PENDAHULUAN
Karsinoma
prostat
merupakan
karsinoma
tersering
pada
laki-laki,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI PROSTAT
Prostat merupakan organ yang terdiri atas jaringan fibromuskular dan
glandular yangterletaktepatdibawahleherkandungkemihlakilaki.Kelenjarini
mengelilingi
Vaskularisasi pada prostat berasal dari arteri dan vena. Arteri vesikal
inferior, arteri pudendal interna, dan arteri hemoroid menyuplai darah ke prostat.
Sedangkan vena dari prostat akan berlanjut ke pleksus periprostatik yang
terhubung dengan vena dorsal dalam dari penis dan vena iliaka interna.3
Persarafan pada prostat didapat dari inervasi simpatis dan parasimpatis dari
pleksus prostatikus. Pleksus prostatikus menerima masukan serabut simpatis dari
nervus hipogastrikus (T10-L2) dan parasimpatis dari korda spinalis (S2-4).
Stimulasi simpatis menyebabkan pengeluaran cairan prostat ke uretra posterior
seperti saat ejakulasi, sedangkan rangsangan parasimpatis meningkatkan sekresi
kelenjar pada epitel prostat.3
Kelenjar prostat mengeluarkan cairan basa yang menyerupai susu untuk
menetralisir keasaman vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas
sperma yang optimum pada pH 6,0 sampai 6,5. Cairan ini dialirkan melalui
duktus sekretorius dan bermuara di uretra posterior untuk kemudian dikeluarkan
bersama cairan semen yang lain pada saat ejakulasi. Volume cairan prostat
merupakan 25% dari seluruh volume ejakulat.2
HISTOLOGI PROSTAT
lebih dominan otot polos bercampur dengan serabut-serabut dari leher kandung
Prostat merupakan suatu kumpulan kelanjar yang terdiri dari 30 - 50
kelenjar tubuloalveolar, dibentuk dari epitel bertingkat silindris atau kuboid yang
bercabang. Duktusnya bermuara ke dalam uretra pars prostatika, menembus
prostat. Mc Neal (1976) membagi kelenjar prostat dalam beberapa zona, antara
lain, zona perifer, zona sentral, zona transisional, dan
zona fibromuskuler
anterior. Zona perifer terdiri dari seluruh jaringan kelenjar prostat pada bagian
apeks dan bagian posterior dekat kapsul. Pada zona ini lebih sering dijumpai
1:100
dengan
Gambar 2. Zona prostat (Mc Neal)
yang
berperan
dalam regenerasi sel-sel epitel luminal dan sel-sel basal, mungkin juga sel-sel
neuroendokrin.2
BAB III
KARSINOMA PROSTAT
DEFINISI
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat,
sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Kanker prostat dapat didefinisikan
saat telah berkembangnya sel abnormal pada kelenjar prostat yang bermutasi dan
tumbuh lebih cepat dari seharusnya, membentuk tumor malignan atau ganas.
Kebanyakan dari kanker prostat tumbuh lebih lambat dibandingkan jenis kanker
lainnya. Kanker prostat stadium awal diartikan ketika sel kanker sudah
berkembang namun belum mencapai ke luar bagian prostat. Kanker prostat dapat
menyebar atau bermetastasis ke bagian tubuh lain, seperti kandung kemih, tulang,
dan kelenjar limfe. Jika sudah mencapai hal ini, dapat dikatakan kanker prostat
stadium lanjut.4,5
Bentuk keganasan prostat yang tersering adalah Adenokarsinoma prostat,
bentuk lain yang jarang adalah: sarkoma (0,1-0,2%), karsinoma sel transisional
(1-4%), karsinoma sel kecil, dan tumor neuroendokrin, tetapi tipe-tipe ini sangat
jarang. Karena itu bila membicarakan kanker prostat hampir semua berkonotasi
sebagai Adenokarsinoma prostat.6
EPIDEMIOLOGI
Kanker prostat saat ini merupakan jenis keganasan non-kulit yang terbanyak
di negara barat atau keganasan tersering keempat pada pria di seluruh dunia
setelah kanker kulit, paru dan usus besar. Karsinoma prostat merupakan
karsinoma tersering pada laki-laki, menempati peringkat kedua sebagai penyebab
kematian terkait karsinoma pada 80% laki-laki berusia lebih dari 50 tahun, setelah
karsinoma paru-paru. Insidens tersering ditemukan pada usia lebih dari 60 tahun
dan jarang ditemukan pada usia kurang dari 40 tahun. 7
Jumlah kanker prostat sangat bervariasi di dunia. Namun jarang terjadi di
Asia Timur dan Selatan. Sering terjadi di Eropa dan Amerika Serikat. Menurut
American Cancer Society, kanker prostat paling jarang di pria Asia dan paling
sering terjadi di orang hitam, dan orang Eropa. Prevalensi kanker prostat di
Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 0,2% atau diperkirakan sebanyak 25.012
penderita. Stadium terbanyak yang ditemukan adalah stadium 4 berjumlah 490
penderita (50.5%), berturut-turut stadium 1; 83 (8.5%), 2; 271 (27.9%) dan 3; 28
(2.9%).7,8
FAKTOR RESIKO
Sampai sekarang penyebab karsinoma prostat masih belum diketahui, akan
tetapi dari pengamatan klinis dan eksperimental beberapa faktor diduga sebagai
cancer 1 (HPC1) dan gen predisposing for cancer of the prostate (PCAP) terdapat
pada kromosom 1 sedang gen human prostate cancer pada kromosom X. Sebagai
tambahan, studi genetik menduga adanya suatu predisposisi keluarga yang kuat
pada 5-10% kasus kanker prostat. Laki-laki dengan riwayat keluarga kanker
prostat memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mendapat kanker prostat.7,9
Diet
Diet yang banyak mengandung lemak, susu yang berasal dari binatang,
daging merah hati diduga meningkatkan kejadian kanker prostat. Beberapa nutrisi
diduga dapat menurunkan insiden
Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik dengan resiko kanker prostat memiliki hubungan yang
lemah dan tidak signifikan. Dari komponen-komponen sindrom metabolik seperti,
BMI, dyslipidemia, trigliserid tinggi, HDL rendah, hanya hipertensi dan lingkar
perut
10
sepertigonorrheadanklamidiamungkinmeningkatkanresikoterjadinyakanker
prostat,dikarenakanpenyakitinfeksitersebutmenyebabkaninflamasipadaprostat
yangdapatmeningkatkanresikoterjadinyakankerprostat.Sejauhinistuditerebut
belum mendapatkan kesimpulan yang pasti dan masih dalam penelitian lebih
lanjut.7,8
ETIOLOGI
Penyebab pasti dari kanker prostat tidak diketahui. Namun, faktor resiko
seperti yang tertulis diatas dapat menyebabkan resiko terjadinya perubahan pada
sel-sel prostat menjadi sel kanker.
Pada dasarnya, kanker prostat disebabkan oleh karena terjadinya
perubahan DNA pada sel prostat. Terdapat berbagai macam gen pada tubuh
manusia. Gen tertentu membantu sel dalam tubuh berkembang, membelah dan
tetap hidup, gen tersebut disebut onkogen. Sedangkan gen yang berperan dalam
memperlambat pembelahan sel, memperbaiki kerusakan pada DNA dan
menyebabkan sel mati dalam waktu yang tepat disebut tumor suppressor genes.
Kanker dapat disebabkan karena terjadinya perubahan atau mutasi pada
DNA yang mengaktifkan onkogen dan hilangnya fungsi tumor suppressor genes
di luar kendali.PerubahanDNAinidapatditurunkanmelaluiorangtuamaupun
didapatdarihalhalselamamasahidupseseorang.5,8
PATOLOGI
Prostatic intraepithelial neoplasia (PIN)
Prostatic intraepithelial neoplasia (PIN)
11
Adenokarsinoma Prostat
Lebih.dari 95 % kanker prostat bersifat adenokarsinoma. Selebihnya
didominasi transisional sel karsinoma. Penelitian menunjukkan bahwa 60 - 70%
kasus kanker prostat terjadi pada zona perifer sehingga dapat diraba sebagai nodul
nodul keras irregular. Fenomena ini nyata pada saat pemeriksaan rectum dengan
jari (Digital Rectal Examination). Nodul nodul ini memperkecil kemungkinan
terjadinya obstruksi saluran kemih atau uretra yang berjalan tepat di tengah
prostat. Sebanyak 10 20 % kanker prostat terjadi pada zona transisional, dan 5
10 % terjadi pada zona sentral.8
GEJALA KLINIS
Penderita adenokarsinoma prostat menunjukkan gejala lokal seperti retensi
urin (20-25%), nyeri pinggang dan tungkai (20-40%), hematuria (10- 15%), sering
miksi (38%), penurunan aliran urin (23%). Akan tetapi 47% pasien tidak
menunjukkan gejala klinis, sehingga pasien mungkin didiagnosa dengan
adenokarsinoma prostat stadium lanjut tanpa adanya gejala. Selain gejala lokal,
dapat dijumpai gejala-gejala metastasis, seperti penurunan berat badan,
kehilangan nafsu makan, nyeri pada tulang dengan atau tanpa fraktur patologis,
nyeri dan bengkak pada tungkai bawah, gejala uremik dapat muncul akibat
obstruksi uretra dan retroperitoneal adenopathy.1,2
Oleh karena adenokarsinoma prostat muncul pada zona perifer, maka
keganasan ini sering bertahan dengan baik sebelum pasien mengeluh kesulitan
miksi akibat obstruksi uretra dan beberapa di antaranya tetap tersembunyi bahkan
sampai sudah metastasis jauh. 2
Adenokarsinoma prostat dapat dibagi atas tiga kategori berdasarkan
sifatnya: 1) invasive prostatic carcinoma (secara klinis telah dijumpai invasi lokal
dan metastasis), 2) latent prostatic carcinoma (secara insidentil dijumpai pada
kelenjar prostat dewasa yang menetap untuk jangka waktu yang lama), 3) occult
carcinoma (secara klinis tidak dijumpai pada tempat primer, tetapi sudah ada
metastasis).
12
DIAGNOSIS
Pemeriksaan utama dalam menegakkan kanker prostat adalah anamnesis
perjalanan penyakit, pemeriksaan colok dubur, PSA serum serta ultrasonografi
transrektal/ transabdominal. Diagnosa pasti didapatkan dari hasil biopsi prostat
atau spesimen operasi berupa adenokarsinoma. Selain itu pemeriksaan
histopatologis akan menentukan derajat dan penyebaran tumor.8
Pemeriksaan colok dubur
Kebanyakan Kanker prostat terletak di zona perifer prostat dan dapat
dideteksi dengan colok dubur jika volumenya sudah > 0.2 ml. Jika terdapat
kecurigaan dari colok dubur berupa: nodul keras, asimetrik, berbenjol-benjol,
maka kecurigaan tersebut dapat menjadi indikasi biopsi prostat. Delapan belas
persen dari seluruh penderita Kanker prostat terdeteksi hanya dari colok dubur
saja, dibandingkan dengan kadar PSA. Penderita dengan kecurigaan pada colok
dubur dengan disertai kadar PSA > 2ng/ml mempunyai nilai prediksi 5-30%.
Prostate-specific antigen (PSA)
Pemeriksaan kadar PSA telah mengubah kriteria diagnosis dari Kanker
prostat. PSA adalah serine-kalikrein protease yang hampir seluruhnya diproduksi
oleh sel epitel prostat. Pada prakteknya PSA adalah organ spesifik namun bukan
kanker spesifik. Maka itu peningkatan kadar PSA juga dijumpai pada BPH,
prostatitis, dan keadaan non-maligna lainnya. Kadar PSA secara tunggal adalah
variabel yang paling bermakna dibandingkan colok dubur atau TRUS. Sampai
saat ini belum ada persetujuan mengenai nilai standar secara internasional. Kadar
PSA adalah parameter berkelanjutan semakin tinggi kadarnya, semakin tinggi pula
kecurigaan adanya Kanker prostat. Nilai baku PSA di Indonesia saat ini yang
dipakai adalah 4ng/ml.7,8
Transrectal ultrasonography (TRUS) dan biopi prostat
Gambaran klasik hipoekhoik adanya zona peripheral prostat tidak akan
selalu terlihat. Gray-scale dari TRUS tidak dapat mendeteksi area Kanker prostat
13
secara adekuat. Maka itu biopsi sistematis tidak perlu digantikan dengan biopsi
area yang dicurigai. Namun biopsi daerah yang dicurigai sebagai tambahan dapat
menjadi informasi yang berguna.
Sangat dianjurkan bila biopsi prostat dengan guided TRUS, tidak
mempunyai TRUS dapat dilakukan biopsi transrektal menggunakan jarum trucut
dengan bimbingan jari dapat diambil contoh jaringan pada area yang dicurigai
keganasan melalui biopsi aspirasi dengan jarum halus (BAJAH). Untuk
melakukan biopsi, lokasi untuk mengambil sampel harus diarahkan ke lateral.
Jumlah Core dianjurkan
dari daerah yang dicurigai pada colok dubur atau TRUS. Tingkat komplikasi
biopsi prostat rendah. Komplikasi minor termasuk makrohematuria dan
hematospermia. Infeksi berat setelah prosedur dilaporkan <1% kasus.2,8
CT scan dan MRI
CT scan diperiksa jika dicurigai adanya metastasis pada limfonudi (N), yaitu
pada pasien yang menunjukkan skor Gleason tinggi (> 7) atau kadar PSA tinggi.
Dibandingkan dengan USG
Bone scan
Pemeriksaan sintigrafi pada tulang dipergunakan untuk mencari metastasis
hematogen pada tulang. Meskipun pemeriksaan ini cukup sensitif, tetapi beberapa
kelainan tulang juga memberikan hasil positip palsu, antara lain artritis
degeneratif padsa tulang belakang, penyakit Paget, setelah sembuh dari cedera
patah tulang, atau adanya penyakit tulang yang lain. Karena itu dalam hal ini perlu
dikonfirmasikan dengan foto polos pada daerah yang dicurigai.5,7
KLASIFIKASI
Derajat keganasan
Derajat Adenokarsinoma prostat dengan sistem skor Gleason (modifikasi).
Skor Gleason adalah salah satu parameter yang memperkirakan adanya risiko
rekurensi setelah prostatektomi. Sistem skoring Gleason ini dinilai berdasarkan
14
15
T0
T1
Tumor yang tak dapat dipalpasi atau dilihat pada pemeriksaan pencitraan
16
T2
TATALAKSANA
Pengobatan Kanker prostat ditentukan berdasarkan beberapa faktor yaitu
17
18
BAB IV
KESIMPULAN
Karsinoma prostat merupakan penyakit keganasan tersering pada laki-laki
dan juga merupakan penyabab kematian akibat karsinoma terbanyak pada lakilaki usia diatas 60 tahun. Walaupun penyebab pasti kanker ini belum diketahui
tetapi banyak faktor yang diduga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker
prostat. Sebagian besar penderita karsinoma prostat tidak memiliki gejala
sehingga banyak pasien yang telat berobat atau baru ditemukan ketika sudah
meninggal. Namun sebenarnya kanker prostat ini dapat di deteksi lebih dini dan
dapat memiliki prognosis yang lebih baik jika terdeteksi dini dan mendapatkan
penanganan secepatnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
1.
20
21