Anda di halaman 1dari 12

RANCANGAN SISTEM INFORMASI DI RUMAH SAKIT UMUM PIRNGADI

MEDAN

ABSTRAK

Rumah sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan atau non profit organization. Walaupun demikian kita tidak dapat menutup mata
bahwa dibutuhkan sumberdaya pendanaan yang sangat besar.
Dengan terbatasnya sumberdana yang dimiliki, rumah sakit akan membebankan biaya
kegiatan operasional kepada pasien dengan alokasi yang telah ditetapkan. Besar kecilnya
beban yang harus ditanggung oleh setiap orang pasien, akan sangat bergantung kepada
kepiawaian pihak rumah sakit untuk mengelola rumah sakitnya. Semakin baik tingkatan
pelayanan di satu sisi dengan pembebanan biaya yang semakin merata sesuai dengan
kemampuan pasien yang berbeda-beda akan memberikan suatu penilaian positif terhadap
rumah sakit tersebut.
Bagi pihak manajemen keakuratan pengambilan keputusan akan sangat berpengaruh
pada tingkat keberhasilan pengelolaan, dimana suatu sistem informasi manajemen yang
handal akan menjadi sarana strategis guna menyajikan informasi yang diperlukan oleh pihak
manajemen dalam mengambil keputusan baik bersifat strategis maupun praktis.
Sebuah instansi yang melayani kepentingan publik seperti rumah sakit, bank, dan instansi lain
yang menggunakan loket, pasti memiliki sistem tertentu.Untuk keperluannya masing-masing,
tiap instansi tersebut memiliki sistem yang berbeda-beda karena target dari pelayanannya
juga berbeda. Salah satu sistem yang menarik untuk dianalisis adalah sistem di rumah sakit
dan manjamen pengelolaan data pasien,dokter,obat,perawat. Sistem tersebut memiliki sifat
yang unik jika dibandingkan dengan sistem yang lain. Serta manajemen pengelolaan data
yang harus dibuat secara detail.
KATA KUNCI

: Informasi Rumah Sakit, Sistem Informasi, Pemodelan dan Simulasi.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai lingkungan sosial, ekonomi, teknologi,
sampai politik mengharuskan dunia pendidikan memikirkan kembali bagaimana perubahan
tersebut mempengaruhinya sebagai sebuah institusi sosial dan bagaimana harus berinteraksi
dengan perubahan tersebut.
Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia kesehatan adalah
hadirnya teknologi informasi (TI). Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan elemen
penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan teknologi informasi pada
aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi
fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana memberikan andil besar
terhadap perubahan perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen
organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan penelitian.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai
sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang
bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal.
Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur
standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap
perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi
yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian
kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi
informasinya, rumah sakit rerata hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.
Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi merupakan salah
satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya
arus informasi. Teknologi informasi (dan komunikasi) saat ini adalah bagian penting dalam
manajemen informasi. Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat
(kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter

akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte
perkembangan terbaru. Selain memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah menjadi
informasi, TI mampu menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari caracara manual. Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan
di-share secara mudah dan cepat. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik
perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan
kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih
besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif
apabila manajemen informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimewa
Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian abstraks diatas, sistem di rumah sakit memiliki sifat
yang unik. Sistem di rumah sakit ditujukan untuk para pasien yang notabene sedang tidak dalam konsisi
optimal . Untuk menghadapi kasus ini seyogyanya rumah sakit membuat sebuah sistem yang dapat
mengalokasikan kebutuhan para pelanggan (pasien).
Rumah Sakit sebagai salah satu organisasi pelayanan di bidang kesehatan telah
memiliki otonomi dan bersifat swadana, sehingga pihak rumah sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dengan manajemen yang seefektif mungkin.
Dengan adanya tuntutan swadana maka rumah sakit harus bekerja keras agar dapat memenuhi
kebutuhan pembiayaan operasional rumah sakit. Hal ini disebabkan oleh setiap pengambilan
keputusan yang tidak tepat akan berakibat pada inefisiensi dan penurunan kinerja rumah
sakit.
Hal tersebut dapat menjadi kendala jika informasi yang tersedia tidak mampu
memberikan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Kecanggihan
teknologi bukan merupakan suatu jaminan akan terpenuhinya informasi, melainkan sistem
yang terstruktur, handal dan mampu mengakodomodasi seluruh informasi yang dibutuhkan
yang harus dapat menjawab tantangan yang dihadapi.

Kenyataan yang dihadapi dilapangan menunjukkan lemahnya sistem informasi yang


dimiliki oleh pihak rumah sakit yang berakibat pada terjadinya inefisiensi pengelolaan rumah

sakit. Lemahnya sistem informasi manajemen membawa pengaruh secara langsung pada
kinerja sistem pengendalian manajemen, yang akan berakibat pada melemahnya perencanaan
dan sekaligus berkurangnya kontrol atas pelaksanaan operasional rumah sakit.
Jika perencanaan dan pengawasan atas kegiatan manajerial telah berkurang, maka
dapat dipastikan inefisiensi dan penurunan kinerja rumah sakit akan terjadi, dan ini akan
dibuktikan dengan terjadinya kerugian pada pihak rumah sakit sebagai akibat lemahnya
manajemen rumah sakit.Sistem Informasi Menejemen Rumah Sakit menangkap data tentang
rumah sakit, menyimpan, mengolah, dan memelihara data serta menyediakan informasi yang
berguna untuk menejemen rumah sakit. Sistem Informasi Menejemen Rumah Sakit terdiri
dari beberapa bagian, diantaranya : Sistem Informasi Data Obat, Sistem Informasi Data
Dokter, dan Sistem Informasi Data Pasien, Sistem Informasi Data Perawat. Sistem Informasi
Data Obat yang ada sebelumnya akan dilakukan sedikit perubahan dengan menambahkan
efek samping setiap jenis obat yang masuk untuk memberikan kemudahan bagi petugas
dalam pengecekan efek samping yang dapat membahayakan pasien apabila terjadi kekeliruan
dalam pemberian obat tersebut. Sistem Informasi Data Dokter dibuat untuk mengetahui
jadwal dari dokter jaga yang akan bertugas serta pengkonfirmasian jadwal jaga sehingga
dapat memberikan kemudahan bagi petugas yang memenejemeni jadwal dokter jaga apabila
sewaktu-waktu ada dokter jaga yang tidak dapat hadir maka dapat digantikan dengan dokter
lain. Sistem Informasi Data Pasien dibuat dengan untuk memudahkan petugas dalam
mengolah data pasien serta meminimalis terjadinya kemubaziran dan redudansi data pada
pembuatan kartu berobat.
Tujuan penulisan penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap pengelompokkan
masalah yang ada melalui tiga langkah kerja, yaitu Business Process Automation (BPA),
Business Process Improvement (BPI), Business Process Reeingineering (BPR). Automasi
Proses Bisnis (BPA) adalah solusi yang dibutuhkan oleh rumah sakit untuk mengelola proses
bisnis yang mereka miliki. Dengan BPA rumah sakit dapat dengan mudah memodelkan dan
mengubah proses bisnis sesuai kebutuhan agar dapat dioptimisasi, yang pada akhirnya akan
mengurangi ongkos produksi, meningkatkan efisiensi petugas, meningkatkan kepuasan
pasien, memperbaiki hubungan dengan sesama petugas dan pada akhirnya adalah
meningkatkan keuntungan rumah sakit,serta mengharumkan nama rumah sakit. Otomatisasi
proses bisnis merupakan kaitan berbagai komponen dalam menangani bisnis, mulai dari input
hingga distribusi dengan memanfaatkan bantuan teknologi secara optimal dan campur tangan

manusia secara minimal. Dengan demikian akan membuat proses bisnis menjadi lebih efektif
dan efisien digunakan dan dikelola.
Dalam melakukan perubahan diperlukan satu metodologi yang cocok dengan rumah
sakit. Dibutuhkan kejelian dalam memilih metodologi untuk mengembangkan proses bisnis
yang sudah ada. Business Process Automation (BPA) atau Otomasi Proses Bisnis hanya lah
salah satu dari sekian banyak metodologi yang banyak digunakan perusahaan-perusahaan/
instansi-instansi dewasa ini. Pengotomasian proses bisnis yang terkadang dijalankan
berulang-ulang akan membuat kinerja rumah sakit lebih efisien. Pemilihan proses bisnis yang
akan diotomasikan haruslah tepat dan para penggunanya harus dilatih agar manajemen proses
bisnis dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Kesuksesan dari perubahan akan ditandai
dengan kemajuan dan berkembangnya perusahaan disertai dengan efisiensi pekerjaan dimana
proses sudah diotomasikan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana menambahkan informasi mengenai efek samping obat terhadap sistem
persediaan obat ?
2. Bagaimana cara membuat sistem pelayanan yang maksimal sesuai urutan dan tidak
membedakan kedudukan?
3. Bagaimana membangun sebuah sistem informasi antara pasien,perawat,dokter?

BAB II
ANALISIS DAN PERANCANGAN

2.1 Analisis dan Perancangan


Masalah yang akan dibahas dalam laporan ini adalah mengenai metodelogi penyelesaian suau
masalah melalui penentuan terhadap kebutuhan suatu sistem.
Pada masalah yang pertama yaitu menambahkan informasi mengenai efek samping
obat terhadap sistem persediaan obat . Dengan menambahkan informasi tersebut, kita dapat
mencegah terjadinya pengedaran penyalahgunaan obat-obat yang dapat memberikan efek
samping pada pemakaiannya. Dengan menambahkan sistem informasi ini, maka akan
menunjang nama baik rumah sakit. Dalam hal ini, kita menggunakan teknik Business Process
Automation (BPA). Business Process Automation (BPA) merupakan salah satu teknik yang
digunakan terhadap perubahan dalam skala kecil. Automasi Proses Bisnis (BPA) adalah
solusi yang dibutuhkan oleh rumah sakit untuk mengelola proses yang mereka miliki. Dengan
BPA rumah sakit dapat dengan mudah mengubah proses sesuai kebutuhan agar dapat
dioptimisasi, yang pada akhirnya akan menguragi biaya, meningkatkan efisiensi petugas jaga,
meningkatkan kepuasan pasien, dan pada akhirnya adalah meningkatkan keuntungan rumah
sakit,serta mengharumkan nama rumah sakit.
Masalah yang kedua adalah cara memberikan pelayanan yang maksimal sesuai urutan
dan tidak membedakan kedudukan. Pelayanan yang dibuat adalah dengan tidak membedakan
pasien baik itu menurut kedudukan,kekayaan,dll. Dimana sistem ini dibuat dengan membuat
antrian dan menangani pasien sesuai dengan nomor urut antrian masuk. Sistem ini dibuat
untuk memberikan kemudahan kepada seluruh pasien yang berobat dimana nomor antrian
tersebut tidak membedakan pelayanan dirumah sakit tersebut. Sistem ini dapat menunjang
kinerja rumah sakit yang dapat meningkatkan jumlah pasien yang akan datang kerumah sakit
tersebut.

Masalah ini dapat diselesaikan dengan teknik Business Process Improvement (BPI).
Business Process Improvement (BPI) merupakan salah satu teknik pemenuhan kebutuhan
sistem dalam skala menengah (40%-60%). Definisi dari Business Process Improvement (BPI)
adalah Kerangka sistematis yang dibangun untuk membantu rumah sakit dalam membuat
kemajuan yang signifikan dalam pelaksanaan proses pelayanan. BPI memberikan suatu
system yang akan membantu dalam proses pengantrian , dengan memberi jaminan bahwa
pasien akan mendapatkan pelayanan yang jauh lebih baik.
Masalah yang ketiga adalah membangun sebuah sistem informasi antara
pasien,perawat,dokter yang bertujuan untuk memudahkan para petugas dalam pemrosesan
data pasien,perawat,dokter sehingga dapat mengefisiensikan sistem rumah sakit, serta
meminimalis terjadinya data yang double. Dalam menyelesaikan masalah ini digunakan
langkah Business Process Reeingeering(BPR) untuk menyelesaikannya. Business Process
Reenginering (BPR) artinya merubah cara bagaimana sistem beroperasi, yaitu mengubah cara
bagaimana menjalankan business dan membuat perubahan besar karena adanya ide dan
teknologi yang baru. Tujuan dari Business Process Reengineering (BPR) adalah mendesign
ulang bisnis proses dari sistem yang lama menjadi sebuah sistem baru, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi kerja rumah sakit.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Rumah Sakit sebagai salah satu organisasi pelayanan di bidang kesehatan telah memiliki
otonomi dan bersifat swadana, sehingga pihak rumah sakit dituntut untuk memberikan
pelayanan yang sebaik-baiknya dengan manajemen yang seefektif mungkin. Dengan adanya
tuntutan swadana maka rumah sakit harus bekerja keras agar dapat memenuhi kebutuhan
pembiayaan operasional rumah sakit. Hal ini disebabkan oleh setiap pengambilan keputusan
yang tidak tepat akan berakibat pada inefisiensi dan penurunan kinerja rumah sakit.
Kenyataan yang dihadapi dilapangan menunjukkan lemahnya sistem informasi yang
dimiliki oleh pihak rumah sakit yang berakibat pada terjadinya inefisiensi pengelolaan rumah
sakit. Lemahnya sistem informasi manajemen membawa pengaruh secara langsung pada
kinerja sistem pengendalian manajemen, yang akan berakibat pada melemahnya perencanaan
dan sekaligus berkurangnya kontrol atas pelaksanaan operasional rumah sakit.
Automasi Proses Bisnis (BPA), Business Process Improvement (BPI), Business
Process Reeingeneering (BPR). Dengan BPA rumah sakit dapat dengan mudah mengubah
proses sesuai kebutuhan agar dapat dioptimisasi, yang pada akhirnya akan menguragi biaya,
meningkatkan efisiensi petugas jaga, meningkatkan kepuasan pasien, dan pada akhirnya
adalah meningkatkan keuntungan rumah sakit,serta mengharumkan nama rumah sakit.
Business Process Improvement (BPI) hampir sama dengan Business Process Automation
(BPA). BPI adalah solusi yang dibutuhkan oleh rumah sakit untuk mengelola proses
pelayanan antrian yang mereka miliki. Business Process Reeingeneering (BPR) artinya
mengubah cara bagaimana sistem beroperasi, yaitu mengubah cara bagaimana membuat
perubahan besar karena adanya ide dan teknologi yang baru. Business Process
Reeingeneering (BPR) merupakan salah satu langkah pemenuhan kebutuhan dalam skala

besar. Business Process Reeingeneering (BPR) ini dilakukan untuk mengubah sistem yang
lama dengan sistem yang baru yang menjanjikan keefisiensian kerja didalamnya.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya jualah
penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan yang berjudul RANCANGAN
SISTEM INFORMASI DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN guna memenuhi tugas
mata kuliah Perancangan Sistem Analisis.
Penyusun sangat menyadari, bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan, untuk itu kepada para pembaca harap memaklumi adanya mengingat
keberadaan penyusunlah yang masih banyak kekurangannya. Dalam kesempatan ini pula
penyusun mengharapakan kesediaan pembaca untuk memberikan saran yang bersifat
perbaikan, yang dapat menyempurakan isi makalah ini dan dapat bermanfaat dimasa yang
akan datang.
Ucapan terimakasih sangat perlu penyusun haturkan kepada dosen mata kuliah
Perancangan Sistem Analisis, semoga atas atas kebesaran hati dan kebaikan beliau mendapat
rahmat dari Allah SWT. Amin
Akhir kata semoga laporan ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca.
Medan, November 2014

Penyusun

RANCANGAN SISTEM INFORMASI


DI RUMAH SAKIT UMUM PIRNGADI
MEDAN

DIO BIAN PRIATAMA


122406109

D3 TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

DAFTAR PUSTAKA
Islam. 2012. Tekhnik BPA, BPI, BPR. 8 Desember 2012.
http://editmi.blogspot.com/2012/12/teknik-bpa-bpi-dan-bpr.html
HM,Yogiyanto, Analisa Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta,1995.

Anda mungkin juga menyukai