PENDAHULUAN
Sumber : http//www.asdmetalservices.co.uk
Gambar 1.1 Profil balok I dipotong circular sepanjang badan
Berbagai upaya pengembangan sistem struktur telah dilakukan, berawal dari
struktur truss 2D untuk penyangga atap, yang dalam aplikasinya berkembang
menjadi balok penyangga atap dan lantai, seperti lattice beam, vierendeel beam,
dan berkembang lagi menjadi balok kastela dengan lubang bukaan lingkaran,
ellips, heksagonal, dan segi-empat. Lattice beam didefinisikan sebagai balok
terbuka (open beam) yang dibentuk dari balok yang dihubungkan dan
diperkuat/diperkaku dengan batang-batang diagonal. Sedangkan vierendeel beam
merupakan balok yang bentuknya menyerupai frame, yang memanfaatkan
kemampuan lentur dan aksial tanpa diagonal bracing dalam mendukung beban.
Dalam perkembangan selanjutnya penggunaan profil IWF (I Wide Flange)
sebagai komponen struktur pendukung beban mulai umum digunakan. Salah satu
upaya yang dilakukan untuk menghemat biaya konstruksi dan memperoleh desain
konstruksi yang ekonomis adalah dengan meminimalisasi bahan pada balok profil
IWF yang dilakukan dengan menambah tinggi balok melalui pembuatan balok
yang dibelah menjadi dua bagian pada badan, yang dikenal dengan balok
castellated. Bukaan pada balok castellated ini dapat berupa bukaan lingkaran,
ellips, heksagonal, dan segi-empat.
Secara umum, pembuatan lubang pada balok baja castellated modifikasi
tidak akan membuat modulus tampang balok berkurang secara signifikan. Namun
permasalahan yang sering muncul akibat adanya lubang pada badan balok adalah
terjadinya pengurangan kapasitas geser balok. Selain itu bukaan juga akan
menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan yang memicu terjadinya crack di
daerah tersebut dan rentan terjadi tekuk baik lokal maupun lateral. Salah satu cara
untuk meningkatkan kapasitas geser dan kapasitas momen pada balok baja
castellated modifikasi akibat adanya lubang pada badan balok adalah dengan
memberi pengaku pada badan balok, serta dikombinasikan dengan mortar pada
bagian web baja castellated modifikasi. Kombinasi balok baja dengan pengaku
arah menyilang diharapkan dapat memiliki kapasitas yang relatif meningkat dalam
mengakomodasi gaya-gaya yang terjadi. Maka untuk selanjutnya perlu dilakukan
penelitian lebih mendalam terhadap sistem ini.
Castellated Beam mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya adalah :
a. Dengan lebar profil yang lebih tinggi, menghasilkan momen inersia dan
section modulus yang lebih besar sehingga lebih kuat dan kaku dibandingkan
profil asalnya.
b. Mampu memikul momen lebih besar dan tegangan ijin yang lebih kecil.
c. Bahannya ringan, kuat, serta mudah dipasang.
d. Sesuai untuk bentang yang panjang dibanding dengan profil baja IWF biasa.
Namun, balok kastela yang telah dikembangkan selama ini juga memiliki
kekurangan sebagai berikut:
a. Pemotongan profil IWF menjadi berbagai bentuk bukaan, antara lain
heksagonal, lingkaran, segi-empat, dan bentuk lainnya, memerlukan
profil
IWF
menjadi
lebih
sederhana,
karena
garis
pola
keruntuhan
castellated
beam
modifikasi
dengan
tulangan atau pada flens IWF, serta membandingkan hasil eksperimen dengan
hasil penelitian sebelumnya Heldita (2012), Atmaja (2012) dan Sudewi
(2014).
5. Untuk mengetahui perbandingan kapasitas geser castellated beam modifikasi
dengan menggunakan pengaku diagonal tulangan baja, dibandingkan dengan
balok baja castellated bukaan segiempat non-komposit (Heldita, 2012), balok
castellated bukaan heksagonal non-komposit (Atmaja, 2012), balok kastela
modifikasi dengan penyambung profil siku (Sudewi, 2014).
kedua sisi badan profil I wide flange, serta penambahan pelat yang dilas
diantara pengaku diagonal.
2. Panjang bentang profil IWF untuk pengujian geser sebesar 910 mm, dengan
jarak tumpuan ke tumpuan sebesar 780 mm. Ketentuan tersebut diambil agar
hasilnya dapat dibandingkan dengan penelitian sebelumnya oleh Heldita
(2012) dan Sudewi (2014).
3. Jumlah benda uji untuk pengujian adalah sebanyak satu buah, yang nantinya
hasilnya akan dibandingkan dengan penelitian balok castellated bentuk lubang
segiempat non-komposit (Heldita, 2012), balok castellated bukaan heksagonal
non-komposit (Atmaja, 2012), balok kastela modifikasi dengan penyambung
profil siku (Sudewi, 2014), dan hasil analisis dengan program abaqus CAE
dan SAP2000.
4. Sudut pengaku diagonal tulangan arah menyilang sebesar 45o yang dilas saling
menyilang diantara kedua sisi badan profil IWF dan dilas pada pelat diantara
pengaku. Pemasangan pengaku tersebut diberi space sekitar 10 mm antara
ujung pengaku dengan bagian flange profil IWF.
5. Beban yang diaplikasikan pada balok adalah beban dua titik yang bekerja pada
arah tegak lurus bidang balok, dimana posisi titik pembebanan adalah 1/3 dan
2/3 dari panjang total benda uji (jarak tumpuan ke tumpuan). Beban yang
bekerja diasumsikan sebagai beban gravitasi arah vertikal, sedangkan beban
gempa tidak diperhitungkan.
6. Tinjauan yang dilakukan adalah perilaku geser, beban, regangan, dan besarnya
lendutan yang terjadi akibat proses pembebanan.
1.6 Keaslian
Beberapa penelitian yang dilakukan mengenai struktur balok baja
castellated Parametric study of castellated beam with varying depth of web
opening (Wakchaure, Sagade, Auti, 2012), Distortional buckling of castellated
beams (Zirakian & Showkati, 2006), Perilaku Geser Balok Castellated Bentuk
Lubang Segiempat dengan Tulangan Non-Komposit (Heldita, 2012), Perilaku
Geser Balok Komposit Castellated Bukaan Heksagonal Non-Komposit (Atmaja,
2012), Perilaku Geser Balok Kastela Modifikasi dengan Penyambung Profil Siku
(Sudewi, 2014).
Penelitian
mengenai
balok
baja
castellated
modifikasi
dengan