Anda di halaman 1dari 17

PAPER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA LANJUTAN

HUBUNGAN INDDUSTRI
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan)

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Angga Yulio (F0213010)
2. Antonius Krishna Bayu Hanindra P. (F0213012)
3. Dipa Adi Pradipta (F0213032)
4. Indira Setio Rini (F0213051)
5. Tiyas Mardiyana (F0213101)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan hal yang layak terjadi dalam dunia
perusahaan. Alasan yang sering dipakai oleh perusahaan adalah laba yang terus menurun
setiap tahun. Seperti halnya yang terjadi di PT HM Sampoerna Tbk. Perusahaan ini menutup
dua perusahaan yang terletak di Jember dan Lumajang, Jawa Timur. Akibatnya 4.900 pekerja
yang terdiri dari pekerja pabrik di Jember sebanyak 2.300 orang dan pekerja pabrik Lumajang
2.600 orang mengalami PHK.

Kasus PHK ini mengundang reaksi dari beberapa pihak. Serikat pekerja menolak
usulan PHK ini. Mereka menganggap bahwa selama ini karyawan sudah membantu dalam
menghasilkan laba tinggi pada Sampoerna. Para buruh telah turut andil dalam membuat
keluarga HM Sampoerna menjadi kelompok orang terkaya di Indonesia. Terlepas dari
kenyataan bahwa saat ini perusahaan telah menjadi kepemilikan asing. Seharusnya HM
Sampoerna turut bertanggung jawab agar PHK tersebut bisa dibatalkan.

Dari pihak pemerintah, sebagai pihak mediator. Menjanjikan bahwa pemerintah akan
terus mengawasi proses PHK ini. pemerintah akan memastikan bahwa PHK yang dilakukan
sesuai dengan prosedur dan menguntungkan kedua belah pihak. Pemerintah juga membuat
tim khusus untuk menangani kasus ini. alasannya karena kasus ini menyangkut hidup 4900
pekerja.

PT Sampoerna mengaku telah melaksanakan kewajibannya selama proses pem-PHK-


an. Perusahaa memberikan pesangon sebesar 2 kali lipat dari gaji, selain itu perusahaan juga
memberikan THR untuk tahun 2014. Perusahaan sudah bekerja keras untuk meringankan
beban karyawan yang telah di PHK.

Akhirnya, bagaimana pun pihak-pihak terkait telah melakukan kinerja terbaiknya dalam
membantu karyawan yang di PHK. Kasus PHK ini masih menyisakan masalah bagi para
karyawan yang terkena PHK.menhkin saat ini perusahaan telah memberikan pesangon yang
lebih dari cukup, tapi bagaimana untuk kedepannya? Apakah para karyawan ter-PHK sudah
menemukan sember penghasilan yang lain, ataukan menambah daftar panjang pengangguran
di Indone

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Berdasarkan kasus tersebut, kewajiban- kewajiban apa yang harus dipenuhi oleh PT
Sampoerna ketika mem-PHK karyawannya sebagai dampak dari strategi bisnis
untuk merestrukturisasi operasional Perusahan dengan merujuk pada UU No 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Pada kasus tersebut apakah peran serikat pekerja dibutuhkan terkait keputusan PHK
karena kebijakan perusahaan. Jika dibutuhkan, maka dalam bentuk apa serikat
pekerja dapat memainkan perannya? Jika tidak, jelaskan argumen atau pendapat
Anda?
3. Pada kasus tersebut Pemerintah turun tangan dengan melakukan mediasi. Jelaskan
mediasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam kasus PT Sampeorna?
(Pelajari literature mediasi dalam hubungan industrial Labour Relations)
4. Menurut Anda bagaimana Sampoerna mengatasi keresahan karyawannya yang akan
mengadakan demo atas putusan PHK?
BAB II

LANDASAN TEORI

A. PHK (PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA)


1. Definisi PHK
a. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1 angka 25
pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena
suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
buruh/pekerja dan pengusaha.

b. Manulang (1988) mengemukakan bahwa istilah pemutusan hubungan kerja dapat


memberika beberapa pengertian:

1) Termination, putusnya hubungan kerja karena selesainya atau berakhirnya


kontrak kerja yang telah disepakati.

2) Dismissal, putusnya hubungan kerja karena karyawan melakukan tindakan


pelanggaran disiplin yang telah ditetapkan.

3) Redundancy, karena perusahaan melakukan pengembangan engan


menggunakan mesin-mesin teknologi baru, seperti: penggunaan robot-robot
indrustri dalam proses produksi, penggunaan alat berat yang cukup dioprasikan
oleh satu atau dua orang untuk menggantikan sejumlah tenaga kerja. Hal ini
berakibatpada pengurangan tenaga kerja.

4) Retrentchment, yang dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi, seperti


resesi ekonomi yang membuat perusahaan tidak mampu memberikan upah
kepada karyawannya.

c. Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa Pemutusan Hubungan kerja (PHK)
yang juga dapat disebut dengan Pemberhentian. Pemisahan memiliki pengertian
sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan alasan tertentu yang
mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan.

2. Penyebab Terjadinya PHK


a. Selesainya PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)
b. Pekerja melakukan kesalahan berat
c. Pekerja melanggar perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama, atau
peraturanperusahaan
d. Pekerja mengajukan PHK karena pelanggaran pengusahan (keinginan Karyawan)
e. Pekerja menerima PHK meski bukan karena kesalahannya
f. PHK Massal – karena perusahaan rugi, force majeure, atau melakukan efisiensi.
g. Peleburan, penggabungan, perubahan status
h. Perusahaan pailit
i. Pekerja meninggal dunia
j. Pekerja mangkir 5 hari atau lebih dan telah dipanggil 2 kali secara patut
k. Pekerja sakit berkepanjangan
l. Pekerja memasuki usia pensiun

3. Larangan Dalam PHK


Pemerintah tidak mengharapkan perusahaan melakukan PHK tercantun dalam Pasal
153 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Thaun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang
menyatakan pengusaha dilarang melakukan PHK dengan alasan:
a) Pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter
selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus.
b) Pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya Karena memenuhi
kewajiban terhadap Negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
c) Pekerja/buruh menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya.
d) Pekerja/buruh menikah.
e) Pekerja/burh perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui
bayinya.
f) Pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan perkakwinan dengan
pekerja/buruh lainnya di dalam 1 perusahaan, kecali telah diatur dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau PKB.
g) Pekeerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat
pekerja/serikat buruh melakukan kegiatan serikat/pekerja/serikat buruh di luar jam
kerja, atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau PKB.
h) Pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai
perbuatan pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan.
i) Karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis
kelamin, kondisi fisik atau status perkawinan.
j) Pekerja. Buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibar kecelakaan kerja, atau sakit
karena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter yang jangka waktu
penembuhannya belum dapat dipastikan.

4. Apa saja jenis-jenis PHK?

Menurut Mangkuprawira Pemutusan Hubungan kerja (PHK) ada 2 Jenis, yaitu


pemutusan hubungan kerja sementara dan pemutusan hubungan kerja permanen.

- Pemutusan Hubungan Kerja Sementara, yaitu sementara tidak bekerja dan


pemberhentian sementara.
- Sementara tidak bekerja

Terkadang para karyawan butuh untuk meningglakan pekerjaan mereka sementara.


Alasannya bermacam-macam dapat berupa kesehatan, keluarga, melanjutkan
pendidikan rekreasi dan lain sebagainya. Keadaan ini disebut juga dengan cutipendek
atau cuti panjang namun karyawan tersebut masih memiliki ikatan dengan perusahaan
dan memiliki aturan masing-masing.

– Pemberhentian sementara

Berbeda dengan sementara tidak bekerja pembertihan sementara memiliki alasan


internal perusahaan, yaitu karena alasan ekonomi dan bisnis, misalnya kondisi moneter
dan krisis ekonomi menyebabkan perusahaan mengalami chaos atau karena siklus
bisnis. Pemberhentian sementara dapat meminimumkan di beberapa perusahaan melalui
perencanaan sumber daya manusia yang hati-hati dan teliti.

Pemutusan Hubungan Kerja Permanen, ada tiga jenis yaitu atrisi, terminasi dan
kematian.

- Atrisi atau pemberhentian tetap seseorang dari perusahaan secara tetap karena alasan
pengunduran diri, pensiun, atau meninggal. Fenomena ini diawali oleh pekerja
individual, bukan oleh perusahaan. Dalam perencanaan sumber daya manusia,
perusahaan lebih menekannkan pada atrisi daripada pemberhentian sementara karena
proses perencanaan ini mencoba memproyeksikan kebutuhan karyawan di masa depan.
- Terminasi adalah istilah luas yang mencakup perpisahan permanen karyawan dari
perusahaan karena alasan tertentu. Biasnya istilah ini mengandung arti orang yang
dipecat dari perusahaan karena faktor kedisiplinan. Ketika orang dipecat karena alasan
bisnis dan ekonomi. Untuk mengurangi terminasi karena kinerja yang buruk maka
pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh
karena dapat mengajari karyawan bagaimana adapat bekerja dengan sukses.
- Kematian dalam pengertian pada karyawan usia muda berarti kehilangan besar bagi
perusahaan, karena terkait dengan investasi yang dikeluarkan dalam bentuk penarikan
tenaga kerja, seleksi, orientasi, dan pelatihan.

Dapat disimpulkan jenis Pemberhentian hubungan kerja (PHK) adalah:

 Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) Sementara.


 PHK sementara dapat disebabkan karena keinginan sendiri ataupun karena
perusahaan dengan tujuan yang jelas.
 Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) Permanen.
 PHK permanen dapat disebabkan 4 hal, yaitu Keinginan sendiri, Kontrak yang
Habis, Pensiun, Kehendak Perusahaan.
4. Bagaimana dampak karyawan akibat adanya PHK ?

Dengan adanya pemberhentian karyawan tersebut tentu sangat berpengaruh sekali


terhadap karyawan itu sendiri. Dengan diberhentikan dari pekerjaannya maka
berarti karyawan tersebut tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan secara maksimal
untuk karyawan dan keluarganya. Atas dasar tersebut, maka manajer sumber daya
manusia harus sudah dapat memperhitungkan beberapa jumlah uang yang
seharusnya diterima oleh karyawan yang behenti, agar karyawan tersebut dapat
memenuhi kebutuhannya sampai pada tingkat dianggap cukup. Membuat
perekonomian karyawan itu sendiri menjadi kurang. Dan meningkatkan
pengangguran di masyarakat.

B. SERIKAT PEKERJA
1. Pengertian Serikat Pekerja
UU No. 13 tahun 2003 yang dituangkan dalam pengertian sebagai berikut :
“Serikat Pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh
baik diperusahaan maupun diluar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,
demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta
melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan
pekerja/buruh dan keluarganya.”

2. Peran Serikat Pekerja


a. Menciptakan tingkat solidaritas yang tinggi dalam satu kesatuan diantara pekerja
dengan pekerja, pekerja dengan Serikat Pekerjanya, pekerja/Serikat Pekerja dengan
manajemen
b. Meyakinkan anggotanya untuk melaksanakan kewajibannya disamping haknya
diorganisasi dan diperusahaan, serta pemupukan dana organisasi.
c. Dana Organisasi dibelanjakan berdasarkan program dan anggaran belanja yang
sudah ditetapkan guna kepentingan peningkatan kemampuan dan pengetahuan
pengurus untuk bidang pengetahuan terkait dengan keadaan dan kebutuhan ditempat
bekerja, termasuk pelaksanaan hubungan industrial.
d. Sumber Daya Manusia yang baik akan mampu berinteraksi dengan pihak
manajemen secara rasional dan obyektif
3. Undang-undang No. 28 Tahun 2000 tentang Berlakunya Undang-undang No.
25 Tahun 1997 tentang ketentuan pokok tenaga kerja yang mengatur prinsip-
prinsip serikat pekerja yang antara lain :
a. Hak pekerja membentuk serikat kerja
b. Serikat pekerja di bentuk secara demokratis serta tidak boleh adanya campur
tangan pihak lain.

4. Tujuan Pendirian Serikat Pekerja


a. Pihak dalam pembuatan perjanjian kerja
b. Wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja
c. Sarana menciptakan hubungan industry
d. Sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan anggotanya
e. Perencana, pelaksana dan penanggungjawab pemogokan pekerja/ buruh.
f. Wakil pekerja dalam memperjuangkan kepemilikan saham di perusahaan.

C. UU NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN


1. Pasal 156
1) Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar
uang pesangon dan atau uanag penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak
yang seharusnya diterima.
2) Perhitungan uanga pesangon sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit
sebagai berikut :
a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah;
b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua)
bulan upah;
c. masa kerja 2 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga)
bulan upah;
d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4
(empat) bulan upah;
e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5
(lima) bulan upah;
f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6
(enam) bulan upah;
g. masa kerja 6 (enam) atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh)
bulan upah;
h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang darai 8 (delapan) tahun, 8
(delapan) bulan upah;
i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.
3) Perhitungan uanga penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) ditetapkan sebagai berikut :
a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua)
bulan upah;
b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3
(tiga) bulan upah;
c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas)
tahun, 4 (empat) bulan upah;
d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas)
tahun, 5 (lima) bulan upah;
e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan
belas) tahun, 6 (enam) bulan upah;
f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua
puluh satu) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;
g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua
puluh empat) tahun, 8 (delapan) bulan upah;
h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh) bulan upah.
4) Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud dalam
ayat
(1) meliputi :
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ketempat
dimana pekerja/buruh diterima bekerja;
c. pengganti perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima
belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja
bagi yang memenuhi syarat;
d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama.
(5) Perubahan perhitungan uang pesangon, perhitungan uanag penghargaan masa
kerja,
dan uang penggantian hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

2. Pasal 157
1. Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak yang seharusnya diterima yang
tertunda, terdiri atas :
a. Upah pokok;
b. Segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada
pekerja/buruh dan keluarganya, termasuk harga pembelian dari cuti yang
diberikan kepada pekerja/buruh secara cuma-cuma, yang apabila cuti harus
dibayar pekerja/buruh dengan subsidi, maka sebagai upah dianggap selisih
antara harga pembeli dengan harga yang harus dibayar oleh pekerja/buruh.
2. Dalam hal penghasilan pekerja/buruh dibayarkan atas dasar perhitungan harian,
maka penghasilan sebulan adalah sama dengan 30 kali penghasilan sehari.
3. Dalamn hal upah pekerja/buruh dibayarkan atas dasar perhitungan satuan hasil,
potongan/borongan atau komisi, maka penghasilan sehari adalah sama dengan
pendapatan rata-rata per hari selama 12 (dua belas) bulan terakhir, dengan
ketentuan tidak boleh kurang dari ketentuan upah minimum provinsi atau
kabupaten/kota.
4. Dlam hal pekerjaan tergantung pada keadaan cuaca dan upahnya didasarkan pada
upah borongan, maka perhitungan upah sebulan dihitung dari upah rata-rata 12 (dua
belas) bulan terakhir.

3. Pasal 159
Apabila pekerja/buruh tidak menerima pemutusan hubungan kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 158 ayat (1), pekerja/buruh yang bersangkutan dapat
mengajukan gugatan ke lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industria.
BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Berdasarkan kasus tersebut, kewajiban- kewajiban apa yang harus dipenuhi oleh PT
Sampoerna ketika mem-PHK karyawannya sebagai dampak dari strategi bisnis untuk
merestrukturisasi operasional Perusahan dengan merujuk pada UU No 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan:

Perhitungan uang penghargaan berdasarkan pasal 156 ayat 3 Undang – Undang no. 13
tahun 2003 sebagai berikut :

 Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun = 2 bulan upah
 Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun = 3 bulan upah.
 Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun = 4 bulan upah
 Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun = 5 bulan upah
 Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun = 6 bulan upah
 Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun = 7 bulan upah
 Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun = 8 bulan upah
 Masa kerja 24 tahun atau lebih = 10 bulan upah.

Uang penggantian hak yang seharusnya diterima berdasarkan pasal 156 UU


No.13/2003 :

 Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;


 Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana
pekerja/buruh diterima bekerja
 Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% dari uang
pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat
 Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusanaan atau
perjanjian kerja bersama

Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak yang seharusnya diterima yang
tertunda, terdiri atas :

 Upah pokok
 Segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada pekerja
dan keluarganya, termasuk harga pembelian dari catu yang diberikan kepada
pekerja/buruh secara cuma-cuma, yang apabila catu harus dibayar pekerja dengan
subsidi, maka sebagai upah dianggap selisih antara harga pembelian dengan harga yang
harus dibayar oleh pekerja.
2. Pada kasus tersebut apakah peran serikat pekerja dibutuhkan terkait keputusan PHK
karena kebijakan perusahaan. Jika dibutuhkan, maka dalam bentuk apa serikat pekerja
dapat memainkan perannya? Jika tidak, jelaskan argumen atau pendapat Anda?

A. Serikat pekerja mempunyai fungsi Kanalisasi, yaitu fungsi menyalurkan aspirasi,


saran, pandangan, keluhan bahkan tuntutan masing – masing pekerja kepada
pengusaha dan sebaliknya, serikat pekerja berfungsi sebagai saluran informasi yang
lebih efektif dari pengusaha kepada para pekerja ;
B. Dengan memanfaatkan jalur dan mekanisme serikat pekerja, pengusaha dapat
menghemat waktu yang cukup besar menangani masalah – masalah ketenagakerjaan,
dalam mengakomodasikan saran – saran mereka serta untuk membina para pekerja
maupun dalam memberikan perintah – perintah, daripada melakukannya secara
individu terhadap setiap pekerja ;
C. Penyampaian saran dari pekerja kepada pimpinan perusahaan dan perintah dari
pimpinan kepada para pekerja, akan lebih efektif melalui serikat pekerja, karena
serikat pekerja sendiri dapat menseleksi jenis tuntutan yang realistis dan logis serta
menyampaikan tuntutan tersebut dalam bahasa yang dapat dimengerti dan diterima
oleh direksi dan perusahaan ;
D. Dalam manajemen modern yang menekankan pendekatan hubungan antar manusia
( Human Approach ), diakui bahwa hubungan nonformal dan semiformal lebih
efektif atau sangat diperlukan untuk mendukung daripada hubungan formal. Dalam
hal ini serikat pekerja dapat dimanfaatkan oleh pengusaha sebagai jalur hubungan
semi formal;
E. Serikat pekerja yang berfungsi dengan baik, akan menghindari masuknya anasir –
anasir luar yang dapat mengganggu kelancaran proses produksi dan ketenagakerjaan,
jika di suatu perusahaan tidak ada PUK SPSI atau bila PUK SPSI tidak berfungsi
dengan baik, maka anasir luar dengan dalih memperjuangkan kepentingan pekerja
akan mudah masuk mencampuri masalah intern perusahaan. Pengalaman selama ini
menunjukkan bahwa campur tangan LSM, LBH dan pihak luar lainnya ke
perusahaan lebih banyak menambah rumitnya persoalan daripada mempercepat
penyelesaian masalah ;
F. Mewakili pekerja pada Lembaga Tripartit dan Dewan Pengupahan pada Lembaga
Departemen Tenaga Kerja sesuai tingkatan;

3. Pada kasus tersebut Pemerintah turun taanghan dengan melakukan mediasi. Jelaskan
mediasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam kasus PT Sampeorna?

Mediasi Hubungan Industrial yang selanjutnya disebut Mediasi adalah penyelesaian


perselisihan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih mediator
netral.Yang dimaksud dengan Mediator adalah pegawai instansi pemerintah (pegawai
negeri sipil) di bidang ketenagakerjaan yang memenuhi syarat-syarat sebagai mediator
yang ditetapkan oleh Menteri untuk bertugas melakukan mediasi dan mempunyai
kewajiban memberikan anjuran tertulis kepada para pihak yang berselisih untuk
menyelesaikan perselisihan yang menjadi kewenangannya.

Dalam kasus ini, pemerintah mengirimkan tim khusus sebagai mediator. . Tim ini
ditugaskan melakukan pengawalan, pemantauan dan pendampingan kepada perusahaan
dan pekerja serta memastikan hak-hak normatif pekerja terpenuhi.

Irianto menjelaskan untuk kasus PHK di pabrik yang ada di Jember telah tercapai
kesepakatan antara perusahaan dan pekerja. Antara lain pembayaran pesangon akan
dilaksanakan 25 Mei 2014. Sedangkan pabrik di Lumajang masih dalam proses
perundingan bipartit.

4. Menurut Anda bagaimana Sampoerna mengatasi keresahan karyawannya yang akan


mengadakan demo atas putusan PHK?

Pemerintah melakukan mediasi antara perusahaan dan pekerja. Sehingga sampoerna


bisa mengatasi keresahan karyawan tersebut melalui perundingan yang di lakukan.
Pertemuan yang dilakukan antara pihak perusahaan dengan para pekerja yang diwakili
oleh serikat pekerja dengan bantuan mediasi pemerintah dapat setidaknya membuat para
pekerja merasa terwakili dan diperjuangkan hak nya sehingga dapat membuat tensi yang
semula tinggi menjadi turun.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

 Kesimpulan
Perusahaan Sampoerna mengalami kebangkrutan, sehingga PT Sampoerna melakukan
PHK secara besar-besaran terhadap karyawannya. Perusahaan tersebut telah melakukan PHK
terhadap 4.900 pekerja yang terdiri dari pabrik Jember sebanyak 2.300 orang dan pabrik
Lumajang mencapai 2600 orang.
Untuk itu pihak Kemenakertrans mengirimkan tim khusus untuk menyelesaikan
permasalahan ini. Hal ini dilakukan untuk melakukan pemantauan dan pendampingan
terhadap perundingan bipatrite yang dilakukan oleh pihak perusahaan dan serikat pekerja.
Dengan adanya PHK ini maka karyawan merasa dirugikan, karena sudah puluhan tahun
mereka bekerja disana dan membesarkan perusahaan, bahkan membuat keluarga HM
Sampoerna menjadi kelompok orang terkaya di Indonesia. Langkah selanjutnya yang
dilakukan oleh serikat pekerja adalah mendesak pemerintah agar bertindak tegas melalui
anjuran dinas tenaga kerja dan transmigrasi setempat.
Dari pihak perusahaan memang membenarkan bahwa telah terjadi pemberhentian
operasi di dua kantor cabang PT Sampoerna, yakni di Lumajang dan Jember. Tetapi lima
perusahaan lainnya masih tetap beroperasional.
Untuk itu pihaknya menyediakan program pelatihan yang terdiri dari sesi motivasi,
pengelolaan keuangan, pelatihan kejujuran dan berbagai program pelatihan lain. Pelatihan
tersebut ditujukan untuk membangun kapabilitas karyawan dalam meningkatkan ketrampilan
dan kewirausahaan dalam melewati masa krisis tersebut.

 Saran
1. Dalam mengambil kebijakan, perusahaan tidak boleh mengambil keputusan secara
sepihak. Apalagi menyangkut keberlangsungan hidup karyawan. Perusahaan harus
berunding terlebih dahulu dengan serikat pekerja untuk mencari jalan keluar
menghindari PHK tersebut.
2. Jika memang-memang dilakukan PHK, maka perusahaan harus memikirkan nasib
karyawan kedepannya. Jangan sampai karyawan tersebut menjadi tidak produktif
karena tidak mendapat pekerjaan.
LAMPIRAN KASUS

A. TANGGAPAN PEMERINTAH

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/21/n5vybe-menakertrans-
pantau-ribuan-karyawan-sampoerna-diphk

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Tenaga Kerja dan


Transmigrasi mengirimkan tim khusus untuk menyelesaikan kasus pemutusan
hubungan kerja (PHK) ribuan karyawan PT HM Sampoerna Tbkpabrik Jember dan
Lumajang, Jawa Timur.

"Menakertrans Muhaimin Iskandar memerintahkan agar mengirim tim khusus untuk


menyelesaikan kasus PHK ini. Tim ditugaskan melakukan pengawalan, pemantauan
dan pendampingan kepada perusahaan dan pekerja serta memastikan hak-hak
normatif pekerja terpenuhi," kata Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (PHI dan Jamsos) Kemnakertrans R. Irianto Simbolon di Jakarta,
Selasa (20/5).

Pengiriman tim khusus dilakukan untuk memastikan proses PHK dapat berjalan
dengan baik serta menguntungkan kedua belah pihak dan mengantisipasi dampak
yang lebih luas.

PT HM Sampoerna Tbk telah menghentikan operasional pabrik rokok terhitung


tanggal 16 Mei 2014 yang mengakibatkan terjadinya kasus PHK terhadap 4.900
pekerja yang terdiri dari pabrik di Jember sebanyak 2.300 orang dan pabrik Lumajang
mencapai 2.600 pekerja.

"Kita harus memastikan mekanisme prosedur PHK telah dijalankan dengan baik dan
benar.Kami juga melakukan pemantauan dan pendampingan terhadap perundingan
bipartit yang dilakukan pihak perusahaan dan serikat pekerja," kata Irianto.

Dalam menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan khususnya terkait kasus PHK


itu, Kemnakertrans melakukan koordinasi dengan pihak perusahaan serta bekerja
sama dengan Disnakertransduk Provinsi Jawa Timur, Disnaker Kabupaten Jember dan
Disnaker Kabupaten Lumajang.

"Dalam setiap kasus PHK yang terjadi di perusahaan, harus dipastikan para pekerja
mendapatkan hak-hak normatifnya dan menerima konpensasi pesangon sesuai dengan
aturan ketenagakerjaan yang berlaku," kata Irianto.Irianto mengungkapkan masalah
PHK di pabrik yang berlokasi di Jember penyelesaiannya telah dicapai kesepakatan
antara perusahaan dan pekerja.

B. TANGGAPAN SERIKAT BURUH


http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/14/05/20/n5ue29-kspi-kutuk-
phk-4900-buruh-pabrik-rokok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia


(KSPI) mengutuk keras rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) massal
terhadap sebanyak 4.900 buruh pabrik rokok milik PT HM Sampoerna per 31 Mei
2014.
Hal ini karena sudah puluhan tahun buruh rokok tersebut membesarkan
perusahaan dan bahkan membuat keluarga HM Sampoerna menjadi kelompok
orang terkaya di Indonesia," kata Presiden KSPI Said Iqbal dalam keterangan
tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (19/4).
Menurut Said, meski pabrik rokok tersebut sudah dijual ke perusahaan asing,
maka keluarga HM Sampoerna wajib ikut bertanggung jawab agar PHK tersebut
dibatalkan.
Ia mendesak pemerintah agar bertindak tegas melalui anjuran dinas tenaga
kerja dan transmigrasi setempat dan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) wajib
menolak permohonan PHK tersebut.
Selain itu, lanjutnya, pengusaha harus dapat diminta kembali berunding
dengan serikat pekerja perusahaan untuk mencari jalan keluar menghindari PHK
tersebut.
"KSPI siap menggelar aksi solidaritas besar-besaran menolak PHK tersebut
dan akan melakukan kampanye International melawan kebijakan perusahaan asing
tersebut dan meminta Menakertrans serta Bupati untuk turun tangan langsung
menghindari PHK ini," katanya.
Sebagaimana diberitakan, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Jember, Jawa Timur, Ahmad Hariyadi, mengatakan pemutusan
hubungan kerja (PHK) dan penutupan pabrik PT HM Sampoerna di kabupaten itu
sudah memenuhi prosedur.
"Alasannya pemilik bangkrut karena produknya tidak laku dijual dan tidak ada
yang salah secara undang-undang terkait dengan penutupan pabrik sigaret kretek
tangan (SKT) di Garahan, Kecamatan Silo, tersebut," katanya saat dihubungi di
Jember, Sabtu (17/5).
Menurut dia, PHK yang dilakukan PT HM Sampoerna juga sudah sesuai
dengan UU tentang Ketenagakerjaan dan pesangon yang diberikan bahkan lebih
besar dari ketentuan di undang-undang tersebut.
Sebelumnya, PT HM Sampoerna memberikan pelatihan kepada 4.900
karyawan yang terkena dampak restrukturisasi di pabrik Sigaret Kretek Tangan
(SKT) Lumajang dan Jember, Jatim.
Sekretaris Perusahaan PT HM Sampoerna Maharani Subandhi di Surabaya,
Jumat (16/5), mengatakan keputusan retrukturisasi dilakukan karena terus
menurunnya pangsa pasar SKT skala nasional yang menghantam telak para
pabrikan rokok dalam negeri, termasuk pabrik sekelas PT HM Sampoerna.
"Ini juga diambil untuk menyelamatkan seluruh mata rantai operasional SKT
Sampoerna, termasuk memastikan nasib 33.500 karyawan Sampoerna yang
bekerja pada lima pabrik yang tersisa agar tidak kehilangan motivasi kerja,"
katanya.

TANGGAPAN PERUSAHAAN
http://www.sampoerna.com/id_id/media_center/press_releases/Pages/
sampoerna_merestrukturisasi-operasional-sigaret-kretek-tangan.aspx

Sampoerna Merestrukturisasi Operasional Pabrik Sigaret Kretek Tangan


16 ei 2014
PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) hari ini mengumumkan kepada para
karyawannya terkait dengan rencana untuk merestrukturisasi operasional pabrik
Sigaret Kretek Tangan (SKT). Perusahaan telah memutuskan untuk menghentikan
kegiatan produksi pabrik SKT yang berlokasi di Jember dan Lumajang per tanggal
31 Mei 2014, dan pada saat yang sama tetap fokus melanjutkan produksi SKT di
lima pabrik lainnya di Surabaya (Rungkut I, Rungkut II dan Taman Sampoerna),
Malang dan Probolinggo. Dengan sangat menyesal, restrukturisasi ini akan
berdampak kepada sekitar 4.900 karyawan di Jember dan Lumajang.

“Hal ini adalah keputusan yang sangat sulit bagi manajemen Sampoerna,
sekaligus merupakan kabar yang tidak baik bagi para karyawan kami, khususnya
mereka yang terdampak secara langsung di pabrik SKT Jember dan
Lumajang.Prioritas kami saat ini adalah memberikan dukungan dan bantuan yang
terbaik bagi mereka selama masa-masa sulit ini. Bagi mereka yang terdampak
dengan keputusan ini akan mendapatkan paket pesangon yang jumlahnya lebih
besar dari yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Undang Undang Tenaga
Kerja No. 13 Tahun 2003. Disamping itu, pihak perusahaan juga akan
membayarkan tunjangan hari raya (THR) Idul Fitri untuk tahun 2014 ini. Selain
paket pesangon dan THR tersebut, kami juga memberikan kesempatan kepada
para karyawan di pabrik SKT Jember dan Lumajang untuk mengikuti program
pelatihan kewirausahaan, yang diharapkan dapat membantu mereka dalam
mendapatkan keahlian baru dan mencari sumber penghasilan lainnya,” ungkap
Maharani Subandhi, Sekretaris Perusahaan Sampoerna.

Sampoerna akan menyediakan program pelatihan yang terdiri dari Sesi


Motivasi, Pengelolaan Keuangan, dan Pelatihan Kejuruan. Berbagai program
pelatihan tersebut ditujukan untuk membangun kapabilitas karyawan dalam
meningkatkan keterampilan kewirausahaan dan kemampuannya dalam melawati
masa-masa yang sulit ini.

“Kami mengambil keputusan yang sangat sulit ini karena adanya


penurunan pangsa pasar segmen SKT secara terus menerus hingga 23,1% di
tahun 2013 dari 30,4% di tahun 2009. Hal ini terjadi karena perubahan preferensi
perokok dewasa dari sigaret kretek tangan ke sigaret kretek mesin dengan filter.
Penurunan yang terjadi di tahun 2013 merupakan penurunan yang sangat besar
dan tidak pernah terjadi sebelumnya, sehingga memberikan dampak yang sangat
signifikan bagi kinerja merek-merek SKT Sampoerna, dimana volume penjualan
kami mengalami penurunan sebesar 13% pada tahun 2013. Total volume SKT
industri terus mengalami penurunan hingga kuartal pertama tahun 2014 mencapai
16.1%. Kami tidak melihat akan adanya perubahan tren pada segmen SKT dalam
waktu dekat,”tandas Maharani.

Keputusan untuk menutup kedua pabrik SKT Sampoerna merupakan


pilihan terakhir yang telah dipertimbangkan secara menyeluruh untuk memastikan
iklim usaha dan iklim kerja yang stabil dan berkesinambungan bagi perusahaan
maupun keseluruhan karyawan produksi SKT Sampoerna.

“Meskipun penutupan pabrik SKT di Jember dan Lumajang akan menyita


perhatian dan fokus kami, Sampoerna tetap berkomitmen untuk mempertahankan
posisinya sebagai pemimpin di industri rokok Indonesia. Sampoerna akan terus
memproduksi dan menawarkan produk berkualitas tinggi bagi perokok dewasa,
serta mengokohkan posisi kami sebagai pusat produksi untuk ekspor di kawasan
Asia Pasifik di tahun-tahun mendatang. Khususnya di area Jember dan Lumajang,
kami akan terus membeli tembakau dalam jumlah besar untuk digunakan dalam
produk kami sehingga membantu perekonomian setempat. Sampoerna juga tetap
berkomitmen untuk beroperasi di Indonesia dengan lebih dari 33,500 karyawan di
lima pabrik SKT, dua pabrik SKM, dan 105 kantor area penjualan di seluruh di
Indonesia, “ tutup Maharani.

Anda mungkin juga menyukai