Case5 Hubungan Industrial
Case5 Hubungan Industrial
HUBUNGAN INDDUSTRI
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan)
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Angga Yulio (F0213010)
2. Antonius Krishna Bayu Hanindra P. (F0213012)
3. Dipa Adi Pradipta (F0213032)
4. Indira Setio Rini (F0213051)
5. Tiyas Mardiyana (F0213101)
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan hal yang layak terjadi dalam dunia
perusahaan. Alasan yang sering dipakai oleh perusahaan adalah laba yang terus menurun
setiap tahun. Seperti halnya yang terjadi di PT HM Sampoerna Tbk. Perusahaan ini menutup
dua perusahaan yang terletak di Jember dan Lumajang, Jawa Timur. Akibatnya 4.900 pekerja
yang terdiri dari pekerja pabrik di Jember sebanyak 2.300 orang dan pekerja pabrik Lumajang
2.600 orang mengalami PHK.
Kasus PHK ini mengundang reaksi dari beberapa pihak. Serikat pekerja menolak
usulan PHK ini. Mereka menganggap bahwa selama ini karyawan sudah membantu dalam
menghasilkan laba tinggi pada Sampoerna. Para buruh telah turut andil dalam membuat
keluarga HM Sampoerna menjadi kelompok orang terkaya di Indonesia. Terlepas dari
kenyataan bahwa saat ini perusahaan telah menjadi kepemilikan asing. Seharusnya HM
Sampoerna turut bertanggung jawab agar PHK tersebut bisa dibatalkan.
Dari pihak pemerintah, sebagai pihak mediator. Menjanjikan bahwa pemerintah akan
terus mengawasi proses PHK ini. pemerintah akan memastikan bahwa PHK yang dilakukan
sesuai dengan prosedur dan menguntungkan kedua belah pihak. Pemerintah juga membuat
tim khusus untuk menangani kasus ini. alasannya karena kasus ini menyangkut hidup 4900
pekerja.
Akhirnya, bagaimana pun pihak-pihak terkait telah melakukan kinerja terbaiknya dalam
membantu karyawan yang di PHK. Kasus PHK ini masih menyisakan masalah bagi para
karyawan yang terkena PHK.menhkin saat ini perusahaan telah memberikan pesangon yang
lebih dari cukup, tapi bagaimana untuk kedepannya? Apakah para karyawan ter-PHK sudah
menemukan sember penghasilan yang lain, ataukan menambah daftar panjang pengangguran
di Indone
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Berdasarkan kasus tersebut, kewajiban- kewajiban apa yang harus dipenuhi oleh PT
Sampoerna ketika mem-PHK karyawannya sebagai dampak dari strategi bisnis
untuk merestrukturisasi operasional Perusahan dengan merujuk pada UU No 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Pada kasus tersebut apakah peran serikat pekerja dibutuhkan terkait keputusan PHK
karena kebijakan perusahaan. Jika dibutuhkan, maka dalam bentuk apa serikat
pekerja dapat memainkan perannya? Jika tidak, jelaskan argumen atau pendapat
Anda?
3. Pada kasus tersebut Pemerintah turun tangan dengan melakukan mediasi. Jelaskan
mediasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam kasus PT Sampeorna?
(Pelajari literature mediasi dalam hubungan industrial Labour Relations)
4. Menurut Anda bagaimana Sampoerna mengatasi keresahan karyawannya yang akan
mengadakan demo atas putusan PHK?
BAB II
LANDASAN TEORI
c. Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa Pemutusan Hubungan kerja (PHK)
yang juga dapat disebut dengan Pemberhentian. Pemisahan memiliki pengertian
sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan alasan tertentu yang
mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan.
– Pemberhentian sementara
Pemutusan Hubungan Kerja Permanen, ada tiga jenis yaitu atrisi, terminasi dan
kematian.
- Atrisi atau pemberhentian tetap seseorang dari perusahaan secara tetap karena alasan
pengunduran diri, pensiun, atau meninggal. Fenomena ini diawali oleh pekerja
individual, bukan oleh perusahaan. Dalam perencanaan sumber daya manusia,
perusahaan lebih menekannkan pada atrisi daripada pemberhentian sementara karena
proses perencanaan ini mencoba memproyeksikan kebutuhan karyawan di masa depan.
- Terminasi adalah istilah luas yang mencakup perpisahan permanen karyawan dari
perusahaan karena alasan tertentu. Biasnya istilah ini mengandung arti orang yang
dipecat dari perusahaan karena faktor kedisiplinan. Ketika orang dipecat karena alasan
bisnis dan ekonomi. Untuk mengurangi terminasi karena kinerja yang buruk maka
pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh
karena dapat mengajari karyawan bagaimana adapat bekerja dengan sukses.
- Kematian dalam pengertian pada karyawan usia muda berarti kehilangan besar bagi
perusahaan, karena terkait dengan investasi yang dikeluarkan dalam bentuk penarikan
tenaga kerja, seleksi, orientasi, dan pelatihan.
B. SERIKAT PEKERJA
1. Pengertian Serikat Pekerja
UU No. 13 tahun 2003 yang dituangkan dalam pengertian sebagai berikut :
“Serikat Pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh
baik diperusahaan maupun diluar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,
demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta
melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan
pekerja/buruh dan keluarganya.”
2. Pasal 157
1. Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak yang seharusnya diterima yang
tertunda, terdiri atas :
a. Upah pokok;
b. Segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada
pekerja/buruh dan keluarganya, termasuk harga pembelian dari cuti yang
diberikan kepada pekerja/buruh secara cuma-cuma, yang apabila cuti harus
dibayar pekerja/buruh dengan subsidi, maka sebagai upah dianggap selisih
antara harga pembeli dengan harga yang harus dibayar oleh pekerja/buruh.
2. Dalam hal penghasilan pekerja/buruh dibayarkan atas dasar perhitungan harian,
maka penghasilan sebulan adalah sama dengan 30 kali penghasilan sehari.
3. Dalamn hal upah pekerja/buruh dibayarkan atas dasar perhitungan satuan hasil,
potongan/borongan atau komisi, maka penghasilan sehari adalah sama dengan
pendapatan rata-rata per hari selama 12 (dua belas) bulan terakhir, dengan
ketentuan tidak boleh kurang dari ketentuan upah minimum provinsi atau
kabupaten/kota.
4. Dlam hal pekerjaan tergantung pada keadaan cuaca dan upahnya didasarkan pada
upah borongan, maka perhitungan upah sebulan dihitung dari upah rata-rata 12 (dua
belas) bulan terakhir.
3. Pasal 159
Apabila pekerja/buruh tidak menerima pemutusan hubungan kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 158 ayat (1), pekerja/buruh yang bersangkutan dapat
mengajukan gugatan ke lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industria.
BAB III
1. Berdasarkan kasus tersebut, kewajiban- kewajiban apa yang harus dipenuhi oleh PT
Sampoerna ketika mem-PHK karyawannya sebagai dampak dari strategi bisnis untuk
merestrukturisasi operasional Perusahan dengan merujuk pada UU No 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan:
Perhitungan uang penghargaan berdasarkan pasal 156 ayat 3 Undang – Undang no. 13
tahun 2003 sebagai berikut :
Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun = 2 bulan upah
Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun = 3 bulan upah.
Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun = 4 bulan upah
Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun = 5 bulan upah
Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun = 6 bulan upah
Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun = 7 bulan upah
Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun = 8 bulan upah
Masa kerja 24 tahun atau lebih = 10 bulan upah.
Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak yang seharusnya diterima yang
tertunda, terdiri atas :
Upah pokok
Segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada pekerja
dan keluarganya, termasuk harga pembelian dari catu yang diberikan kepada
pekerja/buruh secara cuma-cuma, yang apabila catu harus dibayar pekerja dengan
subsidi, maka sebagai upah dianggap selisih antara harga pembelian dengan harga yang
harus dibayar oleh pekerja.
2. Pada kasus tersebut apakah peran serikat pekerja dibutuhkan terkait keputusan PHK
karena kebijakan perusahaan. Jika dibutuhkan, maka dalam bentuk apa serikat pekerja
dapat memainkan perannya? Jika tidak, jelaskan argumen atau pendapat Anda?
3. Pada kasus tersebut Pemerintah turun taanghan dengan melakukan mediasi. Jelaskan
mediasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam kasus PT Sampeorna?
Dalam kasus ini, pemerintah mengirimkan tim khusus sebagai mediator. . Tim ini
ditugaskan melakukan pengawalan, pemantauan dan pendampingan kepada perusahaan
dan pekerja serta memastikan hak-hak normatif pekerja terpenuhi.
Irianto menjelaskan untuk kasus PHK di pabrik yang ada di Jember telah tercapai
kesepakatan antara perusahaan dan pekerja. Antara lain pembayaran pesangon akan
dilaksanakan 25 Mei 2014. Sedangkan pabrik di Lumajang masih dalam proses
perundingan bipartit.
Kesimpulan
Perusahaan Sampoerna mengalami kebangkrutan, sehingga PT Sampoerna melakukan
PHK secara besar-besaran terhadap karyawannya. Perusahaan tersebut telah melakukan PHK
terhadap 4.900 pekerja yang terdiri dari pabrik Jember sebanyak 2.300 orang dan pabrik
Lumajang mencapai 2600 orang.
Untuk itu pihak Kemenakertrans mengirimkan tim khusus untuk menyelesaikan
permasalahan ini. Hal ini dilakukan untuk melakukan pemantauan dan pendampingan
terhadap perundingan bipatrite yang dilakukan oleh pihak perusahaan dan serikat pekerja.
Dengan adanya PHK ini maka karyawan merasa dirugikan, karena sudah puluhan tahun
mereka bekerja disana dan membesarkan perusahaan, bahkan membuat keluarga HM
Sampoerna menjadi kelompok orang terkaya di Indonesia. Langkah selanjutnya yang
dilakukan oleh serikat pekerja adalah mendesak pemerintah agar bertindak tegas melalui
anjuran dinas tenaga kerja dan transmigrasi setempat.
Dari pihak perusahaan memang membenarkan bahwa telah terjadi pemberhentian
operasi di dua kantor cabang PT Sampoerna, yakni di Lumajang dan Jember. Tetapi lima
perusahaan lainnya masih tetap beroperasional.
Untuk itu pihaknya menyediakan program pelatihan yang terdiri dari sesi motivasi,
pengelolaan keuangan, pelatihan kejujuran dan berbagai program pelatihan lain. Pelatihan
tersebut ditujukan untuk membangun kapabilitas karyawan dalam meningkatkan ketrampilan
dan kewirausahaan dalam melewati masa krisis tersebut.
Saran
1. Dalam mengambil kebijakan, perusahaan tidak boleh mengambil keputusan secara
sepihak. Apalagi menyangkut keberlangsungan hidup karyawan. Perusahaan harus
berunding terlebih dahulu dengan serikat pekerja untuk mencari jalan keluar
menghindari PHK tersebut.
2. Jika memang-memang dilakukan PHK, maka perusahaan harus memikirkan nasib
karyawan kedepannya. Jangan sampai karyawan tersebut menjadi tidak produktif
karena tidak mendapat pekerjaan.
LAMPIRAN KASUS
A. TANGGAPAN PEMERINTAH
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/21/n5vybe-menakertrans-
pantau-ribuan-karyawan-sampoerna-diphk
Pengiriman tim khusus dilakukan untuk memastikan proses PHK dapat berjalan
dengan baik serta menguntungkan kedua belah pihak dan mengantisipasi dampak
yang lebih luas.
"Kita harus memastikan mekanisme prosedur PHK telah dijalankan dengan baik dan
benar.Kami juga melakukan pemantauan dan pendampingan terhadap perundingan
bipartit yang dilakukan pihak perusahaan dan serikat pekerja," kata Irianto.
"Dalam setiap kasus PHK yang terjadi di perusahaan, harus dipastikan para pekerja
mendapatkan hak-hak normatifnya dan menerima konpensasi pesangon sesuai dengan
aturan ketenagakerjaan yang berlaku," kata Irianto.Irianto mengungkapkan masalah
PHK di pabrik yang berlokasi di Jember penyelesaiannya telah dicapai kesepakatan
antara perusahaan dan pekerja.
TANGGAPAN PERUSAHAAN
http://www.sampoerna.com/id_id/media_center/press_releases/Pages/
sampoerna_merestrukturisasi-operasional-sigaret-kretek-tangan.aspx
“Hal ini adalah keputusan yang sangat sulit bagi manajemen Sampoerna,
sekaligus merupakan kabar yang tidak baik bagi para karyawan kami, khususnya
mereka yang terdampak secara langsung di pabrik SKT Jember dan
Lumajang.Prioritas kami saat ini adalah memberikan dukungan dan bantuan yang
terbaik bagi mereka selama masa-masa sulit ini. Bagi mereka yang terdampak
dengan keputusan ini akan mendapatkan paket pesangon yang jumlahnya lebih
besar dari yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Undang Undang Tenaga
Kerja No. 13 Tahun 2003. Disamping itu, pihak perusahaan juga akan
membayarkan tunjangan hari raya (THR) Idul Fitri untuk tahun 2014 ini. Selain
paket pesangon dan THR tersebut, kami juga memberikan kesempatan kepada
para karyawan di pabrik SKT Jember dan Lumajang untuk mengikuti program
pelatihan kewirausahaan, yang diharapkan dapat membantu mereka dalam
mendapatkan keahlian baru dan mencari sumber penghasilan lainnya,” ungkap
Maharani Subandhi, Sekretaris Perusahaan Sampoerna.