Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN

BETON PADAT SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT


KASAR DALAM PEMBUATAN BETON
Ahmad Haris Wijanarko, Mahendra Adi Wikanata, Supriyo*), Kusdiyono*)
Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung Teknik SipilPoliteknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp.(024) 7473417
sipil.polines.ac.id
mahendra.wikanata@gmail.com
ABSTRAK
Seiring berkembangnya zaman kebutuhan akan bahan bangunan untuk konstruksi struktur
bangunan turut meningkat. Namun, karena tingkat pembangunan yang begitu pesat maka proses
penghancuran bangunan yang sudah ada dan dijadikan bagunan baru sangat marak. Dikarenakan
lahan yang semakin sempit. Oleh karena itu, sampah yang dihasilkan dari sisa pembongkaran
struktur beton bangunan yang dibongkar akan menjadi limbah yang tidak diperlukan. Salah satu
cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan mendaur ulang limbah beton. Namun, penggunaan
limbah sebagai agregat daur ulang perlu dikaji lebih, dengan eksperimen pengujian dan analisis
metode characteristics. Prosedur untuk menguji pelaksanaan agregat daur ulang dilakukan dengan
mengacu pada standar ASTM. Dengan mengganti bahan dasar beton dalam hal ini dalam bentuk
agregat kasar perpecahan diganti dengan sepotong sampah dari beton padat dari hasil
penghancuran beton struktur dengan komposisi tertentu, yaitu untuk menganalisis kekuatan tekan
rata-rata beton yang menggunakan agregat kasar dari sepotong sampah dari beton ringan. Kekuatan
beton yang akan ditargetkan adalah 25 MPa. Kemudian pengujian modulus elastisitas pada 28 hari.

Kata Kunci : kuat tekan, beton ringan sampah retak, modulus elastisitas
*)

Dosen Pembimbing Tugas Akhir

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Seiring
berkembangnya
zaman
kebutuhan akan bahan bangunan untuk
konstruksi
struktur
bangunan
turut
meningkat.
Namun,
karena
tingkat
pembangunan yang begitu pesat maka proses
penghancuran bangunan yang sudah ada dan
dijadikan bagunan baru sangat marak.
Dikarenakan lahan yang semakin sempit.
Oleh karena itu, sampah yang dihasilkan dari
sisa pembongkaran struktur beton bangunan
yang dibongkar akan menjadi limbah yang
tidak diperlukan. Tetapi pada daerah yang

sulit mendapatkan pasir dan kerikil maka


harga beton menjadi mahal.
Banyak penelitian tentang beton yang
sudah dilaksanakan dan akan terus berlanjut
sebagai upaya untuk menjawab tuntutan
perkembangan
zaman
dan
kondisi
lingkungan.
Melalui
penelitian
dan
percobaan,
teknologi
beton
yang
dilakukan
.Salah
satu
tujuan
dari
pengembangan teknologi beton adalah untuk
mendapatkan sifat mekanis yang optimal
dengan harga yang relatif murah. Dalam hal
ini, pemakaian bahan tambahan pada
campuran beton menjadi kurang ekonomis
dan penggunaan beton agregat daur ulang
menjadikan nilai beton menjadi lebih

ekonomis. Berdasarkan hal tersebut,


penelitian ini dilaksanakan dalam upaya
mencari alternatif pengganti bahan dasar
beton dalam hal ini agregat kasar yang
berupa batu pecah diganti dengan limbah
pecahan beton padat yang berasal dari
pembongkaran beton struktur bangunan.
Usulan tugas akhir ini akan dijabarkan
permasalahan yang akan dibahas yaitu
seberapa besar kuat tekan rata-rata beton yang
menggunakan
agregat kasar dari limbah
pecahan beton ringan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menganalisis mutu beton dari
agregat kasar limbah pecah beton ringan
dengan cara menguji karakteristik beton yakni
nilai kuat tekan rata-rata.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka
penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Material yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari agregat kasar (limbah pecahan
beton padat) dan agregat halus (pasir) yang
berasal dari daerah muntilan, limbah pecah
beton padat yang berasal dari lab Bahan
Bangunan Politeknik Negeri Semarang dan
air yang digunakan adalah air yang berasal
dari Lab Bahan Bangunan, Politeknik Negeri
Semarang.
2. Kuat tekan rata-rata yang disyaratkan pada
penelitian ini adalah fcm = 25 Mpa.
3. Pengujian kuat tekan rata-rata dilakukan pada
benda uji berupa silinder beton dengan
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm sebanyak 5
buah dengan menggunakan pecahan beton
padat sebagai penggati agregat kasar.
4. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada
umur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari, sedangkan
pengujian
modulus
elastisitas
beton
dilakukan pada umur 28 hari.
5. Standar pengujian pada penelitian ini mengacu
pada ASTM (American Society for Testing
and Materials).

2.
3.
4.
5.

Pasir yang digunakan adalah pasir yang


berasal dari muntilan.
Batu Pecah yang digunakan adalah berasal
dari tempat sekitar.
Pecahan beton padat sisa sample uji beton
dari Lab Politeknik Negeri Semarang.
Air yang digunakan adalah air PAM.

PROGRAM EXPERIMENTAL
Materials
Sebelum dilakukan pembuatan benda uji
beton,
dilakukan
pengujian
terhadap
karakteristik agregat halus dan kasar.Untuk
sifat-sifat semen Portland tidak dilakukan
pengujian karena digunakan semen yang
memenuhi SNI.
Pemeriksaan karakterisrik agregat
yang dilakukan dalam penelitian ini
berdasarkan ASTM yang digunakan
meliputi :
1.

2.

2.

Teori dan Metode


Alat-alat yang digunakan untuk pengujian
karakteristik antara lain : oven, timbangan
gelas ukur 1000 ml, piknometer, tabel warna
(organic plate), talam, satu set saringan, mesin
Los Angeles dan bola-bola baja, ember, timba,
dan selang air. Sedangkan untuk pengujian
benda uji digunakan alat-alat antara lain :
Compression Testing Machine kapasitas 1500
kN, bak perendam, satu set alat uji
slump,capping set, cetakan benda uji silinder
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, penggaris,
dan timbangan.
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Semen yang digunakan adalah semen
Portland.

Pengujian agregat halus meliputi :


pemeriksaan
analisa
saringan
berdasarkan
ASTM
C136-01,
pemeriksaan berat jenis dan penyerapan
berdasarkan
ASTM
C128-01,
pemeriksaan berat volume berdasarkan
ASTM C 29M-97, pemeriksaan kadar
air berdasarkan ASTM C566-97,
pemeriksaan kadar lumpur berdasarkan
ASTM 117-95, serta pemeriksaan kadar
organik berdasarkan ASTM C40-99.
Pengujian agregat kasar meliputi :
pemeriksaan
analisa
saringan
berdasarkan
ASTM
C136-01,
pemeriksaan berat jenis dan penyerapan
berdasarkan
ASTM
C127-01,
pemeriksaan berat volume berdasarkan
ASTM C29M-97, pemeriksaan kadar air
berdasarkan
ASTM
C566-97,
pemeriksaan kadar lumpur berdasarkan
ASTM C117-95, serta pemeriksaan
abrasi/keausan berdasarkan ASTM
C131-03.
Mix Design
Pada penelitian ini, untuk
menentukan komposisi mix design
mengacu pada SNI 03-2834-1993.
Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas
Prosedur pelaksanaan pengujian
kuat tekan terdiri dari beberapa tahapan
yaitu :

1.

Pengujian kuat tekan dilakukan dengan


menggunakan Compression Testing
Machine dengan kapasitas 1500 kN,

2.

3.

4.
5.

pengujian ini dilakukan berdasarkan


SNI. Sampel beton berbentuk silinder
dengan diameter 15 cm dan tinggi 30
cm yang telah mencapai umur uji
diangkat dari bak perendaman setelah
itu diamkan beberapa saat hingga
sampel beton mencapai kondisi SSD.
Setelah sampel beton mencapai kondisi
SSD, timbang sampel beton tersebut lalu
lakukan proses capping pada bagian atas
beton dengan menggunakan belerang yang
telah dipanaskan hingga mencair lalu
dituangkan ke plat cetakan, setelah itu
bagian atas dari sampel beton dibalik dan
diletakkan tegak lurus pada pelat cetakan
dan diamkan untuk beberapa menit hingga
menghasilkan capping yang sempurna lalu
lepaskan sampel beton dari cetakan.
Pasang alat pengujian modulus elastisitas
pada sampel beton dan stel alat tersebut
hingga dapat bekerja dengan baik khusus
untuk pengujian 28 hari.
Letakkan benda uji pada Compression
Testing Machine secara sentries.
Jalankan mesin penekan dengan beban
yang konstan. Pembacaan dial vertikal
untuk mendapatkan deformasi beton

6.

dilakukan setiap kenaikan 50 kN.


Pembebanan dilakukan hingga benda uji
hancur dan beban maksimum yang terjadi
dicatat untuk mendapatkan mutu beton dari
benda uji.

Dalam melakukan pengujian ini dapat


diperoleh beberapa hasil yaitu kuat tekan beton
dan modulus elastisitas dari beton yang rumusrumusnya diberikan sebagai berikut :

'

f c i=

P
A

(1)
Dimana :
fci = kuat tekan beton dengan benda uji
silinder yang ke i (N/mm2)

E=( 2 1 )/( 2 1 )
(2)
Dimana :
E = modulus elastisitas beton (MPa).
2 = tegangan pada saat mencapai 40%
dari beban maksimum (MPa).
1 = tegangan saat regangan longitudinal
(1) sebesar 0,00005 (MPa).
1 = regangan
longitudinal
dihasilkan oleh tegangan 1.

yang

2 = regangan
longitudinal
dihasilkan oleh tegangan 2.

yang

Pengujian kuat tekan dan modulus


elastisitas ini bertujuan untuk menentukan
mutu beton yang disyaratkan dari sampel beton
pada umur 28 hari. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan sampel berbentuk
silinder yang berukuran 15 cm x 30 cm
sebanyak 5 buah.
3.
4.
5.

Hasil dan Pembahasan


Kesimpulan
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada ketua Laboratorium Teknik
Sipil atas ijin untuk menggunakan
laboratorium bahan sebagai tempat untuk
melaksanakan penelitian dan tim
Laboratorium Bahan Teknik Sipil Polines
atas bantuan yang telah diberikan.

Daftar Pustaka

Ulvah, Sri dan Andi. 2012. Kajian


Eksperimental kuat Tekan Beton Yang
Menggunakan Limbah Pecah Beton
Ringan Sebagai Pengganti Agregat
Kasar.

Jurnal

Penelitian

Jurusan

P = gaya tekan aksial (Newton, N)

Teknik

Sipil

Fakultas

Teknik

A = luas penampang melintang benda uji


(mm2) .

Universitas

Modulus Elastisitas
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
sesuai standar SNI 03-4169-1996 memberikan
rumus sebagai berikut :

Hasanuddin.

http://repository.unhas.ac.id/ha
ndle/123456789/2962.
Aryanti, Riza dan Mirani, Zulfira.
2008. Pengujian Lentur Balok Beton
3

Bertulang

Dengan

Menggunakan

Anwar, Syed Farrukh dan Mohd Wasee

Modifikasi Alat Uji Tekan. Jurnal

Ahmed. 2015. Experimental Study On

Ilmiah Poli Rekayasa/ Vol. 3, No. 2

Behavior Of Ternary Bleded Crimped

2008.

Steel Fiber Reinforced Concrete Beam

Karwur, Yohanes Handy dkk. 2013.


Kuat Tekan Beton Dengan Bahan
Tambah

Serbuk

Kaca

Sebagai

Substitusi Parsial Semen. Jurnal Sipil

In Shear. International Journal Of


Engineering

Scieces

&

Research

Technology (IJESRT) / Vol. 4 No. 8 2015.

Statik / Vol.1 No.4 - 2013.

Anda mungkin juga menyukai