Apa Salahnya Angka 13
Apa Salahnya Angka 13
Apakah Tiyaroh?
Apakah keyakinan semacam ini termasuk tiyaroh?.
Ketika anda meyakini bahwa ada tanggal atau hari atau bulan tertentu yang itu menjadi sebab
sial, maka itu termasuk keyakinan tiyaroh. Karena anda meyakini sesuatu menjadi sebab sial
bagi yang lain, padahal sejatinya sama sekali tidak ada hubungannya.
Dan ketika keyakinan tiyaroh ini menyebabkan anda harus mengubah agenda, berarti anda
terjebak dalam dosa kesyirikan. Dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu anhuma, Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Siapa yang mengurungkan keinginannya karena keyakinan tiyaroh, berarti dia telah berbuat
syirik. (HR. Ahmad 7242 dan dan dihasankan Syuaib al-Arnauth)
Dari Ibnu Masud Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Tiyaroh itu syirik Tiyaroh itu syirik (HR. Ahmad 3759, Abu Daud 3912, Ibnu Majah 3667
dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
Karena itu, ketika anda meyakini tanggal 26 menjadi tanggal bencana, tanggal sial, kemudian ini
menjadi pertimbangan anda untuk menggagalkan rencana anda, maka anda terjebak dalam
tiyaroh.
Di saat banjir mulai melanda, rame-rame orang menyalahkan buang sampah sembarangan,
infrastruktur yang kurang diperhatikan pemerintah, eksploitasi alam yang tidak terkontrol, dst
Namun, kita perlu sadar, ternyata sebab utama bencana alam, tidak hanya dalam bentuk lahiriyah
sebagaimana anggapan di atas. Ada sebab terpenting yang ternyata belum dipahami kebanyakan
orang. Sebab itu adalah maksiat.
Perbuatan maksiat dan kedurhakaan kepada Sang Pencipta, merupakan sebab terbesar Allah
mendatangkan bencana alam. Dosa dan maksiat adalah sebab terbesar Allah mendatangkan
banjir. Itulah tafsir yang dipahami oleh para sahabat ulama masa silam terhadap surat Ar-Rum di
atas.
Berikut diantara tafsir mereka,
At-Thabari menyebutkan ketarangan dari Al-Hasan Al-Bashri ketika menafsirkan ayat ini,
Allah menghancurkan mereka disebabkan dosa mereka, berupa kerusakan di daratan maupun
dilautan, disebabkan perbuatan buruk mereka.. (Tafsir At-Thabari, 20/108).
As-Suyuthi menyebutkan keterangan dari Abu Bakr bin Ayyasy, ketika beliau ditanya tentang
ayat ini, beliau berkomentar,
Sesungguhnya Allah mengutus Muhammad shallallahu alaihi wa sallam ke penduduk bumi
ketika mereka dalam kondisi rusak (masa jahiliyah). Kemudian Allah memperbaiki mereka
dengan mengutus Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Siapa yang mengajak kepada
perbuatan yang bertentangan dengan apa yang dibawa oleh Muhammad shallallahu alaihi wa
sallam, berarti dia termasuk orang yang berbuat kerusakan di muka bumi. (Ad-Dur Al-Mantsur,
3/477).
Dikisahkan oleh Shofiyah radhiyallahu anha, tentang gempa yang terjadi di zaman Umar
radhiyallahu anhu,
Pernah terjadi gempa bumi di Madinah pada masa Umar radhiyallahu anhu, sehingga beberapa
pagar roboh, lalu Umar berkhotbah:
.
Wahai sekalian manusia, apa yang terjadi? Betapa cepatnya maksiat yang kalian lakukan. Jika
terjadi gempa bumi lagi, kalian tidak akan menemuiku lagi di Madinah. (HR. Baihaqi dalam
Sunan-nya (3/342), Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushonnaf (2/473) dengan sanad yang shahih).
Gempa itu belum pernah terjadi di masa Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Umar khawatir, dia
juga tertimpa sebab maksiat yang dilakukan manusia. Beliau mengancam, jika terjadi gempa
yang kedua, beliau akan keluar madinah.
Setelah memahami hal ini, dan dengan adanya musibah, selayaknya kita berusaha untuk semakin
dekat dengan Allah. Memohon ampunan kepada-Nya seraya berharap agar Dia segera
melepaskan kaum muslimin dari musibah ini.
* *
Katakanlah: Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau
dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling
bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain.
Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar
mereka memahami(nya). Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya.
Katakanlah: Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu. Untuk setiap berita
(yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. (QS.
Al-Anam: 65 67)
Allahu alam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Ustad Menjawab
Apakah dalam Islam Ada Hari atau Angka Sial
Pertanyaan:
Assalamualaikum wr wb. Pak ustadz, banyak orang yang percaya dengan mistis yang berkaitan
dengan hari atau tanggal. Misalnya saja mereka berkata, "
Angka atau
tanggal 13 itu sial". Ada juga yang berkata, "Jangan menikah di bulan
Muharram karena tidak baik." Bagaimanakah Islam memandang hal semacam ini?
Terima kasih atas jawaban yang diberikan.
Wassalam.
(Muhammad Abrar)
Jawaban:
Sejauh pengetahuan saya, tidak ada istilah hari-hari tertentu yang keramat atau hari-hari tertentu
yang sial, atau angka tertentu merupakan angka mujur sedangkan angka yang lain merupakan
angka sial. Semua sama di mata Allah. Memang benar ada hari yang lebih utama dibandingkan
hari lain, yaitu hari Jumat, tetapi itu tidak berarti bahwa hari-hari selain hari Jumat adalah harihari sial. Tidak sama sekali.
Termasuk angka 13 yang oleh sebagian orang dianggap sebagai angka sial, itu tidak ada dalam
Islam. Anehnya, meskipun banyak orang menganggap 13 sebagai angka sial, mereka berharap
dan malah bergembira menerima gaji 13! Ini sekaligus membuktikan bahwa 13 tidak
berdampak negatif apa-apa. Kalau benar angka 13 itu angka sial, tentu gaji 13 akan berakibat
menimbulkan bahaya terhadap si penerima, tentu orang tidak mau menerimanya. Kenyataannya
tidak.
Mitos angka 13 itu sendiri konon berasal dari budaya Eropa, tepatnya Skandinavia, di mana
masyarakatnya percaya dengan 12 dewa, tetapi kemudian setan bergabung ke dalam kelompok
dewa-dewa itu sehingga menjadi 13. Setelah bergabungnya setan ke dalam kelompok dewa-dewa
itu, timbul banyak bencana dan musibah. Mereka akhirnya menganggap bahwa angka 13 adalah
angka setan, angka sial.
Begitu juga dengan larangan menikah pada bulan Muharram. Sejauh yang saya ketahui, itu tidak
ada dasarnya. Di sejumlah masyarakat muslim, seperti di sebagian masyarakat Mesir, sebagian
masyarakat Indonesia, ada kepercayaan semacam itu. Di Mesir konon kepercayaan itu berasal
dari masa kekuasaan dinasti Fatimiah yang merupakan dinasti Syiah. Mereka melarang menikah
pada bulan Muharram karena bulan itu merupakan bulan kesedihan sehingga tidak layak bagi
seorang muslim bersenang-senang pada bulan kesedihan. Seperti kita tahu, memang banyak
peristiwa menyedihkan terjadi pada bulan Muharam, termasuk terbunuhnya Husain bin Ali ra
pada peristiwa Karbala. Tetapi itu bukan alasan untuk mengharamkan/melarang sesuatu yang
pada dasarnya halal/tidak terlarang.
Wallahu alam.
Di dalam tatanan masyarakat modern, kepercayaan-kepercayaan tahayul ini ternyata tetap eksis
dan bahkan berkembang dan merasuk ke dalam banyak segi kehidupan masyarakatnya.
Kepercayaan-kepercayaan ini bahkan ikut mewarnai arsitektural kota dan juga gedung-gedung
pencakar langit.
Sebagai contoh kecil, di berbagai gedung tinggi di China, tidak ada yang namanya lantai 4, 13,
dan 14. Menurut kepercayaan mereka, kedua angka tersebut tidak membawa hoki. Di Barat,
angka 13 juga dianggap angka sial. Demikian pula di berbagai belahan dunia lainnya. Kalau kita
perhatikan nomor-nomor di dalam lift gedung-gedung tinggi dunia, Anda tidak akan jumpai
lantai 13. Biasanya, setelah angka 12 maka langsung loncat ke angka 14. Atau dari angka 12
maka 12a dulu baru 14. Fenomena ini terdapat di banyak negara dunia, termasuk Indonesia.
Mengapa angka 13 dianggap angka yang membawa kekurang-beruntungan? Sebenarnya,
kepecayaan tahayul dan aneka mitos yang ada berasal dari pengetahuan kuno bernama Kabbalah.
Kabalah merupakan sebuah ajaran mistis kuno, yang telah dirapalkan oleh Dewan Penyihir
tertinggi rezim Firaun yang kemudian diteruskan oleh para penyihir, pesulap, peramal,
paranormal, dan sebagainyaterlebih oleh kaum Zionis-Yahudi yang kemudian mengangkatnya
menjadi satu gerakan politisdan sekarang ini, ajaran Kabbalah telah menjadi tren baru di
kalangan selebritis dunia.
Bangsa Yahudi sejak dahulu merupakan kaum yang secara ketat memelihara Kabbalah. Di
Marseilles, Perancis Selatan, bangsa Yahudi ini membukukan ajaran Kabbalah yang sebelumnya
hanya diturunkan lewat lisan dan secara sembunyi-sembunyi. Mereka juga dikenal sebagai kaum
yang gemar mengutak-atik angka-angka (numerologi), sehingga mereka dikenal pula sebagai
sebagai kaum Geometrian.
Menurut mereka, angka 13 merupakan salah satu angka suci yang mengandung berbagai daya
magis dan sisi religius, bersama-sama dengan angka 11 dan 666. Sebab itu, dalam berbagai
simbol terkait Kabbalisme, mereka selalu menyusupkan unsur angka 13 ke dalamnya. Kartu
Tarot misalnya, itu jumlahnya 13. Juga Kartu Remi, jumlahnya 13 (As, 2-9, Jack, Queen, King).
lainnya. Diantara takhayul yang paling "top" adalah 13 dianggap angka sial! Entah dari mana
awala mulanya atau datangnya takhayul ini, saya tak tahu! Namun seringkali kali kalau saya
memabaca berita, entah masalah politik, ekonomi, sosial, budaya , bahkan masalah agamapun
seringkali muncul takhayul ini! Coba aja anda melihat undian nomor urut partai pemilu, ketika
sebuah partai mendapat nomor urut 13, maka spontan keluarlah komentar sebagai berikut: "
Sialan, kita dapat angkat 13!" "Iya tuh, sialan banget kita dapat nomor 13!" "Mampus lu... dapat
angka 13!" "Busyet deh, kita dapat nomor 13!" "Kurang ajar kita dapat angka sial, 13!" Dan
banyak lagi komentar lain bila mau ditulis, dan lucunya itu bukan komentar anak-anak kemaren
sore, tapi para politikus yang konon khabarnya adalah orang-orang cerdik pandai dan bergelar
sarjana-sarjana yang "makan bangku" kuliahnya sampai ke luar negeri! Coba bisa anda
bayangkan apa hasilnya bila orang-orang semacam itu duduk di parlemen, atau duduk di kursi
yang membawa jutaan aspirasi rakyat Indonesia, namun pola pikirnya masih dipenuhi oleh
takhayul semacam itu, jangan-jangan ketika mencalonkan menjadi anggota d ilembaga terhormat
sudah "kasak-kasuk" di dukun sana sini! Waduh, betapa bayahanya kalau kita punya wakil wakil
yang semacam itu! Oke kita kembali ke angka 13 yang dianggap membawa sial itu, mari kita
ambil contoh lagi, ketika menempati hotel jarang ada yang memilih nomor 13 di manapun
mereka pergi dan ketika mencari rumah tinggal di komplek-komplek, padahal komplek tersebut
ditinggali oleh kelompok-kelompok orang elite, apa ternyata? Merekapun tak mau mendapat
nomor rumah 13! Agar tak dapat nomor 13 maka ditulis 12A, 12B dan seterusnya lalu lompat ke
no 14! Aneh memang? lebih lucu lagi angka 13 di anggap angka sial, sehingga ketika ada acara
lomba atau apapun namanya, mereka yang percaya pada takhayul ini, menghindari nomor 13
tersebut! Jadi yang namanya takhayul benar-benar sudah merusak logika manusia kebanyakan
dan kalau yang percaya masyarakat yang mungkin tarap pendidikanan kurang memadai, okelah,
tapi ini, ... ya ampun.... orang-orang boleh dibilang punya kedudukan, pangkat dan jabatan
tinggi, tapi masih juga percaya kepada takhayul! Apa sih yang salah dari angka 13 dari
gambungan angka puluhan satu dengan angka satuan tiga ini? Apa masalahnya? Dimana sialnya?
Siapa orang yang mulai percaya pada takhyayul ini kemudian menyebarkan kepada orang lain?
Dan anehnya itu mendunia! Lalu apakah kalau sudah mendunia, lantas kita harus percaya bahwa
angka "13" belas itu benar-benar membawa sial? Lalu dimana logika kita? Lalu dimana
keimanan itu adanya, kalau dengan angka 13 itu saja takut? Apakah Tuhan sekejam itu membuat
angka 13, sehingga membawa sial? Bukankah itu hanya urutan matematika? Angka 13 hanya
bilangan ganjil dalam hitungan matematika, lalu dimana sialnya? Mengapa harus percaya pada
yang"begituan"? Kalau dalam Islam dikatakan" Tuhan menyukai pada angka yang ganjil"
Makanya dalam berdoa atau melakukan kegiatan ibadaha seringkali menggunakan angka ganjil,
contohnya angka 3, misalnya ketika mabil air wudlu untuk sholat dilakukan serba tiga kali.
Takbir sholat ketika Idul Fitri dan Idul Adha pada rokaat pertama 7 kali dan rokaat ke dua 5 kali,
semua itu bilangan ganjil, ketika berdzikir setelah sholat wajib kita membaca takbir, tahmid,
hamdalah masing-masing 33 kali, inipun bilangan ganil Dan jangan lupa 13 adalah angka ganjil!
Nah jangan-jangan ini rekayasa musuhnya Tuhan atau manusia-manusia yang ingkar kepada
Tuhan, jadi diciptakanlah takhayul atau mitos-mitos dengan cerita-cerita yang membuat manusia
akhirnya percaya pada angka 13 yang dianggap sial tersebut. Nah sampai saat inipun saya tak
menemukan sumber awal dari mana takhayaul itu berawal? Yang repot mengapa kebanyakan
manusia itu percaya pada yang tidak masuk akal ini! Dan uniknya lagi silahkan anda klik angka
13 di mesin pencari google dan yahoo, susah mendapatkannya! Silahkan anda mengajukan
argumentasi untuk membenarkan takhayul angka 13 ini, insya Allah saya tak percaya! Loh
mengapa harus dipercaya? Angka apapun itu adalah bilangan untuk memudahkan manusia
menghitung sesuatu benda atau barang, upah atau gaji, uang atau apapun yang bisa dihitung! Jadi
mengapa harus ada angka sial? Bukankah angka 13 itu hanya nomor urut? Bukan angka 13 itu
hanya bagian dari seret hitung? Bukankan angka 13 itu hanya angka, sekali angka, tidak lebih
dari itu, lalu dimana yang menyebabkan sialnya? Bila terjadi musibah atau apapun namanya
ketika menggunakan angka 13, ya biasa saja, toh musibah sama saja, sama-sama takdir yang
datangnya dari Tuhan, bukan dari angka! Kalau ada yang mengajukan argumen ada angka baik
dan ada angka buruk? Itu sama saja dengan ketika memegang pisau atau senjata tajam, kalau
pisau atau senjata tajam lainnya dipegang oleh ibu-ibu, yang untuk mengiris bawang cabe atau
memotong-totong daging, ayam dan lain sebagainya, tapi kalau di pisau atau senjata tajam
lainnya dipegang oleh penejahat, bisa jadi pisau atau senjata tajam itu digunakan untuk
membunuh, menodong, merampok dan lain sebagainya. Jadi benda itu netral tergantung siapa
manusia yang menggunakannya ,begitu juga dengan angka 13 ya netral, tak ada pengaruh apaapa bagi kehidupan manusia, baik buruknya manusia tergantung pada amal dan perbuatannya,
bukan pada angka 13nya! Kalau yang Islam baik buruknya nasib, yang memang ada ketentuan
Tuhan di dalamnya, makanya ada rukun iman ke 6 yang menyatakan "Percaya kepada takdir
Allah, yang baik maupun yang buruk" Jadi baik dan buruk selain memang takdir dari Allah, juga
karena hasil usaha manusia, bukan karena angka 13! Oke, mulai sekarang mari berniat dan
menyatakan perang pada yang namanya takhayul. Salam.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/virays/apa-salahnya-angka13_550abb398133117713b1e29b