Kematian Janin Dalam Kandunga1
Kematian Janin Dalam Kandunga1
B.Etiologi
1.Fetal, penyebab 25-40%
Anomali/malformasi kongenital mayor : Neural
tube defek, hidrops, hidrosefalus, kelainan
jantung congenital
Kelainan kromosom termasuk penyakit bawaan.
Kematian janin akibat kelainan genetik biasanya
baru terdeteksi saat kematian sudah terjadi,
melalui otopsi bayi. Jarang dilakukan
pemeriksaan kromosom saat janin masih dalam
kandungan. Selain biayanya mahal, juga sangat
berisiko. Karena harus mengambil air ketuban
dari plasenta janin sehingga berisiko besar janin
terinfeksi, bahkan lahir prematur.
Kelainan kongenital (bawaan) bayi. Yang bisa
mengakibatkan kematian janin adalah hidrops
fetalis, yakni akumulasi cairan dalam tubuh
janin. Jika akumulasi cairan terjadi dalam rongga
dada bisa menyebabkan hambatan nafas bayi.
Kerja jantung menjadi sangat berat akibat dari
banyaknya cairan dalam jantung sehingga tubuh
bayi mengalami pembengkakan atau terjadi
kelainan pada paru-parunya.
Janin yang hiperaktif. Gerakan janin yang berlebihan
-apalagi hanya pada satu arah saja- bisa
mengakibatkan tali pusat yang menghubungkan ibu
dengan janin terpelintir. Akibatnya, pembuluh darah
yang mengalirkan suplai oksigen maupun nutrisi
melalui plasenta ke janin akan tersumbat. Tak hanya
D. Manifestasi Klinis
DJJ tidak terdengar
Uterus tidak membesar, fundus uteri turun
Pergerakan anak tidak teraba lagi oleh pemeriksa
Palpasi anak menjadi tidak jelas
Reaksi biologis menjadi negatif setelah anak mati
kurang lebih 10 hari
Bila janin yang mati tertahan 5 minggu atau
lebih, kemungkinan Hypofibrinogenemia 25%.
E. Faktor Resiko
1. Status sosial ekonomi rendah
2. Tingkat pendidikan ibu yang rendah
3. Usia ibu >30 tahun atau <20 tahun
4. Partias pertama dan partias kelima atau lebih
5. Kehamilan tanpa pengawasan antenatal
6. Kehamilan tanpa riwayat pengawasan kesehatan ibu
yang inadekuat
7. Riwayat kehamilan dengan komplikasi medik atau
obstetrik
8.
G. Penegakkan Diagnosis
Anamnesis
- Ibu tidak merasakan gerakan jnin dalam
beberapa hari atau gerakan janin sangat
berkurang
Auskultasi
- baik memakai stetoskop monoral maupun doptone
tidak akan terdengan denyut jantung janin
c. Pemeriksaan Lab
- reaksi biologis negative setelah 10 hari janin mati
- hipofibrinogenemia setelah 4-5 minggu janin
mati
d. Pemeriksaan Tambahan
- Ultrasound: - gerak anak tidak ada
- denyut jantung anak tidak ada
- tampak bekuan darah pada ruang jantung janin
- X-Ray :
1. Spaldings sign (+) : tulang-tulang tengkorak janin
saling tumpah tindih, pencairan otak dapat
menyebabkan overlapping tulang tengkorak.
2. Nanjouks sign (+) : tulang punggung janin sangat
melengkung
3. Roberts sign (+) : tampak gelembunggelembung gas pada pembuluh darah besar.
Tanda ini ditemui setelah janin mati paling
kurang
12
jam
4. Adanya akumulasi gas dalam jantung dan
pembuluh
darah
besar
janin
H. Penatalaksanaan
Bila disangka telah terjadi kematian janin
dalam rahim tidak usah terburu-buru
bertindak, sebaiknya diobservasi dulu dalam 23 minggu untuk mencari kepastian diagnosis.
Biasanya selama masih menunggu ini 70-90 %
akan terjadi persalinan yang spontan
Jika pemeriksaan Radiologik tersedia,
konfirmasi kematian janin setelah 5 hari.
Tanda-tandanya berupa overlapping tulang
a.
b.