Anda di halaman 1dari 2

Rendra Agusta

S701508014
Lorin: Sejarah dan Kajian Budaya

Dalam tulisan yang disampaikan pada konferensi Illinois tahun 1991 yang memicu
menyebarnya kajian budaya di Amerika Serikat. Carolyn Steedman menempatkan diri sebagai
sejarawan, dalam hal ini terdapat serangkaian pertanyaan penting. Antara lain bagaimana
hubungan sejarah adalah kajian budaya? Jika sejarah terkait, apa metode sejarah itu akan
digunakan? Bisakah memperhitungkan tidak hanya dari teks (yaitu, menulis, seperti novel,
dianggap "mewakili" eksternal, realitas sejarah) tetapi dokumen (bahan-bahan arsip, konstitutif
sejarah)? Apakah kajian budaya baik di bidang politik, ekonomi, sejarah sosial masa lalu dengan
menghapus transformasi bahannya itu penting?
Kajian budaya berbasis sejarah juga merepresentasikan realitas masyarakat terutama
representasi terhadap permasalahan kekinian. Kajian budaya berkembang pada batas-batas dan
pertemuan berbagai jenis wacana yang telah dilembagakan dalam berbagai bidang disiplin ilmu,
terutama dalam ilmu sejarah, linguistik, susastra, antropologi, dan sosiologi. Tujuannya adalah
untuk mengetahui bagaimana kebudayaan (produksi sosial makna dan kesadaran) dapat
dijelaskan dalam dirinya sendiri dan dalam hubungannya dengan berbagai bidang ilmu lainnya
seperti ekonomi (produksi dan konsumsi) dan politik (relasi sosial dan kekuaaan). Dalam hal ini
kajian budaya berupaya merepresentasikan masyarakat secara multidimensi, dengan demikian
dapat memperjelas dan mem-perkaya pemahaman terhadap suatu permasalahan yang dikaji.
Sumbangan kedua dari kajian budaya adalah membangun sebuah kerangka kerja yang
berusaha menempatkan dan menemukan kembali kebudayaan dari kelompok-kelompok
masyarakat yang sering termarjinalkan atau sering diabaikan, yang kemudian dikenal dengan
subaltern.
Demikian pula halnya dalam kaitannya dengan konstruksi identitas nasional kajian
budaya telah menawarkan beberapa hal yang harus dijelaskan seperti pema-haman terhadap
dunia sehari-hari sebagai bagian dari budaya yang penting di-perhatikan. Dunia sehari-hari
adalah suatu wacana yang biasa dilakukan, dirasakan, dibicarakan, dilihat dan didengar dalam
kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. Hal ini yang disebut oleh Melani Budianta sebagai
acuan/wacana yang beredar di masyarakat.
Oleh karena, wacana yang beredar di masyarakat maka budaya yang harus diperhatikan
dalam kajian budaya bukan saja budaya yang bersifat adiluhung. Akan tetapi, juga budaya
populer dan budaya sebagai keseluruhan cara hidup (way of life) suatu masyarakat.

Suatu hal terpenting bagi pendekatan yang memandang budaya sebagai kegiatan sehari-hari
adalah pemahaman tentang konstruksi sosial atas realita. Dalam perspektif ini realitas dipahami
dan diabaikan, dibicarakan dan dilupakan, dihidupkan atau dimatikan, dikelola atau dirusak,
dimanfaatkan atau dibuang, berdasarkan sistem konstruksi yang beredar di masyarakat. Jadi,
sesuatu selalu berubah-ubah, baik disebabkan oleh keterbukaan maupun dari interaksi berbagai
arah.
Dalam hal identitas budaya proses perubahan juga harus dikaitkan dengan globalisasi.
Harus diperhatikan pula dampak-dampak yang disebabkan oleh globali-sasi terhadap identitas
kebudayaan.
Sejarah yang ditulis adalah cerita yang bisa dikatakan hanya dengan pemahaman implisit
bahwa hal-hal yang tidak lebih, yang cerita ini tidak selesai, tidak pernah selesai, untuk beberapa
item baru informasi dapat judul yang telah ada. Kajian budaya di Inggris telah berpotongan
dengan pertanyaan-pertanyaan budaya yaitu konsep budaya, sejarah, dan waktu.
Jika sejarah dalam studi budaya untuk ditulis, maka akan melibatkan mempertimbangkan
pemahaman di berbagai kembali. Kseimpulannya, sejarah memberikan sumbangan yang besar
terhadap kajian budaya, terutama dan memandang konteks dan narasi sejarah perkembangan
kebudayaan manusia yang tak lepas dari sejarah.

Anda mungkin juga menyukai