Anda di halaman 1dari 2

Penyemenan pada sumur pemboran adalah suatu proses pencampuran (mixing) dan

pendesakan (displacement) bubur semen (slurry) melalui casing sehingga mengalir ke atas
melewati annulus di belakang casing sehingga casing terikat ke formasi. Pada umumnya
penyemenan bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang bor, melindungi casing dari
masalah-masalah mekanis sewaktu pemboran berlangsung (seperti torsi yang tinggi dan lainlain), melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosif dan untuk memisahkan zona
yang lain di belakang casing. Menurut alasan dan tujuannya,penyemenan dapat dibagi menjadi
dua yaitu: Primary cementing (penyemenan utama) dan secondary cementing (penyemenan yang
kedua atau perbaikan).
Oleh karna itu semen dapat diklasifikasikan atau dikelompokan menjadi beberapa type
menurut API (API spec. 10) yaitu :
1. Kelas A : Digunakan untuk penyemenan selubung sampai kedalaman 1830 meter (6000
ft) dan apabila sifat-sifat khusus dari formasi tidak disyarat.
2. Kelas B : Digunakan untuk sumur sampai kedalaman 1830 meter (6000 ft) apabila
kondisi formasi membutuhkan tahan sulfat sedang sampai tahan sulfat tinggi.
3. Kelas C : Digunakan pada sumur dengan kedalaman 1830 meter (6000 ft) apabila kondisi
membutuhkan sifat kekuatan awal yang tinggi.
4. Kelas D : Digunakan untuk sumur dengan kedalaman 1830 meter (6000 ft) sampai
kedalaman 3050 meter (10000 ft) dengan kondisi suhu dan tekanan sedang.
5. Kelas E : Digunakan untuk sumur dengan kedalaman 3050 meter (10000 ft) sampai
kedalaman 4270 meter (14000 ft) dengan kondisi suhu dan tekanan tinggi.
6. Kelas F : Digunakan untuk sumur dengan kedalaman 3050 meter (10000 ft) sampai
kedalaman 4880 meter (16000 ft) dengan kondisi suhu dan tekanan tinggi.
7. Kelas G : Digunakan sebagai semen pemboran dasar untuk kedalaman 2440 meter (8000
ft), atau dapat digunakan dengan akselerator dan retarder untuk memperoleh batas
jangkauan kedalaman sumur dan suhu yang lebuh luas.
8. Kelas H : Digunakan sebagai semen pemboran dasar untuk kedalaman sampai 2440
meter (8000 ft) dan dapat digunakan dengan penambahan akselerator dan retarder untuk
memperoleh batas jangkauan suhu dan kedalaman sumur yang lebih luas.
9. Kelas J : Digunakan untuk semen dasar pemboran untuk kedalaman 3660 meter (12000
ft) samapai kedalaman 4880 meter (16000 ft) pada kondisi suhu dan tekanan yang amat
tinggi atau dapat digunakan dengan penambahan akselerator dan retarder untuk
memperoleh batas jangkauan sumur dan suhu yang lebih besar.

Dalam kegiatan kerja praktek yang kami lakukan, kami mengikuti pekerjaan cemnenting
di sumur jirak 241, cementing yang dilakukan adalah squeeze cementing, dimana kegiatan ini
dilakukan untuk memperbaiki body cement yang sudah ada dikarenakan body cement rusak.
Jenis cement yang dipakai adalah jenis kelas G, pemilihan jenis semen ini didasarkan oleh
thickening time, kedalaman sumur, temperature, tekanan. Pada campuran semeny yang ada,
ditambahkan beberapa bahan kimia, yaitu fluid loss, cement dispersant, foam

Kedalaman

penyemenan adalah 72 meter-91 meter. Pada hari sebelumnya sudah dilakukan pekerjaan
perforasi yang bertujuan untuk membuat retakan pada body semen. Pada proses cementing yang
dilakukan di sumur jirak 241 mengalami kendalah pekerjaan, yaitu terjadi kebocoran karenan
pada valve yang ada, terdapat satu valve yang tidak tertutup dengan baik, sehingga membuat
pekerjaan terhambat.

Anda mungkin juga menyukai