Anda di halaman 1dari 25

SKRINING ANTENATAL

PADA
IBU HAMIL

DESSY LUTFIASARI

PENDAHULUAN

Kehamilan dan persalinan merupakan proses alami


Bukannya tanpa resiko
Pada persalinan tiap ibu hamil akan menghadapi
kegawatan baik ringan atau berat yang dapat memberikan
bahaya terjadinya kematian atau kesakitan bagi ibu dan
atau bayi.

STRATEGI
PENDEKATAN
RESIKO
Dalam obstetric modern
terdapat pengertian POTENSI
RESIKO
suatu kehamilan dan persalinan selalu dapat menyebabkan
kemungkinan adanya resiko rendah maupun resiko tinggi akan
terjadinya kematian.
Pendekatan resiko domulai dengan gagasan bahwa ukuran resiko
adalah gambaran adanya kebutuhan pelayanan yang lebih intensif,
dimana kebutuhan ini sebetulnya sudah ada sebelum kejadian yang
diramlkan itu terjadi.
Pada tahun 1978 oleh WHO dikembangkan konsep Risk Approach
Strategy For Maternal Child Health Care, dengan slogan {1} :
sometjing for all but more for those in need in proportion to
that need.
Artinya sesuatu untuk semuanya, tetapi lebih untuk yang
membutuhkan sesuai dengan kebutuhannya.
Pendekatan Resiko pada ibu Hamil merupakan strategi operasional
dalam upaya pencegahan terhadap kemungkinan kesakitan atau
kematian melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi dengan
memberikan pelayanan yang lebih intensif kepada Resiko Ibu Hamil
denga cepat serta tepat, agar keadaan gawat ibu maupun bayi dapat
dicegah.

Resiko
Resiko adalah suatu ukuran statistic dari peluang atau kemungkinan
untuk terjadinyan suatu keadaan gawat yang tidak diinginkan
dikemudian hari, misalnya terjadinya kematian, kesakitan atau cacad
pada ibu dan bayinya.
Faktor Resiko
Faktor resiko adalah karasteristik atau kondisi pada seseorang atau
sekelompok ibu hamil yang dapat menyebabkan peluang atau
kemungkinan terjadinya kesakitan atau kematian pada ibu dan atau
bayinya.
Untuk itu dibutuhkan sekali kegiatan skrining adanya faktor resiko
pada semua ibu hamil sebagai kom ponen penting dalam perawtan
kehamilan

SKRINING/ DETEKSI DINI RESIKO


TINGGI IBU HAMIL BERBASIS
KELUARGA
DI MASYARAKAT
Pengenalan
adanya Resiko Tinggi Ibu
Hamil dilakukan melalui skrining/deteksi
dini adanya faktor resiko secara
pro/aktif pada semua ibu hamil
Sedini mungkin pada awal kehamilan
oleh petugas kesehatan atau
nonkesehatan yang terlatih di
masyarakat, misalnya ibu-ibu PKK,
Kader Karang Truna, ibu hamil sendiri,
suami atau keluarga.
Kegiatan skrining antenatal, melalui
kunjungan rumah }.

Skrining pertama dilakukan untuk


memisahkan kelompok ibu hamil tanpa
resiko dari kelompok dengan faktor resiko.
Resiko Tinggi Ibu hamil dengan faktor
resikonya dapat diamati dan ditemukan
sedini mungkin pada awal kehamilan pada
ibu hamil yang masih sehat dan merasa
sehat.
Kemudian pada setiap kontak dilakukan
skrining berulang, secara periodic berulang
6 kali selama kehamilan sampai hamil
genap enam bulan.

Tujuan Skrining Antenetal


Melakukan Deteksi dini Resiko Tinggi ibu hamil dengan macam
faktor resikonya.
Menemukan Ibu Resiko Tinggi dengan pengertian kemungkinan
terjadinya resiko kematian / kesakitan pada ibu dan atau bayinya.
Memberi penyuluhan dalam bentuk Komunikasi Informasi Edukasi
(KIE), mengenai kondisi ibu dan janin kepada ibu hamil, suami dam
keluarga, agar tahu, peduli dan patuh untukpersiapan mental, biaya
dan transportasi dalam pengambialan keputusan untuk
perencanaan tempat dan penolong munuju persalinan aman.
Membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan
cara memberi informasi, adanya faktor resiko dan kelompok resiko
pada ibu hamil.
Menentukan pengambilan keputusan oleh ibu hamil dan
keluarganya.

BATASAN PENGISIAN SKRINING ANTENATAL


DETEKSI DINI IBU HAMIL RESIKO TINGGI
DENGAN MENGGUNAKAN KARTU SKOR POEDJI
ROCHJATI
Berupa kartu skor untuk
digunakan sebagai alat skrening
ANTENATAL berbasis keluarga
Menemukan faktor resiko
ibuhamil
Dilakukan upaya terpadu untuk
menghindari dan mencegah
kemungkinan terjadinya upaya
komplikasi obtetrik pada saat
persalinan dengan Kartu Skor
Poedji Rachjati

Manfaat KSPR
Menemukan faktor resiko
Bumil
Menentukan Kelompok
Resiko Bumil
Alat pencatat Kondisi Bumil

Fungsi
1. Melakukan skrining / deteksi dini Resiko Tinggi
Ibu Hamil
2. Memantau kondisi ibu dan janin selama
kehamilan
3. Mencatat dan melapor keadaan kehamilan,
persalinan, nifas
4. Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan
aman berencana
5. Validasi data mengenai perawatan ibu selama
kehamilan, persalinan,nifas dengan kondisi ibu
dan bayinya.

SISTIM SKOR
Sistim skor digunakan untuk lebih
memudahkan meneruskan aspek edukasinya
mengenai berat ringannya resiko kepada ibu
hamil, suami dan keluarga.
Skor dengan nilai 2,4 dan 8 merupakan
ukuran / bobot resiko dari tiap faktor resiko.
Sedangkan jumlah skor yang dibuat pada
setiap melakukan kontak merupakan
prakiraan besarnya resiko persalinan dengan
perencanaan pencegahan.

Cara pemberian skor


Skor awal X, sama untuk semua ibu hamil
Skor X+Y, nilai Y adalah skor dari faktor
resiko kel. I ditemukan pada kontak
pertama, misalnya bebas seksio atau
faktor resiko lain berasal dari kelompok
faktor resiko I, II, dan III
Jumlah skor tetap atau bertambah, bila
timbul faktor resiko lain, tetapi tidak
menjadi berkurang

Skor awal :2
Tiap faktor resiko
skornya 4
Bekas SC, letsu, let
li, APB,
PEB/Eklampsi
skornya 8

BATASAN FAKTOR RESIKO


PADA IBU HAMIL

KELOMPOK FR I/
Ada potensi resiko
1. Primi Muda : Terlalu Muda hamil pertama umur 16 tahun atau kurang
2. Primi Tua : a. Terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun atau lebih,b.
Terlalu lambat hamil, setelah kawin 4 tahun lebih
3. Primi Tua Sekunder: Terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih
4. Anak Terkecil : Terlau cepat punya anak lagi, kurang 2 tahun
<2 tahun
5. Grande Multi : Terlalu banyak punya anak 4 atau lebih
6. Umur 35 tahun : Terlalu tua, hamil umur 35 tahun atau lebih

7. Tinggi Badan 145 : Terlalu pendek pada


hamil pertama, kedua atau lebih belum
pernah melahirkan normal dengan bayi
cukp bulan dan hidup.
8. Pernah Gagal Kehamilan : Pernah gagal
pada kehamilan yang lalu Hamil yang
pertama gagal Hamil ketiga/ lebih
mengalami gagal 2 kali
9. Pernah Melahirkan dengan :
a)
b)
c)

Tarikan
Uri dikeluarkan oleh penolong dari dalam
rahim
Pernah diinfus/ transfuse pada pendarahan
post partum

10. Bekas Operasi Sesar : Pernah melahirkan


bayi dengan operasi sesar sebelum
kehamilan ini

KELOMPOK FR II/
Ada Resiko
11. Ibu Hamil Dengan Penyakit :
a)
b)
c)
d)
e)

Anemia : Pucat, lemas badan lekas lelah


Malaria : Panas Tinggi, Menggigil keluar keringat, sakit kepala
Tuber Colosa Paru : Batuk lama tidak sembuh-sembuh, batuk darah badan
lemahlesu dan kurus
Payah Jantung : Sesak nafas, jantung berdebar, kaki bengkak
Penyakit lain : PSM

12. Preeklamsi Ringan : Bengkak tungkai dan tekanan darah tinggi


13. Hamil Kembar/ gemeli : Perut ibu sangat membesar, gerak anak terasa
di beberapa tempat
14. Kembar Air/ Hidramnion : Perut ibu sangat membesar, gerak anak tidak
begitu terasa, karena air ketuban terlalu banyak, biasanya anak kecil

15. Bayi mati dalam : Ibu hamil tidak


terasa gerakan anak lagi
kandungan
16. Hamil lebih bulan (Serotinus) :
Ibu hamil 9 bulan dan lebih 2
munggu belum melahirkan.
17. Letak Sungsang : di atas perut :
kepala bayi ada diatas dalam
rahim
18. Letak Lintang : Disamping perut :
kepala bayi didalam rahim
terletak disebelah kanan atau kiri

KELOMPOK FR. III/


Ada Gawat Darurat
19. Perdarahan sbl bayi lahir : Mengeluarkan pada waktu hamil,
sebelum kelahiran bayi
20. Preeklamsia Berat/Eklamsia : Pada hamil 6 bulan lebih : sakit
kepala, atau pusing, bengkak tungkai/ ditambah dengan terjadi
kejang-kejang

Penyuluhan Dalam Bentuk


Komunikasi Informasi dan Edukasi
Penyuluhan dalam bentuk Komunikasi Informasi
dan Edukasi (KIE) merupakan kegiatan yang tidak
terpisahkan dari kegiatan skrining.
Penyuluhan tentang adanya faktor resiko dengan
kemungkinan bahaya kesakitan / kematian ibu
segera diberikan kepada ibu hamil, suami dan
keluarga, agar meraka sadar peduli patuh dan
bergerak untuk periksa antenatal dan bila perlu
rujukan kehamilan, kemudian persiapan dan
perencanaan persalinan aman.

Jumlah skor pada tiap kontak menjadi


pedoman penyuluhan kepada ibu hamil,
suami, keluarga.
Jumlah skor akan memudahkan pemberian
KIE mengenai bobot resiko yang dihadapi
ibu hamil dan adanya kebutuhan
persalinan aman dengan tempat dan
penolong yang sesuai.

Penyuluhan Persalinan A
man/ Rujukan Terencana

Penekanan KIE mengenai persalinan pada kehamilan


trimester III perlu di tingkatkan mengingat persalinan
baik pada KRR, KRT, KRST mempunyai kemungkinan
mengalami komplikasi Obstetrik dengan resiko
terjadinya 5-K (kematian, kesakitan, kecacatan,
ketidak-puasan dan ketidak nyamanan)
Perilaku ibu hamil/ suami/ keluarga adalah salah satu
penentu utama keberhasilan aman/ rujukan terencana

PEMBERDAYAAN IBU HAMIL,


SUAMI DAN KELUARGA
Upaya pencegahan kematian ibu dapat dimuali dari upaya
asuhan kesehatan ibu hamil didalam keluarga.
Ibu hamil sebagai salah satu anggota inti dalam keluarga
mempunyai saat yang paling kritis dalam kehidupannya
yaitu masa persalinan.
Setiap kontak pada saat melakukan skrining dibicarakan
dengan ibu hamil, suami, keluarga tentang tempat dan
penolong untuk persalinan aman.
Pengambilan keputusan dapat dilakukan dalam keluarga
untuk persiapan mental dan perencanaan untuk biaya,
transportasi telah mulai dolakukan jauh sebelum
persalinan menuju kepatuhan untuk Rujukan Dini
Berencana/ Rujukan In Utero dan Rujukan Tepat Waktu.

Peranan Kader Petugas atau


Petugas Kesehatan
Menggerakkan perawatan ANTENATAL, sehingga membantu ibu
hamil dan keluarganya dalam proses pengambilan keputusan dengan
memberi informasi yang seluas-luasnya tentang faktor resiko,
kemungkinan terjadinya komplikasi kehamilannya, persalinannya,
sarana tempat rujukan dan penolong yang sesuai dengan kondisi ibu
hamil :
Pemeriksaan ibu hamil sedini mungkin dan teratur selama masa kehamilan 4x
(5 T)
Makan empat sehat lima sempurna dengan porsi cukup / gizi seimbang
Merawat payudara untuk persiapan pemberian ASI
Menjaga kebersihan diri dengan cukup istirahat

Segera ke Bidan / puskesmas / RS apabila :


Badan panas lebih dari dua hari
Perdaraha melalui vagina
Keluar ketuban melalui vagina
Sakit kepala terus menerus
Batuk campur darah
Kejang-kejang
Gerakan janin tidak terasa
Bengkak berat pada kaki dan tangan
Rencanakan persalinan aman sesuai kondisi ibu (tempat, penolong,
biaya, tranportasi) ketenaga kesehatan yang professional
Keluarga segera memanggil penolong atau menuju Rumah Sakit bila
ada tanda-tanda akan melahirkan
Suami keluarga memberikan dukungan Peran kader kesehatan
memberikan dukungan dalam pengampingan

Anda mungkin juga menyukai