kecil
dengan
kepala
tumpul
tulang
fibula
tidak
organ-organ
tubuh
contoh,
tengkorak
melindungi otak )
3) Untuk pergerakan ( otot melekat kepada tulang untuk
berkontraksi dan bergerak.
4) Merupakan gudang untuk menyimpan mineral ( contoh,
kalsium)
5) Hematopoeisis ( tempat pembuatan sel darah merah
dalam sumsum tulang )
Vaskularisasi
regio
arteri
cruris
posterior
besar
cabang
saphena
magna
oleh
cabang-
vena
poplitea
cabangnya.
Struktur
Otot
Bagian
posterior
region
crurys
brevis. Dari
kerusakan
sel
otot,
kemudian
sel-sel
otot
akan
mati.
serta
kerusakan
pembuluh
darah
yang
akan
yang
signifikan
sehingga
sehingga
mengakibatkan
berpotensi
menyebabkan
terjadinya
hipokalsemia.
Kerusakan
saraf
tibialis,
dapat
mengakibatkan
regio
cruris,
sebab
cabang
n.Tibialis
dapat
bawah
periosteum.
Jaringan
nekrotik
ini
emboli
lemak
(Fat emboly ).
diameter
hambatan
pembuluh
aliran-aliran
darah
darah
maka
yang
akan
terjadi
mengakibatkan
Sedangkan
kerusakan
pada
tulang
itu
sendiri
terkena
penurunan
fraktur
fungsi
sehingga
syaraf,
dapat
yang
menimbulkan
ditandai
dengan
yang
daerah
trauma,
paralisis
jika
mengenai
surface
menggunakan cairan
perlahan
1-1.5
NaCl
dan kemudian
L/jam
Barbera&
sebagai
penolong
kematian,
dimana
dapat
cairan
ekstraselular,
dan
meningkatkan
pada pasien
obat-obatan
untuk
mengontrol
rasa
sakit
Amputasi
di
lapangan
atau
tempat
kejadian
yang
dengan
cara
mempertahankan
otot
dan
tulang
patella,
yang kerusakannya
dapat
dilakukan
tindakan
seketika
memperkuat:
setelah
amputasi,
supaya
mencegah
dapat
prosthesis
melebarkan pinggul
untuk membentuk
10
mengenai
anatomi
dan
fisiologi
pada
lokasi
dan
keganasan.
Anggota
gerak
tidak
sama
malformasi
sekali,
hebat
adanya
atau
nyeri
ostemielitis
yang
yang
hebat,
disertai
11
dengan
kerusakan
tulang
hebat.
Serta
kematian
Hypotensi
Crush Syndrome
Renal failure
Compartmen Syndrome
Cardiac Arres
8. Pathways
CRUSH
Kerusaka
n saraf
Kerusakan
pembuluh
Periosteu
m pada
Reflek
Suplai
darah ke
Distal region
cruris
Terbentuk
hematoma bag
bawah
Nekrotik sel
Nervus
Tibialis
Inversi region
pedis
Hambatan
Mobilitas fisik
Kebocoran
membran
plasma sel
Cairan
intravascular
akan
Hipovole
Ion
Hipokalse
Syok
Defisit volume
cairan
Menstimula
si respon
Sumsum
kuning masuk
ke pembuluh
Inflam
Emboli
Pembul
uh
Aliran
darah
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
12
9. Masalah Keperawatan
a. Defisit volume cairan b.d kehilangan cairan secara aktif
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan
aliran darah vena arteri
c. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal
patahnya jaringan tulang
10.
Asuhan Keperawatan
Etiologi
NOC
NIC
Defisit
Fluid balance
Fluid management
Hydration
volume
Timbang
Nutritional
Status
:
cairan b/d
popok/pembalut
Food
and
Fluid
Intake
jika diperlukan
kehilangan
Kriteria
Hasil
:
Pertahankan
cairan
Mempertahankan
catatan
intake
secara aktif,
urine output sesuai
dan
output
yang
kurangnya
dengan usia dan BB,
akurat
intake
BJ urine normal, HT Monitor
status
cairan
normal
hidrasi
Tekanan darah, nadi,
(
kelembaban
suhu tubuh dalam
membran
batas normal
mukosa,
nadi
Tidak
ada
tanda
adekuat, tekanan
tanda
dehidrasi,
darah ortostatik ),
Elastisitas
turgor
jika diperlukan
kulit baik, membran Monitor vital sign
mukosa lembab, tidak Monitor masukan
ada rasa haus yang
makanan / cairan
berlebihan
dan hitung intake
kalori harian
Lakukan terapi IV
Monitor
status
nutrisi
Berikan cairan
13
Ketidakefek
tifan perfusi
jaringan
perifer b.d
penurunan
aliran darah
vena arteri
Circulation status
Tissue Prefusion :
cerebral
Kriteria Hasil :
mendemonstrasikan
status sirkulasi yang
ditandai dengan :
Tekanan
systole
dandiastole
dalam rentang
yang diharapkan
Tidak
ada
ortostatikhiperte
nsi
Tidk
ada tanda tanda
peningkatan
tekanan
Berikan cairan IV
pada
suhu
ruangan
Dorong masukan
oral
Berikan
penggantian
nesogatrik sesuai
output
Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
Tawarkan snack
( jus buah, buah
segar )
Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
meburuk
Atur
kemungkinan
tranfusi
Persiapan untuk
tranfusi
Peripheral
Sensation
Management
(Manajemen
sensasi perifer)
Monitor adanya
daerah tertentu
yang hanya peka
terhadap
panas/dingin/taja
m/tumpul
Monitor adanya
paretese
Instruksikan
keluarga untuk
mengobservasi
kulit jika ada lsi
atau laserasi
Gunakan sarun
tangan untuk
proteksi
14
intrakranial
(tidak lebih dari
15 mmHg)
mendemonstrasikan
kemampuan kognitif yang
ditandai dengan:
berkomunikasi
dengan jelas dan
sesuai dengan
kemampuan
menunjukkan
perhatian,
konsentrasi dan
orientasi
memproses
informasi
membuat
keputusan
dengan benar
menunjukkan fungsi
sensori motori cranial
yang utuh : tingkat
kesadaran mambaik,
tidak ada gerakan
gerakan involunter
Batasi gerakan
pada kepala,
leher dan
punggung
Monitor
kemampuan BAB
Kolaborasi
pemberian
analgetik
Monitor adanya
tromboplebitis
Diskusikan
menganai
penyebab
perubahan
sensasi
Hambatan
Setelah diberikan asuhan Exercise therapy :
mobilitas
keperawatan selama 3x24 ambulation
fisik b.d
jam,
klien
dapat Monitoring vital
sign
gangguan
melakukan
aktivitas
sebelm/sesudah
muskuloske secara bertahap sesuai
latihan dan lihat
letal
dengan
batas
respon
pasien
patahnya
kemampuannya
dengan
saat latihan
jaringan
kriteria hasil :
Konsultasikan
dengan
terapi
tulang
1. Pasien
menunjukan
fisik
tentang
peningkatan mobilitas
rencana
ambulasi
2. Pasien
menggunakan
sesuai
dengan
alat
bantu
dengan
kebutuhan
benar
3. Pasien
dapat Bantu klien untuk
mempertahankan
menggunakan
kekuatan otot
tongkat
saat
4. Pasien
dapat
berjalan
dan
mempertahankan
cegah
terhadap
fleksibilitas sendi
cedera
15
Kekuatan kontraksi
otot meningkat
Ajarkan
pasien
atau
tenaga
kesehatan
lain
tentang
teknik
ambulasi
Kaji kemampuan
pasien
dalam
mobilisasi
Latih
pasien
dalam
pemenuhan
kebutuhan ADLs
secara
mandiri
sesuai
kemampuan
Dampingi
dan
Bantu pasien saat
mobilisasi
dan
bantu
penuhi
kebutuhan ADLs
ps.
Berikan
alat
Bantu jika klien
memerlukan.
Ajarkan pasien
bagaimana
merubah posisi
dan berikan
bantuan jika
diperlukan
16
Sedangkan
gangguan
mobilisasi
fisik
pada
suatu
rentang
dengan
banyak
tingkatan
mobilisasi
fisik
dapat
mengakibatkan
instruksi
17
sebagian,
merupakan
kemampuan
mampu
bergerak
secara
bebas
karena
sebagian
temporer,
merupakan
yang
sifatnya
sementara.
Dapat
contohnya
adalah
adanya
fisik,
secara
merupakan
fisik
dengan
pembatasan
tujuan
untuk
mencegah
18
mempertahankan
tekanan
di
daerah
paralisis
pembatasan
perubahan
secara
secara
emosional
karena
tiba-tiba
dalam
Hidup.
memengaruhi
Perubahan
kemampuan
gaya
hidup
mobilisasi
dapat
seseorang
Penyakit/Cedera.
Kemampuan
melakukan
mobilisasi
Energi.
melakukan
Energi
mobilisasi.
adalah
Agar
sumber
untuk
seseorang
dapat
dan
Status
Perkembangan.
Terdapat
fungsi
alat
gerak
sejalan
dengan
perkembangan usia.
D. Perubahan Sistem Tubuh Akibat Imobilisasi
Apabila ada perubahan mobilisasi, maka setiap sistem
tubuh berisiko terjadi gangguan.Tingkat keparahan
dari gangguan tersebut tergantung dari umur klien,
dan kondisi kesehatan secara keseluruhan, serta
tingkat
imobilisasi
perkembangan
yang
dialami.
pengaruh
Misalnya,
imobilisasi
lansia
umum
imobilisasi
dapat
mengganggu
menyebabkan
turunnya
kecepatan
20
imobilisasi
anabolisme
meningkat.
dapat
menurun
Keadaan
ini
mengakibatkan
dan
juga
katabolisme
dpat
berisiko
dampak
dari
imobilisasi
akan
intravascular
menyebabkan
ke
edema
interstisial
dapat
sehingga
terjadi
Imobilisasi
menyebabkan
pelepasan
hiperkalsemia
(Holm,
1989
dalam
Hal
ini
disebabkan
karena
gangguan
proses
eliminasi.
21
penurunan
gastrointestinal.
Konstipasi
motilitas
saluran
merupakan
gejala
impaksi
obstruksi
usus
keseluruhan
fekal
dapat
mekanik
yang
mengakibatkan
sebagian
menyumbat
ataupun
lumen
usus,
dapat
menyebabkan
terganggu.
Terjadinya
proses
metabolisme
penurunan
kadar
dari
alveoli
ke
jaringan,
sehingga
menyebabkan anemia.
5. Perubahan Kardiovaskular
Sistem
kardiovaskular
imobilisasi.
hipotensi
Ada
tiga
ortostatik,
juga
dipengaruhi
oleh
perubahan
utama
yaitu
peningkatan
beban
kerja
22
(McCance
and
Huether,
1994
dalam
maka
curah
jantung
menurun,
yang
imobilisasi
lambat
akibat
tirah
dapat
menyebabkan
baring
dan
akumulasi
yang
terjadi
dalam
sistem
23
penurunan
massa
otot
tidak
mampu
Massa
metabolisme
dan
otot
menurun
akibat
tidak
digunakan.
Jika
terjadi
berkelanjutan.
akibat
penurunan
Penurunan
kehilangan
daya
massa
yang
stabilitas
terjadi
tahan,
penururnan
Skelet.
Imobilisasi menyebabkan
kalsium
Karena
imobilisasi
tulang,
sehingga
dan
kelainan
berakibat
jaringan
sendi.
pada
resorpsi
tulang
menjadi
dalam Fundamental
KeperawatanPerry
maka
klien
berisiko
terjadi
fraktur
tubuh
tulang.
meningkatkan
Resorpsi
kecepatan
tulang
juga
dapat
mengakibatkan
kontraktur
24
Sayangnya
menjadikan
berfungsi
sendi
kontraktur
pada
(Lehmkuhl
posisi
et
al,
sering
yang
1990
tidak
dalam
urine
klien
berubah
oleh
adanya
Kondisi
ini
disebut
statis
urine
dan
25
pembentukan
batu
karena
gangguan
demam,
dehidrasi.
umunya
akan
Akibatnya
urine
mengakibatkan
haluaran
yang
diproduksi
urine
resiko
menurun,
berkonsentrasi
risiko
oleh
kontaminasi
bakteri
saluran
Escherechia
Coli.
dan
menurunnya
koping
mekanisme.
imobilisasi
karena
selama
proses
Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan
pasien
yang
menyebabkan
terjadi
26
keluhan/gangguan
dalam
mobilisasi
dan
tingkat
mobilisasi
dan
imobilisasi,
Keperawatan
Penyakit
yang
Pernah
Diderita
Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi, misalnya
adanya
riwayat
(kecelakaan
penyakit
sistem
cerebrovascular,
neurologis
trauma
kepala,
riwayat
penyakit
sistem
kardiovaskular
riwayat
penyakit
sistem
pernapasan
riwayat
pemakaian
obat,
seperti
27
Tingkat
Aktivitas/Mobilisasi
Tingkat 0
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4
Kategori
Mampu merawat diri sendiri
secara penuh.
Memerlukan penggunaan alat.
Memerlukan bantuan atau
pengawasan orang lain.
Memerlukan bantuan,
pengawasan orang lain, dan
peralatan.
Sangat tergantung dan tidak
dapat melakukan atau
berpartisipasi dalam perawatan.
Tipe Gerakan
Leher, Spina, Servikal
Fleksi : menggerakkkan dagu menempel ke
dada
Ekstensi : mengembalikan kepala ke posisi
tegak
Hiperekstensi : menekuk kepala ke belakang
sejauh mungkin
Fleksi Lateral : memiringkan kepala sejauh
mungkin ke arah setiap bahu
Rotasi : memutar kepala sejauh mungkin
dalam gerakan sirkuler
Bahu
Fleksi : menaikkan lengan dari posisi di
Derajat
Rentang
Normal
45
45
10
40-45
180
180
28
180
180
320
90
90
70-90
70-90
80-90
80-90
Sampai 30
30-50
90
90
30-60
90
90
90-120
29
atas
Ekstensi : menggerakkan kembali kesamping
tungkai yang lain
Lutut
Fleksi : menggerakkan tumit ke arah
belakang paha
Ekstensi : mengembalikan tungkai ke lantai
Mata Kaki
Dorsifleksi : menggerakkan kaki sehingga
jari-jari kaki menekuk ke atas
Plantarfleksi : menggerakkan kaki sehingga
jari-jari kaki menekuk kebawah
90-120
120-130
120-130
20-30
45-50
thorak,
adanya
mucus,
batuk
yang
intoleransi
aktivitas
terhadap
secara
bilateral
atau
tidak.
Derajat
Persentase
Kekuatan
Normal
0
10
25
Skala
Karakteristik
Paralisis sempurna.
Tidak ada gerakan, kontraksi
otot dapat di palpasi atau dilihat
Gerakan otot penuh melawan
gravitasi dengan topangan
30
II.
50
75
100
Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan
musculoskeletal
patahnya
jaringan
tulang
III.
Rencana Keperawatan
Dx
Hambata
n
mobilitas
fisik
berhubun
gan
dengan
patahnya
jaringan
tulang
Tujuan
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
selama
3x24
jam, klien dapat
melakukan
aktivitas secara
bertahap sesuai
dengan
batas
kemampuannya
dengan kriteria
hasil :
5. Pasien
menunjukan
peningkatan
mobilitas
6. Pasien
menggunakan
alat
bantu
dengan benar
7. Pasien
dapat
mempertahank
an
kekuatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Intervensi
Kaji pergerakan
atau
aktivitas
klien.
Berikan
latihan
ROM aktif dan
ROM pasif.
Ukur
kekuatan
otot klien.
Ajarkan
teknik
berjalan khusus
Kolaborasi
dengan
fisioterapi dalam
melatih pasien.
Dorong
klien
agar
aktif
menjalankan
aktivitas seharihari
secara
mandiri
sesuai
kemampuan
Dorong
melakukan
aktivitas dengan
alat bantu
1.
2.
3.
4.
5.
Rasional
Mengetahui
tingkat
kemandirian
aktivitas klien
Melatih
dan
menjaga massa
otot agar tidak
atrofi.
Mengetahui
perkembangan
otot klien
Teknik berjalan
khusus
dapat
mengimbangi
gaya
berjalan
menyeret
dan
kecenderungan
tubuh condong
ke depan pada
klien
Memberi terapi
fisik pada pasien
untuk menjaga
dan
meningkatkan
aktivitas
31
otot
8. Pasien
dapat
mempertahank
an fleksibilitas
sendi
9. Kekuatan
kontraksi otot
meningkat
IV.
6. Motivasi
yang
tinggi dari diri
pasien
dan
latihan
yang
sering dilakukan
akan
mempercepat
perbaikan
mobilitas tubuh
7. Penggunaan alat
dapat membantu
dalam
menghindari
aktivitas
yang
sedikit
akibat
keterbatasan
mobilisasi
Evaluasi
Evaluasi yang dihharapkan dari hasil tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah gangguan
mobilitas adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan fungsi sistem tubuh
2. Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot
3. Peningkatan fleksibilitas sendi
4. Peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman
pada pasien, dan ekspresi pasien menunjukkan
keceriaan.
32
Bagan
Mobilitas
Fisik
Tidak
Terbatas
Terbatas
Sehat
Disebabkan
karena
faktor-faktor
yang
berhubungan
seperti:
pengobatan,
terapi
pembatasan
gerak,
kurang
pengetahuan
mengenai
pembatasan
gerak
fisik,IMT
75%
sesuai
dengan
usia,
kerusakan
sensori
Keterbatasan
dalam
pergerakan fisik pada
bagian tubuh tertentu
atau pada satu atau lebih
Tanda/gejala
sesuai
dengan
batasan
karakteristik 33seperti
:
keterbatasan
ROM,
keterbatasan kemampuan
melakukan keterampilan
Hambatan Mobilitas
Fisik
DAFTAR PUSTAKA
34