NIM
: 240909313
PRODI/SEM
: MUAMALAT/IV
BAB 2
Fungsi,Wewenang dan Ketetapan Pemerintah
Pemerintah dalam arti sempit adalah organ/alat perlengkapan Negara yang diserahi tugas
pemerintahan atau melaksanakan undang-undang. Dalam pengetian ini pemerintah hanya
berfungsi sebagai badan eksekutif. Sedang arti luas pemerintah adalah semua badan yang
menyelenggarakan semua kekuasaan legislative dan yudikatif. Jadi, semua pemegang kekuasaan
Negara di dalam Negara (legislative, yudikatif dan eksekutif seperti teori Trias Politika dari
Montesquieu) adalah termasuk pemerintahan dalam artinya yang luas.
A. Fungsi Pemerintahan
a. Fungsi peraturan yang lazim dikenal sebagai fungsi regulasi dalam segala
bentuknya, dimaksudkan sebagai usaha untuk menciptakan kondisi yang tepat
sehingga menjadi kondusif bagi berlangsung aktifitas.
b. Fungsi pelayanan, akan membuahkan keadian dalam masyarakat.
c. Fungsi pemberdayaan akan mendorong kemandirian masyarakat
dan
ketetapan
suatu
pernyataan
kehendak,
kehendak
(wilsverklaring), ketetapan tidak boleh mengandung kekurangankekurangan yuridis (geen juridische gebreken in de wilsvorming) seperti
penipuan (bedrog), paksaan (dwang), atau suap (omkoping) serta
kesesatan (dwaling)
3. Ketetapan harus berdasarkan suatu keadaan (situasi) tertentu
4. Ketetapan harus dapat dilaksanakan dan tanpa melanggar peraturanperaturan lain, serta isi dan tujuan ketetapan itu harus sesuai dengan isi
dan tujuan peratutan dasarnya.
F. Kewenangan Pemerintah
Wewenang mengandung arti kemampuan untuk melakukan sesuatu tindakan
hukum public atau secara yuridis adalah kemampuan bertindak yang diberikan oleh
undang-undang yang berlaku untuk melakukan hubungan-hubungan hukum.
Kewenagan atau wewenang adalah suatu istilah yang biasa digunakan dalam
lapangan hukum public. Namun sesungguhnya terdapat perbedaan diantara keduanya.
Kewenangan adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari
kekuasaan yang diberikan oleh undang-undang atau legislatifdari kekuasaan eksekutif
atau administratif. Kerenanya,merupakan kekuasaan dari segolongan orang tertentu atau
kekuasaan terhadap suatu bidangpemerintahan atau urusan pemerintahan tertentuyang
bulat. Sedangkan wewenang hanya mengenai suatu onderdeel (bagian) tertentu saja
dari kewenangan.
a. Wewenang yang bersifat terikat
Wewenang yang bersifat terikat yakni wewenang yang sesuai dengan
aturan dasar yang menentukan waktu dan keadaan wewenang tersebut dapat
dilaksanakan, termasuk rumusan dasar yang mengatur secara rinci syarat-syarat
digunakannya wewenang, syarat tersebut mengikat bagi organ pemerintahan
ketika akan menjalankan wewenangnya dan mewejibkan sesuai dengan aturan
dasar dimaksud ketika wewenang dijalankan.
b. Wewenang bersifat fakultatif
Wewenang fukultatif yakni wewenang yang dimiliki oleh badan atau
pejabat administrasi, namun demikian tidak ada kewajiban atau keharusan
untuk menggunakan wewenang tersebut dan sedikit banyak masih ada pilihan
lain walaupun pilihan tersebut hanya dapat dilakukan dalam hal dan keadaan
tertentu berdasarkan aturan dasarnya.
c. Wewenang bersifat bebas
Tidak dapat bekerja cepat dan mengatur segala sesuatu pada tingkat yang rinci
2.
Adanya tuntutan dari para pelaksana untuk melayani kebutuhan dengan cepat
berdasarkan aturan-aturan hukum tertentu.
Dalam suatu struktur organisasi lembaga negara, umumnya yang terjadi adalah
pelimpahan wewenang.
Bentuk pelimpahan penandatanganan adalah :
1.
2.
3.
I. Perizinan
Dispensi ialah keputusan administrasi yang membebaskan suatu perbuatan dari
kekuasaan peraturan yang menolak perbuatan tersebut.
Konsensi merupakan suatu izin berhubungan dengan pekerjaan yang besar
dimana kepentingan umum berlibat erat sekali sehingga sebenarnya pekerjaan itu menjadi
tugas pemerintah, tetapi oleh pemerintah diberi hak penyelenggaraannya kepada
onsesionaris (pemegang izin) yang bukan pejabat pemerintah.
Sementara
lisensi
adalah
suatu
izin
yang
memberikan
hak
untuk
Bab 3
Hukum Kepegawaian
A. Pengertian
Hukum kepegawaian yang dipelajari dalam Hukum Administrasi Negara adalah
hukum yang berlaku bagi pegawai yang bekerja pada administrasi negara sebagai
pegawai negeri bukan pegawai yang bekerja di instansi swasta.
Pegawai negeri merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi
masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata. Oleh karena itu
pegawai negeri mempunyai peranan yang sangat penting sebagai roda pelayan negara.
Dimana tugas yang paling penting yang harus diketahui adalah melayani masyarakat
dalam bidang yang menjadi tanggungjawab nya.
Pengangkatan pegawai negeri bukanlah kontrak istimewa tetapi perbuatan hukum
yang besegi satu yang dilakukan pemerintah.
B. Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS
Dalam peraturan pemerintah No.9 Tahun 2003 tentang Wewenang pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian PNS telah diatur pejabat yang berwenang mengangkat,
memindahkan dan memberhentikan PNS.
Sementara itu, untuk pejabat Pembina kepegawaian pusat diberikan wewenang
untuk mengangkat, memindahkan dan memberhentikan PNS dengan beberapa ketentuan
yang jelas untuk kenaikan pangkat PNS pusat dan PNS yang diperbantukan di
lingkungannya untuk Juru Muda Tingkat I golongan ruang I/b sampai dengan Pembina
Tingkat I golongan ruang IV/b
C. Jabatan Pegawai Negeri Sipil
Jabatan karier ini terdiri dari dua macam:
a.
Jabatan Struktural adalah jabatan manajerial yang secara tegas ada dalam struktur
Organisasi, seperti Direktur Jendral, Inspektur Jendral, Kepala Dinas, Kepala Biro
dan lain-lain
b.
Jabatan Fungsional adalah jabatan keahlian yang tidak atau tidak jelas disebut atau
digambarkan dalam Struktur Organisasi, tetapi jabatan itu harus ada karena
fungsinya yang memungkinkan kelancaran.
e. Kejujuran
b. Prestasi kerja
f. Kerjasama
c. Tanggung jawab
g. Prakarsa
d. Ketaatan
h. Kepemimpinan
Unsur-unsur yang ada tersebut menjadi penilaian oleh pejabat penilaian yaitu
atasan langsung PNS yang dinilai dengan ketentuan serendah-rendahnya kepada urusan
atau pejabat lain yang setingkat dengan itu kecuali dipilih oleh Menteri, Jaksa Agung, dll.
Atasan pejabat penilaian berkewajiban memeriksa DP3 yang disampaikan
kepadanya, baik dan keberatan maupun tidak dari PNS yang dinilai. PNS yang merasa
keberatan atas penilaian sebagaimana tertuang dalam DP3 baik secara keseluruhan atau
sebagian, dapat mengajukan keberatan secara tertulis disertai alas an-alasan kepada
atasan pejabat penilaian tesebut. Keberatan tersebut ditulis dalam DP3 pada ruang yang
telah disediakan.
E. Cuti Pegawai Negeri Sipil
Cuti adalah hak Pegawai Negeri Sipil oleh sebab itu pelaksanaan cuti hanya dapat
diberikan untuk kepentingan pribadi PNS yang mempunyai alas an yang penting dan
mendesak. Menurut peraturan pemerintah No.24 Tahun 1976 tentang cuti Pegawai Negeri
menjelaskan bahwa cuti baru bias diambil jika telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun secara terus menerus. Cuti ini disebut dengan cuti tahunan yang lamanya 12 (dua
belas hari kerja).
Cuti Pegawai negeri Sipil terdiri dari:
1. Cuti Tahunan
2. Cuti Besar
3. Cuti Sakit
4. Cuti Bersalin
5. Cuti dalam tanggungan Negara
6. Cuti karena alasan penting
7. Cuti diluar tanggungan Negara.
F. Pemberhentian
Pemberhentian terhadap PNS dapat dilakukan karena beberapa alas an yaitu :
1. Pemberhentian karena permintaan sendiri
2. Pemberhentian karena mencapai batas usia pension
3. Pemberhentian karena penyederhanaan organisasi
4. Pemberhentian karena melakukan pelanggaran/tindak pidana
5. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani atau rohani
6. Pemberhentian karena meninggalkan tugas
7. Pemberhentian karena meninggal dunia (hilang)
Pegawai Negeri dapat diberhentikan dengan hormat maupun dengan tidak dengan
tidak dengan hormat.
Anggota
Bab 4
Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik
Salah satu parameter untuk menilai apakah tindakan pemerintah sejalan dengan
prinsip-prinsip hukum dan demokrasi yaitu dengan menggunakan asas-asas pemerintahan
yang layak.
Asas-asas Umum pemerintahan yang layak (AAUPL) pada awalnya hanya
dimaksudkan sebagai sarana perlindungan hukum (rechtsbescherming) dan bahkan
dijadikan sebagai instrument untuk peningkatan perlindungan hukum. Dan akhirnya,
dijadikan sebagai dasar penilaian dalam peradilan dalam upaya administrasi disamping
diposisikan sebagai norma hukum tidak tertulis.
Asas-asas yang disebutkan dalam UU No.28 tahun 1999 tersebut dapat dilihat
pada pasal 3 yaitu :
1. Asas kepastian hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggara negara.
2. Asas tertib penyelenggaraan negara, yaitu asas yang menjadi landasan keteraturan,
keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara negara.
3. Asas kepentingan umum, yaitu asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan
cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif
4. Asas keterbukaan yaitu asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak pribadi,
golongan dan rahasia negara.
5. Asas proporsionalitas yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban penyelenggara negara
6. Asas profesionalitas yaitu asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode
etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
7. Asas akuntabilitas yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
keseimbangan
principle
of
legal
proportionality;
avenredigheidsbeginsel )
3. Asas kesamaan (principle of equality; gelijkheinsbeginsel)
4. Asas kecermatan (principle of legal carefulness; zorgvuldigheidsbeginsel)
5. Asas motivasi pada setiap keputusan pemerintah (principle of motivation;
motiveringsbeginsel)
6. Asas tidak menyalahgunakan kewenangan (principle of non misuse of
competence;verbod van detournement de pouvoir)
7. Asas permainan yang wajar (principle of fair play; fair play beginsel)
8. Asas keadilan atau kewajaran (principle of reasonableness or prhohibition of
arbitrariness; redelijkgeidsbeginsel of vervod van willekeur)
9. Asas menganggapi harapan yang wajar (principle of meeting raised
expectation; opgewerkte verwachtingen)
10. Asas peniadaan akibat keputusan yang batal (principle of undoing the
consequences of an annulled decision; herstelbeginsel)
11. Asas perlindungan atas pandangan hidup atau cara hidup pribadi (principle of
protecting the personal way of life; bescherming van de persoonlijke
levenssfeer)
Sementara itu menurut Koentjoro Purbopranoto dan SF Marbun dikutip
Ridwan HR, AAUPL tersebut adalah :
1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Keseimbangan
3. Asas Kesamaan dalam Mengambil Keputusan
4. Asas Bertindak Cermat atau Asas Kecermatan
5. Asas Motivasi untuk Setiap Keputusan
6. Asas tidak Mencampuradukan Kewenangan
7. Asas Permainan yang Layak
8. Asas Keadilan dan Kewajaran
9. Asas Kepercayaan dan Menanggapi Pengharapan yang Wajar
10. Asas Meniadakan Akibat suatu Keputusan yang Batal
11. Asas Perlindungan atas Pandangan atau Cara Hidup Pribadi
12. Asas Kebijaksanaan
13. Asas penyelenggaraan Kepentingan Umum
Bab 5
Peradilan Administrasi
A. Peradilan Administrasi
Pejabat
administrasi
negara
mempunyai
kewenangan
yang
luas
dalam
Salah satu lembaga peradilan di Indonesia adalah PTUN (Pengadilan Tata Usaha
Negara). PTUN ini mendapat tugas khusus, yakni sebagai salah satu badan peradilan,
yang member akses keadilan bagi pencari keadilan di bidang Tata Usaha Negara. PTUN
lahir berdasarkan UU No.5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, dan baru
efektif 5 (lima) tahun kemudian atau tepatnya tahun 1991
Negara/pejabat Birokrasi. Oleh karena itu, suatu badan Hukum Perdata, misalnya
Perseroan Terbatas (PT) atau yayasan dapat dianggap sebagai Badan atau Pejabat
Birokrasi, jika kepada Badan hukum tersebut diserahi tugas menjalankan urusan
pemerintahan (indroharto, 1991:64). Akibatnya, apabila keputusan-keputusan pejabat
birokrasi di sengketakan keabsahannya, maka sengketa tersebut termasuk dalam
kompetensi Peradilan Tata Usaha Negara.
D. Pelanggaran Hukum
Secara umum Kelaziman pelanggaran hukum oleh pemerintah itu menurut Felix A.
Nigro dapat dikategorikan dalam 9 bentuk pelanggaran yaitu: (a) Ketidakjujuran
(dishonesty); (b) Berperilaku tidak etis (unethical behavior); (c) Mengesampingkan
Hukum (overidding the law); (d) Memperlakukan pegawai secara tidak patut (unfair
treatment of employees); (e) Melanggar prosedur hukum (violation of procedural due
process); (f) Tidak menjalin kerjasama yang baik dengan pihak Legislatif (failure to
respect legislative intent); (g) Pemborosan dalam penggunaan Sumber Daya (gress
inefficiency); (h) Menutup-nutupi kesalahan yang dilakukan oleh Aparatur (Covering up
mistake); (i) Kegagalan untuk melakukan inisiatif dan terobosan yang positif (failure to
show inisiative).
E. Sengketa Tata Usaha Negara
Sengketa disini adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara
antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat Tata Usaha Negara
sebagai akibat dari dikeluarkannya suatu keputusan Tata Usaha Negara yang dianggap
melanggar hak orang atau Badan Hukum Perdata tersebut. Oleh karena itu, sengketa
diluar ini, tidak dalam kapasitas PTUN, sehingga jelas disini bahwa peradilan Tata Usaha
Negara diadakan dalam rangkamemberikan perlindungan hukum kepada rakyat yang
dirugikan akibat suatu keputusan Tata Usaha Negara.