LAND AS AN TEO
RI
2.1.
kualitas, tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas atau mutu adalah
karakteristik dari suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer
dan diperoleh melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yang berkelanjutan
(Continuous Improvement).
Beberapa definisi tentang kualitas antara lain:
Crosby (1979)
dari
produk arau jasa tersebut untuk memenuhi kegunaannya sehingga sesuai dengan
yang diinginkan oleh customer.
baik yang berupa jasa atau produk perlu ditentukan melalui dimensi-dimensi.
Dimensi-dimensi kualitas produk dapat dilakukan melalui 8 dimensi yang
dikemukakan oleh Prof. David Garvin yaitu :
1. Performance (kiner ja)
Berhubungan dengan karakteristik dasar dari sebuah produk
2. Durability (daya tahan)
berarti berapa lama umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum
produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian
konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi)
ditemukannya
2.
3.
4.
tetapi
dengan
mengeluarkan
biaya
pengerjaankembali
untuk
2.3
keperluan
2.4
Ada beberapa definisi TQM. Menurut Hashmi (2004:1), TQM adalah filosofi
manajemen Yang mencoba mengintegrasikan semua fungsi organisasi (pemasaran,
keuangan, desain, rekayasa, produksi, pelayanan konsumen, dsb.), terfokus untuk
memenuhi keinginan konsumen dan tujuan organisasi.
Dale (2003: 26) mendefinisikan TQM adalah kerja sama yang saling menguntungkan
dari semua orang dalam organisasi dan dikaitkan dengan proses bisnis untuk
menghasilkan nilai produk dan pelayanan yang melampaui kebutuhan dan harapan
konsumen.
Menurut Tjiptono dan Diana (2001: 4), TQM merupakan pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba memaksimumkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Jadi Total Quality Management adalah sebuah filosofi yang melibatkan setiap pelaku
dalam organisasi atau usaha dalam sebuah usaha perbaikan secara terus menerus
untuk memperbaiki kualitas dan mencapai kepuasan pelanggan. Dari definisi TQM
tersebut ada tiga kunci utama dalam pelaksanaan TQM yaitu:
1.Continous improvement (perbaikan terus-menerus),
2.Keterlibatan seluruh anggota dalam organisasi,
3.Kepuasan pelanggan (usaha untuk memenuhi atau bahkan melebihi ekspektasi dari
pelanggan.
2.5
Customer Satisfaction
(2)
tersebut
.Swan, et al, dalam Fandy Tjiptono (2008:349) memberikan definisi atau pengertian
kepuasan pelanggan (customer satisfaction) sebagai evaluasi secara sadar atau
penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau
apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/ pemakaiannya
(3)
(4)
Churchill & Surprenant dalam Fandy Tjiptono (2008:349) memberikan definisi atau
pengertian kepuasan pelanggan (customer satisfaction) sebagai hasil pembelian dan
pemakaian yang didapatkan dari perbandingan antara reward dan biaya pembelian
dengan konsekuensi yang diantisipasi sebelumnya
(5)
Westbrook dan Reilly dalam Fandy Tjiptono (2008:349) memberiakn definisi atau
pengertian kepuasan pelanggan (customer satisfaction) sebagai respons emosional
terhadap pengalaman-pengalaman berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang
dibeli, gerai ritel, atau bahkan pola perilaku (seperti perilaku berbelanja dan perilaku
pembeli), serta pasar secara keseluruhan
(6)
Kang Jian, Zhang Xin dan Zheng Zhao Hong, (2009:4) memberikan definisi atau
pengertian kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan mengatakan sebagai
berikut :As a quantitative index, customer satisfaction describes the difference
between expectation and perceived quality, and measures the degree of satisfaction.
Artinya, Kepuasan pelanggan sebagai suatu indeks yang kuantitatif, kepuasan
pelanggan menguraikan perbedaan antara harapan dan mutu yang dirasakan, dan
mengukur derajat tingkat kepuasan.
Salah satu metode untuk mengukur Customer Satisfaction adalah dengan Customer
Satisfaction M easurement.Customer Satisfaction M easurement merupakan metode
untuk menganalisis kepuasan pelanggan dengan cara melakukan survey terhadap
pelanggan. Survey berkenaan tentang tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen
terhadap karakteristik produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Saat tingkat
kepentingan lebih tinggi daripada kepuasan, saat itulah kepuasan pelanggan belum
tercapai. Sebaliknya. Saat tingkat kepuasan sudah melebihi tingkat
kepentingan,
Employee Involvement
Salahs
satu
pilar
dalam
Total
Quality
Management
ad
alah
Employee
involvement
Menerapkan sikap yang positif. Salah satu caranya dengan menanyakan opini
dari para karyawan dalam penyelesaian masalah. Dengan begitu suasana
kerja sama bisa ditingkatkan.
Untuk mengukur motivasi dari para karyawan dalam suatu organisasi digunakan
metode Employee Opinion Survey.Metode ini digunakan untuk mengetahui dan
menganalisis sejauh mana motivasi karyawan untuk terlibat dalam penyelesaian
masalah di perusahaan.
2.7
Continuous Improvement
Six Sigma
Six Sigma adalah suatu metodologi bisnis yang bertujuan untuk meningkatkan
nilai-nilai kapabilitas dari aktivitas proses bisnis (Hidayat, 2007:28) Ada dua proses
kerja dalam konsep Six Sigma , yakni proses kerja internal dan eksternal. Proses kerja
internal meliputi seluruh fungsi dan kegiatan yang ada dalam perusahaan, sedangkan
proses eksternal adalah seluruh kegiatan yang dimulai dari pengelolaan produk
jadi/promosi hingga distribusi ke konsumen.
Tujuan dari Six Sigma adalah meningkatkan kinerja bisnis dengan beberapa
cara, seperti :
mengurangi berbagai variasi proses yang merugikan
meningkatkan keuntungan
1980 sebagai metode untuk mengukur kualitas produk dan jasa.Secara perspektif
statistik istilah six sigma berasal dari ukuran statistik, dimana sigma adalah standar
deviasi dalam distribusi normal dengan probabilitas 6 (enam) dengan efektivitas
sebesar 99,9996 %. Dalam proses produksi, standar Six Sigma dikenal dengan istilah
defect per million opportunit(DPMO)
Sedangkan secara metodologi, Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh
untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui fase DMAIC ( Define,
Measure, Analyze, Improve, Control ). DMAIC merupakan basis analisis Six Sigma
yang menjamin voice of customer (suara pelanggan) berjalan dalam keseluruhan
proses sehingga produk yang dihasilkan memuaskan harapan pelanggan. Fase ini
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Define
Define adalah penetapan sasaran dari aktivitas peningkatan kualitas Six sigma.
Tahap ini untuk mendefinisikan rencana-rencana tindakan yang harus
dilakukan untuk melaksanakan peningkatan dari setiap tahap proses bisnis
kunci (Gaspersz, 2005). Yang termasuk di dalam definisi ini adalah
menetapkan sasaran dari aktivitas peningkatan kualitas Six sigma tersebut.
Pada tahap ini perlu didefinisikan beberapa hal yang terkait dengan:
Peran dan tanggung jawab dari orang-orang yang terlibat dalam proyek
Sixsigma.
2. Measure
Measure merupakan langkah operasional kedua dalam program peningkatan
kualitas Six sigma. Tahap ini merupakan salah satu pembeda Six sigma
dengan metoda pengendalian kualitas lainnya. Pengukuran dilakukan untuk
menilai kondisi proses yang ada saat ini.Terdapat tiga hal pokok yang harus
dilakukan dalam tahap ini, yaitu:
3. Analyze
Analyze merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan
kualitas dengan metode Six sigma. Pada tahap ini perlu melakukan beberapa
halyakni :
4. Improve
Pada tahap ini dilakukan penetapan rencana tindakan (action plan) untuk
peningkatan kualitas Six sigma.Pengembangan rencana tindakan merupakan
salah satu aktivitas yang penting dalam program peningkatan kualitas Six
sigma. Rencana tersebut mendeskripsikan tentang alokasi sumber daya serta
prioritas atau alternatif yang harus dilakukan.
5. Control
Control merupakan tahap terakhir dalam proyek peningkatan kualitas Six
sigma. Pada tahap ini hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan
disebarluaskan, praktek-praktek terbaik yang sukses dalam peningkatan
proses
distandarisasikan
dan
disebarluaskan,
prosedur-prosedur
Stratifikasi (Run Chart): Stratifikasi adalah suatu upaya untuk mengurai atau
mengklasif ikasi persoalan menjadi kelo mpok atau golongan sejenis yang lebih
kecil atau menjadi unsur-unsur tunggal dari persoalan.
pada nilai rata-ratanya tetapi kebanyakan datanya berada pada batas atas atau
bawah. Fungsi dari histogram adalah sebagai berikut:
Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram): Diagram sebab ak ibat
juga disebut Ishikawa Diagram karena diagram ini diperkenalkan oleh Dr.
Kaoru Ishikawa pada tahun 1943. Diagram ini terdiri dari sebuah panah
horizontal yang panjang dengan deskripsi masalah.
Penyebab-penyebab
masalah digambarkan dengan garis radial dari garis panah yang menunjukan
masalah. Kegunaan dari diagram sebab akibat adalah:
variabel tersebut kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi
proses dengan kualitas produk. Pada sumbu x terdapat nilai dari variabel
independen, sedangkan pada sumbu y menunjukkan nilai dari variabel
dependen.
Grafik Kontrol (Control Chart): Grafik kontrol adalah suatu alat yang secara
grafis digunakan untuk memonitor apakah suatu aktivitas
dapat
diterima
Center line atau garis tengah adalah garis yang menunjukkan nilai ratarata dari karakteristik kualitas yang terdapat di pada tengah grafik.
Upper limit control atau batas pengendali atas ad alah garis yang
menyatakan nilai penyimp angan paling tinggi dari nilai center line.
Lower limit control atau batas pengendali bawah adalah garis ynag
menyatakan nilai penyimpangan paling rendah dari nilai center line.
i.
ii.
cacat
dan
tidak
cacat
terkadang
digunakan
untuk
Gambar kontrol NP
Gambar kontrol untuk jumlah yang cacat per unit. Gambar kontrol ini
disebut gambar C (C-chart).
Gambar kontrol U
x
n-x
) p (1-p)
x=0,1,2,..,n
Bagian cacat pada samp el didefinisikan sebagai perbandingan banyak unit cacat
D
p =
p (1-p)
n
p (1-p )
LCL=p -3J
n
Apabila produk cacat itu p tidak diketahui, maka p itu harus ditaksir dari data
observasi. Prosedur yang biasa adalah memilih m sampel pendahuluan, masingmasing berukuran n. Sebagai aturan umum, m haruslah 20 atau 25.maka jika ada
diunit tak sesuai dalam sampel i, kita hitung bagian tak sesuai dalam sampel ke-i itu
sebagi berikut
p =
D
n
Pendekatan kedua adalah berdasarkan grafik kendali pada ukuran sampel rata-rata,
yang menghasilkan himpunan center line.
2.11 Failure Mode and Effect Analysis(FMEA)
Kegagalan Mode dan Analisis Efek (FMEA) adalah metodologi untuk menganalisis
masalah keandalan potensial awal dalam siklus pengembangan yang lebih mudah
untuk mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini, sehingga meningkatkan
kehandalan melalui desain. FMEA adalah digunakan untuk mengidentifikasi mode
kegagalan potensial, mengetahui efeknya pada operasi produk, dan mengidentifikasi
tindakan untuk mengurangi kegagalan Sementara mengantisipasi setiap modus
kegagalan tidak mungkin, tim pengembangan harus merumuskan sebagai ekstensif
daftar mode potensi kegagalan mungkin.
Tabel Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) diisi dengan nilai/skor dari
Frequency of Occurrence (seberapa seringnya modus kegagalan terjadi), Degree of
Severity (seberapa besar pengaruh modus kegagalan pada terjadinya cacat produk),
dan Probability of Detection (seberapa besar modus kegagalan dapat terdeteksi dan
dapat diantisipasi dengan proses pengawasan yang ada) dalam skala 1-10. Jika ketiga
angka tersebut dikalikan akan didapat nilai resiko (Risk of Priority/RPN). RPN
menggambarkan nilai resiko yang terjadi.Tinfakan perbaikan utama yang harus
dilakukan adalah tindakan untuk mengatasi modus kegagalan dengan nilai resiko
yang paling tinggi.Karena itu nilai resiko (RPN) diberi nilai urut (rank).
Penilaian untuk Occurance
Tabel 2.1 Penilaian Occurance
Penilaian
Arti
2/3
4/5/6
7/8
9/10
Arti
Sangat kecil
4/5/6
7/8
9/10
Penilaian
Arti
Tertentu
Hamp ir tertentu
tinggi
4/5/6
moderate
7/8
rendah
9/10