang terbuat dari bahan tsb ). Untuk
menerima beban atau gaya dan energy tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan atau
komponen tsb. Seringkali bila suatu bahan mempunyai sifat mekanik yang baik tetapi
kurang baik pada sifat yang lain maka diambil langkah untuk mengatasi kekurangan
tersebut dengan berbagai cara , misalnya saja baja, baja mempunyai sifat mekanik yang
baik (memenuhi syarat untuk suatu pemakaian ) tetapi mempunyai sifat tahan korosi yang
kurang baik,maka seringkali sifat tahan korosinya ini diperbaiki dengan pengecatan atau
galvanishing dll, jadi tidak harus mencari bahan lain yang selain kuat juga tahan korosi.

Beberapa sifat mekanik yang penting, ditunjukkan pada slise no. 2

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

14

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Kekuatan (Strength)
Kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan bahan menjadi patah

Kekerasan (Hardness)
Kemampuan bahan untuk tahan terhadap penggoresan, pengkikisan (abrasi), indentasi / penetrasi

Kekenyalan (Elasticity)
Kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen setelah
tegangan dihilangkan

Kekakuan (Stiffness)
Kemampuan bahan untuk menerima tegangan / beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk
(deformasi) atau defleksi

Plastisitas (plasticity)
Kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi plastik (yang permanen) tanpa mengakibatkan
kerusakan

Ketangguhan (Toughness)
Kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan

Kelelahan (Fatigue)
Merupakan kecenderungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan berulang-ulang (cyclic stress)
yang besarnya masih jauh di bawah batas kekuatan elastiknya

Merangkak (creep)
Kecenderungan suatu bahan untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya merupakan fungsi waktu,
pada saat bahan tadi menerima beban yang besarnya relatif tetap

Slide no.2. Sifat bahan teknik

Berdasarkan slide no.2. dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kekuatan

( strength ) menyatakan kemampuan bahan untuk menerima

tegangan tanpa menyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa
macam, tergantung pada jenis beban yang bekerja, yaitu kekuatan
tarik,kekuatan geser,kekuatan tekan ,kekuatan torsi dan kekuatan lengkung.

Kekerasan ( hardness ) dapat didefinisikan sebagai kemampuan bahan untuk


tahan terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi), indentasi atau penetrasi. Sifat
ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance). Kekerasan juga
mempunyai korelasi dengan kekuatan.

Kekenyalan ( elasticity) menyatakan kemampuan bahan untuk menerima


tegangan tanpa menyebabkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen
setelah tegangan dihilangkan. Bila suatu benda mengalami tegangan maka akan

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

15

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

terjadi perubahan bentuk. Bila tegangan yang bekerja besarnya tidak melewati
suatu batas tertentu maka perubahan bentuk yang terjadi hanya bersifat
sementara, perubahan bentuk itu akan hilang bersama dengan hilangnya
tegangan, tetapi bila tegangan yang bekerja melampaui batas tersebut maka
sebagaian dari perubahan bentuk itu tetap ada walaupun tegangan dihilangkan.
kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak perubahan bentuk elastic yang
dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang permanen mulai terjadi, dengan
kata lain kekenyalan menyatakan kemampuan bahan untuk kembali ke bentuk
dan ukuran semula setelah menerima beban yang menimbulkan deformasi.

Kekakuan (stiffness) menyatakan kemampuan bahan untuk menerima


tegangan/ beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi)
atau defleksi. Dalam beberapa hal kekakuan ini lebih penting daripada
kekuatan.

Plastisitas (plasticity ) menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami


sejumlah deformasi plastic ( yang permanen ) tanpa mengakibatkan terjadinya
kerusakan.
Sifat ini sangat diperlukan bagi bahan yang akan diproses dengan berbagai
proses pembentukan seperti forging, rolling, extruding dll. Sifat ini sering juga
disebut sebagai keuletan ( ductility ).
Bahan yang mampu mengalami deformasi plastic cukup banyak dikatakan
sebagai bahan yang mempunyai keuletan tinggi (ductile). Sedangkan bahan
yang tidak menunjukkan terjadinya deformasi plastic dikatakan sebagai bahan
yang mempunyai keuletan rendah atau getas ( brittle ).

Ketangguhan ( toughness ) menyatakan kemampuan bahan untuk menyerap


sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga dapat
dikatakan sebagai ukuran banyaknya energi

yang diperlukan untuk

mematahkan suatu benda kerja, pada suatu kondisi tertentu.

Sifat ini

dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga sifat ini sulit diukur.

Kelelahan ( fatigue ) merupakan kecenderungan dari logam untuk patah bila


menerima tegangan berulang-ulang (cyclic stress ) yang besarnya masih jauh di
bawah batas kekuatan elastiknya.

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

16

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan
oleh kelelahan. Karenanya kelelahan merupakan sifat yang sangat penting,
tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak faktor yang
mempengaruhinya.

Merangkak ( creep ) merupakan kecenderungan suatu logam untuk


mengalami deformasi plastic yang besarnya merupakan fungsi waktu, pada saat
bahan tadi menerima beban yang besarnya relatif tetap.

Berbagai sifat mekanik yang disebutkan diatas juga dapat dibedakan menurut cara
pembebanannya, yaitu sifat mekanik static, sifat terhadap beban static yang besarnya tetap
atau berubah dengan lambat, dan sifat mekanik dinamik, sifat mekanik terhadap beban
yang berubah-ubah atau mengejut. Sifat sifat ini perlu dibedakan karena tingkah laku
bahan mungkin berbeda terhadap cara pembebanan yang berbeda.
2.2. Pengujian Mekanik
Untuk mengetahui atau mengukur sifat logam tersebut perlu dilakukan pengujian.
pengujian biasanya dilakukan terhadap contoh (sample) bahan yang dipersiapkan menjadi
specimen atau batang uji (test piece) dengan bentuk dan ukuran yang standar. Demikian
juga prosedur pengujian harus dilakukan dengan cara- cara yang standar (mengikuti suatu
standar tertentu), baru kemudian dari hasil pengukuran pada pengujian dapat diambil
kesimpulan mengenai sifat mekanik yang diuji.
Sebenarnya hasil pengujian yang paling mendekati kenyataan akan dapat diperoleh bila
pengujian dilakukan terhadap benda komponen atau keseluruhan konstruksi dengan bentuk
dan ukuran sebenarnya (full-scale) dan pengujian dilakukan dengan pembebanan yang
mendekati keadaan yang sebenarnya. Tetapi cara ini terlalu mahal,tidak praktis dan bahkan
kadang- kadang sulit dianalisis.
Beberapa pengujian mekanik yang bayak dilakukan adalah pengujian tarik (tensile
test), pengujian kekerasan (hardness test),pengujian pukul-takik (impact test),kadangkadang juga pengujian kelelahan (fatigue test), creep test, bending test, compression test
dan beberapa fabrication test.

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

17

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

2.2.1 Pengujian Tarik (Tensile Test)


Pengujian tarik biasanya dilakukan terhadap specimen/ batang uji yang standar.
Bahan yang akan diuji tarik mula-mula dibuat menjadi batang uji dengan bentuk sesuai
dengan suatu standar.

Slide no.3. Sifat bahan teknik

Salah satu bentuk batang uji dapat dilihat pada slide no.3, pada bagian tengah dari
batang uji (pada bagian yang parallel) merupakan bagian yang menerima tegangan yang
uniform dan pada bagian ini disebut panjang uji (gauge length ), yaitu bagian yang
dianggap menerima pengaruh dari pembebanan, bagian ini yang selalu diukur panjangnya
selama proses pengujian.
Batang uji ini dipasang pada mesin tarik, dijepit dengan pencekam dari mesin tarik
pada ujung-ujungnya dan ditarik kearah memanjang secara perlahan. Selama penarikan
setiap saat pertambahan panjang gauge tercatat dalam grafik yang tersedia pada mesin
tarik, besarnya gaya tarik yang bekerja dan besarnya pertambahan panjang yang terjadi
sebagai akibat dari gaya tarik tersebut. Penarikan berlangsung terus sampai batang uji
putus.

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

18

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Slide no.4. Diagram Tegangan Regangan Nominal

Dari diagram diatas tampak bahwa pada tegangan yang kecil grafik berupa garis
lurus, ini berarti bahwa besarnya regangan yang timbul sebagai akibat tegangan yang kecil
tersebut berbanding lurus dengan besarnya tegangan yang bekerja ( hukum hook ).

Slide no.5. Diagram Tegangan Regangan Nominal Material ulet

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

19

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Hal ini berlaku hingga titik P, yaitu batas kesebandingan atau proportionality limit.
Jadi bila pengujian tarik dilakukan dengan penambahan beban secara perlahan mula-mula
akan terjadi pertambahan panjang yang sebanding dengan penambahan gaya yang bekerja.
Kesebandingan ini berlangsung terus sampai beban mencapai titik P (proportionality limit),
setelah itu pertambahan panjang yang terjadi sebagai akibat penambahan beban tidak lagi
berbanding lurus, pertambahan beban yang sama akan menghasilkan pertambahan panjang
yang lebih besar. Dan bahkan pada suau saat dapat terjadi pertambahan panjang tanpa ada
penambahan beban, batang uji bertambah panjang dengan sendirinya. Dikatakan batang uji
mengalami yield (luluh). Keadaan ini berlangsung hanya beberapa saat dan sesudah itu
beban akan naik lagi untuk dapat memperoleh pertambahan panjang (tidak lagi
proporsional).
Kenaikan beban ini akan berlangsung terus sampai suatu batas maksimum, dan untuk
logam yang ulet (seperti halnya baja karbon rendah) sesudah itu beban mesin tarik akan
menurun lagi (tetapi pertambahan panjang terus berlangsung) sampai akhirnya batang uji
putus. Pada saat beban mencapai maksimum pada batang uji terjadi pengecilan penampang
setempat (local necking) dan pertambahan panjang akan terjadi hanya disekitar necking
tersebut. Peristiwa seperti ini hanya terjadi pada logam yang ulet, sedang pada logam
logam yang lebih getas tidak terjadi necking dan logam itu akan putus pada saat beban
maksimum.
Bila pengujian dilakukan dengan cara sedikit berbeda yaitu beban dinaikkan
perlahan-lahan sampai suatu harga tertentu lalu beban diturunkan lagi sampai
nol,dinaikkan lagi sampai diatas harga tertinggi yang sebelumnya lalu diturunkan lagi
sampai nol, demikian terus berulang-ulang, maka akan terlihat bahwa pada beban yang
kecil disamping berlaku Hukum Hook juga logam masih elastic, pada saat menerima beban
akan bertambah panjang tetapi bila beban dihilangkan pertambahan panjang juga akan
hilang dan batang uji kembali ke bentuk dan ukuran semula.
Keadaan ini berlangsung sampai batas elastic (elastic limit, titik E). Jadi untuk
beban rendah,pertambahan panjang mengikuti garis OP
Jika beban melebihi batas elastic, maka ketika beban dihilangkan pertambahan
panjang tidak seluruhnya hilang, masih terdapat pertambahan panjang yang tetap, atau
pertambahan panjang yang elastic.

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

20

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Diagram tegangan - regangan dapat dibagi menjadi dua daerah yaitu daerah elastik
dan daerah plastik. Yang menjadi batas antara kedua daerah tersebut seharusnya adalah
batas elastik, titik E, tetapi ini tidak praktis karena mencari titik E cukup sulit. Maka yang
dianggap sebagai batas antara daerah elastik dan plastik adalah titik luluh (yield point ) Y.
Kenaikan beban ini akan berlangsung terus sampai suatu batas maksimum, dan untuk
logam yang ulet (seperti halnya baja karbon rendah) sesudah itu beban mesin tarik akan
menurun lagi (tetapi pertambahan panjang terus berlangsung) sampai akhirnya batang uji
putus. Pada saat beban mencapai maksimum pada batang uji terjadi pengecilan penampang
setempat (local necking) dan pertambahan panjang akan terjadi hanya disekitar necking
tersebut. Peristiwa seperti ini hanya terjadi pada logam yang ulet, sedang pada logam
logam yang lebih getas tidak terjadi necking dan logam itu akan putus pada saat beban
maksimum.
Bila pengujian dilakukan dengan cara sedikit berbeda yaitu beban dinaikkan
perlahan-lahan sampai suatu harga tertentu lalu beban diturunkan lagi sampai
nol,dinaikkan lagi sampai diatas harga tertinggi yang sebelumnya lalu diturunkan lagi
sampai nol, demikian terus berulang-ulang, maka akan terlihat bahwa pada beban yang
kecil disamping berlaku Hukum Hook juga logam masih elastic, pada saat menerima beban
akan bertambah panjang tetapi bila beban dihilangkan pertambahan panjang juga akan
hilang dan batang uji kembali ke bentuk dan ukuran semula.
Keadaan ini berlangsung sampai batas elastic (elastic limit, titik E). Jadi untuk
beban rendah,pertambahan panjang mengikuti garis OP
Jika beban melebihi batas elastic, maka ketika beban dihilangkan pertambahan
panjang tidak seluruhnya hilang, masih terdapat pertambahan panjang yang tetap, atau
pertambahan panjang yang elastic.
Diagram tegangan - regangan dapat dibagi menjadi dua daerah yaitu daerah elastik
dan daerah plastik. Yang menjadi batas antara kedua daerah tersebut seharusnya adalah
batas elastik, titik E, tetapi ini tidak praktis karena mencari titik E cukup sulit. Maka yang
dianggap sebagai batas antara daerah elastik dan plastik adalah titik luluh (yield point ) Y.
Diagram tegangan - regangan seperti contoh diatas, dimana yield tampak jelas dan
patah terjadi tidak pada beban maksimum melainkan setelah terjadinya necking,
sebenarnya jarang terjadi. Ini akan terjadi hanya pada beberapa logam yang cukup ulet,

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

21

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

seperti baja karbon rendah yang dianil. Pada logam yang lebih getas yield kurang nampak,
bahkan tidak terlihat sama sekali dan putus akan terjadi pada beban maksimum.
2.2.1.1. Pengertian Tegangan - Regangan
Pada saat batang uji menerima beban sebesar F kg maka batang uji (yaitu panjang
uji) akan bertambah panjang sebesar L mm.
Pada saat itu batang uji bekerja tegangan yang besarnya :
= F/Ao
Juga pada saat itu pada batang uji terjadi regangan yang besarnya :
= (L-Lo)/Lo = L / Lo
Dimana

Ao = luas penampang batang uji mula-mula.


Lo = panjang mula-mula
L = panjang saat menerima beban

Tegangan dituliskan dengan satuan kg/mm2, kg/cm2, psi (pond per square inch)
atau MPa (Mega Pascal = 106 N/m2). Sedangkan untuk regangan dapat dinyatakan dengan
persentase pertambahan panjang, satuannya adalah persen (%) atau mm/mm, atau in/in.
2.2.1.2. Sifat mekanik di daerah elastik
Kekuatan elastik menyatakan kemampuan untuk menerima beban atau tegangan tanpa
berakibat terjadinya deformasi plastik (perubahan bentuk yang permanen). Kekuatan
elastik ini ditunjukkan oleh titik yield (besarnya tegangan yang mengakibatkan terjadinya
yield).
Untuk logam-logam yang ulet yang memperlihatkan terjadinya yield dengan jelas,
tentu batas ini mudah ditentukan, tetapi untuk logam-logam yang lebih getas dimana yield
tidak tampak jelas atau sama sekali tidak terlihat,maka yield dapat dicari dengan
menggunakan off set method.
Harga yang diperoleh dengan cara ini dinamakan off set yield strength (kekuatan
luluh). Dalam hal ini yield dianggap mulai terjadi bila sudah timbul regangan plastik
sebesar 0,2 % atau 0,35% (tergantung kesepakatan). Secara grafik, off set yield strength

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

22

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

dapat dicari dengan menarik garis elastik dari titik regangan 0,2 % atau 3,5 % hingga
memotong kurva.
F

Slide no.6. Diagram Tegangan Regangan Nominal Material ulet

Kekuatan elastik ini penting sekali dalam suatu perancangan karena tegangan yang
bekerja pada suatu bagian tidak boleh melebihi yield point/ strength dari bahan, supaya
tidak terjadi dformasi plastik.
Kekakuan ( stiffness ) Suatu bahan yang memiliki kekakuan tinggi bila mendapat
beban(dalam batas elastiknya) akan mengalami deformasi elastik tetapi hanya sedikit saja.
Kekakuan ditunjukkan oleh modulus elastisitas ( Youngs Modulus, E)
E = el / el
Makin besar harga E, makin kaku. Harga E untuk semua baja hampir sama saja
sekitar 2,15 x 106 kg/cm2 atau 30 x 106 psi, harga ini hampir tidak terpengaruh oleh
komposisi kimia, laku-panas dan proses pembentukannya (sifat mekanik lain akan
terpengaruh oleh hal-hal tersebut).
Kekakuan untuk beberapa rancang bangun tertentu sering lebih penting daripada
kekuatan. Misalnya untuk mesin perkakas, bila rancang bangunnya kurang kaku maka
TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

23

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

akan mengakibatkan proses permesinan yang dikerjakan dengan mesin tersebut akan
kurang akurat.

Slide no.8. Diagram Tegangan Regangan Nominal Material ulet

Kekakuan juga dapat dinyatakan dengan Poissons ratio. Bila batang uji ditarik
secara uniaxial ke arah memanjang maka disamping akan terjadi regangan ke arah
memanjang sebesar
y.

, juga akan mengalami regangan ke arah melintang yaitu sebesar

Poissons ratio didefinisikan sebagai perbandingan antara regangan kearah melintang

dengan regangan ke arah memanjang, pada tegangan yang masih dalam batas elastik.
V=-

Harga ngatif diberikan karena regangan ke arah melintang mempunyai harga


negatif , sedangkan kearah memanjang mempunyai harga positif. Harga V untuk logam
biasanya berkisar antara 0,25 dan 0,35. Makin besar harga V suatu logam maka logam itu
makin kurang kaku.
Resilien (Resilience) menyatakan kemampuan untuk menyerap energi (kerja) tanpa
mengakibatkan terjadinya deformasi plastik. Jadi dapat dinyatakan dengan banyaknya
energi yang diperlukan untuk mencapai batas elastik. Resilien dinyatakan dengan modulus
resilien (modulus of resilience) yang didefinisikan sebagai banyaknya energi yang
TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

24

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

diperlukan untuk meregangkan satu satuan volume bahan hingga sampai batas elastik. Ini
dapat dinyatakan secara grafik sebagai luasan di bawah grafik daerah elastik,
besarnya modulus of resilience :
UR = el . el = el 2 / 2E
Dari hubungan diatas dapat dilihat bahwa modulus resilien ditentukan oleh el dan
E. Tetapi karena harga E dari suatu logam boleh dikatakan tidak berubah maka modulus
resilien hanya ditentukan oleh el , kekuatan elastik (yield point/strength ).
Karena harga el baja akan naik dengan naiknya kekuatan tarik maksimum

ult

, maka

bila kekuatan tarik maksimum suatu baja makin tinggi modulus resiliennya juga makin
tinggi.
Resilien adalah sifat penting bagi bagian bagian yang harus menerima tegangan
dan sekaligus juga regangan elastik yang besar, seperti misalnya pegas

pada alat

transportasi, selain menerima tegangan, juga harus mampu berdeformasi secara elastik
cukup banyak.
2.2.1.3.

Sifat mekanik di daerah plastik

Kekuatan tarik (Tensile strength) menunjukan kemampuan untuk menerima beban tanpa
menjadi rusak atau putus. Ini dinyatakan tegangan maksimum sebelum putus. Kekuatan
tarik (Ultimate tensile strength) :
UTS =

= F max / Ao

UTS atau Kekuatan tarik ini sering dianggap sebagai data terpenting yang diperoleh
dari hasil pengujian tarik, karena biasanya perhitungan perhitungan kekuatan dihitung
atas dasar kekuatan ini (sekarang ada kecenderungan untuk mendasarkan perhitungan
kekuatan pada dasar yang lebih rasional yaitu yield point/yield strength). Pada baja,
kekuatan tarik akan naik seiring dengan naiknya kadar karbon dan paduan.
Keuletan (ducility) menggambarkan kemampuan untuk berdeformasi secara plastis tanpa
menjadi patah. Dapat diukur dengan besarnya tegangan plastik yang terjadi setelah batang
uji putus. Keuletan biasanya dinyatakan dengan presentase perpanjangan (percentage
elongetion).

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

25

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Do = (L - Lo) / Lo x 100 %
L = panjang setelah putus
Bila keuletan dinyatakan dengan persentase perpanjangan maka panjang gauge length
mula-mula juga harus disebutkan,jadi misalnya dituliskan persentase perpanjangan 25 %
pada gauge length 50 mm.
Keuletan juga dapat dinyatakan dengan persentase pengurangan luas penampang
(percentase reduction in area) :
Dh = (A0 Af ) / Ao x 100 %
Af = luas penampang batang uji pada patahan.
Pada baja, dan juga pada logam-logam lain,keuletan banyak ditentukan oleh
struktur mikro, jadi juga ditentukan oleh komposisi kimia dari paduan, lakupanas dan
tingkat deformasi dingin yang dialami. Pada baja, kenaikan kadar karbon akan menaikkan
kekuatan dan kekerasan tetapi keuletan makin rendah.
Keuletan merupakan salah satu sifat mekanik yang amat penting karena :

Keuletan menunjukkan seberapa banyak suatu logam dapat dideformasi


tanpa menjadi patah atau retak, hal ini penting dalam menentukan besarnya
deformasi yang akan dilakukan pada proses rolling, extruding, forging,
drawing, dll

Keretakan pada bahan yang memiliki keuletan cukup tinggi biasanya


didahului oleh adanya proses deformasi, sehingga bila dijumpai adanya
deformasi maka akan dapat diambil tindakan untuk mencegah terjadinya
kerusakan lebh lanjut

Dapat digunakan sebagai indentor dari perubahan komposisi kimia dan


kondisi proses pengerjaan.

Ketangguhan (toughness) menyatakan kemampuan menyerap energi tanpa


mengakibatkan patah, dapat diukur dengan besarnya energi yang diperlukan untuk
mematahkan. Ketangguhan dinyatakan dengan modulus ketangguhan (modulus of
toughness atau toughness index number) yang dapat didefinisikan sebagai banyaknya

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

26

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

energi yang diperlukan untuk mematahkan satu satuan volume suatu bahan. Secara grafik,
ini dapat diukur dengan luasan yang berada di bawah kurva tegangan regangan dari hasil
pengujian tarik.
Ada beberapa pendekatan matematik yang dapat digunakan mengukur/menghitung
besarnya modulus ketangguhan UT, yaitu :
-

Untuk bahan yang ulet (ductile) :


UT =

u.

atau
UT =
-

)/2

Untuk bahan yang getas (brittle) :


UT = 2/3

u.

Dimana :
UT = modulus ketangguhan (toughness index number)
u

= ultimate tensile strength

= yield point/strength

= regangan total pada saat putus

Slide no.9. Diagram Tegangan Regangan Nominal Material ulet

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

27

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Pada beberapa komponen mesin seperti kopling, roda gigi, rantai, kait krann dan
lain-lain seringkali mengalami kenaikan tegangan sesaat hingga diatas yield pointnya,
untuk itu akan diperlukan bahan yang memiliki ketangguhan cukup tinggi.
Ketangguhan merupakan suatu konsep yang sangat penting dan banyak
dipergunakan, tetapi sebenarnya sulit diterapkan seberapa besar sebenarnya ketangguhan
yang dibutuhkan untuk suatu keperluan, sulit untuk mengukur seberapa besar sebenarnya
ketangguhan suatu barang jadi yang terbentuk dari bahan tertentu, karena banyak hal yang
mempengaruhi ketangguhan. Antara lain adanya cacat, bentuk dan ukuran cacat, bentuk
dan ukuran benda, kondisi pembebanan/strain rate, temperatur dan lain-lain yang banyak
diantaranya sulit diukur. Ketangguhan ditentukan oleh kekuatan dan keuletan, dimana
kedua sifat ini biasanya berjalan bertentangan, artinya bila kekuatan naik maka keuletan
menurun, ini dapat dilihat dengan membandingkan baja karbon rendah (yang kekuatannya
rendah tetapi keuletannya tinggi), baja karbon menengah (dengan kekuatan yang lebih
tinggi tetapi keuletannya lebih rendah) dan baja karbon tinggi (yang kekuatannya sangat
tinggi tetapi juga sangat getas).
2.2.1.4. Diagram tegangan regangan sebenarnya
Diagram tegangan regangan seperti yang dibicarakan di depan disebut diagram
tegangan regangan nominal karena perhitungan tegangan dan regangan tersebut
berdasarkan panjang uji dan luas penampang mula mula (nominal), padahal setiap saat
selalu terjadi perubahan sebagai akibat penarikan yang sedang berlangsung. Seharusnya
tegangan dan regangan dihitung berdasarkan luas penampang dan panjang uji sesaat itu
(bukan yang mula mula). Dari hal ini terlihat bahwa sebenarnya diagram tegangan
regangan nominal kurang akurat, namun demikian untuk keperluan teknik biasanya
dianggap sudah memadai, karenanya dinamakan juga diagram tegangan-regangan teknik
(engineering).

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

28

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Slide no.10. Diagram Tegangan Regangan sebenarnya

Tetapi untuk beberapa keperluan tertentu, misalnya untuk perhitungan pada proses
pembentukan (rolling,forging,dll) serta untuk perhitungan yang lebih mendetail yang
memerlukan ketelitian lebih tinggi akan menggunakan diagram tegangan regangan
sebenarnya (true stress true strain diagram).

Definisi:
Tegangan nominal :
P/Ao

P/A

Regangan nominal :
(L-Lo)/Lo
L/Lo

Tegangan sebenarnya:

Regangan sebenarnya :
(L-Lo)/Lo + (L2-L1)/L1 + (L3-L2)/L2
Lo

dL/L = Lo Ll ln L = ln (L/ Lo )

Hubungan antara tegangan nominal dengan tegangan sebenarnya :


(1 + )

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

29

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Hubungan antara regangan nominal dengan regangan sebenarnya :


(1 + ).
Kedua hubungan diatas hanya berlaku hingga saat terjadinya necking, di luar itu
maka tegangan dan regangan sebenarnya harus diitung berdasarkan pengukuran nyata pada
batang uji, beban dan luas penampang setiap saat.
Untuk daerah elastik boleh dikatakan tidak ada perbedaan antara tegangan/regangan
nominal dengan tegangan/regangan nominal sesudah melampaui tegangan maksimum akan
terjadi penurunan,sedang pada diagram tegangan-regangan sebenarnya terus naik hingga
putus.
Dari data yang terkumpul dari berbagai logam atau paduan tampak adanya hubungan
yang hampir linier antara tegangan sebenarnya dengan regangan sebenarnya, yang diplot
pada grafik log-log.
Ada beberapa persamaan matematik yang diajukan unutk menyatakan hubungan
tersebut. Salah satu persamaan yang dianggap cukup representative untuk banyak bahan
teknik adalah :

Dimana :

k = strength coefficient
n = strain-hardening exponent

Harga k adalah harga true stress

pada true stress strain

. harga n dapat

diturunkan dari persamaan diatas :

n=

Pernyataan matematik diatas berlaku untuk daerah plastik,dan juga hanya sampai
saat terjadi necking. Diluar itu akan terjadi penyimpangan. Berikut ditunjukkan grfaik
hubungan true stress-strain untuk beberapa bahan dan konstantanya berdasarkan
persamaan matematik diatas.

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

30

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Slide no.15. Diagram Tegangan Regangan sebenarnya

Pada operasi pembentukan seperti rolling, drawing,dll tidak diinginkan terjadinya


necking. Karena itu perlu diketahui dengan pasti kapan necking akan terjadi. Necking akan
terjadi pada saat beban maksimum, titik ini dinamakan titik instabilitas.
Pada titik ini berlaku dP = 0. Karena P=
maka

dan

atau

dan

Sehingga untuk beban maksimum dimana dP = 0 akan berlaku

=
Sehingga

(1+

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

31

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

2.2.2. Kekerasan dan pengujian kekerasan


Kekerasan sebenarnya merupakan suatu istilah yang sulit didefinisikan secara tepat,
karena setiap bidang ilmu dapat memberikan definisinya sendiri sendiri sesuai dengan
persepsi dan keperluannya. Dalam engineering yang menyangkut logam, kekerasan sering
dinyatakan sebagai kemampuan untuk menahan indentasi/penetrasi/abrasi. Ada beberapa
cara pengujian kekerasan yang digunakan untuk menguji kekerasan logam, yaitu :
2.2.2.1 Pengujian kekerasan brinell
Pengujian Brinell adalah salah satu cara pengujian kekerasan yang paling banyak
digunakan. Pada pengujian Brinell digunakan bola baja yang dikeraskan sebagai indentor.
Indentor ini ditusukkan ke permukaan logam yang diuji dengan gaya tekan tertentu selama
waktu tertentu pula( antara 10 sampai 30 detik) . Karena penusukan (indentasi) itu maka
pada permukaan logam tersebut akan terjadi tapak tekan. Kekerasan Brinell dihitung
sebagai :

BHN =

Biasanya pada pengujian kekerasan Brinell yang standar menggunakan bola baja
yang dikeraskan berdiameter 10 mm, gaya tekan 3000 kg (untuk pengujian kekerasan baja)
atau 100 kg atau 500 kg (untuk logam non ferrous yang lebih lunak) dengan lama
penekanan 10 sampai 15 detik. Tetapi mengingat kekerasan bahan yang diuji dan juga
tebal bahan (supaya tidak terjadi indentasi yang terlalu dalam atau terlalu dangkal) boleh
digunakan gaya tekan dan indentor dengan diameter yang berbeda asalkan selalu dipenuhi
persyaratan

Dengan memenuhi persyaratan tersebut, maka hasil

pengukuran tidak akan berbeda banyak bila diuji dengan gaya tekan/diameter bola indentor
yang berbeda. Harga konstanta ini untuk baja adalah 30,unutk tembaga atau paduan
tembaga 10 dan untuk aluminium/paduan aluminium 5.

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

32

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Pengujian kekerasan Brinell

Indetor

Bentuk:Bola,standarD=10mm

Bahan :Bajayangdikeraskan

Gayatekan

P/D2=konstan

Baja

Paduantembaga

Angka kekerasan

PaduanAluminum

P/D2 = 30
P/D2 = 10
2

P/D =

P = Gaya tekan (kg)


D = diameter bola indentor (mm)
d = diameter tapak tekan (mm)

Slide no.17. Pengujian Kekerasan Brinel

Untuk pengujian logam yang sangat keras (diatas 500 BHN) bahan indentor dari baja
yang dikeraskan tidak cukup baik, karena indentor itu sendiri mungkin mulai terdeformasi,
maka digunakan bola dari karbida tungsten, yang mampu mengukur sampai kekerasan
sekitar 650 BHN.
2.2.2.2 Pengujian kekerasan rockwell
Pada pengujian Brinell harus dilakukan pengukuran diameter tapak tekan secara
manual, sehingga ini memberi peluang untuk terjadinya kesalahan pengukuran, dan juga
akan memakan waktu. Pada cara Rockwell pengukuran langsung dilakukan oleh mesin,
dan mesin langsung menunjukkan angka kekerasan dari bahan yang diuji. Cara ini lebih
cepat dan akurat.
Pada cara Rockwell yang normal, mula mula permukaan logam yang diuji
ditekan oleh indentor dengan gaya tekan 10 kg, beban awal(minor load Po),sehingga ujung
indentor menembus permukaan sedalam h. Setelah penekanan diteruskan dengan

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

33

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

pemberian beban utama selama beberapa saat, kemudian beban utama dilepas, hanya
tinggal beban awal.

Slide no.20. Pengujian Kekerasan Rockwell

kekerasan diperhitungkan berdasarkan perbedaan kedalaman penetrasi ini. Karena


kedalaman yang diukur adalah kedalaman penetrasi. Hasil pengukuran dapat dilakukan
dengan menggunakan dial indicator, dengan sedikit modifikasi yaitu piringan penunjuknya
menunjukkan skala kekerasan Rockwell.
Dengan cara Rockwell dapat digunakan beberapa skala, tergantung pada kombinasi
jenis indentor dan besar beban utama yang digunakan. Macam skala dan jenis indentor
serta besar beban utama dapat dilihat pada slide no. 21,
Untuk logam biasanya digunakan skala B atau skala C, untuk mengukur kekerasn
logam yang sangat keras biasanya digunakan Rockwell C atau Rockwell A (untuk yang
sangat keras). Disamping Rockwell yang normal ada pula yang disebut superficial
Rockwell yang menggunakan beban awal 3 kg, indentor kerucut intan (diamond cone,
brale) dan beban utama 15, 30, atau 45 kg. Biasanya digunakan untuk spesimen yang tipis.

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

34

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Bahan diuji

HRA,Bahanyangsangatkeras,karbida
tungstendll
HRB,Bahanyanglunak,bajakarbonrendah,
perunggudll.
HRC,Bajayangdikeraskan

Slide no.21. Pengujian Kekerasan Rockwell

2.2.2.3 Pengujian kekerasan vickers


Prinsip dasar pengujian ini sama dengan pengujian Brinell, hanya saja disini
digunakan indentor intan yang berbentuk piramid beralas bujur sangkar dan sudut puncak
antara 2 sisi yang berhadapan 1360. Tapak tekannya tentu akan berbentuk bujur sangkar,
dan diukur panjang kedua diagonalnya lalu diambil rata ratanya.
Hasil pengujian kekerasan vickers ini tidak bergantung pada besarnya gaya tekan
(tidak seperti pada brinell), dengan demikian Vickers dapat mengukur kekerasan bahan
mulai dari yang lunak (5HVN) sampai yang amat keras (1500HVN) tanpa perlu mengganti
gaya tekan. Besarnya gaya tekan yang dipilah antara 1 120 kg, tergantung pada
kekerasan / ketebalan bahan yang diuji agar diperoleh tapak tekan yang mudah diukur dan
tidak ada anvil effect (pada benda yang tipis).

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

35

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Cara Pengujian
Indentor berbentuk piramida sisi, empat,
terbalik dengan sudut puncak antara dua
sisi yang berhadapan (apex) 136o
Terbuat dari intan
Gaya tekan F = 1 - 120 kg
Waktu penekanan 10-15 detik

VHN = (2 F sin

) / d 2 = 1,854 F / d 2

F = gaya tekan (kg)


d = diagonal tapak tekan rata-rata (mm)
= sudut apex 136o

Slide no.24. Pengujian Kekerasan Rockwell

2.2.2.4 kekerasan meyer


Meyer mengukur kekerasan dengan cara yang hampir sama seperti Brinell, juga
menggunakan indentor bola, hanya saja angka kekerasannya tidak dihitung dengan luas
permukaan tapak tekan, tetapi dihitung dengan luas proyek tapak tekan.
Dengan cara ini hasil pengamatan tidak lagi terpengaruh oleh besarnya gaya tekan
yang digunakan untuk menekan indentor (tidak seperti Brinell). Hasilnya akan sama
walaupun pengukuran dilakukan dengan gaya tekan yang berbeda. Walaupun demikian
ternyata pengujuian Meyer tidak banyak digunakan.

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

36

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Prinsipkerja

HampirsamadenganBrinell
Menggunakanindetorbola
Mengukurluasproyeksitapaktekan

Gayatekan(kg)
Pm=
LuasProyeksiTekan(mm2)

P = gaya tekan (kg)


d = Diameter tapak tekan (mm)

Slide no.24. Pengujian Kekerasan Meyer

2.2.2.5 Microhardness test


Untuk keperluan metalurgi seringkali diperlukan pengukuran kekerasan pada
daerah yang sangat kecil, misalnya pada salah satu strukturmikro, atau pada lapisan yang
sangat tipis. Untuk itu pengujian dilakukan dengan gaya tekan yang sangat kecil, di bawah
1000 gram, menggunakan mesin yang dikombinasi dengan mikroskop. Cara yang biasa
digunakan adalah Mikro Vickers atau Knoop.
Indentor yang digunakan juga sama seperti pada Vickers biasa, juga cara
perhitungan angka kekerasannya, namun gaya tekan yang digunakan kecil sekali, 1 1000
gram, dan panjang diagonal indentasi diukur dalam mikron.
Pada Knoop microhardness test, digunakan indentor piramid intan dengan alas
berbentuk belah ketupat yang perbandingan panjang diagonalnya 1:7
Karena indentornya, maka Knoop akan menghasilkan indentasi yang sangat dangkal
(dibandingkan dengan Vickers), sehingga sangat cocok untuk pengujian kekerasan pada
lapisan yang sangat tipis atau getas.

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

37

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Indentor, intan berbentuk piramid


dengan alas belah ketupat
Sudut puncak antara dua rusuk
yang berhadapan 130o dan
172o30
Angka kekerasan Knoop
14,229 P
HK =
L2

P = Gaya tekan 25 3600 gr


L = Panjang diagonal terpanjang (um)

Slide no.28. Pengujian Kekerasan Knoop

2.2.2.6 Perbandingan pemakaian hardness test


Setiap cara pengujian yang diuraikan di atas mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Cara pengujian yang normal mempunyai beberapa persamaan dalam prosedur
pengerjaan pengujian, antara lain permukaan benda uji harus cukup halus dan rata,
spesimen harus cukup tebal, spesimen harus dapat ditumpu dengan baik dan permukaan
yang diuji harus horisontal, titik pengujian tidak boleh terlalu dekat dan tidak terlalu dekat
dengan spesimen.
Brinell standar akan mengakibatkan terjadinya indentasi yang cukup besar, karena
itu biasanya tidak digunakan pada permukaan dari finished product dan benda yang kecil /
tipis. Rockwell hanya meninggalkan bekas yang sangat kecil sehingga tidak
mengakibatkan cacat pada permukaan, tetapi karena penggunaan indentor yang kecil ini.
Rockwell tidak baik digunakan pada bahan-bahan yang tidak homogen, seperti pada besi
tuang kelabu dimana terdapat bagian-bagian yang sangat lunak (grafit). Untuk ini

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

38

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

sebaiknya digunakan Brinell, disamping itu brinell tidak menuntut kehalusan permukaan
yang terlalu tinggi,cukup dengan gerinda kasar.
Pada Brinell dan Vickers dilakukan pengukuran tapak tekan secara manual akan
memakan waktu dan memberi peluang untuk terjadinya kesalahan pengukuran.

Kondisibolaindentor

(adakemungkinanbolaterdeformasi)

Ketelitianpembebanan

(bebanharusseringdiperiksa/dikalibrasi)

Bebankejut

(dapatmerusakindentor)

Kondisipermukaanbendakerja

(harusrata,halus,datardanbersih)

Tebalbendauji

(palingsedikit10xkedalamanindentasi)

Bentukbendauji

(benda uji harus ditumpu dengan baik,


goyang/melentur,permukaanyangdiujihorisontal)

tidak

Lokasititikindentasi
(paling sedikit berjarak 2,5 x diameter indentasi dari tepi
benda,atau5xdiameterindentasidariindentasilain)

Uniformitibahan
(untukbahanyangtidakhomogen,sebaiknyamenggunakan
indentoryangmenghasilkanindentasibesar,sepertiBrinell
standar)

KesalahanPengukuranindentasi
(padapengujianBrinelldanVickersdapatterjadikesalahan
yangbersumberpadasinkingdanridging)

Slide no.29. Ketelitian pengukuran

Kadang kadang pengukuran tapak tekan ini tidak mudah, karena ada kemungkiinan
terjadi sinking dan ridging. Sinking terjadi pada logam yang dianil sedangkan ridging
terjadi pada logam yang terdeformasi dingin.
Vickers dapat mengukur kekerasan mulai dari yang sangat lunak sampai yang
sangat keras,tidak terpengaruh oleh besarnya gaya tekan yang dipakai ,sangat mudah untuk
membandingkan kekerasan bahan yang satu dengan lainnya karena hanya adasatu skala
saja. Tetapi Vickers sangat sensitif terhadap kekasaran permukaan, sehingga diperlukan
TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

39

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

persiapan yang lebih teliti untuk menghaluskan permukaan. Karenanya biasanya vickers
digunakan dalam laboratorium penelitian.
Demikian pula dengan microhardness test dan Rockwell superficial, memerlukan
persiapan spesimen yang sangat teliti, perlu dilakukan grinding mulai dari yang kasar
sampai yang halus, dilanjutkan dengan polishing, seperti halnya pada persiapan spesimen
metallografy. Pengujian ini dapat digunakan untuk benda yang sangat tipis untuk daerah
yang sangat kecil. Ini juga hanya untuk laboratorium.
2.2.2.7 konversi angka kekerasan
Untuk keperluan praktis kadang kadang perlu diadakan konversi atas hasil
pengukuran kekerasan suatu cara ke cara lain. Ternyata hal ini tidak mudah, karena adanya
perbedaan pada prinsip kerja dari masing masing cara pengukuran kekerasan.

Slide no.31. Konversi angka kekerasan

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

40

PRODID3TEKNIKMESINFTIITS

TM090301

Karena hubungan konversi ini bersifat empiri, dan juga hanya berlaku untuk satu
jenis logam tertentu saja, sehingga masing masing logam harus memiliki hubungan
konversi sendiri sendiri. Hubungan konversi yang sudah banyak dibuat adalah hubungan
konversi antara brinell (BHN), Rockwell (RA, RB, RC, Superficial), dan Vickers (HV atau
VHN atau DPHN) untuk baja.
2.2.2.8. Hubungan antara kekuatan dan kekerasan
Secara empirik banyak diajukan rumusan untuk menyatakan hubungan antara
kekuatan dan kekerasan, dan ini biasanya hanya berlaku untuk satu jenis logam tertentu
pada kondisi tertentu.misalnya untuk baja karbon(konstruksi) yang dianil. Pada umumnya
kekuatan sebanding dengan kekerasan, kekuatan akan naik dengan naiknya kekerasan
(tetapi keuletannya menurun)
Hubungan antara kekuatan dan kekerasan dapat dinyatakan sebagai berikut :
-

Untuk baja kabon


UTS = 0,36 BHN (kg/mm2) atau UTS = 500 BHN (psi)

Untuk baja paduan


UTS = 0,34 BHN (kg/mm2)

Slide no.33. Hubungan antara kekerasan dan kekuatan tarik

TEORIDANPRAKTIKUMPENGETAHUANBAHANTEKNIK

41

Anda mungkin juga menyukai