Anda di halaman 1dari 7

NILAI-NILAI DASAR

DALAM MEMBANGUN TEORI EKONOMI ISLAM

Pendahuluan
Masalah

ekonomi

merupakan

masalah

yang

universal,

karenanya seluruh dunia menaruh perhatian yang besar terhadap


permasalahan ekonomi. Para ahli ekonomi sibuk membuat asumsiasumsi dan teori-teori yang pada akhirnya memunculkan blok-blok
pemikiran dan menjadikan dunia terpecah menjadi blok barat dan
blok timur; kapitalis dan komunis, dan seterusnya.
Dalam pandangan Islam, permasalahan diatas tidak dapat
diselesaikan hanya melalui perubahan yang bersifat kosmetik
belaka, diperlukan perubahan yang bersifat mendasar mulai dari
tatanan phylosof yang akan membentuk teori ekonomi Islam, yang
kemudian akan membentuk prinsip-prinsip sistem ekonomi Islam
sehingga pada akhirnya akan terbentuk secara otomatis perilaku
Islami dalam ekonomi dan bisnis.
Jika ditilik dari sudut pandang sistematika nilai ekonomi
antara ekonomi Islam dan ekonomi konvensional maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistematika merupakan penggolongan nilai-nilai
menurut hirarki tertentu sehingga kita dapat menarik hubungan

nilai dan interaksinya sehingga eksistensi suatu sistem dapat


dijelaskan. Sistematika hirarki nilai dari suatu sistem pada dasarnya
sama, yang membedakan adalah substansi dari nilai tersebut yang
ditentukan oleh agama atau aliran pemikiran tertentu.
Berangkat dari hal tersebut diatas, maka perlu dibentuk
perangkat nilai-nilai dasar dan nilai-nilai instrumental bagi kegiatan
ekonomi yang dikehendaki oleh sistem. Tiga komponen penting
dalam menyusun eksistensi ekonomi adalah : filsafat, nilai dasar,
dan nilai instrumental ekonomi.
Filsafat Ekonomi Islam
Asas dari filsafat ekonomi Islam adalah Tauhid, dengan pokok
doktrin sebagai berikut : Dan sesungguhnya jika kamu bertanya
kepada mereka (orang-orang kafir); Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi ? Niscaya mereka menjawab : Allah (QS Az-Zumar
(39):38).
Tiga asas filsafat ekonomi Islam selanjutnya menjadi orientasi
dasar ilmu ekonomi Islam, yaitu :
1)

Dunia dengan segala isinya adalah milik Allah dan berjalan

2)

menurut kehendak-Nya.
Allah adalah pencipta semua mahluk dan semua mahluk
tunduk kepada-Nya.

3)

Iman kepada hari kiamat akan mempengaruhi tingkah laku


ekonomi manusia menurut horizon waktu.

Nilai Dasar Ekonomi Islam


Jika kita cermati, dalam sistem kapitalisme asas yang dianut
adalah laissez faire, artinya hak kepemilikan perorangan adalah
absolute tanpa batas, terjaminnya kebebasan melakukan segala
macam kegiatan ekonomi dan transaksi menurut persaingan bebas.
Demikian pula untuk norma individualnya ditarik dari individualisme
dan utilitarianisme. Hal ini berarti setiap komoditi itu dianggap baik
secara moral dan ekonomi sepanjang dapat dijual. Sedangkan
dalam sistem Marxisme, hak memiliki dikuasai kaum proletar yang
diwakili oleh kepemimpinan diktator.
Lalu bagaimana nilai dasar ekonomi Islam yang memiliki asas
filsafat tauhid ? Tauhid memiliki konteks etika yang menunjuk pada
integrasi

antara

aspek-aspek

spiritual

dan

temporal

dalam

eksistensi manusia. Tauhid bukan saja sebagai tujuan (objective),


tapi juga merupakan pedoman bagi proses dinamis, satu hal yang
sangat relevan bagi ilmu ekonomi. Nilai-nilai dasar ekonomi yang
berfalsafah tauhid meliputi :

1) Kepemilikan (ownership).
2) Keseimbangan (equilibrium).
3) Keadilan (justice).
Nilai Instrumental Ekonomi Islam
Dari pokok bahasan diatas kita telah melakukan sistematika
secara bertahap, mulai dari filsafat, nilai-nilai dasar dan kemudian
akan kita ikuti dengan nilai-nilai instrumental. Tiap sistem ekonomi
menurut aliran pemikiran dan agama tertentu memiliki perangkat
nilai instrumental yang berbeda pula. Dalam sistem kapitalisme
nilai instrumental terletak pada nilai persaingan sempurna dan
kebebasan tanpa hambatan. Sedang dalam marxisme, semua
perencanaan ekonomi dilaksanakan secara sentral melalui proses
berulang yang mekanistik, pemilikan kaum proletar terhadap faktorfaktor produksi diatur secara kolektif.
Dalam ekonomi Islam, nilai instrumental yang strategis dan
sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan
masyarakat serta pembangunan pada umumnya, meliputi : zakat,
larangan riba, kerjasama ekonomi, jaminan sosial, dan peran
negara.
Kesimpulan

Dari penjabaran tentang falsafah, nilai dasar dan nilai


instrumental, maka dapat diuraikan tentang rancang bangun
ekonomi Islam. Walaupun pemikiran para ekonom Islam terbagi
dalam tiga mazhab; mazhab Bagir as-Sadr, mazhab mainstream,
dan mazhab Alternatif-Kritis; tapi pada dasarnya mereka setuju
dengan prinsip-prinsip umum yang mendasari ekonomi Islam.
Prinsip-prinsip umum ini secara keseluruhan membentuk rancang
bangun ekonomi Islam.
Fondasi dari rancang bangun ekonomi Islam diatas didasarkan
pada lima nilai universal sebagai teori-nya, yaitu Tauhid (Keimanan),
Adl (Keadilan), Nubuwwah (Kenabian), Khilafah (Pemerintahan), dan
Maad (Hasil).

1) Tauhid
Tauhid merupakan fondasi ajaran Islam. tiada sesuatupun
yang layak disembah selain Allah, dan tidak ada pemilik
langit, bumi, dan isinya, selain daripada Allah karena Allah
adalah pencipta alam semesta dan isinya dan sekaligus
pemiliknya, termasuk pemilik manusia dan seluruh sumber
daya yang ada.
2) Adl

Manusia sebagai khalifah dimuka bumi harus memelihara


hokum Allah di bumi, dan menjamin bahwa pemakaian segala
sumber daya diarahkan untuk kesejahteraan manusia, supaya
semua mendapat manfaat daripadanya secara adil dan baik.
3) Nubuwwah
Karena kasih sayang dan kebijaksanaannya Allah mengutus
para nabi dan rasul untuk membimbing kita semua. Bagi kita
umat muslim, Allah telah mengutus Nabi Muhammad SAW
yang memiliki sifat-sifat utama yang harus diteladani, yaitu :
(butuh penjelasan secara lebih lagi)
a) Siddiq (transparansi)
b) Amanah (
c) Fathanah (kecerdasan ekonomi)
d) Tabligh (promosi, transparansi)
4) Khilafah
Pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin, baik sebagai
individu, kepala keluarga, pemimpin masyarakat atau kepala
Negara.

Fungsi

utamanya

adalah

menjaga

keteraturan

interaksi antar kelompok-termasuk dalam bidang ekonomiagar

kekacauan

dan

keributan

dapat

dihilangkan

atau

dikurangi.
5) Maad
Secara harfiah maad berarti kembali. Karena kita semua
akan kembali kepada Allah. Pandangan muslim tentang dunia
akhirat dapat dirumuskan sebagai berikut : Dunia adalah
ladang akhirat. Artinya, dunia adalah ladang bagi manusia

untuk berusaha dan beramal shaleh, namun akhirat jauh lebih


baik daripada dunia.
Teori tersebut hanya akan menjadi kajian ilmu saja jika tidak
diterapkan menjadi sistem, karena itu dari kelima dasar tersebut
dibangunlah tiga prinsip yang menjadi ciri dan cikal bakal ekonomi
Islam, yaitu : Multiple Ownership, Freedom to Act, dan Social
Justice.
Diatas semua nilai dan prinsip dibangunlah konsep yang
memayungi semuanya, yaitu Akhlak. Akhlak menempati posisi
puncak karena dialah yang menjadi tujuan Islam dan dakwah para
Nabi, yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak ini lah
yang akan menjai panduan pelaku ekonomi dan bisnis dalam
melakukan aktivitasnya.

Anda mungkin juga menyukai