ULKUS KORNEA
Oleh :
Mulyani
201410401011023
Pembimbing
dr. Ilhamiyati, SpM
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
ULKUS KORNEA
Makalah dengan judul Ulkus Kornea telah diperiksa dan disetujui sebagai salah
satu tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter Muda di bagian
Ilmu Kesehatan Mata
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul
Ulkus Kornea. Penyusunan tugas ini merupakan salah satu tugas yang penulis
laksanakan selama mengikuti kepaniteraan di SMF Ilmu kesehatan Mata RSU
Haji Surabaya.
Penulis mengucapkan terima kepada dr. Ilhamiyati SpM selaku dokter
pembimbing dalam penyelesaian tugas referat ini, terima kasih atas bimbingan
dan waktunya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga referat ini dapat memberikan manfaat
pada pembaca. Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dalam kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terdapat penyakit mata, atau daya tahan tubuh terganggu, atau terdapat organisme
yang dapat merusak kornea. (6)
2.2 Definisi
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian jaringan kornea yang ditandai
dengan adanya peradangan dengan atau tanpa disertai hipopion. (1,2)
2.3 Epidemiologi
Penelitian yang dilaksanakan selama 2 tahun di bagian mata Rumah Sakit
Pravara India, melibatkan 62 koresponden, menunjukkan bahwa laki-laki lebih
banyak menderita ulkus yaitu sebanyak 36 orang laki-laki dan 26 orang
perempuan dengan penyebab tersering ulkus kornea adalah karena jamur
(35.48%), bakteri (32.25%), jamur dan bakteri (17.74%) dan sisanya tidak
disebabkan oleh jamur dan bakteri (14.53%). (2)
Pola dan penyebab dari timbulnya ulkus kornea berbeda tiap daerah, oleh
karena itu mencari penyebab dari timbulnya ulkus kornea sangatlah penting untuk
dapat menegakkan diagnosis dan terapi ulkus kornea, sehingga morbiditasnya
dapat diturunkan secara signifikan. (2)
Predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma,
pemakaian lensa kontak, sindroma mata kering, imunosupresif dll. Ulkus kornea
merupakan penyebab utama kebutaan di dunia. Sekitar 10% kasus kebutaan
adalah karena ulkus kornea. (4)
2.
3.
4.
Ulkus kornea yang berhubungan dengan penyakit kulit dan membran mukosa.
5.
6.
Trauma
7.
Idiopatik
a. Ulkus mooren
b. Keratokonjungtivitis limbus superior
c. Keratitis Thygeson pungtata superfisial (6)
Pada referat ini, penyebab ulkus kornea tidak dijelaskan seluruhnya, hanya
dibatasi ulkus kornea karena infeksi ( bakteri, virus, jamur). Ulkus kornea karena
bakteri umumnya disebabkan oleh streptokokus alfa hemolitik, stafilokokus
aureus, pseudomonas aeroginosa dan pneumokokus. Ulkus kornea karena jamur
umunya disebabkan oleh candida dan fusarium, sedangkan ulkus kornea karena
virus umumnya disebebkan oleh herpes zoster dan herpes simpleks.
2.5 Patofisiologi
Ketika epitel kornea rusak, terjadi perubahan patologis melalui empat
tahap, yaitu infiltrasi, ulserasi, regresi dan sikatrik. Terbentuknya ulkus kornea
tergantung pada penyebab infeksi, mekanisme pertahanan inang dan terapi yang
didapat. Secara umum, proses pembentukan ulkus kornea melalui bentuk ulkus
terlokalisir, dan ulkus kornea perforasi. (6)
A. Ulkus Kornea Terlokalisir
Patologi ulkus kornea terlokalisir dibagi dalam 4 tahap, yaitu :
1. Tahap Infiltrasi Progresif
Karakteristik dari tingkat ini adalah infiltrasi sel sel PMN dan
atau limfosit ke dalam epitel dari sirkulasi perifer. Selanjutnya dapat
terjadi nekrosis dari jaringan yang terlibat bergantung virulensi agen dan
pertahanan tubuh host. (Lihat gambar 1. A)
2. Tahap Ulserasi Aktif
Ulserasi aktif merupakan hasil dari nekrois dan pengelupasan
epitel, membran Bowman, dan stroma yang terlibat. Selama fase ulserasi
aktif terjadi hiperemia yang mengakibatkan akumulasi eksudat purulen di
kornea. Jika organisme penyebab virulensinya tinggi atau pertahanan
tubuh host lemah akan terjadi penetrasi yang lebih dalam selama fase
ulserasi aktif. (lihat gambar 1. B)
3. Tahap Regresi
Regresi ditimbulkan oleh sistem pertahanan natural (antibodi
humoral dan pertahanan seluler) dan terapi yang memperbesar respon host
normal. Garis batas yang merupakan kumpulan leukosit mulai timbul di
sekitar ulkus, lekosit ini menetralisir bahkan memfagosit organisme debris
seluler.
Proses
ini
disertai
vaskularisasi
superfisial
yang
yang
10
4. Tahap Pemulihan
Pada fase ini penyembuhan berlanjut dengn epitelisasi progresif
yang membentuk sebuah penutup permanen. Di bawah epitel baru
terbentuk jaringan fibrosa yang sebagain berasal dari fibroblas kornea dan
sebagian lagi berasal dari sel endotel pembuluh darah baru. Stroma
menebal dan mendorong permukaan epitel ke anterior. Derajat sikatrik
bervariasi, jika ulkus sangat superfisial dan hanya melibatkan epitel maka
akan menyembuh sempurna tanpa bekas. Jika ulkus melibatkan memran
Bowman dan sedikit lamela stroma superficial maka akan terbentuk
sikatrik yang disebut nebula. Apabila ulkus melibatkan hingga lebih dari
sepertiga stroma akan membentuk makuladan leukoma. (lihat gambar.
1. D ) (6)
12
Sekret mukopurulen
Pandangan kabur
Mata berair
Silau
Nyeri
13
b. Gejala Objektif
Injeksi siliar
Hipopion (6)
2.7 Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan klinis dengan menggunakan slit lamp dan pemeriksaan laboratorium.
Anamnesis
pasien
penting
pada
penyakit
kornea,
sering
dapat
diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat penyakit
kornea yang bermanfaat, misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes simplek
yang sering kambuh. Hendaknya pula ditanyakan riwayat pemakaian obat topikal
oleh pasien seperti kortikosteroid yang merupakan predisposisi bagi penyakit
bakteri, fungi, virus terutama keratitis herpes simplek. Juga mungkin terjadi
imunosupresi akibat penyakit sistemik seperti diabetes, AIDS, keganasan, selain
oleh terapi imunosupresi khusus. (10)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya injeksi
siliar, kornea edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea. Pada kasus
berat dapat terjadi iritis yang disertai dengan hipopion. (6)
14
2.8 Penatalaksanaan
Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh
spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. Pengobatan
pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang
mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi
peradangan dengann steroid. Pasien dirawat bila mengancam perforasi, pasien
15
tidak dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat dan perlunya obat
sistemik. (10)
Secara umum penatalaksanaan ulkus kornea adalah :
1.
Penatalaksanaan medikamentosa
a. Antibiotik
b. Anti virus
c. Anti jamur
d. Obat Siklopegik
Dianjurkan salep mata atau tetes mata atropin 1% untuk
mengurangi nyeri karena spasme siliar dan untuk mencegah pembentukan
sinekia posterior karena iridosiklitis sekunder. Atropin juga meningkatkan
suplai darah ke uvea anterior dengan mengembalikan tekanan di arteri
siliaris anterior sehingga membawa lebih banyak antibodi di aqueous
humour, juga mengurangi eksudat dengan menurunkan permeabilitas
vaskular dan hiperemi. Siklopegik lain yang dapat digunakan ialah tetes
mata homatropin 2%. (1,2,4) Kebanyakan dipakai sulfas atropine karena
bekerja lama 1-2 minggu. Efek kerja sulfas atropine :
-
16
39,5C.
Akibat
kenaikan
suhu
tubuh
ini
diharapkan
17
3.
Penatalaksanaan Bedah
a. Kauterisasi
-
b. Debridement mekanik
Debridement mekanik dilakukan untuk menghilangkan material
nekrosis dengan mengerok dasar ulkus dengan spatula dengan bantuan
anestesi lokal. Debridement ini dapat mempercepat penyembuhan.
c. Flap Konjungtiva
Kornea ditutup dengan flap konjungtiva sebagian atau seluruhnya
unyuk menyokong jaringan yang lemah. (6)
d. Keratoplasti
Keratoplasti adalah jalan terakhir jika penatalaksanaan diatas tidak
berhasil. Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu
penglihatan, kekeruhan kornea yang menyebabkan kemunduran tajam
penglihatan, serta memenuhi beberapa kriteria yaitu :
-
18
2.9 Komplikasi
Komplikasi yang paling sering timbul berupa :
1. Komplikasi paling serius ialah perforasi kornea dengan infeksi sekunder
2. Perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis
3. Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat Prolaps iris
4. Sikatrik kornea
5. Katarak sekunder
6. Glaukoma sekunder (7)
2.10 Pencegahan
Trauma yang kecil dapat menyebabkan luka pada kornea dan berlanjut
menjadi ulkus bahkan kebutaan. Untuk itu diperlukan pencegahan antara lain
sebagai berikut :
1. Menggunakan pelindung mata apabila bekerja di tempat yang terekspos
partikel kecil yang dapat masuk ke mata.
2. Menggunakan air mata buatan untuk mata kering atau jika kelopak mata tidak
dapat menutup sempurna.
3. Berhati hati jika menggunakan lensa kontak :
a. Selalu mencuci tangan sebelum memegang lensa kontak
b. Melepas lensa kontak setiap malam dan membersihkan lensa kontak
dengan hati hati dengan pembersih khusus
c. Jangan pernah tidur dengan menggunakan lensa kontak
d. Menyimpan lensa kontak di tempat khusus dengan direndam larutan
desinfektan semalaman
19
e. Segera melepas lensa kontak jika mata teriritasi dan tidak memakainya
hinggga kondisi mata membaik
f. Membersihkan tempat penyimpanan lensa kontak secara reguler. (8)
2.11 Prognosis
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat
lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada
tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu
penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea bersifat avaskular. Semakin
tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat pertolongan serta timbulnya
komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk.
Penyembuhan yang lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaan obat.
Dalam hal ini, apabila tidak ada ketaatan penggunaan obat terjadi pada
penggunaan antibiotika maka dapat menimbulkan resistensi.
Ulkus kornea harus membaik setiap harinya dan harus disembuhkan dengan
pemberian terapi yang tepat. Ulkus kornea dapat sembuh dengan dua metode;
migrasi sekeliling sel epitel yang dilanjutkan dengan mitosis sel dan pembentukan
pembuluh darah dari konjungtiva. Ulkus superfisial yang kecil dapat sembuh
dengan cepat melalui metode yang pertama, tetapi pada ulkus yang besar, perlu
adanya suplai darah agar leukosit dan fibroblas dapat membentuk jaringan
granulasi dan kemudian sikatrik. (9)
20
Ulkus Streptokokus
Khas sebagai ulcus yang menjalar dari tepi ke arah tengah kornea
(serpinginous). Ulkus bewarna kuning keabu-abuan berbentuk cakram
dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan
menyebabkan perforasi kornea, karena eksotoksin yang dihasilkan oleh
streptokok pneumonia.
2) Ulkus Stafilokokus
Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putik kekuningan
disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel. Apabila tidak
diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema
stroma dan infiltrasi sel leukosit. Walaupun terdapat hipopion ulkus
seringkali indolen yaitu reaksi radangnya minimal. (10)
21
ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat hipopion
yang banyak.(10)
4) Ulkus Pneumokokus
Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam. Tepi
ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan
gambaran karakteristik yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus terlihat dengan
infiltrasi sel yang penuh dan berwarna kekuning-kuningan. Penyebaran
ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang menggaung dan di daerah
ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu di temukan hipopion yang
tidak selamanya sebanding dengan beratnya ulkus yang terlihat.diagnosa
lebih pasti bila ditemukan dakriosistitis. (10)
22
tidak
diperlukan.
Akan
tetapi,
cephalosporine
dan
23
di
bagian
sentral
sehingga
terdapat
satelit-satelit
24
25
Ulkus Bakteri
Ulkus jamur
Pekerjaannya
berhubungan
dengan
agricultural.
Edema pada kelopak dan secret purulen Sakit dan kemerahan mirip seperti ulkus
dari ulkus Neisseria gonorrhea, eksudat bakteri, namun edema kelopak minimal.
hijau kebiruan pada infeksi Pseudomonas
aeruginosa.
Berbetuk bulat biasa terdapat di tengah Infeksi
awalnya
menyerupai
ulkus
atau di paracentral dari kornea, sisa dari dendritik pada herpes simpleks, feathery
kornea biasa bersih dan hipopion bisa ada border,
bisa tidak ada.
lesi
satelit,
immune
ring,
meninggi
dengan
serpiginosa, hipopion sama rata, sering infiltrate yang putih susu bisa basah
berhubungan dengan dakriosistisis.
maupun kering.
kornea
progresivitas
yang
yang
berat
cepat
dengan
dan
bisa
26
27
1. Lesi kulit
2. Konjungtivitis folikuler akut
3. Kornea
Keratitis dendritik
B. Herpes Simpleks Kambuhan
1.
2.
Keratitis disciform
Keratitis nekrotik stromal diffuse
3.
Keratitis tropik
4.
Iridosiliatis herpetik
C)
Ulkus geografikal. Terkadang, cabang dari ulkus dendritik
membesar dan bergabung untuk membentuk ulkus epithelial yang
lebih besar dengan sebuah susunan geographical atau amoeboid,
kerena itulah namanya ulkus geografik. Kegunaan steroids pada
ulkus dendrit mempercepat pembentukan ulkus geografik. (lihat
gambar 7 D)
29
2. Keratitis Stroma
(a) Keratitis Disciform
Patogenesis ini berkaitan dengan lambatnya reaksi hipersensitifitas
terhadap antigen HSV dimana terjadi radang stromal tingkat rendah dan
kerusakan dibawah endothelium. Akibat kerusakan endothelial pada
edema kornea terkait masuknya cairan mata. Keratitis disciform
digolongkan berdasarkan potongan fokal berbentuk disk pada edema
stromal tanpa nekrosis, lipatan pada membrane descemet, lapisan
endapan keratik, jaringan stromal infiltrat (jaringan imun Wessley) bisa
mengelilingi edema stromal. Ini menandakan pertemuan antara antigen
virus dan antibody, sensasi kornea berkurang, tekanan intraokuler bisa
meningkat meskipun hanya sebatas uveitis anterior. Pada kasus yang
berat, uveitis anterior bisa ditandai, terkadang lesi epithelial bisa
dihubungkan dengan keratitis disciform. (6)
(b) Keratitis Nekrotik Stroma Difusa
Keratitis nekrotik stroma difusa adalah jenis keratitis intersisial
yang disebabkan oleh invasi virus yang aktif dan destruksi jaringan.
Gejala berupa nyeri, photopobia dan mata merah ditandai dengan
munculnya necrotic, blothy, cheesy white infiltrates yang terletak
dibawah ulkus epitel atau muncul dengan bebas dibawah epithelium
yang utuh. Ini bisa dihubungkan dengan iritis ringan dan keratitis
presipitat. (6)
Pengobatan ini serupa dengan keratitis disiform tetapi hasilnya
seringkali tidak memuaskan. Keratoplasti sebaiknya dilakukan sampai
30
31
memberikan
media
yang
baik
terhadap
perkembangbiakan
kuman
penyebabnya.
32
BAB III
RINGKASAN
33
DAFTAR PUSTAKA
Fernando
Murillo.
2010.
Corneal
http://emedicine.medscape.com/article/1195680-overview
ulcer
(diakses
22
november 2014)
8. Dahl,
Andrew
A.
2007.
Corneal
http://www.emedicinehealth.com/corneal_ulcer/article_em.htm
Ulcer
(diakses
22
november 2014)
9. Suharjo, Fatah Widido. 2007. Tingkat keparahan Ulkus Kornea di RS Sarjito
Sebagai Tempat Pelayanan Mata Tertier. http:// http://www.tempo.co.id.
(diakses 26 Oktober 2011)
34
10. Biswell Roderick. 2012. Kornea. In: Oftalmologi Umum Vaughan DG and
Asbury T. Edisi 17.Jakarta, penerbit buku kedokteran EGC. Hal: 125-136.
11. WHO. 2004. Guidelines for the management of corneal ulcer at primary,
secondary & tertiary care health facilities in the south east asia region., p 11.
35