CAPAIAN PEMBELAJARAN :
Setelah menyelesaikan bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan prinsip terjadinya kebakaran
2. Menjelaskan berbagai macam penyebab kebakaran.
3. Menjelaskan klasifikasi kebakaran di Indonesia
4. Menjelaskan berbagai tindakan pencegahan bahaya kebakaran
5. Menjelaskan tentang prinsip pemadaman kebakaran
6. Menjelaskan tentang berbagai media dan teknik pemadaman
7. Menjelaskan berbagai sarana pemadam kebakaran
7.1 Pendahuluan
Api sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia mulai dari untuk memasak, meleburkan
benda logam, api unggun dan sebagainya. Tetapi api dapat menjadi bencana bila sudah diluar
kendali manusia yakni bencana kebakaran. Sehingga ancaman bahaya kebakaran tergantung
dari terkendali atau tidaknya api yang menyala. Seringkali manusia menganggap remeh
potensi bahaya karena api. Padahal kebakaran bisa menimbulkan kerugian harta benda, luka
dan penderitaan yang luar biasa, bahkan kematian.
Kebakaran perusahaan adalah sesuatu hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak. Bagi
tenaga kerja kebakaran perusahaan dapat merupakan penderitaan dan malapetaka karena bisa
mengalami cedera atau kehilangan pekerjaan. Bagi perusahaan kebakaran merupakan salah
satu penguras sumber daya industri bahkan dapat menjadi penyebab utama perusahaan
berhenti berbisnis. Kebakaran dapat merenggut kemampuan berproduksi perusahaan dan
perusahaan akan kehilangan pelanggan. Tidak ada pelanggan tidak ada bisnis.
Dengan
kebakaran jerih payah bertahun-tahun dapat hilang dalam waktu beberapa jam saja. Untuk
itulah pencegahan kebakaran memainkan peranan penting dalam menjaga kelangsungan
hidup perusahaan.
Unsur kedua adalah oksigen yang terkandung dalam udara normal sebanyak 21%. Oksigen
pada umumnya terdapat dimana-mana. Oksigen juga dapat dilepaskan oleh zat kimia
pengoksidasi seperti pupuk nitrat. Karena oksigen sebenarnya adalah suatu gas pembakar
maka sangat menentukan kadar atau keaktifan pembakaran. Dalam keadaan normal bahan
bakar mudah bergabung dengan oksigen. Suatu tempat dinyatakan masih mempunyai
keaktifan pembakaran bila kadar oksigennya adalah 15% sedangkan pembakaran tidak akan
terjadi bila kadar oksigen di udara kurang dari 12%.
Unsur ketiga yang dapat menimbulkan kebakaran adalah panas. Suhu benda akan naik karena
panas sehingga akhirnya mencapai titik nyala. Proses oksidasi juga berlangsung lebih cepat.
Sumber panas merupakan penyulut awal terjadinya kebakaran. Menurut Zaini (1998) secara
garis besar sumber panas dibedakan menjadi 4 yaitu :
a.
b.
c.
d.
Mekanis
Elektris
Panas
Kimia
: gesekan.
: aliran listrik, busur listrik, listrik statis dan petir.
: matahari, nyala api, dan pemampatan.
: penyalaan spontan, reaksi kimia dan rekasi nuklir.
Jenis- jenis panas dan kejadian yang dapat dijumpai dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Table 4.1. Jenis-jenis Sumber Panas dan Kejadian yang Dapat Dijumpai
Jenis Panas
Gesekan
Aliran Listrik
Contoh Pemakaian
Benturan 2 logam, Tabrakan mobil
Hubung singkat, Kabel dilalui arus listrik lebih
Busur Listrik
Listrik Statis
Petir
Matahari
Nyala api
Korek api
Pemampatan
Penyalaa api
Reaksi kimia
Rekasi Nuklir
Von Schwartz dalam Zaini (1998), seorang ahli fisika mengajukan daftar penyebab
kebakaran. Beliau mengelompokan menjadi 11 penyebab kebakaran yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
tidak terjadi penyalaan api terutama ditempat tertentu yang dianggap penting seperti di
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Sedangkan penyalaan api yang sudah ada
maka harus diusahakan jangan sampai api tersebut berkembang menjadi tidak terkendali.
Beberapa tindakan pencegahan kebakaran antara lain berupa pengadaan penyuluhan,
pendidikan dan pelatihan, mematuhi peraturan, menempatkan bahan yang mudah terbakar
harus aman/jauh dari ancaman api, pengadaan sarana pemadam kebakaran, pengadaan sarana
penyelamatan dan evakuasi, pengawasan terhadap peralatan yang menimbulkan api dan
sebagainya.
Sedangkan menurut Ridley (2008), beberapa contoh penyebab kebakaran dan tindakan
pencegahannya adalah sebagai berikut:
No Penyebab Kebakaran
1. Kebersihan tidak terjaga
Tindakan pencegahan
-. pembersihan teratur perlu dilakukan dengan membuang
2.
Kelistrikan
sekering
beroperasi pada arus yang tepat
-. menyediakan sistem pendingin yang memadai
-. jangan biarkan debu menumpuk pada perlengkapan listrik
3.
4.
Pipa pemanas
Pengelasan dan
5.
6.
Merokok
menggunakan
pemindahannya
wadah
anti
tumpah
pada
waktu
dengan
cara
mengurangi,
memisahkan
atau
Contoh : kebakaran kelas A dan B pada umumnya bisa dipadamkan dengan air. Butirbutir air menyerap panas api dan sanggup menurunkan suhu bahan bakar sampai
dibawah titik nyala. Panas berkurang dan api padam.
d. Pemadaman tuntas
Memadamkan kebakaran harus sampai tuntas. Adanya kepulan asap menandakan masih
ada bara, hal ini bisa menimbulkan kebakaran lagi. Jangan beri kesempatan sedikitpun
pada api.
1. Air disiramkan secara langsung. Cara ini dilakukan untuk kebakaran kecil
kelas A
2. Air disemprotkan dalam bentuk jet sehingga bisa jarak jauh.
3. Air disemprotkan dalam bentuk tirai atau spray sebagai pelindung bagi
petugas dari panas api.
4. Air disemprotkan dalam bentuk kabut atau fog. Sesuai untuk kebakaran
kelas B.
Tidak semua kebakaran dapat dipadamkan dengan air, kasus kebakaran seperti
dibawah ini jangan dipadamkan dengan air :
1. Kebakaran listrik.
Orang yang mencoba memadamkan dengan air bisa terkena kejutan
listrik sebab air menghantarkan listrik
2. Minyak panas yang terbakar
Menyiramkan air secara langsung akan merubah air menjadi uap
secara cepat dan menimbulkan lidah api.
b. Busa
Busa merupakan gelembung cairan yang ringan dan selalu berada di permukaan
suatu benda. Sifat mengapung dan dingin dimanfaatkan untuk memadamkan
kebakaran. Busa sangat efektif untuk memadamkan kebakaran yang berasal dari
bahan hidrokarbon (minyak), alkohol, termasuk kebakaran kelas A dan B.
Kebakaran pada permukaan luas dan datar sangat sesuai menggunakan busa
seperti pada permukaan jalan.
Teknik pemadaman pada permukaan datar adalah:
1. Cari posisi diatas angin
2. Arahkan busa ke pangkal api
3. Tutupi seluruh permukaan dengan busa
7.7.3 Media Gas
Gas CO2 tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun, tidak menghatarkan listrik dan lebih
berat dari udara. Setelah dipakai, CO2 tidak meninggalkan bahan pencemar atau karat. Dalam
pemadaman, CO2 menyelimuti api (memisahkan oksigen) dan mendinginkan. CO2 kurang
sesuai untuk pemadaman di area terbuka.
Hubungan media pemadam tertentu dengan kelas kebakaran yang cocok ditunjukan dalam
Tabel 4.2.
Pasir, Tanah
Air
Busa
CO2, N2
Dapur, Garasi
Dekat pintu
Mobil
Kapal boat
Tepung Kimia
Air
Busa
CO2
KAPASITAS
0,5-22 kg
34-159 kg
5-19 liter
95-227 liter
6-9 kg
1-9 kg
23-45 kg
JARAK
WAKTU
SEMPROT
SEMPROT
(meter)
1,5-6
4,5 21
6 12
10 15
46
1 2,4
13
(detik)
8 30
20 150
30 180
90 180
28 65
2 30
10 30
KETERANGAN
Beroda
Beroda
Beroda
Yang perlu diperiksa pada APAR adalah jadwal pengisian kembali, besarnya tekanan,
selang, kerusakan fisik dan lain-lain. Pemeriksaan dilakukan minimal 6 bulan sekali
b) Sistem Pemadam Api Tetap
Untuk mencegah akibat yang fatal dari bahaya kebakaran, maka pada suatu bangunan
(hotel bertingkat, apartemen, kapal, gudang dan sebagainya)
penting dipasang peralatan pemadam api tetap. Sistem pemadam api tetap adalah
peralatan untuk memadamkan api secara dini dan dipasang tetap pada bangunan.
APAR hanya dipakai untuk kebakaran awal. Untuk kebakaran yang sudah cukup
besar dibutuhkan alat pemadam yang bisa bereaksi cepat. Sistem ini tidak melibatkan
banyak orang.
Adapun cara kerja sistem pemadam api tetap melalui 3 tahap secara otomatis yaitu :
a. Tahap pendeteksian
Pada tahap awal, sistem selalu mendeteksi kehadiran api. Alat ini disebut sprinkler
head, selain mendeteksi juga membuka katup seperti dalam Gambar 4.5.
kendaraan yang dilengkapi dengan sirine dan alat-alat untuk keperluan pemadaman
seperti dalam Gambar 4.6.
adalah karena adanya potensi bahaya kebakaran di semua tempat dan kebakaran merupakan
peristiwa yang selalu membawa kerugian. Dengan demikian usaha pencegahan harus
dilakukan oleh setiap individu dan unit kerja agar jumlah peristiwa kebakaran, penyebab
kebakaran dan jumlah kecelakaan dapat dikurangi sekecil mungkin. Pada prinsipnya usaha
perlindungan dan pencegahan bahaya kebakaran yang utama adalah penyelamatan jiwa
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2011. Panduan Teknis Perawatan
Laboratorium Komputer & Multimedia. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan
Ismail dkk, 2001. Prinsip-prinsip Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PDK3),
Tembagapura : Departemen K3 PT Freeport Indonesia.
Ridley, John. 2008. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Edisi Ketiga. Alih Bahasa:
Soni Astranto, Jakarta : Penerbit Erlangga
Sumamur, 1985. Kesehatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Edisi Kedua. Jakarta :
Gunung Agung.
Tim Dosen Laboratorium Komputer, 2000. Keselamatan Kerja Laboratorium Komputer.
Surabaya : Program Studi Diploma Tiga Sistem Informasi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Airlangga Surabaya.
Zaini, Muchamad, 1998. Panduan Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran. Jakarta: Abdi
Tandur.