Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS


(ASPEK FINANSIAL)

Disusun Oleh:
Kelompok

: 8 (Delapan)

Nama/NPM

1. Dina Agusriani

/ 32412159

2. Indah Trisha Narasaki / 33412676

4. Sofyan Ali

/ 37412098

5. Taufik Akbar

/ 37412306

3. Sheila Hady

/ 36412965

Hari/Shift

: Selasa/4 (Empat)

Asisten Pembimbing

: Brendy Wastu, S.T

Nilai

Paraf Asisten

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2015

MEMPELAJARI KELAYAKAN USAHA DAN FINANSIAL


DALAM MENDIRIKAN PT FIRST FURNITURE
Dina Agusriani, Indah Trisha Narasaki, Sheila Hady, Sofyan Ali, dan Taufik
Akbar.
Mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok, 16424
agusrianidina99@gmail.com, indahnarasaki@gmail.com,
sheilahady1@gmail.com, zanmatto26@gmail.com, taufikakbars123@gmail.com

ABSTRAKSI
Faktor banyaknya perusahaan baru yang muncul dipicu oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang. Dengan
banyaknya perusahaan baru yang bermunculan, tentunya akan menimbulkan
persaingan yang ketat antar perusahaan yang berdiri, khususnya antara
perusahaan yang sejenis. Namun, perusahaan yang tidak mampu bersaing
dengan perusahaan lainnya akan menyebabkan perusahaan mengalami
keruntuhan. Salah satu faktor penting agar perusahaan dapat bertahan dan dapat
tumbuh berkembang dalam persaingan antar perusahaan adalah terjaganya
kondisi perekonomian perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya dengan
jangka yang panjang. Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan suatu
pengambilan keputusan yang tepat agar perusahaan mampu bertahan dan
bersaing serta tidak mengalami kerugian yaitu dengan melakukan analisa
kelayakan usaha dari aspek ekonomi dan finansial.
Kata Kunci: Rak Puzzle Box, PT First Furniture, Investasi Awal, Modal Kerja,
Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, Break Even Point.
(Daftar Pustaka 1990 2007)

PENDAHULUAN
Faktor banyaknya perusahaan baru yang muncul dipicu oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang. Dengan banyaknya
perusahaan baru yang bermunculan, tentunya akan menimbulkan persaingan yang
ketat antar perusahaan yang berdiri, khususnya antara perusahaan yang sejenis.
Namun, perusahaan yang tidak mampu bersaing dengan perusahaan lainnya akan
menyebabkan perusahaan mengalami keruntuhan. Salah satu faktor penting agar
perusahaan dapat bertahan dan dapat tumbuh berkembang dalam persaingan antar
perusahaan adalah terjaganya kondisi perekonomian perusahaan dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya dengan jangka yang panjang. Berdasarkan hal
tersebut maka dibutuhkan suatu pengambilan keputusan yang tepat agar
perusahaan mampu bertahan dan bersaing serta tidak mengalami kerugian yaitu
dengan melakukan analisa kelayakan usaha dari aspek ekonomi dan finansial.
Aspek terpenting dalam melakukan analisa kelayakan usaha adalah berupa
hitung-hitungan keuangan. Berapa seluruh dana yang dibutuhkan oleh perusahaan
baik modal untuk investasi maupun untuk modal kerja. Finansial merupakan
administrasi yang mengelola urusan keluar masuknya uang pada sebuah institusi
dalam periode waktu tertentu. Finansial sangat bergantung pada manajemen yang
baik , terkontrol, dan dapat dipertanggung jawabkan pada semua pihak yang
bersangkutan.
Analisa kelayakan usaha dari aspek ekonomi dan finansial dapat
diaplikasiak pada perusahaan yang akan berdiri seperti PT First Furniture,
perusahaan yang dalam usahanya memproduksi rak puzzle box. Harapan dengan
dilakukannya analisa kelayakan usaha dari aspek ekonomi dan finansial ini
perusahaan dapat mengetahui kelayakan dari usaha yang akan dilakukan dengan
masa pengembalian model pada periode tertentu sehingga perusahaan dapat
memperoeh keuntungan yang maksimal. Tujuan penulisan yang ingin dicapai
dalam laporan akhir ini adalah dapt mengetahui total nilai investasi awal dan
modal kerja dalam membangun PT First Furniture, mengetahui berapa harga
penjualan produk beserta presentase keuntungan dari produk rak puzzle box, dan
mengetahui kapan suatu PT First Furniture akan balik modal, serta mengetahui
layak atau tidak perusahaan berdiri.
TINJAUAN PUSTAKA
Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya yang digunakan untuk
membuat barang jadi selain biaya material langsung dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan
yaitu biaya bahan penolong, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya tenaga kerja
langsung, serta beban biaya yang timbul sebagai akibatnya berlalunya waktu,
antara lain biaya-biaya asuransi[2].
Depresiasi adalah proses akuntansi untuk mengalokasikan harga pokok
(cost) aktiva berwujud pada beban dengan cara yang sistematik dan rasional
dalam periode-periode yang mengambil manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penghitungan depresiasi terdiri dari harga

perolehan (cost) yang merupakan seluruh pengeluaran yang dibutuhkan untuk


memperoleh suatu asset sampai dengan aset tersebut siap digunakan. Masa
manfaat (useful life) yang merupakan estimasi dari usia produktif dari suatu asset.
Nilai sisa (salvage value) yang merupakan estimasi dari nilai asset pada akhir
masa manfaat [1].
Harga pokok penjualan (HPP) bertujuan untuk mengetahui harga jual
produk per unit berdasarkan pengeluaran atau ongkos-ongkos yang terjadi di
dalam menentukan harga pokok, antara lain ongkos bahan langsung dan tidak
langsung, ongkos buruh langsung atau tidak langsung, ongkos tidak langsung
pabrik, ongkos komersil, dan ongkos pabrik[3].
Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang meperlihatkan pengaruh
dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan dan investasi perusahaan terhadap arus
kas selama periode akuntansi tertentu. Tujuan utama laporan arus kas adalah
menyediakan informasi tentang penerimaan kas (cash receipts) dan pembayaranpembayaran kas (cash payment) dari suatu entitas selama suatu periode tertentu.
Selain itu laporan arus kas dapat memasok informasi yang memungkinkan para
pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur
keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas
dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang bisnis[4].
Jenis-jenis arus masuk kas dan arus keluar kas diantaranya adalah aktivitas
arus kas operasi, adalah arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari
aktivitas penghasil utama perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan
laba rugi bersih. Aktivitas arus kas investasi adalah arus kas dari aktivitas
investasi mencerminkan penerimaan dan pegeluaran kas sehubungan dengan
sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dari arus kas masa
depan. Aktivitas arus kas pendanaan adalah arus kas aktivitas pendanaan yang
diungkapkan secara terpisah karena berguna untuk memprediksi klaim terhadap
arus kas masa depan oleh pemasok modal perusahaan[4].
Pengaturan investasi modal (proyek) yang efektif harus memperhatikan
faktor-faktornya antara lain adanya usul-usul investasi, penaksiran aliran khas dari
usul investasi, evaluasi aliran kas, memilih investasi sesuai dengan ukuran
tertentu, dan penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah proyek
diterima. Proyeksi penilaian investasi meliputi perhitungan payback period, net
present value, dan internal rate of return[3].
Periode pengembalian atau payback period adalah jangka waktu yang
diperlukan untuk mengembalikan modal atau investasi, dihitung dari aliran kas
bersih (net). Aliran kas bersih adalah selisih pendapatan (revenue) terhadap
pengeluaran (expenses) per tahun. Periode pengembalian biasanya dinyatakan
dalam jangka waktu pertahun. Bila aliran kas tiap tahun berubah-ubah, dalam hal
ini digunakan rumus sebagai berikut:
n -1

PP (n -1) cf - An

An
1

Dimana Cf merupakan biaya pertama (investasi), An adalah Aliran kas netto per
tahun dan n merupakan Tahun pengembalian[6]
.

Net present value adalah suatu teknik capital budgeting, yang dalam
mengukur profitibilitas rencana investasi proyek mempergunakan faktor nilai
waktu uang. Kriteria nilai bersih sekarang (NPV) didasarkan atas dasar konsep
diskonto semua arus kas masuk dan keluar selama umur proyek (investasi) kenilai
sekarang, kemudian dihitung angka bersihnya akan diketahui selisih dengan
memakai dasar yang sama yaitu harga pasar saat ini. Ada dua hal yang harus
diperhatikan yaitu nilai waktu dari uang dan selisih besar arus kas masuk dan
keluar. Dalam investasi proyek apakah proyek tersebut layak atau tidak layak,
dinyatakan oleh nilai net present value (NPV). Untuk NPV yang memberikan nilai
positif atau lebih besar nol berarti proyek tersebut layak untuk dilaksanakan,
apabila NPV memberikan nilai negative atau lebih kecil nol berarti proyek
tersebut mengembalikan persis sebesar opportunity cost faktor produksi
modal.Net present value proyek dapat dihitung dengan menggunakan rumus
persamaan matematis berikut (Grant et.al, 1996):
n (C)t
n (Co )
NPV
-
(1

I'
)
t 0
t 0 (1 - I')

Dimana NPV merupakan nilai sekarang netto, (C)t menunjukan aliran kas masuk
tahun ke-t, (Co) menunjukan aliran kas keluar tahun ke-t, n menunjukan umur
unit usaha hasil investasi, i adalah arus pengembalian dan t menunjukan waktu [6].
Seringkali diperlukan suatu analisis untuk menjelaskan apakah rencana
proyek cukup menarik apabila dilihat dari segi tingkat pengembalian yang telah
ditentukan. Prosedur yang lazim dipakai adalah mengkaji tingkat pengembalian
internal (internal rate of return-IRR), yaitu tingkat pengembalian yang
menghasilkan NPV arus kas masuk sama dengan NPV arus kas keluar. Pada
metode NPV analisis ditentukan dengan menentukan terlebih dahulu besar
pengembalian, kemudian dihitung nilai sekarang bersih (NPV) dari arus kas
masuk dan keluar. Untuk IRR ditentukan nilai NPV=0, kemudian dicari berapa
tingkat pengembalian untuk menghitung nilai IRR diperoleh dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut.
IRR i1

NPV1
(i i )
NPV1 - NPV 2 1 2

Menentukan nilai IRR dengan coba-coba adalah dengan cara pilih nilai discout
rate yang dianggap mendekati nilai IRR yang sebenarnya, kemudian dihitung
nilai NPV dari arus benefit dan cost. Jika menghasilkan nilai positif, berarti
pengambilan nilai coba-coba terlalu rendah, kita coba lagi dengan nilai yang lebih
tinggi. Jika nilai NPV negatif, berarti pengambilan nilai coba-coba terlalu tinggi.
Pada hasil percobaan pertama untuk discount rate dilambangkan dengan (i1),
sedangkan yang kedua dilambangkan (i2). Untuk NPV yang pertama ditandai
dengan NPV1, yang kedua NPV2 dengan demikian kita memperoleh nilai
NPV=0. Bila. IRR > tingkat pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of
return RRR), proyek diterima sedangkan bila IRR < tingkat pengembalian (i) yang
diinginkan (required rate of return IRR), proyek ditolak [6].
Break even point (BEP) merupakan lama waktu sebuah gagasan dapat
mengembalikan sebuah modal yang ditanam. Biaya-biaya untuk menentukan
break event point adalah ongkos tetap dan ongkos variabel. Break even point
adalah suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak

memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi. Pada keadaan itu keuntungan
dan kerugian sama dengan nol. Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan di dalam
operasinya menggunakan biaya tetap dan volume penjualan hanya cukup untuk
menutup biaya tetap dan variabel. Penerapan analisis break even point (BEP) pada
permasalahan produksi biaya digunakan untuk menentukan tingkat produksi agar
perusahaan berada pada titik impas[5].
METODOLOGI PENULISAN
Metodologi penulisan pada laporan akhir ini yaitu langkah pertama yang
harus dilakukan adalah identifikasi masalah. Permasalahan yang terjadi yaitu
perusahaan tidak mengetahui nilai investasi maupun modal kerja dalam
membangun PT First Furniture, perusahaan belum mengetahui dengan jelas harga
penjualan produk serta presentasi keuntungan produk rak puzzle box, perusahaan
tidak mengetahui berapa lama PT First Furniture akan balik modal dan tidak
mengetahui layak atau tidak perusahaan berdiri. Langkah selanjutnya menentukan
tujuan penulisan. Tujuan penulisan laporan akhir ini yaitu perusahaan ingin
mengetahui total nilai investasi awal dan modal kerja dalam membangun PT First
Furniture, perusahaan ingin mengetahui harga penjualan produk beserta presentasi
keuntungan dari produk rak puzzle box, kemudian perusahaan juga ingin
mengetahui kapan suatu PT First Furniture akan balik modal serta ingin
mengetahui layak atau tidak perusahaan berdiri. Langkah selanjutnya yaitu
melakukan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka dilakukan berdasarkan teori-teori
yang berkaitan dengan pembahsan untuk mendukung terselesaikannya penulisan
laporan ini.
Langkah selanjutnya mengumpulkan data penunjang. Data penunjang
yang digunakan yaitu harga komponen utama dan tambahan, jumlah mesin yang
digunakan beserta harga mesin, total luas lantai produksi, perkantoran, fasilitas,
dan harga tanah, serta perhitungan gaji tenaga kerja langsung dan tidak langsung
(perkantoran dan non perkantoran. Langkah selanjutnya yaitu melakukan
perhitungan. Perhitungan yang dilakukan secara bertahap, perhitungan pertama
dilakukan dengan menghitung investasi yang terdiri dari 75% modal sendiri dan
25% dari pinjaman. Langkah selanjutnya, menghitung modal kerja yang terdiri
daribiaya tetap dan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Langkah
selanjutnya, menghitung harga pokok penjualan produk untuk mengetahui
besarnya keuntungan yang didapat perusahaan. Langkah selanjutnya, menghitung
pembayaran hutang dan bungan bank yang dilakukan selama 5 tahun. Hal ini
dilakukan selama 5 tahun dikarenakan perusahaan menargetkan balik modal
selama 5 tahun. Langkah selanjutnya, menghitung presentase keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Langkah selanjutnya, menghitung kelayakan investasi yang
terdiri dari perhitungan Payback period (PP), net present value (NPV), internal
rate of return (IRR), dan break even point (BEP). Hal ini dilakukan agar
perusahaan dapat mengetahui layak atau tidaknya mendirikan perusahaan PT
First Furniture. Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dari tujuan penulisan
yang ingin dicapai. Setelah itu membuat saran untuk perbaikan dalam penulisan
laporan selanjutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dan pembahasan dalam aspek finansial membutuhkan beberapa data
penunjang. Data penunjang tersebut seperti data komponen utama dan komponen
tambahan rak puzzle box, ukuran mesin yang digunakan, harga pembelian mesin
luas lantai produksi, perkantoran dan fasilitas, Ongkos Material Handling (OMH),
gaji tenaga kerja langsung dan tak langsung. PT First Furniture akan didirikan di
Jalan Raya Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Tanah yang dijual seharga
Rp 300.000,-/m2 dengan luas tanah sebesar 1400 m2. Berikut ini merupakan datadata penunjang untuk perhitungan aspek finansial pada PT First Furniture.
Tabel 1. Data Komponen Utama
No.
Ko
mp

Nama
Kompo
nen

Unit/
Assy

46
Papan45
001
sekat
1
tegak
46
45

Tipe
Bahan

Gambar Dimensi
Terima (cm)

Kayu
46x46x1,2

46 46
Papan
002
Sekat
1
tengah
4646
22
Papan 23
003
Sekat
1
45 atas
46

46x46x1,2

005

46
45
Papan
alas

45
Papan45
006 Sampin
g
46
45

0,7

14.355

0,4

7.018

0,4

7.018

0,9

14.355

0,5

14.355

45x45x1,2

Kayu
46x46x1,2

14.355

45x22x1,2

Kayu
46x46x1,2

0,9

45x22x1,2

Kayu

46
45

Harga/
Unit
(Rp)

45x45x1,2

Kayu

46x23x1,2

Berat/
Unit
(kg)

45x45x1,2

Kayu

46x23x1,2
23
Papan 22
004
Sekat
45 bawah
46

Gambar Dimensi
Pakai (cm)

45x45x1,2

Tabel 1 di atas menunjukan penjelasan mengenai komponen utama yang


digunakan dalam pembuatan rak puzzle box. Komponen-komponen tersebut
merupakan ukuran nyata pada produk rak puzzle box. Tabel 2 menunjukan data
komponen tambahan produk rak puzzle box.
No.
Komp
007
008

Nama
Komponen
Gantungan
Sekrup

Tabel 2. Data Komponen Tambahan


Unit/
Tipe
Ukuran
Unit
Assy Bahan kemasan (cm) tersedia
8
Besi
14x1
24
33
Besi
5x5x2,5
50

Berat/
Unit (kg)
0,002
0,001

Harga/
Unit (Rp)
500
160

Tabel 2 di atas menunjukan penjelasan mengenai komponen utama yang


digunakan dalam pembuatan rak puzzle box. Semua komponen utama dan
komponen tambahan diproses menggunakan mesin-mesin. Tabel 3 menunjukan
harga pembelian mesin-mesin yang digunakan oleh PT First Furniture.
No.
1
2
3
4
5
6

Nama Mesin/Alat
Meja Fabrikasi
Mesin Jigsaw
Mesin Serut
Mesin Bor
Meja Assembling
Mini Forklift

Tabel 3. Harga Pembelian Mesin


Proses
Jumlah (Unit)
Mengukur
5
Memotong
8
Menyerut
8
Membuat Lubang
2
Memasang/Merakit
3
Material Handling
1

Harga/Unit (Rp)
400.000
350.000
600.000
400.000
350.000
40.000.000

Tabel 3 memberikan informasi jumlah mesin atau alat yang digunakan


perusahaan pada lantai produksi beserta harga perunitnya. Harga mesin atau alat
yang paling mahal perunitnya yaitu mini forklift sedangkan yang paling murah
adalah mesin jigsaw dan meja assembling. Harga-harga ini nantinya akan
diperhitungkan dalam investasi awal PT First Furniture.
Data penunjang selanjutnya yaitu luas lantai produksi, perkantoran dan
fasilitas. Tabel 4 menunjukan luas lantai produksi. Tabel 5 menunjukan luas lantai
perkantoran.Tabel 6 menunjukan luas lantai fasilitas dan Tabel 7 menunjukan total
luas lantai yang dibutuhkan PT First Furniture.
No.
1
2
3

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tabel 4. Luas Lantai Produksi PT First Furniture


Jenis
Luas Lantai (m2)
Luas Lantai Bahan Baku
a. Luas Lantai Model Tumpukan
25,116
b. Luas Lantai Model Rak
0,8476
Luas Lantai Mesin
106
Luas Lantai Barang Jadi
45,5625
Total
177,5261

Tabel 5. Luas Lantai Perkantoran


Ukuran
Luas
Ruangan
Jumlah
(m)
(m2)
Direktur
1
4x4
16
Manager Pemasaran
1
3x4
12
Manager Keuangan
1
3x4
12
Manager HRD
1
3x4
12
Manager Produksi
1
3x4
12
Ruang Staff Kantor
1
6 x 12
72
Toilet Kantor
2
2x2
4
Ruang Rapat
1
4x6
24
Pantry
1
3x4
12

Total
16
12
12
12
12
72
8
24
12

10

Lobby Kantor

1
4x5
Jumlah
Kelonggaran (100%)
Total

No.

Ruangan

1
2
3
4
5
6
7
8

Tempat Ibadah
Toilet Pabrik
Parkiran
Taman
Instalasi Listrik
Instalasi Air
Kantin
Pos Satpam
Tempat Pembuangan
Sampah
Klinik Kesehatan

9
10

No
1
2
3

Tabel 6. Luas Lantai Fasilitas


Ukuran
Jumlah
(m)
1
4x6
3
2x2
1
9 x 24
1
5 x 10
1
2x4
1
2x3
1
6x9
1
3x4
1

20

Luas
(m2)
24
4
216
12
8
6
54
12

20
200
200
400

Total
24
12
216
50
8
6
54
12

3x4

12

12

1
3x4
Jumlah
Kelonggaran (100%)
Total

12

12
406
406
812

Tabel 7. Total Luas Lantai


Area
Luas Lantai (m2)
Produksi
177,5261
Perkantoran
400
Fasilitas
812
Total
1389,526

Tabel 7 memberikan informasi bahwa luas lantai terbesar diperuntukan


pada fasilitas karena banyak fasilitas ruangan yang dibutuhkan oleh perusahaan
dan setiap ruangan tersebut membutuhkan area yang cukup besar. Berdasarkan
Tabel 7 maka luas lahan minimum yang harus dipersiapkan untuk membangun PT
First Furniture adalah sebesar 1389,526 m2.
Data penunjang terakhir yaitu gaji tenaga kerja langsung dan tak langsung.
Tabel 8 menunjukan gaji dari tenaga kerja langsung dan Tabel 9 menunjukan gaji
tenaga kerja tak langsung PT First Furniture.
Tabel 8. Gaji Tenaga Kerja Langsung PT First Furniture
Departemen Fabrikasi
Jumlah
Gaji/bulan
Total Gaji/bulan
Nama Mesin/Jabatan
Operator
(Rp)
(Rp)
Meja Fabrikasi
5
1.500.000
7.500.000
Mesin Jigsaw
8
1.500.000
12.000.000
Mesin Serut
8
1.500.000
12.000.000
Mesin Bor
2
1.500.000
3.000.000
Departemen Assembling
Jumlah
Gaji/bulan
Nama Mesin/Jabatan
Operator
(Rp)
Meja Assembling
3
1.500.000
4.500.000
Total
39.000.000
Tabel 9. Gaji Tenaga Kerja Tidak Langsung PT First Furniture

Jabatan
Direktur
Manager
Staff
Jabatan
Satpam
Recepsionist
Office Boy

Jumlah
(orang)
1
4
15
Jumlah (Rp)
Jumlah
(orang)
2
1
4
Jumlah (Rp)
Total (Rp)

Gaji/bulan (Rp)
10.000.000
6.000.000
1.400.000
Gaji/bulan (Rp)
1.400.000
1.400.000
1.400.000

Total Gaji/bulan
(Rp)
10.000.000
6.000.000
21.000.000
55.000.000
Total Gaji/bulan
(Rp)
2.800.000
1.400.000
5.600.000
9.800.000
54.800.000

Tabel 9 dan 10 memberikan informasi bahwa total gaji terbesar


diperuntukan kepada tenaga kerja tak langsung. Hal tersebut dikarenakan jumlah
tenaga kerja tak langsung lebih banyak dari pada tenaga kerja langsung. Jumlah
tenaga kerja tak langsung adalah 22 orang dan tenaga kerja langsung 26 orang.
Berdasarkan Tabel 8 dan 9 maka dapat diketahui total gaji keseluruhan yang akan
diberikan kepada karyawan PT First Furniture selama sebulan adalah sebesar Rp.
93.800.000,00.
Berdasarkan data penunjang di atas, maka langkah selanjutnya yaitu
menentukan investasi awal. Perhitungan biaya investasi awal merupakan biaya
yang akan dikeluarkan oleh pihak yang akan mendirikan suatu perusahaan
meliputi tanah, bangunan terbuka, bangunan tertutup, dan aset perusahaan. Biaya
investasi awal dipengaruhi oleh harga per unit, umur ekonomis, nilai sisa dan
depresiasi. Tabel 10 menunjukan investasi awal pada PT First Furniture.
Tabel 10 Investasi Awal
Komponen Biaya Investasi

Jumlah

Satuan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Tanah
Bangunan Tertutup
Bangunan Terbuka
Meja Fabrikasi
Mesin Jigsaw
Mesin Mesin Serut
Mesin Bor
Meja Assembling
Mini Forklift
Alat
angkut Mobil Box
Meja Kantor
1 Set Meja & Kursi Staff
Kursi Kantor
Laptop Kantor
Laptop Staff
Mesin Fotocopy All In One
Printer All In One Kantor
Peralatan ATK
Lemari Kantor
Lemari Staff
Sofa Kantor
Ac Kantor
Ac Staff
Meja Lobby

1400
1073.526
326.474
5
8
8
2
3
1
1
5
1
5
5
15
1
5
1
5
4
5
5
2
1

m2
m2
m2
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Set
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Set
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit

Bangunan Tertutup

No

Harga/Unit
(Rp)

Total Harga
(Rp)

Rp300,000.00
Rp1,000,000.00
Rp300,000.00
Rp400,000.00
Rp350,000.00
Rp600,000.00
Rp400,000.00
Rp350,000.00
Rp40,000,000.00
Rp80,000,000.00
Rp600,000.00
Rp7,500,000.00
Rp300,000.00
Rp5,000,000.00
Rp3,000,000.00
Rp7,000,000.00
Rp700,000.00
Rp300,000.00
Rp600,000.00
Rp1,200,000.00
Rp500,000.00
Rp2,000,000.00
Rp3,000,000.00
Rp2,000,000.00

Rp420,000,000.00
Rp1,073,526,000.00
Rp97,942,200.00
Rp2,000,000.00
Rp2,800,000.00
Rp4,800,000.00
Rp800,000.00
Rp1,050,000.00
Rp40,000,000.00
Rp80,000,000.00
Rp3,000,000.00
Rp7,500,000.00
Rp1,500,000.00
Rp25,000,000.00
Rp45,000,000.00
Rp7,000,000.00
Rp3,500,000.00
Rp300,000.00
Rp3,000,000.00
Rp4,800,000.00
Rp2,500,000.00
Rp10,000,000.00
Rp6,000,000.00
Rp2,000,000.00

Umur
(Tahun)
50
50
5
5
5
5
5
5
5
3
3
3
5
5
5
5
3
3
3
3
5
5
3

Nilai Sisa
(Rp)
107352600
9794220
200000
280000
480000
80000
105000
4000000
8000000
300000
750000
150000
2500000
4500000
700000
350000
30000
300000
480000
250000
1000000
600000
200000

Susut/Thn
(Rp)
19323468
1762959.6
360000
504000
864000
144000
189000
7200000
14400000
900000
2250000
450000
4500000
8100000
1260000
630000
90000
900000
1440000
750000
1800000
1080000
600000

Bangunan Terbuka

25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61

Meja Rapat
1
Kursi Rapat
10
Kursi Lobby
2
Kursi Tunggu
2
Ac Rapat
1
Proyektor
1
Papan Tulis
1
Layar Proyektor
1
Peralatan Pantry
1
Peralatan Toilet
5
Jam Dinding Kantor
7
Peralatan Mushola
1
Peralatan Sholat
1
Kursi Satpam
2
Jam Dinding Pos Satpam
1
Peralatan Kebersihan
3
CCTV
3
Monitor CCTV
1
Telepon
10
Tempat Sampah
7
Peralatan Ruang Kesehatan
1
Alat Pemadam Kebakaran
2
Hydrant
1
Peralatan Kantin
1
Meja Kantin
4
Kursi Kantin
4
Instalasi Air
1
Instalasi Listrik
1
Lampu-Lampu
1
Alat Pelindung Diri
30
Instalasi Telepon & Internet
1
Pintu gerbang
1
Tanaman dan pohon
15
Generator
1
Lampu Jalan
8
Tempat sampah sedang
4
Tempat Sampah Besar
1
TOTAL
Modal Sendiri (75%)
Modal Pinjaman (25%)

Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Set
Set
Unit
Set
Set
Unit
Unit
Set
Unit
Unit
Unit
Unit
Set
Unit
Unit
Set
Unit
Unit
Unit
Unit
Set
Set
Set
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit

Rp2,000,000.00
Rp200,000.00
Rp200,000.00
Rp600,000.00
Rp2,000,000.00
Rp3,500,000.00
Rp300,000.00
Rp200,000.00
Rp800,000.00
Rp200,000.00
Rp20,000.00
Rp300,000.00
Rp200,000.00
Rp200,000.00
Rp20,000.00
Rp300,000.00
Rp500,000.00
Rp1,000,000.00
Rp100,000.00
Rp50,000.00
Rp400,000.00
Rp100,000.00
Rp300,000.00
Rp600,000.00
Rp1,000,000.00
Rp400,000.00
Rp3,000,000.00
Rp6,000,000.00
Rp2,000,000.00
Rp500,000.00
Rp2,000,000.00
Rp4,000,000.00
Rp65,000.00
Rp40,000,000.00
Rp600,000.00
Rp100,000.00
Rp300,000.00

Rp2,000,000.00
Rp2,000,000.00
Rp400,000.00
Rp1,200,000.00
Rp2,000,000.00
Rp3,500,000.00
Rp300,000.00
Rp200,000.00
Rp800,000.00
Rp1,000,000.00
Rp140,000.00
Rp300,000.00
Rp200,000.00
Rp400,000.00
Rp20,000.00
Rp900,000.00
Rp1,500,000.00
Rp1,000,000.00
Rp1,000,000.00
Rp350,000.00
Rp400,000.00
Rp200,000.00
Rp300,000.00
Rp600,000.00
Rp4,000,000.00
Rp1,600,000.00
Rp3,000,000.00
Rp6,000,000.00
Rp2,000,000.00
Rp15,000,000.00
Rp2,000,000.00
Rp4,000,000.00
Rp975,000.00
Rp40,000,000.00
Rp4,800,000.00
Rp400,000.00
Rp300,000.00
Rp1,948,803,200

3
3
3
3
5
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5
5
5
3
3
3
5
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

200000
200000
40000
120000
200000
350000
30000
20000
80000
100000
14000
30000
20000
40000
2000
90000
150000
100000
100000
35000
40000
20000
30000
60000
400000
160000
300000
600000
200000
1500000
200000
400000

600000
600000
120000
360000
360000
630000
90000
60000
240000
300000
42000
90000
60000
120000
6000
270000
270000
180000
180000
105000
120000
60000
54000
180000
1200000
480000
540000
1080000
360000
2700000
360000
720000

4000000
480000
40000
30000
Rp152,782,820
Rp1,461,602,400.00
Rp487,200,800.00

7200000
864000
72000
54000
Rp90,224,428

Biaya investasi awal adalah biaya yang dibutuhkan sebelum kegiatan


operasional dilakukan. Biaya investasi awal meliputi tanah, bangunan terbuka,
bangunan tertutup, mesin-mesin, serta alat angkut yang digunakan untuk
memproduksi produk rak puzzle box. Berdasarkan Tabel 10 Investasi Awal dapat
diketahui besarnya biaya investasi awal yaitu sebesar Rp 1.948.803.200,-. Harga
tanah didapatkan dari ringkasan luas lantai pada perusahaan yaitu sebesar Rp
420.000.000,- dengan luas tanah sebesar 1400 m2. Total luas tanah yang dibeli
sudah termasuk dari luas lantai produksi, luas lantai perkantoran, serta luas lantai
fasilitas. Total harga bangunan tertutup sebesar Rp 1.073.526.000,- dimana
bangunan tertutup tersebut meliputi bangunan perkantoran, bangunan produksi,
bangunan kantin, musholla, dan yang tertutup lainnya. Sedangkan total harga
bangunan terbuka adalah sebesar Rp 97.942.200,- dimana yang meliputi bangunan
terbuka adalah parkiran, taman, instalasi air, instalasi listrik, serta tempat

pembuangan sampah atau limbah. Total harga mesin didapat dari jumlah masingmasing mesin yang digunakan oleh perusahaan dalam memproduksi rak puzzle
box. Jumlah mesin yang digunakan didapatkan dari perhitungan MPPC yang telah
dilakukan sebelumnya. Umur ekonomis merupakan periode waktu atas pemakaian
aset dalam kegiatan produktif. Umur ekonomis terhadap bangunan adalah selama
50 tahun, umur ekonomis untuk mesin dan alat angkut adalah selama 5 tahun,
serta umur ekonomis untuk peralatan pabrik adalah selama 1-3 tahun. Total Harga
pada setiap komponen biaya investasi diperoleh dari perkalian antara jumlah
dengan harga setiap satu unitnya. Total harga untuk meja fabrikasi adalah sebesar
Rp 2.000.000,-. Nilai sisa diperoleh dari 10% pada total harga. Nilai sisa meja
fabrikasi adalah sebesar Rp 200.000,-. Nilai susut setiap tahunnya diperoleh dari
total harga dikurangi dengan nilai sisa kemudian dibagi dengan umur
ekonomisnya. Nilai susut untuk meja fabrikasi adalah sebesar Rp 360.000,-.
Modal sendiri diperoleh dari 75% dikalikan dengan total harga. Modal sendiri
dari PT First Furniture yaitu sebesar Rp 1.461.602.400,-. Sedangkan modal
pinjaman diperoleh dari 25% dikalikan dengan total harga. Modal pinjaman bank
sebesar Rp 487.200.800,-. Biaya pinjaman dari bank nantinya akan dikembalikan
dengan cara dicicil pada setiap tahunnya.
Tabel 11 Modal Kerja
Komponen Biaya
Tahun 0
Tahun 1
Tahun 2
A. Biaya Pra-Investasi
Rp50,000,000
A. Biaya Tetap
1. PBB:
- Tanah
Rp 21,000,000.00 Rp 21,000,000.00 Rp 21,000,000.00
- Bangunan Tertutup
Rp 53,676,300.00
Rp 53,676,300.00 Rp 53,676,300.00
2. Penyusutan
Rp 90,224,427.60 Rp 90,224,427.60
3. Tenaga Kerja Tak
Rp 660,000,000.00 Rp 660,000,000.00
Langsung Perkantoran
B. Biaya Variabel
1. Biaya Bahan Langsung:
- Papan Sekat Tegak
Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00
- Papan Sekat Samping
Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00
- Papan Sekat Atas
Rp 67,372,800.00 Rp 67,372,800.00
- Papan Sekat Bawah
Rp 67,372,800.00 Rp 67,372,800.00
- Papan Alas
Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00
- Papan Samping
Rp 551,232,000.00 Rp 551,232,000.00
2. Biaya Bahan Tak Langsung:
- Gantungan
Rp
960,000.00
Rp
960,000.00
- Sekrup
Rp 1,267,200.00
Rp 1,267,200.00
3. Biaya Overhead Pabrik
Rp 50,000,000.00
Rp 55,000,000.00
5. Gaji Tenaga Kerja
Rp 468,000,000.00
Rp 468,000,000.00
Langsung
6. Gaji T.K Tak Langsung
Rp 117,600,000.00
Rp 117,600,000.00
non Perkantoran
Total Modal Kerja
Rp 124,676,300.00 Rp 2,562,129,527.60 Rp 2,567,129,527.60
Modal Sendiri (75%)

Tahun 3

Rp
Rp
Rp

Tahun 4

Tahun 5

21,000,000.00
53,676,300.00
90,224,427.60

Rp 21,000,000.00
Rp 53,676,300.00
Rp 90,224,427.60

Rp
Rp
Rp

21,000,000.00
53,676,300.00
90,224,427.60

Rp 660,000,000.00

Rp 660,000,000.00

Rp 660,000,000.00

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

137,808,000.00
137,808,000.00
67,372,800.00
67,372,800.00
137,808,000.00
551,232,000.00

Rp 137,808,000.00
Rp 137,808,000.00
Rp 67,372,800.00
Rp 67,372,800.00
Rp 137,808,000.00
Rp 551,232,000.00

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

137,808,000.00
137,808,000.00
67,372,800.00
67,372,800.00
137,808,000.00
551,232,000.00

Rp
960,000.00
Rp 1,267,200.00
Rp 60,500,000.00

Rp
960,000.00
Rp 1,267,200.00
Rp 66,550,000.00

Rp
Rp
Rp

960,000.00
1,267,200.00
73,205,000.00

Rp 468,000,000.00

Rp 468,000,000.00

Rp 468,000,000.00

Rp 117,600,000.00

Rp 117,600,000.00

Rp 117,600,000.00

Rp 2,572,629,527.60 Rp 2,578,679,527.60 Rp 2,585,334,527.60


Rp 2,015,104,370.70

Modal Pinjaman (25%)

Modal kerja merupakan biaya yang harus dikeluaran dalam melakukan


proses produksi dan merupakan pemasukan biaya selain dari investasi awal PT
First Furniture. Perhitungan modal kerja terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak terpengaruhi oleh volume

Rp

671,701,456.90

produksi, seperti PBB, tanah, bangunan, dan gaji tenaga kerja tak langsung
langsung perkantoran. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang terkait
dengan volume produksi, seperti biaya bahan langsung, biaya bahan tidak
langsung, biaya overhead, gaji tenaga kerja langsung dan gaji tenaga kerja tidak
langsung non perkantoran.
Perhitungan modal kerja dilakukan dari tahun ke 0 (nol) sampai pada
tahun ke 5 (lima). Hal tersebut dilakukan karena perencanaan yang dilakukan
perusahaan hanya untuk 5 tahun kedepan hingga perusahaan mendapatkan biaya
balik modal. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, didapatkan biaya prainvestasi sebesar Rp 50.000.000,-, hal tersebut meliputi perizinan pendirian usaha
dan biaya pembebasan tanah di lokasi sekitar daerah Cirebon. Biaya tanah dari
tahun ke 0 sampai tahun ke 5 adalah sebesar Rp 21.000.000,- yang didapat dari
0,05 dari total harga tanah keseluruhan. Biaya bangunan tertutup dari tahun ke 0
sampai tahun ke 5 adalah sebesar Rp 56.676.300,- didapat dari 0,05 dari total
harga bangunan tertutup. Biaya penyusutan dari tahun ke 1 sampai tahun ke 5
adalah sebesar Rp 90.224.427,60,- yang didapat dari total penyusutan pada tabel
investasi awal. Biaya tenaga kerja tak langsug perkantoran diperoleh sebesar Rp
660.000.000,- setiap tahunnya dari tahun ke 1 sampai tahun ke 5. Biaya tenaga
kerja tak langsung perkantoran diperoleh dari total gaji dikalikan dengan jumlah
tenaga kerja kemudian dikalikan lagi dengan 12 bulan. Biaya bahan langsung
untuk papan sekat tegak diperoleh sebesar Rp 137.808.000,- setiap tahunnya dari
tahun ke 1 sampai tahun ke 5. Hal tersebut diperoleh dari total harga komponen
utama yang dipesan selama 12 bulan. Biaya bahan tak langsung gantungan
sebesar Rp 960.000.000,- yang diperoleh dari total harga komponen tambahan
selama 12 bulan dari tahun ke 1 sampai tahun ke 5. Biaya overhead perusahaan
pada tahun ke 1 sebesar Rp 50.000.000,- dan tahun ke 2 sampai dengan tahun ke
5 setiap tahunnya akan mengalami kenaikan 10%. Kenaikan tersebut disebabkan
oleh volume kegiatan yang terus meningkat tiap tahunnya atau disebabkan oleh
kenaikan harga bahan baku penolong pada setiap tahunnya. Gaji tenaga kerja
langsung dari tahun ke 1 sampai dengan tahun ke 5 sebesar Rp 468.000.000,setiap tahunnya, didapat dari tabel gaji tenaga kerja langsung yang dikalikan
dengan 12 bulan. Begitu juga dengan gaji tenaga kerja tak langsung non
perkantoran sebesar Rp 117.600.000,- setiap tahunnya dari tahun ke 1 sampai
dengan tahun ke 5. Sehingga total modal kerja pada tahun ke 0 sebesar Rp
124.676.300,- dan tahun ke 1 sebesar Rp 2.562.129.527,60,-. Total modal kerja
setiap tahunnya juga mengalami kenaikan karena terdapat volume kegiatan yang
terus meningkat setiap tahunnya. Modal sendiri diperoleh dari 75% dikalikan
dengan total modal kerja di tahun ke 5. Modal sendiri untuk modal kerja dari PT
First Furniture yaitu sebesar Rp 2.015.104.370,70,-. Sedangkan modal pinjaman
diperoleh dari 25% dikalikan dengan total modal kerja di tahun ke 5. Modal
pinjaman bank sebesar Rp 671.701.456,90,-. Biaya pinjaman dari bank nantinya
akan dikembalikan dengan cara dicicil pada setiap tahunnya.
Tabel 12 Perhitungan Harga Pokok Penjualan
No.

Komponen Biaya

Biaya (Rp)

PBB

Rp

Penyusutan

Rp

74,676,300.00
90,224,427.60

Biaya Bahan Langsung

Rp

1,099,401,600.00

Biaya Bahan Tidak Langsung

Rp

2,227,200.00

Biaya Overhead Pabrik

Rp

50,000,000.00

Gaji T.K Tak Langsung

Rp

660,000,000.00

Gaji T.K Langsung

Rp

468,000,000.00

Gaji T.K Tak Langsung Non Perkantoran

Rp

117,600,000.00

Rp

2,562,129,527.60

10

Ditambah Persediaan WIP 1 Januari (thn 1)


Rp

2,562,129,527.60

Rp

2,562,129,527.60

Rp

2,562,129,527.60

Biaya Fabrikasi Total

Total
Dikurangi Persediaan Barang jadi 1 Januari (thn 1)

Harga Pokok Produksi


11

Ditambah Persediaan Barang Jadi 1 januari (thn1)

Total
Dikurangi Persediaan Barang jadi 31 Desember (thn 1)

Harga Pokok Penjualan (HPP)

Rp2,562,129,527.60

Harga Jual

Rp4,227,513,720.54

HPP/Unit

Rp

Harga Jual/Unit

Rp

266.888,49
440,366.01

Perhitungan harga pokok penjualan digunakan sebagai patokan untuk


menentukan harga jual satuan produk rak puzzle box yang diproduksi oleh PT
First Furniture. Berdasarkan harga pokok penjualan, maka perusahaan dapat
mengetahui keuntungan yang diinginkan. Berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan, maka harga pokok penjualan untuk produk rak puzzle box adalah
sebesar Rp 2.562.129.527,60,-. Hal tersebut menunjukkan bahwa besarnya biaya
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan rak puzzle box yang akan
dijual sesuai dengan jumlah produksi setiap harinya adalah sebesar Rp
2.562.129.527,60,-. Harga jual merupakan total biaya yang harus didapatkan jika
perusahaan ingin mendapatkan keuntungan. Harga jual produk rak puzzle box
diperoleh sebesar Rp 4.227.513.720,54,-, harga jual produk rak puzzle box lebih
besar dibandingkan dengan harga pokok penjualan. Berdasarkan hal tersebut,
maka penjualan produk rak puzzle box akan memperoleh keuntungan. Hasil
tersebut diperoleh dengan mempertimbangkan biaya harga pokok penjualan, PPN,
dan profit. PPN diperoleh dari 15% dikalikan dengan harga pokok penjualan,
sehingga hasil yang diperoleh adalah sebesar Rp 384.319.429,14,- dengan profit
sebesar Rp 1.281.064.763,80,-. HPP per unit merupakan harga minimal barang
yang harus dijual agar perusahaan tidak akan mengalami kerugian. HPP per unit
produk rak puzzle box adalah sebesar Rp 266.888,49,- yang diperoleh dari
perbandingan antara HPP dengan jumlah produksi selama 1 tahun. Harga jual per
unit adalah harga produk yang harus dijual perusahaan dengan mengambil
keuntungan sebesar 50%. Harga jual per unit produk rak puzzle box adalah sebesar
Rp 440.366,01,-.
Tabel 13 Proyeksi Pembayaran Angsuran Pokok Dan Bunga Bank
Tahun

Hutang Bank (Rp)

Ang. Pokok (Rp)

Bunga Bank (Rp)

Pembayaran Ke Bank (Rp)

Rp 1,158,902,256.90

Rp

927,121,805.52

Rp

231,780,451.38

Rp

150,657,293.40

Rp

382,437,744.78

Rp

695,341,354.14

Rp

231,780,451.38

Rp

120,525,834.72

Rp

352,306,286.10

Rp

463,560,902.76

Rp

231,780,451.38

Rp

90,394,376.04

Rp

322,174,827.42

Rp

231,780,451.38

Rp

231,780,451.38

Rp

60,262,917.36

Rp

292,043,368.74

Rp

231,780,451.38

Rp

30,131,458.68

Rp

261,911,910.06

Rp

Proyeksi pembayaran angsuran pokok merupakan besarnya biaya yang


harus dikeluarkan setiap tahunnya untuk melunasi pinjaman dari bank. Pinjaman
dari bank digunakan untuk biaya investasi awal dan modal kerja. Pengembalian
pinjaman dari bank dilakukan selama 5 tahun dengan bunga bank sebesar 13%.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hutang bank pada
tahun ke 0 sebesar Rp 1.158.902.256,90,-, hasil tersebut merupakan nilai
kumulatif biaya pinjaman bank (25%) dari investasi awal dengan biaya modal
kerja. Untuk selanjutnya, hutang bank diperoleh dari selisih antara hutan bank
awal dengan angsuran pokok setiap tahunnya. Angsuran pokok dimulai dari tahun
ke 1, karena pengembalian pinjaman bank dilakukan pada tahun ke 1 dengan
besarnya biaya angsuran pokok sebesar 237.780.451,38,- setiap tahunnya. Biaya
angsuran pokok setiap tahunnya diperoleh dari banyaknya hutang di bank lalu
dibagi dengan lamanya rencana pengembalian yaitu selama 5 tahun. Pada tahun
ke 5 hutang di bank adalah 0, hal tersebut karena perencanaan hanya dilakukan
sampai dengan pada tahun ke 5. Bunga bank diperoleh dari total hutang bank
sebelumnya dikalikan dengan 13% bunga bank. Bunga bank pada tahun ke 1
sebesar Rp 150.657.293,40,- dan pada tahun ke 2 sebesar Rp 120.525.834,72,-.
Setiap tahun bunga bank yang harus dikeluarkan perusahaan akan terus berkurang,
hal tersebut dikarenakan hutang bank yang telah diangsur perusahaan juga akan
terus berkurang. Pembayaran ke bank diperoleh dari biaya anggaran pokok
dijumlahkan dengan biaya bunga bank (13%). Biaya pembayaran ke bank pada
tahun ke 1 sebesar Rp 382.437.744,78,- dan pada tahun ke 2 sebesar Rp
352.306.286,10,-. Biaya pembayaran ke bank setiap tahunnya juga akan
mengalami penurunan hingga hutang perusahaan pada bank menjadi lunas, hal
tersebut dikarenakan hutang bank yang telah diangsur oleh perusahaan akan terus
berkurang.
Perhitungan selanjutnya yaitu perhitungan analisis rugi laba. Perhitungan
ini memberikan gambaran keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh oleh
perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Tabel 14 menunjukan perhitungan
analisis rugi laba pada PT First Furniture.
Tabel 14. Analisis Rugi Laba

Tabel 14 analisis rugi laba di atas diperoleh dengan melakukan perhitungan.


Berikut di bawah ini contoh perhitungan untuk mendapatkan hasil pada Tabel 14.
Total penjualan
= Harga jual (berdasarkan perhitungan Tabel 12).
= Rp 4.227.513.720,00
Biaya produksi
= Total biaya modal kerja yang dikeluarkan dalam

tahun ke-1 + tahun ke-0 (berdasarkan Tabel 11)


= Rp 2.686.805.827,60
Pendapatan kotor
= Total penjualan Biaya produksi
= Rp4.227.513.720,54 - Rp2.686.805.827,60
= Rp1.540.707.892,94
Penyusutan Biaya Investasi = Total biaya penyusutan pada tabel investasi awal.
= Rp90.224.427,60
Pendapatan (sebelum bunga = Pendapatan kotor - Penyusutan Biaya Investasi
dan pajak)
= Rp1.540.707.892,94- Rp90.224.427,60
= Rp1.450.483.465,34
Pembayaran bank
= Berdasarkan Angsuran Pokok.
= Rp382.437.744,78
Pendapatan (sblm pajak)
= Pendapatan (sebelum bunga+pajak bunga kredit)
= Rp1.450.483.465,34- Rp382.437.744,78
= Rp1.068.045.720,56
Pajak
= (Pendapatan (sebelum pajak)) x 30%
= Rp1.068.045.720,56 x 30%
= Rp320.413.716,17
Pendapatan bersih stlh pajak = Pendapatan sebelum pajak pajak
= Rp1.068.045.720,56- Rp320.413.716,17
= Rp747.632.004,39
Profit on sales
= (Pendapatan bersih setelah pajak/total penjualan x 100%)
= Rp747.632.004,39 : Rp 4.227.513.720,00 x 100%
= 0,1768%
Tabel 14 memberikan informasi bahwa total penjualan setiap tahun sama
karena harga jual dan kuantitas produk yang dihasilkan sama untuk setiap
tahunnya. Biaya produksi untuk setiap tahun dari tahun pertama hingga tahun
kelima sama yang dipengaruhi oleh total modal kerja. Pendapatan kotor dari
penjualan rak puzzle box sama setiap tahunnya karena total penjualan dan biaya
produksi dari rak puzzle box sama setiap tahunnya. Besarnya penyusutan dan
biaya investasi setiap tahun menunjukan nilai yang sama karena dipengaruhi oleh
total biaya penyusutan pada tabel investasi awal. Pendapatan sebelum pajak yang
diperoleh PT First Furniture setiap tahunnya sama dikarenakan pendapatan kotor
dan penyusutan biaya investasi yang sama. Pembayaran ke bank menunjukan nilai
yang berbeda setiap tahun hal ini dikarenakan hutang bank semakin berkurang
untuk setiap periode berikutnya.
Pendapatan sebelum pajak dari tahun pertama hingga tahun kelima
berbeda-beda karena pembayaran ke bank dari tahun ketahun semakin berkurang.
Besarnya pajak yang akan dibayarkan oleh PT First Furniture setiap tahun
menunjukan nilai yang semakin meningkat dikarenakan pendapatan sebelum
pajak dan pajak yang semakin naik setiap tahunnya. Hal tersebut juga
mempengaruhi besarnya pendapatan bersih setelah pajak yang setiap tahunnya
semakin meningkat. Profit on sales atau persentase keuntungan yang diperoleh
berdasarkan hasil penjualan rak puzzle box dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Hal tersebut dikarenakan hutang perusahaan kepada bank yang

semakin berkurang setiap tahunnya. Nilai persentase keuntungan yang semakin


meningkat ini menunjukan bahwa proyek ini layak untuk dilaksanakan.
Perhitungan selanjutnya yaitu aliran kas yaitu bagian dari laporan
keuangan perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menunjukan aliran masuk dan keluar uang tunai (kas). Aliran kas dibagi menjadi
tiga kelompok yaitu aliran kas awal (initial cash flow), aliran kas operasional
(operational cash flow), dan aliran kas akhir (terminal cash flow). Berikut ini
merupakan perhitungan aliran kas (cash flow) pada PT First Furniture.
Operational Cash Flow (OCF)
OCF atau Proceeds menyajikan sesuatu yang berhubungan dengan operasi
produksi. Tabel 15. menunjukan hasil perhitungan OCF) selama 5 tahun.
Tabel 15. Operational Cash Flow (OCF)

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa aliran


kas yang berkaitan dengan operasional perusahaan setiap tahunnya bertambah.
Hal tersebut karena dipengaruhi biaya overhead pada modal kerja yang semakin
bertambah.
Initial Cash Flow (ICF)
ICF = Total biaya investasi awal + Biaya modal kerja (thn ke-0 + thn ke-1)
ICF= Rp1.948.803.200+ (Rp124.676.300,00 + Rp2.562.129.527,60)
ICF = Rp4.635.609.028
Berdasarkan hasil perhitunga ICF di atas menunjukan bahwa total
pengeluaran PT First Furniture untuk aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi adalah sebesar Rp4.635.609.028.
Terminal Cash Flow (TCF)
TCF = Modal kerja (thn ke-0+tahun ke-1) + Total nilai sisa (Pada tabel investasi
awal)
TCF = (Rp124.676.300,00 + Rp2.562.129.527,60)+ Rp152.782.820
TCF = Rp2.839.588.647,60
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa aliran kas yang
berkaitan dengan nilai sisa seperti sisa modal kerja, nilai sisa penjualan peralatan
atau mesin perusahaan adalah sebesar Rp2.839.588.647,60.
Perhitungan terakhir yaitu melihat kelayakan proyek dengan menggunakan
beberapa metode. Metode yang digunakan yaitu payback period (PP), net present
value (NPV), internal rate of return (IRR), dan break even point (BEP). Tabel 16
berikut ini merupakan hasil perhtungan dengan metode payback period.
Tabel 16. Metode Payback Period (PP)

Perhitungan payback period dilakukan hingga hasil sisa pengurangan tidak


mendapat nilai negatif. Perhitungan payback period selanjutnya adalah seperti
berikut.
POCF thn ke 4

x 12 Bulan
Payback Period
= 4 Tahun +
TCF POCF thn ke 5

= 4 Tahun+

Rp1.019.004.947
x 12
Rp 2.839.588.647,60 Rp1.014.346.447

= 4 Tahun + 3,173 Bulan


= 4 Tahun + 3 bulan + (0,173x 30 hari)
= 4 Tahun + 3 Bulan + 5 Hari
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan metode
payback period perusahaan akan memperoleh kembali modal yang telah
dikeluarkan selama 5 tahun pada tahun ke 4 tahun bulan ke 3 hari ke 5.
Berdasarkan hasil tersebut, sebelum jangka waktu proyeksi 5 tahun, perusahaan
telah balik modal sehingga proyek ini layak untuk dijalankan.
Selanjutnya adalah menganalisis kelayakan proyek dengan metode net
present value (NPV). Berikut ini merupakan perhitungan dan hasil dari metode
net present value (NPV).
Tabel 17 Net Present Value

NPV=

ICF

OCF1 OCF2
OCFn TCF

...
2
1 r 1 r
1 r n

NPV
NPV

= -Rp4.635.609.028+ Rp834.793.396+ + Rp2.091.801.506


= Rp429.555.283
Berdasarkan perhitungan di atas karena nilai NPV positif (+), maka proyek
PT First Furniture dapat dikatakan layak. Keuntungan menggunakan metode ini
adalah metode NPV mempertimbangkan nilai uang dalam segi waktu.
Metode selanjutnya yaitu menggunakan metode Internal Rate of Return
(IRR). Metode ini digunakan untuk suatu tingkat bunga dimana seluruh net cash
flow sesudah dipresentvaluekan sama jumlahnya dengan investment cost. Berikut
ini merupakan perhitungan metode Internal Rate of Return (IRR).
Tabel 18 Internal Rate of Return (IRR) Nilai Atas dan Bawah

OCF 1

OCF 2

o
o ...
INV (15,9%) = 1 r
1 r 2

OCFo n TCF
1 r n

Rp943.316.537
Rp1.014.346.447 Rp2.839.588.648
...
1 0,159
1 0,159 5

= Rp4.643.333.701
INV (16%)

OCF 1

OCF 2

o
o ...
= 1 r
1 r 2

OCFo n TCF
1 r n

Rp943.316.537
Rp1.014.346.447 Rp2.839.588.648
...
1 0,16
1 0,16 5

= Rp4.629.741.601
Intepolasi

Rasio Nilai Atas - ICF


x Selisih Rasio
Rasio Nilai Atas - Rasio Nilai Bawah
Rp4.635.609.028 - Rp4.643.333.701
=
x (0,001)
(Rp4.643.333.701 - Rp4.629.741.601 )

= 0,000568 * 100% = 0,0568%


= 15,9 % + 0,0568 % = 15,9568%
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilali IRR sebesar 15,9568%. Hasil
tersebut lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh
bank sebesar 13%. Maka proyek yang akan dilaksanakan PT First Furniture dapat
dikatakan layak.
Perhitungan analisis kelayakan proyek selanjutnya yaitu dengan
menggunakan metode break even point (BEP). Tabel 19 menunjukan hasil
perhitungan break even point (BEP) dari PT First Furniture.
IRR

Tabel 19. Break Even Point (BEP)

Tabel 19 memberikan informasi berupa kuantitas minimal yang harus


terjual untuk mencapai pengembalian modal setiap tahunnya. Nilai BEP setiap
tahun semakin besar dikarenakan biaya variabel yang semakin meningkat.
Berdasarkan Tabel 19 perusahaan harus menjual 3179 unit pada tahun pertama,
3186 unit untuk tahun kedua, 3193 unit untuk tahun ketiga, 3201 unit untuk tahun
keempat dan 3209 unit untuk tahun kelima supaya perusahaan telah dapat balik
modal sehingga tahun berikutnya sudah mendapatkan keuntungan bersihnya.
Akan tetapi penjualan sebesar jumlah tersebut juga belum bisa memberikan
perusahaan keuntungan hanya untuk mengejar titik impas atau balik modal yang
telah dikeluarkan. Atau besarnya jumlah penjualan tersebut bertujuan agar
menutupi berbagai macam pengeluaran pertahunnya. Perusahaan memproduksi
rak puzzle box dalam setahun yaitu sebanyak 9600 unit sehingga dapat dikatakan
kelebihan produksi yang terjual melebihi BEP menjadi keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan pada tahun tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan pada penulisan laporan akhir ini menjawab tujuan penulisan
yang diperoleh berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan. Kesimpulan pada
penulisan ini yaitu total investasi awal pada PT First Furniture adalah sebesar Rp
Rp 1.948.803.200,-. Total modal kerja yang diperlukan pada PT First Furniture
untuk tahap awal perancangan hingga tahun kelima adalah sebesar
Rp124.676.300,00 untuk tahap awal, Rp2.562.129.527,60 untuk tahun pertama,
Rp2.567.129.527,60 untuk tahun kedua, Rp2.572.629.527,60 untuk tahun ketiga,
Rp2.578.679.527,60 untuk tahun keempat dan Rp2.585.334.527,60 untuk tahun
kelima. HPP/unit rak puzzle box dengan produksi setahun 9600 unit adalah
sebesar Rp266.888,49. Harga jual/unit produk rak puzzle box dengan pajak 15%
dan profit 50% adalah sebesar Rp440.366,01. Total pembayaran tiap tahun kepada
bank untuk tahun pertama adalah Rp382.437.744,78 untuk tahun kedua adalah
Rp352.306.286,10 untuk tahun ketiga adalah Rp322.174.827,42 untuk tahun
keempat adalah Rp292.043.368,74 untuk tahun kelima adalah Rp261.911.910,06.
Pendapatan bersih setiap tahun yang diperoleh PT First Furniture untuk tahun
pertama adalah sebesar Rp747.632.004,39
untuk tahun kedua adalah
Rp852.497.435,47 untuk tahun ketiga adalah Rp869.739.456,55 untuk tahun
keempat adalah Rp886.596.477,62 untuk tahun kelima adalah Rp903.029.998,70.
Aliran kas awal perusahaan adalah sebesar Rp 3.887.168.400,00. Aliran kas
operasional perusahaan tahun pertama yaitu sebesar Rp943.316.537 sampai tahun
kelima sebesar Rp1.014.346.447. Berdasarkan analisis kelayakan proyek dengan
payback period (PP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan

break even point (BEP) dapat dikatakan bahwa proyek PT First Furniture
dikatakan layak.

DAFTAR PUSTAKA
[1]

[2]
[3]

[4]

[5]

[6]

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. (2004). Intermediate


Accounting(11th Edition). New Jersey : John Wiley and Sons Inc
Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Jakarta: Graha Ilmu.
Adisaputro, Gunawan. 1998. Anggaran Perusahaan Edisi Ketiga. Yogyakarta:
BPFE.
Simmamora, Hendry (2000),Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan
Bisnis, Salemba Empat Jakarta.
Van Horne, James C., dan Jhon M. Wachowicz, JR. 2005. Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan Edisi Kedua Belas. Jakarta: Salemba Empat.
Steven Fedrick Josef Manopo.2013.Analisis Biaya Investasi Pada Perumahan
Griya Paniki Indah.Volume 1. Nomor 5. Halaman 377-381(diakses pada
tanggal 26 November 2015).

Anda mungkin juga menyukai