Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RUMAH SEHAT

BAB I
PROFIL KELUARGA SEHAT
I.

II.

IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis kelamin
Bangsa/suku
Agama
Pekerjaan
Alamat
Status dalam keluarga

: Tn H
: 60
: Laki-laki
: Bugis
: Islam
: Wiraswasta
: jl. G. Bambapuang II no. 33
: suami

PEMERIKSAAN FISIS
Tinggi badan

: 166 cm

Berat badan

: 65 kg

Status Gizi menurut IMT

: normal

Tekanan Darah

: 130/90 mmHg

Nadi

: 88 x/menit

Pernapasan

: 24 x/menit

Suhu

: 36,8oC

Kepala

: anemia (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher

: tidak ada kelainan

Thorax

: vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor

: SI/II reguler, murni

Abdomen

: Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas

: tidak ada kelainan

III. ANGGOTA KELUARGA


1) Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Bangsa/suku
Agama
Pekerjaan
Hubungan keluarga

: Ny. D
: 58 tahun
: Perempuan
: Bugis
: Islam
: Ibu Rumah Tangga
: istri

Pemeriksaan Fisis
Tinggi badan

: 153 cm

Berat badan

: 50 kg

Status Gizi menurut IMT

: normal

Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 76 x/menit

Pernapasan

: 20 x/menit

Suhu

: 37oC

Kepala

: anemia (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher

: tidak ada kelainan

Thorax

: vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor

: SI/II reguler, murni

Abdomen

: Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas

: tidak ada kelainan

2) Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin

:M
: 34 tahun
: Perempuan

Bangsa/suku
Agama
Pekerjaan
Hubungan keluarga

: Makassar
: Islam
: Pegawai swasta
: anak pertama

Pemeriksaan Fisis
Tinggi badan

: 152 cm

Berat badan

: 50 kg

Status Gizi menurut IMT

: normal

Tekanan Darah

: mmHg

Nadi

: 80 x/menit

Pernapasan

: 16 x/menit

Suhu

: 36,6oC

Kepala

: anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher

: tidak ada kelainan

Thorax

: vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor

: SI/II reguler, murni

Abdomen

: Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas

: tidak ada kelainan

3) Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Bangsa/suku
Agama
Pekerjaan
Hubungan keluarga

:I
: 30 tahun
: Laki-laki
: Makassar
: Islam
: pegawai swasta
: anak kedua

Pemeriksaan Fisis

Tinggi badan

: 162 cm

Berat badan

: 60 kg

Status Gizi menurut IMT

: normal

Tekanan Darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 84 x/menit

Pernapasan

: 20 x/menit

Suhu

: 37,2oC

Kepala

: anemia (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher

: tidak ada kelainan

Thorax

: vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor

: SI/II reguler, murni

Abdomen

: Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas

: tidak ada kelainan

IV. PROFIL KELUARGA


Tuan H tinggal di sebuah lingkungan perumahan yang didiaminya
bersama istrinya (58 tahun) dan kedua anaknya (34 tahun) dan (30 tahun).
V. STATUS SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
Tuan H bekerja sebagai salah satu wiraswasta, memiliki toko
kelontong sedangkan istrinya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tuan H
bekerja dari hari senin-minggu dari pukul 09.00 sampai 21.00 WITA.
Kondisi rumah yang ditempati Tuan H terbilang cukup baik,
dengan kondisi rumah berlantai dua dengan batu berlantai keramik dengan 4
kamar tidur, sekitar rumah yaitu bagian samping kiri dan kanannya tidak
berbatasan langsung dengan rumah sebelahnya, dan berada di lingkungan

perumahan yang cukup padat. Pekarangan rumahnya ditanami dengan pohonpohonan misalnya pohon palem, pohon sawo dan bunga-bungaan. Tuan H
menempati sebuah kamar dengan luas sekitar 6x4 m2. Perabot tertata rapi dan
kebersihan kamar cukup memuaskan. Rumah itu memiliki 5 kamar mandi
yang terletak di setiap kamar tidur serta satu di dekat dapur. Kondisi kamar
mandi dan dapur cukup bersih. Ventilasi dan pencahayaan cukup memadai
serta memenuhi syarat. Sumber air untuk kebutuhan mandi, mencuci dan
memasak diperoleh dari air PAM, dan air galon untuk minum.
VI. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Menurut Tn. H dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang bermakna, hanya saja ayah dari Tn. H memiliki riwayat
hipertensi dan ibu nya memiliki riwayat DM. Dokter hanya menyarankan Tn.
H untuk mengurangi mengkonsumsi makanan-makanan yang berlemak,
olahraga teratur, banyak istirahat untuk mengurangi rasa stress.
VII. POLA KONSUMSI MAKANAN KELUARGA
Menu makanan keluarga sehari-hari bervariasi, yang biasanya terdiri
dari nasi, ikan, tahu, tempe, sayur-sayuran dimana sudah dapat mencukupi
kebutuhan asupan gizi keluarganya. Hanya saja Tn. H memiliki kebiasaan
suka mengkonsumsi makanan olahan jeroan misalnya coto dan sebagainya.

VIII. PSIKOLOGI DALAM HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA KELUARGA


Hubungan Tn.H dengan keluarganya sangat dekat dan komunikasi
berjalan dengan lancar dan selalu melakukan aktivitas bersama misalnya
Tn.H sering membantu menyelesaikan tugas-tugas anaknya jika ada waktu
luang, rekreasi bersama keluarga pada hari libur.

IX. LINGKUNGAN
Tn.H tinggal di perumahan yang padat penduduk. Kebersihan
lingkungan rumah terjaga, begitu juga lingkungan rumah tetangga sekitar
rumah.

Meskipun

masih

ada

beberapa

rumah

yang

tidak

terlalu

memperhatikan kebersihan lingkungan rumahnya. Jalanan di depan rumah


dalam keadaan baik dan merupakan jalanan aspal dengan apotek hidup yang
di tanam di sepanjang tepi jalan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN RUMAH SEHAT
Rumah sehat adalah tempat tinggal yang menjamin terjaganya kesehatan
para penghuni yang tinggal di dalamnya . Pengertian Rumah sehat dalam hal
6

ini lebih dari sekedar bangunan tempat tinggal, tetapi juga lingkungan tempat
rumah itu berada juga harus sehat. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia,
biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni
atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. (1,3)
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah:(4)
1. Faktor

lingkungan,

baik

lingkungan

fisik,

biologis

maupun

lingkungan sosial. Maksudnya membangun suatu rumah harus


memperhatikan tempat dimana rumah itu didirikan. Di pegunungan
ataukah di tepi pantai, di desa ataukah di kota, di daerah dingin
ataukah di daerah panas, di daerah pegunungan dekat gunung berapi
(daerah gempa) atau di daerah bebas gempa dan sebagainya. Rumah
di daerah pedesaan, kondisi sosial budaya pedesaaan, misalnya
bahanya, bentuknya, menghadapnya, dan lain sebagainya. Rumah di
daerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun
harus kokoh, rumah didekat hutan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga aman terhadap serangan-serangan binatang buas.
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat, hal ini dimaksudkan rumah
dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu
maka bahan-bahan setempat yang murah misal bambu, kayu atap
rumbia dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok
pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah
bukan sekadar berdiri pada saat itu saja, namun diperlukan
pemeliharaan seterusnya

2.2 SYARAT RUMAH SEHAT


Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi
kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah
setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai
tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah adalah
salah satu kebutuhan pokok manusia untuk bertempat tinggal dan melindungi
seseorang dari pengaruh lingkungan fisik yang berhubungan secara langsung
misalnya, hujan, panas matahari, angin, dan sebagainya.(1,2)
I.

Rumah Sehat Menurut Winslow


Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan

hygiene dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan WHO bahwa


perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya
kejadian penyakit dalam masyarakat.1

Rumah sehat yang diajukan oleh Winslow1:


1. Harus memenuhi kebutuhan fisiologis
a. Suhu ruangan
Suhu ruangan harus dijaga agar jangan banyak berubah. Sebaiknya
tetap berkisar antara 18-20oC. suhu ruangan ini tergantung pada:

Suhu udara luar

Pergerakan udara

Kelembaban udara

Suhu benda-benda di sekitarnya

Pada rumah-rumah modern, suhu ruangan ini dapat diatur dengan airconditioning (AC).
b. Harus cukup mendapat penerangan
Harus cukup mendapatkan penerangan baik siang maupun malam
hari. Yang ideal adalah penerangan listrik. Diusahakan agar ruanganruangan mendapatkan sinar matahari terutama pagi hari. Sehingga
dibutuhkan ventilasi yang cukup dalam suatu ruangan.
c. Harus cukup mendapatkan pertukaran hawa (ventilasi)
Pertukaran hawa yang cukup menyebabkan hawa ruangan tetap
segar (cukup mengandung oksigen). Untuk ini rumah-rumah harus cukup
mempunyai jendela. Luas jendela keseluruhan + 15% dari luas lantai.
Susunan ruangan harus sedemikian rupa sehingga udara dapat mengalir
bebas bila jendela dibuka.
d. Harus cukup mempunyai isolasi suara
Dinding ruangan harus kedap suara, baik terhadap suara-suara
yang berasal dari luar maupun dari dalam. Sebaiknya perumahan jauh dari
sumber-sumber suara yang gaduh, misalnya: pabrik, pasar, sekolah,
lapangan terbang, stasiun bus, stasiun kereta api, dan sebagainya.
2. Harus memenuhi kebutuhan psikologis
9

a. Keadaan rumah dan sekitarnya, cara pengaturannya harus memenuhi rasa


keindahan (aesthetis) sehingga rumah tersebut menjadi pusat kesenangan
rumah tangga yang sehat.
b. Adanya jaminan kebebasan yang cukup, bagi setiap anggota keluarga
yang tinggal di rumah tersebut.
c. Untuk tiap anggota keluarga, terutama yang mendekati dewasa harus
mempunyai

ruangan

sendiri-sendiri

sehingga

privacy-nya

tidak

terganggu.
d. Harus ada ruangan untuk menjalankan kehidupan keluarga di mana
semua anggota keluarga dapat berkumpul.
e. Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat, jadi harus ada ruang
untuk menerima tamu.
3. Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan
a. Konstruksi rumah dan bahan-bahan bangunan harus kuat sehingga tidak
mudah ambruk.
b. Sarana pencegahan terjadinya kecelakaan di sumur, kolam, dan tempattempat lain, terutama untuk anak-anak.
c. Diusahakan agar tidak mudah terbakar.
d. Adanya alat pemadam kebakaran terutama yang menggunakan gas.
4. Harus dapat menghindarkan terjadinya penyakit
a. Adanya sumber air yang sehat, cukup kualitas maupun kuantitasnya.
b. Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah yang
baik.

10

c. Harus dapat mencegah perkembangbiakan vektor penyakit, seperti:


nyamuk, lalat, tikus, dan sebagainya.
d. Kamar harus cukup luas. Luas kamar tidur + 5 m2 per kapita per luas
lantai.

II. Bahan Bangunan


a.
Lantai: Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari
semen atau ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Ubin
atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi
pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang
mampu di pedesaan, dan ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk rumah
pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting di
sini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada
musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu)
dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan
benda-benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah
b.

dan berdebu menimbulkan sarang penyakit.2,3


Dinding: tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok
sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasi
tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan,
lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup,
maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan

c.

ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.2,3


Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan, maupun di
pedesaan. Di samping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat

11

terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya


sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat pedesaan yang tidak
mampu untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat
dipertahankan. Atap seng atau asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan,
d.

disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.2,3


Lain-lain (tiang, kaso, dan reng)
Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan.
Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tetapi perlu
diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang
baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harus menurut
ruas-ruas bambu tersebut, apabila tidak pada ruasnya, maka lubang pada
ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan

kayu.2
III. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah
untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 dalam rumah yang
berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.
Di samping itu, tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan peningkatan
kelembaban udara dalam ruangan, karena terjadinya proses penguapan cairan
dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik
untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit).2,3
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan
dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi
aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu

12

mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu
tetap dalam kelambaban (humudity) yang optimum.2,3
Ada dua macam ventilasi, yakni2,3:
a. Ventilasi alamiah, di mana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi
secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada
dinding, dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak
menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan
serangan lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain
untuk melindungi kita dari gigitan nyamuk tersebut.
b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mangalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap
udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu diperhatikan di sini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga
agar udara tidak kembali lagi, harus mengalir. Artinya dalam ruangan
rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara
penghawaan alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau
mengadakan peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai
berikut: 2
Lubang penghawaan minimal 5% (lima persen) dari luas lantai

ruangan.
Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang

mengalir keluar ruangan.


Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandi/WC.
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC,
yang memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower
atau exhaust fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
13

Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya.
Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan
kerja.

IV. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan
tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah,
terutama cahaya matahari, disamping kurang nyaman, juga merupakan media
atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit.
Sebaliknya terlalu banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau, dan
akhirnya dapat merusak mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni2,3:
a. Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah, misalnya basil
TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan
masuk cahaya yang cukup. Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela)
luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan dalam membuat
jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam
ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela di sini, di
samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan
agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding).
Maka sebaiknya jendela itu harus di tengah-tengah tinggi dinding
(tembok).

14

Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.


Genteng kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan
melubangi genteng biasa pada waktu pembuatannya, kemudian
menutupnya dengan pecahan kaca.
b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, dan sebagainya.
V. Luas Bangunan Rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur,
makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang gerak lainnya.
Kebutuhan minimum ruangan pada rumah sehat perlu memperhatikan
beberapa ketentuan sebagai berikut: 2
kebutuhan luas per jiwa
kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK)
kebutuhan luas bangunan per kepala Keluarga (KK)
kebutuhan luas lahan per unit bangunan
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya, artinya harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas
bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan
menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping
menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga
terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang
lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 3
m2 untuk setiap orang.2,3
Hubungan rumah yang terlalu sempit dan kejadian penyakit1:
1. Kebersihan udara

15

Karena rumah terlalu sempit (terlalu banyak penghuninya), maka


ruangan-ruangan akan kekurangan oksigen sehingga akan menyebabkan
menurunnya daya tahan tubuh sehingga memudahkan terjadinya
penyakit. Penularan penyakit-penyakit saluran pernapasan, misalnya
TBC akan mudah terjadi di antara penghuni rumah. Dari penelitian
berjudul Hubungan Antara Karakteristik Lingkungan Rumah dengan
Kejadian Tuberkulosis (TB) pada Anak di Kecamatan Paseh Kabupaten
Sumedang, yang dilakukan oleh Nurhidayah, dkk (2007) menunjukkan
ada hubungan yang bermakna antara luas ventilasi rumah, kelembaban
rumah, pencahayaan rumah, dan kepadatan penghuni rumah dengan
kejadian tuberculosis pada anak, sedangkan variable suhu tidak memiliki
hubungan yang bermakna dnegan kejadian tuberculosis pada anak.1,4
2. Fasilitas dalam rumah untuk tiap orang akan berkurang
Fasilitas dalam rumah untui tiap orang akan berkurang karena harus
dibagi dalam jumlah yang banyak. Misalnya air. Walaupun kwalitasnya
baik, tapi karena pemakainya banyak maka kwantitasnya menjadi
kurang, sehingga penghuni rumah tidak tiap hari mandi atau tiap hari
tidak mandi. Hal ini akan memudahkan terjadinya penyakit kulit.
3. Memudahkan terjadinya penularan penyakit
Karena rumah terlalu sempit maka perpindahan (penularan) bibit
penykait dari manusia yang satu ke manusia yang lainnya akan lebih
mudah terjadi, misalnya: TBC, penyakit-penyakit kulit, dan penyakitpenyakit saluran pernapasan.
4. Privacy dari tiap anggota keluarga terganggu
Karena rumah terlalu sempit, maka tiak semua anggota keluarga
mempunyai kamar sendiri-sendiri, sehingga privacy-nya akan terganggu.

16

Hal ini akan menyebabkan tiap anggota keluarga, teruama anak-anak


muda tida suka tinggal di rumah, yang akan memudahkan timbulnya
kejahatan dan kenakalan anak/remaja, serta kehidupan rumah tangga
yang tidak harmonis. Kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis ini di
samping menyebabkan perkembangan jiwa dari anak-anak yang tidak
baik juga menimbulkna masalah-masalah sosial dalam masyarakat.
VI. Fasilitas-Fasilitas Dalam Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilita-fasilitas sebagai
berikut2,3:
a. Penyediaan air bersih yang cukup
b. Pembuangan tinja
c. Pembuangan air limbah (air bekas)
d. Pembuangn sampah
e. Fasilitas dapur
f. Ruang berkumpul keluarga
Di bawah ini adalah contoh variable dan nilai skor vatiabel rumah sehat
yang digunakan oleh Supraptini dalam penelitiannya yang berjudul Gambaran
Rumah Sehat di Indonesia, Berasarkan Analisis Data SUSENAS 2001 dan 2004.5

17

VII. 10 Patokan Untuk Rumah Ekologis Sebagai Rumah Sehat


10 patokan rumah ekologis merupakan prinsip dasar dalam perencanaan
rumah sehat yang berkesinambungan serta pembangunan berkelanjutan di daerah
tropis. Patokan tersebut didasarkan pada dua seminar dan lokakarya internasional
tentang arsitektur ekologis dan lingkungan di daerah tropis pada tahun 2000 dan
2005, serta 25 asas tentang Baubiologie (lihat: Schneider, Anton. Gesnder
Wohnen durch biologisches Bauen. Neubeuren 1982).6
Dalam rangka menuju masa depan yang terpelihara dan alam lestari, maka
planet bumi ini harus dirawat dengan lebih seksama, dan rumah yang dibangun

18

seharusnya ekologis. Kebutuhan atas perkembangan berkelanjutan belum pernah


sepenting seperti sekarang. Pengaruh perabadan manusia cenderung merusak
lingkungan sebagai dasar kehidupannya.6

BAB III
PEMBAHASAN

Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia untuk bertempat


tinggal dan melindungi seseorang dari pengaruh lingkungan fisik yang
berhubungan secara langsung misalnya, hujan, panas matahari, angin, dan
sebagainya. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan

19

perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh


derajat kesehatan yang optimal.

Gambar 1. Halaman depan rumah yang banyak tanaman dan asri

Gambar 2. Ruang tamu

Gambar 3. Dapur

20

Gambar 4. Ruang Tidur

Gambar 6. Ruang Makan

Gambar 5. Kamar Mandi

Gambar 7. Ventilasi

Secara umum, rumah Tn. H sudah memenuhi syarat-syarat rumah sehat,


antara lain dalam hal:
1. Halaman depan rumah yang bersih, ditanami dengan pepohonan. Rumah
jauh dari sumber kebisingan.
2. Ruang tamu yang tertata rapi, bersih, terdapat ventilasi yang cukup
sehingga ruangan mendapat pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup.

21

3. Kualitas bahan bangunan yang sudah bagus dalam pembuatan dinding,


tidak ada yang retak-retak. Dinding ruangan cukup kedap suara
4.

Lantai rumah menggunakan tehel.

5. Terdapat ruang tamu yang digunakan untuk bersosialisasi dengan


tetangga ataupun kerabat. Terdapat ruang keluarga untuk berinteraksi
antar sesama keluarga.
6. Terdapat empat buah kamar tidur, dimana satu kamar ditempati oleh
kedua orang tua, dan masing-masing anaknya menempati satu kamar
serta satu kamar tamu.
7. Kamar mandi selalu dibersihkan, menggunakan pancuran air, yang
dibersihkan setiap tiga kali seminggu. Jarak antara sumber air (sumur
bor) dengan jamban kurang lebih 15 m.
8. Air yang digunakan dalam keluarga menggunakan air PAM, air dimasak
terlebih dahulu sebelum minum.
9. Terdapat tempat pembuangan sampah dan air limbah yang baik.
10. Jarak antara rumah yang satu dengan yang lain tidak menempel secara
langsung namun tiap rumah memiliki tembok sendiri.
11. Lingkungan rumah padat namun selokan bersih, mengalir lancar
sehingga terhindar dari berkembangnya penyakit menular dan tidak
rentan banjir.
Hal yang tidak memenuhi syarat-syarat rumah sehat:
1.

Tidak terdapat alat pemadam kebakaran

22

DAFTAR PUSTAKA
1. Entjang, Indan. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra ADitya
Bakti; 2000. Hal.105-8.
2. Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta, 2007. p. 167-172
3. Anonymous. Syarat-Syarat Rumah Sehat. [online]. 2009 [cited 2009
November]; Available from : URL: http://www.smallcrabonline619-syaratsyarat-rumah-sehat.htm
4. Heinz Frick. 10 patokan untuk rumah ekologis sebagai rumah sehat.
[online]. 2009 [cited 2009 November]; Available from URL :
http://www.panda.org/downloads/general/lpr2004.pdf
5. Supraptini. Gambaran Rumah Sehat Di Indonesia, Berdasarkan Analisis
Data Susenas 2001 Dan 2004. Puslitbang Ekologi Dan Status Kesehatan
Badan Litbangkes; 2004.hal 1-12
6. Nurhidayah, I., dkk. Hubungan Antara Karakteristik Lingkunga Rumah
dengan Kejadian Tuberkulosis (TB) pada Anak di Kecamatan Paseh

23

Kabupaten Sumedang. Bandung: Universitas Padjadjaran Fakultas Ilmu


Keperawatan; 2007.
7. Anonymous. Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat. [online]. 2005
[cited

2009

November];

available

from

URL:

http://www.lmbunika.com/PDF/StandardI.pdf
8. Profil Kesehatan. Rumah Sehat. Dalam: Profil Kesehatan Kalimantan
Tengah. 2005. hal 1-5
9. Manda et al. Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan
Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS ) Pemerintah. Dinas
Kesehatan Subdin Promosi Dan Kesehatan Masyarakat. 2006. hal. 14-21
10. Persit Kartika Chandra Kirana. Tolok Ukur Rumah Tangga Bahagia.
[online]. 2009 [cited 2009 November]; Available from URL :
http://www.redaksi@persit-kckjaya.org

24

Anda mungkin juga menyukai