Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

ANALISIS DAN HASIL PENGUKURAN

4.1

Hasil Pengukuran

4.1.1

Kondisi Logika yang Diterima dari Driver Motor Steper Saat Putar Kiri
Data hasil pengukuran rangkaian Driver Motor steper pada Port B0B3 pada saat

putaran ke kiri. Port B pada mikrokontroler AT mega 8535 gunanya untuk menggerakan Driver
Motor.
Pada saat hanya menggunakan Port B0B3 karena driver motor yang digunakan Motor
Steper polar yang memiliki 5 Kaki. Nilai yang didapat ialah 0 pada saat tidak bergerak atau tidak
adanya tegangan yang masuk dan 1 pada saat bergerak atau adanya tegangan yang masuk.
Tabel 4.1 Kondisi Logika yang Diterima dari Driver Motor Steper putar kiri

Port B.0-3
Ke-1
Ke-2
Ke-3
Ke-4
4.1.2

B.3
0
0
0
1

B.2
0
0
1
0

B.1
0
1
0
0

B.0
1
0
0
0

Kondisi Logika yang Diterima dari Driver Motor Steper Saat Putar Kiri
Data hasil pengukuran rangkaian Driver Motor steper pada Port B0B3 pada saat

putaran ke kanan. Port B pada mikrokontroler AT mega 8535 gunanya untuk menggerakan
Driver Motor.
Pada saat hanya menggunakan Port B0B3 karena driver motor yang digunakan Motor
Steper polar yang memiliki 5 Kaki. Nilai yang didapat ialah 0 pada saat tidak bergerak atau tidak
adanya tegangan yang masuk dan 1 pada saat bergerak atau adanya tegangan yang masuk.

Tabel 4.2 Kondisi Logika yang Diterima dari Driver Motor Steper putar kanan

Port B.0-3
Ke-1

B.3
1

B.2
0

B.1
0

B.0
0

Ke-2
Ke-3
Ke-4
4.1.3

0
0
0

1
0
0

0
1
0

0
0
1

Hasil Pengukuran dari Kondisi Nyala LED yang Berbeda dengan Kelipatan 10
Hasil rangkaian pada pengukuran rangkaian decoder 4 to 16 (4513 dan 4515) pada A.0

A.7. untuk menyala LED membutuhkan rangkaian decoder untuk membantu menyuplai pada
beberapa LED. Perimetri memiliki 130 LED yang tidak memungkinkan untuk langsung berada
pada rangkaian Mikrokontroler AT Mega 8535. Nilai yang didapat ialah 0 pada saat tidak
bergerak atau tidak adanya tegangan yang masuk dan 1 pada saat bergerak atau adanya tegangan
yang masuk.
Table 4.3 Hasil Pengukuran dari Kondisi Nyala LED yang Berbeda dengan Kelipatan 10
Port A.0-A.7
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130

4.1.4

A.7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1

A.6
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0

A.5
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0

A.4
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0

A.3
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0

A.2
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0

A.1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0

A.0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Tegangan yang dikeluarkan oleh Limit Switch dan Push Button

Data hasil pengukuran pada rangkaian Limit Switch dan Push Button pada Port C.0 dan C.1.

Table 4.4 Tegangan yang dikeluarkan oleh Limit Switch dan Push Button

Kondisi
Sebelum di tekan
Sesudah ditekan

Port C.0
5 Volt
0 Volt

Port C.1
5 Volt
0 Volt

4.1.5

Pengukuran Sudut 15 derajat pada 15x Pengukuran

Pada motor stepper gerakan dapat dikendalikan per step sesuai dengan kombinasi digital
pada input. Motor steper dapat berputar per step dengan kemampuan 0.9 sampai 1.8 tergantung
karakteristik dari motor steper itu sendiri.

Pada pesawat perimetri ini, motor steper yang

digunakan mempunyai kemampuan berputar 1.8/ step dengan catu daya 6.5 Volt. Untuk
mendapatkan hasil yang sempurna dalam pemeriksaan, maka sudut yang dibentuk oleh motor
steper harus tepat 15o seitan 1x pergeseran.
Sudut dibentuk
15o

= derajat tiap step motor x banyaknya step


= 1.8o x banyaknya step

Banyaknya step

= 15o/ 1.8o

Banyaknya step

= 8.333 step

Dari hasil pengukuran diatas, maka pergerakan motor steper tiap 15 o dapat dihasilkan dengan
8X step, sehingga untuk memposisikan plat besi agar dapat membentuk 15o , maka dibutuhkan
(32-34) X step.
Gear Motor

= Step Motor

Gear Plat Besi

Step Plat Besi

8
Step Plat Besi

Step Plat Besi

=4x8

Step Plat Besi

= 32 Step

Pergerakan motor stepper tiap 15o dapat dihasilkan dengan 8x step. Jadi untuk membentuk
sudut tiap 15o, maka motor stepper harus berputar 32 step
Table 4.5 Pengukuran Sudut 15 derajat pada 15x Pengukuran
Sudut
15o

1
15.
2o

2
14.8o

3
15o

4
15.2o

5
15.2o

6
14.8o

7
14.8o

8
15o

9
15o

10
14.8o

11
14.8o

12
14.8o

13
14.8o

14
14.8o

15
14.8o

Dari data di atas maka dapat dihitung nilai rata rata untuk masing masing sudut sebagai
berikut:
Besar sudut rata-rata untuk 15 kali percobaan = 223,8o/15 = 14.92o
Besar sudut yang seharusnya dihasilkan = 15o
Koreksi

= 15 o 14,92 o = 0,08o

Df (%)

= (0,08 o / 15 o) x 100%= 0,53%

SD

=(0,08)2 = 0,02
(15-1)

KP

= 0,02 =0,005
15

4.1.6

Penyajian Sudut Mata Normal


Data sudut mata normal pada pengukuran perimetri. Ditentukan dari tiap sudut mulai dari

0 -165

Table 4.6 Penyajian Sudut Mata Normal


Sudut
Mata Kanan
0o
11 dan 44
15 o
17 dan 52
30 o
27 dan 53
45 o
38 dan 52
60 o
45 dan 46
75 o
51 dan 43
90 o
53 dan 37
105 o
49 dan 28
120 o
42 dan 19
135 o
37 dan 10
150 o
37 dan 4
165o
39 dan 7

4.2

Mata Kiri
45 dan 11
52 dan 18
53 dan 26
52 dan 37
46 dan 43
44 dan 49
37 dan 53
28 dan 49
20 dan 42
11 dan 37
4 dan 38
7 dan 39

Hasil Pemerikasaan Dengan Pasien


Dari hasil pemerikasaan yang dilakukan penulis terhadap beberapa pasien

didapatkan grafik hasil pemerikasaan yang telah dapat dicetak pada kertas A5 yaitu

Gambar 4.1 Hasil Pemerikasaan Dengan Pasien

4.2.1 Pemeriksaan Pasien


4.2.1.1 Pemeriksaan Pasien pada Mata Kiri

Gambar 4.2 Hasil Pemeriksaan Pasien Mata Kiri

Mata Kiri
Nama : Arista Fitri
Tempat/ Tanggal Lahir : Tuban 13 Febuari 1985
Jenis Kelamin : P
Penguji : Andry Hermansyah

4.2.1.2 Pemeriksaan Pasien pada Mata Kanan

Gambar 4.3 Hasil Pemeriksaan Pasien Mata Kanan

Mata Kanan
Nama : Arista Fitri
Tempat/ Tanggal Lahir : Tuban 13 Febuari 1985
Jenis Kelamin : P
Penguji : Andry Hermansyah

Anda mungkin juga menyukai