Praktikum Kimia 4
Praktikum Kimia 4
I1B109024
Borneo
I1B109009
Imam Fauzi
I1B109204
Mega Silvia
I1BI09019
Mutia Noraina
I1B109205
Norrhidayah
I1B109202
JUDUL PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN SECARA KULITATIF
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Menguji adanya asam amino dan protein dengan menggunakan uji
pengendapan, Biuret, Xantiprotein, Millon-Nasse,Hopkins-Cole, Sulfur
test, Reaksi Neumann
METODE PRAKTIKUM
A. Alat Praktikum
Alat- alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelas ukur
4. Gelas bekker
5. Erlenmeyer
6. Buncen
7. Tisu
B. Bahan Praktikum
1. Putih telur
2. Aqudest
3. HCl
4. NaOH
5. Asam Nitrat Pekat
6. Ammonium Sufat
7. Asetat Encer
8. CuSO4 5%
9. Ammonia
10. Merkuri Sulfat 1%
11. Natrium Nitrit
12. Formaldehid encer
13. Asam sulfat pekat
14. NaOH 40%
15. Pb-asetat
C. Cara Praktikum
1. Reaksi Pengendapan
a) Masukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml bahan uji yang berisi 2 ml
aquades. Kocoklah hingga bahan uji tercmpur merata dan tambahkan
tetes demi tetes HCl 1 ml hingga terbentuk gumpalan putih. Catat
tetes HCL yang digunakan. Kemudian tambahkan NaOH 1M
sebanyak jumlah tetes HCl. Kocok dan amati perubahan yang terjadi.
a) Masukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml bahan uji dan 1 ml asam nitrat
pekat, maka terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam air.
b) Masukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml bahan uji dan 2 ml aquades.
Panaskan hingga mendidih. Amatti gumpalan yang terjadi, dinginkan.
Amati perubahan yang terjadi.
c) Masukkan kedalam tabung reaksi 1 ml bahan uji dan 0,5 ml larutan
ammonium sulfat. Amati perubahan yang terjadi.
d) Masukkan kedalam tabung reaksi 1 ml bahan uji dan 1 tetes larutan
asam asetat encer, akan terbentuk endapan putih. Tambahkan aquades
lalu kocok dan amati perubahan yang terjadi.
2. Reaksi Biuret (reaksi warna)
Tambahkan Pb-asetat, akan terjadi warna coklat atau hitam dari PbS.
Tabel 1 .
Uji
Pengendapan 1
Warna Sebelum
Warna awal
Warna
Putih
Warna Sesudah
sesudah
dicampur
(+HCl)
pengendapan putih
(+asam
Pengendapan 2
Putih
pekat)tidak
hilang
nitrat
terjadi Endapan putih
endapan putih
Bahan dan Aquadest
Pengendapan 3
Putih
tidak tercampur
Endapan putih
(+ammonium
sulfat)putih
2
3
Pengendapan 4
Putih
(+H2COOH)kuning
Agak kuning
Pengendapan 5
Biuret
Putih
Putih
putih
Endapan putih
(+NaOH pekat dan
Putih
Xantoprotein
endapan kuning
tambah kuning
(tanpa
4
5
6
Millon-Nasse
Hopkins-Cole
Sulfur test
Merkuri
ammonia)
kuning
Sulfat (+natrium
Putih
(+
Putih
Putih
endapan putih
ungu
(+NaOH)
endapan (+Pb asetat) Hitam
kuning
nitrit)
B. Pembahasan
Dari percobaan yang telah kami lakukan didapatkan hasil percobaan yaitu
adanya reaksi perubahan warna dengan menggunakan :
a. Uji pengendapan
Pengendapan 1, (+hcl) terjadi pengendapan putih menjadi
(+naoh) endapan hilang
Pengendapan 2 (+asam nitrat pekat)tidak terjadi endapan putih
menjadi Endapan putih
Pengendapan 3 Bahan dan Aquadest tidak tercampur menjadi
Endapan putih
Pengendapan 4 (+ammonium sulfat)putih menjadi Agak kuning
Pengendapan 5, (+H2COOH)kuning putih telur berubah
menjadi endapan putih.
b. Biuret , warna putih menjadi (+naoh pekat dan cuso4 5%+) Ungu
Putih Telur
Telur ayam banyak mengandung berbagai jenis protein berkualitas tinggi
termasuk mengandung semua jenis asam amino esensial bagi kebutuhan manusia.
Juga mengandung berbagai vitamin dan mineral, termasuk vitamin A, riboflacin,
asam folat, vitamin B6, vitamin B12, choline, besi, kalsium, fosfor dan potasium.
Telur ayam juga merupakan makanan termurah sumber protein yang lengkap. Satu
butir telur ayam berukuran besar mengandung sekitar 7 gram protein. Protein atau
zat putih telur amat penting berada dalam makanan karena dari proteinlah
protoplasma yang hidup dalam sel itu dibuat. Bahan hidup yang ajaib ini terus
menerus mengisap dan menggunakan tenaga. Sebagian dari tenaga ini dibutuhkan
untuk pertumbuhan sel itu sendiri.
Protein berasal dari kata Yunani proteios yang berarti pertama atau
kepentingan utama. Sesuai namanya, protein sangat penting sebagai penyusun dari
semua kehidupan sel dan merupakan kelompok kimia terbesar didalam tubuh
setelah air. Daging rata-rata mengandung 75% air, 16% protein, 65% lemak , dan
3% abu. Protein merupakan komponen esensial dari inti sel dan protoplasma sel.
Oleh sebab itu protein jumlahnya besar dalam jaringan otot karkas, organ-organ
dalam, syaraf, dan kulit.2,8
Komposisi dan Struktur Protein
Protein berasal dari yunani yaitu proteios yang berarti dari derajat
pertama. Pada tahun 1838 Jns J. Berzelius menegaskan bahwa protein adalah
golongan terpenting dari molekul.
Kita telah melihat bahwa suatu golongan dari biopolymer, asam nukleat,
adalah perubahan dan tingkatan informasi genetic dari sel. Informasi lebih lanjut
adalah ekspresi pada kelas lain dari biopolymer , yaitu protein. Protein adalah
pemain yang hebat dan beranekaragam dari sebuah reaksi. Beberapa merupakan
pembawa dan penyimpan dari molekul terkecil. Kita memulai dengan deskripsi
dari struktur unit bahan kimia protein, yaitu asam amino.
Protein adalah senyawa organik yang sangat komplek dengan berat
molekul tinggi. Seperti halnya karbohidrat dan lemak, protein tersusun dari unsurunsur C, H, dan O. Umumnya protein mengandung 16% unsur N dan kadangkadang mengandung unsur fosfor atau sulfur. Protein mempunyai struktur dasar
yang berbeda dari makromolekul biologi penting lainnya seperti karbohidrat dan
lemak. Karbohidrat dan lemak mempunyai struktur dasar yang disusun oleh unitunit yang sama atau pengulangan unit yang sama (misalnya pengulangan unit
glukosa dalam pati, glikogen dalam selulosa). Sedangkan protein mempunyai
lebih dari 100 unit dasar penyusun yang berbeda. Unit dasar penyusun protein
adalah asam-amino. Dengan demikian protein dapat tersusun oleh rangkaian
asam-amino yang bervariasi dan berderet, tidak hanya dalam komposisi protein
tetapi juga dalam bentuk protein. Struktur dasar protein dapat dilihat pada Gambar
1.
kompleks
dari
proten,
terutama
struktur
tersier
dan
strukturkuartenernya.10
Asam Amino
Semua protein adalah polimer, dan monomer bahkan dari kombinasi tersebut
dapat membentuk -asam amino. Selain itu, dalam protein terdapat golongan karboksil dari satu asam amino adalah gabungan golongan -amino dari asam
amino yang lain oleh sebuah ikatan peptide (juga disebut sebagai ikatan amide).
-karbon dari setiap asam amino juga merupakan kumpulan dari sebuah atom
hydrogen dan sebuah rangkaian samping.1
Perbedaaan
asam
amino
dibeda-bedakannya
rangkaian
samping.
2. Bukan dua atom yang akan mandekati yang lain dengan lebih tertutup dari
yang telah dijelaskan oleh van der Waals radii.
3. Golongan amide harus susunan tatap dalam perpindahan konfigurasi. Alhasil,
perputarannya kemungkinan hanya sekitar dua ikatan yang berdekatan dengan
-karbon pada setiap asam amino.
4. Beberapa dari ikatan nonkovalen merupakan keperluan untuk menyetabilkan
keteraturan susunan.6, 7,9
R-C-COO- + H+
HN-CH2OH
R-C-COOH
NH2
+ metanal
R-C-COON (CH2OH)
R-C-COON = CH2
H+ (dapat dititrasi dengan larutan NaOH yang kenormalannya diketahui)
Keterangan :
gugus NH2 mengganggu titrasi gugus COOH bebas karena bereaksi basa.
Metana bereaksi dengan NH2 sehingga sifat basa dari NH2 berkurang sehingga
H+ dari gugua-gugus COOH dapat dititrasi dengan fenolftalein sebagai indicator.
c) Reaksi-reaksi warna untuk asam amino (banyak)
Reaksi umum
Reaksi ini adalah : oxidatif deamination dan decarboxylation
O
R-C-COOH
R-C
NAMA
REAKSI
Reaksi
Nitroprusid
Hopkin-Cole
(reaksi asam
glioksilat)
Reaksi Millon
PEREAKSI
Nitroprusidrusid Na
dalam NH4OH
Nencer
Asam glioksilat
dalam H2SO4 36N
HgNO3 dalam
ASAM AMINOYANG
DITUNJUKKAN
Sisteina
WARNA
triptofan
Unggu
Tirosina
Merah
Merah
Ksantoprotein
HNO3
HONO2 pekat
Tirosina
Triftofan
Feniulalanina
kunng
lembayung
gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia
seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C)
yang sama (disebut atom C "alfa" atau ). Gugus karboksil memberikan sifat
asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino
bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa
pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi
zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak
dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu
sebagai penyusun protein.7,9
Struktur asam amino
Struktur asam -amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus
karboksil di sebelah kanan.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat
empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H),
dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping
yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam
aminokecuali glisinamemiliki isomer optik:
D.
Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus
karboksil satu asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina
asam amino lainnya akan terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini
termasuk dalam reaksi dehidrasi. Molekul asam amino yang telah melepaskan
molekul air dikatakan disebut dalam bentuk residu asam amino.1,2
Zwitter-ion
Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter-ion.
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus,
zat ini dapat dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya
biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut
titik isolistrik, gugus amina pada asam amino menjadi bermuatan positif
(terprotonasi, NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi bermuatan negatif
(terdeprotonasi, COO-). Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam
aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan berbentuk
zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur
kristal putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam
amino bebas berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun pH
fisiologis yang dekat netral.1,2
dengan
ikatan
peptida.
Meskipun
demikian,
pada
awal
pembentukannya protein hanya tersusun dari 20 asam amino yang dikenal sebagai
asam amino dasar atau asam amino baku atau asam amino penyusun protein
(proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang disandi oleh DNA/RNA sebagai
kode genetik.
Glisina (Gly, G)
Alanina (Ala, A)
Valina (Val, V)
Leusina (Leu, L)
Isoleusina (Ile, I)
Serina (Ser, S)
Treonina (Thr, T)
Amida
Asparagina (Asn, N)
Glutamina (Gln, Q)
Lisina (Lys, K)
Arginina (Arg, R)
Sisteina (Cys, C)
Metionina (Met, M)
Prolin
Fenilalanina (Phe, F)
Tirosina (Tyr, Y)
Triptofan (Trp, W)
Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino
esensial yang harus dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu isoleusina, leusina, lisina,
metionina, fenilalanina, treonina, triptofan, dan valina. Histidina dan arginina
disebut sebagai "setengah esensial" karena tubuh manusia dewasa sehat mampu
memenuhi kebutuhannya. Asam amino karnitina juga bersifat "setengah esensial"
dan sering diberikan untuk kepentingan pengobatan.
Kandungan dari telur adalah protein. Protein merupakan rantai dari asam
amino. Asam amino ini membentuk folding (struktur 3 dimensi dari protein ini
menentukan sifat dari suatu protein). Folding tersebut terbentuk akibat adanya
ikatan lemah (non-kovalen) diantara asam amino penyusun protein tsb. Ketika
kita memanaskan telur, maka ikatan tersebut dirusak dan terjadilah denaturasi
protein. Ketika telur dipanaskan, protein akan menyerap banyak energi dan ikatan
antara asam amino penyusun protein tsb akan rusak, sehingga terjadilah proses
unfolding. Suhu yang terus meningkat akan menyebabkan protein memperoleh
lebih banyak lagi energi untuk membentuk ikatan baru yang lebih kuat (ikatan
kovalen) dengan molekul protein lainnya. Dan pada akhirnya, telur menjadi
semakin keras.
Asam Amino Nonesensial
Asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh disebut asam amino
nonesensial. Kekurangan protein dapat menyebabkan retardasi (keterbelakangan)
fisik maupun mental.10
PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan uji pengendapan,
Biuret, Xantoprotein, Milon-nase, Hopkins-Cole, dan Sulfur test terjadi
perubahan warna pada putih telur, yang membuktikan bahwa dalam putih
telur mengandung protein.
dapat
mengalami
denaturasi
karena
pemanasan
yang
Daftar Pustaka
Ketua Kelompok
Dra. Fujiati, M. Si
NIP