Laporan Rumah Sehat
Laporan Rumah Sehat
BAB I
PROFIL KELUARGA SEHAT
I.
II.
IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis kelamin
Bangsa/suku
Agama
Pekerjaan
Alamat
Status dalam keluarga
: Tn H
: 60
: Laki-laki
: Bugis
: Islam
: Wiraswasta
: jl. G. Bambapuang II no. 33
: suami
PEMERIKSAAN FISIS
Tinggi badan
: 166 cm
Berat badan
: 65 kg
: normal
Tekanan Darah
: 130/90 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Pernapasan
: 24 x/menit
Suhu
: 36,8oC
Kepala
Leher
Thorax
Cor
Abdomen
Ekstremitas
: Ny. D
: 58 tahun
: Perempuan
: Bugis
: Islam
: Ibu Rumah Tangga
: istri
Pemeriksaan Fisis
Tinggi badan
: 153 cm
Berat badan
: 50 kg
: normal
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 76 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 37oC
Kepala
Leher
Thorax
Cor
Abdomen
Ekstremitas
2) Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
:M
: 34 tahun
: Perempuan
Bangsa/suku
Agama
Pekerjaan
Hubungan keluarga
: Makassar
: Islam
: Pegawai swasta
: anak pertama
Pemeriksaan Fisis
Tinggi badan
: 152 cm
Berat badan
: 50 kg
: normal
Tekanan Darah
: mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Pernapasan
: 16 x/menit
Suhu
: 36,6oC
Kepala
Leher
Thorax
Cor
Abdomen
Ekstremitas
3) Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Bangsa/suku
Agama
Pekerjaan
Hubungan keluarga
:I
: 30 tahun
: Laki-laki
: Makassar
: Islam
: pegawai swasta
: anak kedua
Pemeriksaan Fisis
Tinggi badan
: 162 cm
Berat badan
: 60 kg
: normal
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 37,2oC
Kepala
Leher
Thorax
Cor
Abdomen
Ekstremitas
perumahan yang cukup padat. Pekarangan rumahnya ditanami dengan pohonpohonan misalnya pohon palem, pohon sawo dan bunga-bungaan. Tuan H
menempati sebuah kamar dengan luas sekitar 6x4 m2. Perabot tertata rapi dan
kebersihan kamar cukup memuaskan. Rumah itu memiliki 5 kamar mandi
yang terletak di setiap kamar tidur serta satu di dekat dapur. Kondisi kamar
mandi dan dapur cukup bersih. Ventilasi dan pencahayaan cukup memadai
serta memenuhi syarat. Sumber air untuk kebutuhan mandi, mencuci dan
memasak diperoleh dari air PAM, dan air galon untuk minum.
VI. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Menurut Tn. H dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang bermakna, hanya saja ayah dari Tn. H memiliki riwayat
hipertensi dan ibu nya memiliki riwayat DM. Dokter hanya menyarankan Tn.
H untuk mengurangi mengkonsumsi makanan-makanan yang berlemak,
olahraga teratur, banyak istirahat untuk mengurangi rasa stress.
VII. POLA KONSUMSI MAKANAN KELUARGA
Menu makanan keluarga sehari-hari bervariasi, yang biasanya terdiri
dari nasi, ikan, tahu, tempe, sayur-sayuran dimana sudah dapat mencukupi
kebutuhan asupan gizi keluarganya. Hanya saja Tn. H memiliki kebiasaan
suka mengkonsumsi makanan olahan jeroan misalnya coto dan sebagainya.
IX. LINGKUNGAN
Tn.H tinggal di perumahan yang padat penduduk. Kebersihan
lingkungan rumah terjaga, begitu juga lingkungan rumah tetangga sekitar
rumah.
Meskipun
masih
ada
beberapa
rumah
yang
tidak
terlalu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN RUMAH SEHAT
Rumah sehat adalah tempat tinggal yang menjamin terjaganya kesehatan
para penghuni yang tinggal di dalamnya . Pengertian Rumah sehat dalam hal
6
ini lebih dari sekedar bangunan tempat tinggal, tetapi juga lingkungan tempat
rumah itu berada juga harus sehat. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia,
biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni
atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. (1,3)
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah:(4)
1. Faktor
lingkungan,
baik
lingkungan
fisik,
biologis
maupun
Pergerakan udara
Kelembaban udara
Pada rumah-rumah modern, suhu ruangan ini dapat diatur dengan airconditioning (AC).
b. Harus cukup mendapat penerangan
Harus cukup mendapatkan penerangan baik siang maupun malam
hari. Yang ideal adalah penerangan listrik. Diusahakan agar ruanganruangan mendapatkan sinar matahari terutama pagi hari. Sehingga
dibutuhkan ventilasi yang cukup dalam suatu ruangan.
c. Harus cukup mendapatkan pertukaran hawa (ventilasi)
Pertukaran hawa yang cukup menyebabkan hawa ruangan tetap
segar (cukup mengandung oksigen). Untuk ini rumah-rumah harus cukup
mempunyai jendela. Luas jendela keseluruhan + 15% dari luas lantai.
Susunan ruangan harus sedemikian rupa sehingga udara dapat mengalir
bebas bila jendela dibuka.
d. Harus cukup mempunyai isolasi suara
Dinding ruangan harus kedap suara, baik terhadap suara-suara
yang berasal dari luar maupun dari dalam. Sebaiknya perumahan jauh dari
sumber-sumber suara yang gaduh, misalnya: pabrik, pasar, sekolah,
lapangan terbang, stasiun bus, stasiun kereta api, dan sebagainya.
2. Harus memenuhi kebutuhan psikologis
9
ruangan
sendiri-sendiri
sehingga
privacy-nya
tidak
terganggu.
d. Harus ada ruangan untuk menjalankan kehidupan keluarga di mana
semua anggota keluarga dapat berkumpul.
e. Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat, jadi harus ada ruang
untuk menerima tamu.
3. Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan
a. Konstruksi rumah dan bahan-bahan bangunan harus kuat sehingga tidak
mudah ambruk.
b. Sarana pencegahan terjadinya kecelakaan di sumur, kolam, dan tempattempat lain, terutama untuk anak-anak.
c. Diusahakan agar tidak mudah terbakar.
d. Adanya alat pemadam kebakaran terutama yang menggunakan gas.
4. Harus dapat menghindarkan terjadinya penyakit
a. Adanya sumber air yang sehat, cukup kualitas maupun kuantitasnya.
b. Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah yang
baik.
10
c.
11
kayu.2
III. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah
untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 dalam rumah yang
berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.
Di samping itu, tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan peningkatan
kelembaban udara dalam ruangan, karena terjadinya proses penguapan cairan
dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik
untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit).2,3
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan
dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi
aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu
12
mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu
tetap dalam kelambaban (humudity) yang optimum.2,3
Ada dua macam ventilasi, yakni2,3:
a. Ventilasi alamiah, di mana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi
secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada
dinding, dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak
menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan
serangan lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain
untuk melindungi kita dari gigitan nyamuk tersebut.
b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mangalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap
udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu diperhatikan di sini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga
agar udara tidak kembali lagi, harus mengalir. Artinya dalam ruangan
rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara
penghawaan alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau
mengadakan peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai
berikut: 2
Lubang penghawaan minimal 5% (lima persen) dari luas lantai
ruangan.
Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang
disekitarnya.
Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan
kerja.
IV. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan
tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah,
terutama cahaya matahari, disamping kurang nyaman, juga merupakan media
atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit.
Sebaliknya terlalu banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau, dan
akhirnya dapat merusak mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni2,3:
a. Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah, misalnya basil
TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan
masuk cahaya yang cukup. Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela)
luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan dalam membuat
jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam
ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela di sini, di
samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan
agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding).
Maka sebaiknya jendela itu harus di tengah-tengah tinggi dinding
(tembok).
14
15
16
17
18
BAB III
PEMBAHASAN
19
Gambar 3. Dapur
20
Gambar 7. Ventilasi
21
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Entjang, Indan. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra ADitya
Bakti; 2000. Hal.105-8.
2. Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta, 2007. p. 167-172
3. Anonymous. Syarat-Syarat Rumah Sehat. [online]. 2009 [cited 2009
November]; Available from : URL: http://www.smallcrabonline619-syaratsyarat-rumah-sehat.htm
4. Heinz Frick. 10 patokan untuk rumah ekologis sebagai rumah sehat.
[online]. 2009 [cited 2009 November]; Available from URL :
http://www.panda.org/downloads/general/lpr2004.pdf
5. Supraptini. Gambaran Rumah Sehat Di Indonesia, Berdasarkan Analisis
Data Susenas 2001 Dan 2004. Puslitbang Ekologi Dan Status Kesehatan
Badan Litbangkes; 2004.hal 1-12
6. Nurhidayah, I., dkk. Hubungan Antara Karakteristik Lingkunga Rumah
dengan Kejadian Tuberkulosis (TB) pada Anak di Kecamatan Paseh
23
2009
November];
available
from
URL:
http://www.lmbunika.com/PDF/StandardI.pdf
8. Profil Kesehatan. Rumah Sehat. Dalam: Profil Kesehatan Kalimantan
Tengah. 2005. hal 1-5
9. Manda et al. Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan
Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS ) Pemerintah. Dinas
Kesehatan Subdin Promosi Dan Kesehatan Masyarakat. 2006. hal. 14-21
10. Persit Kartika Chandra Kirana. Tolok Ukur Rumah Tangga Bahagia.
[online]. 2009 [cited 2009 November]; Available from URL :
http://www.redaksi@persit-kckjaya.org
24