Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Hani Khoripah
131211017
M. Geovany F. R.
131211018
M. Yusuf Qordhowi
131211019
M. Fahrul Fauzi
131211023
M. Rofiq A. M.
131211024
3-MM
1.1.
Latar Belakang
Mesin perkakas adalah mesin yang digunakan dalam proses pemesinan suatu
bahan dasar menjadi produk jadi yang diinginkan. Untuk menghasilkan
produk dengan ketilitian tinggi diperlukan mesin perkakas dalam kondisi siap
pakai dan sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Proses manufaktur dengan produksi massal menggunakan mesin perkakas
yang lebih teliti dapat menghasilkan keuntungan lebih dibandingkan dengan
menggunakan mesin perkakas yang kurang teliti. Hal ini disebabkan adanya
peningkatan nilai tambah produk, pengurangan waktu untuk proses finishing,
dan pengurangan waktu untuk penyetelan ssaat komponen itu dirakit pada
sistem yang lebih kompleks.
BAB II
PRAKTIKUM UJI GEOMETRIS
MESIN BUBUT
2.1.
Landasan Teori
Uji geometris dilakukan untuk mengetahui kondisi komponen-komponen
utama dari suatu mesin dan keterkaitan mekanisme kerja antara satu
komponen dengan komponen yang lain. Dengan diadakan uji geometris
diharapkan hasil proses pengerjaan benda kerja sesuai dengan yang diminta.
Berikut ini adalah waktu-waktu dilakukannya uji geometris, diantaranya:
1. Setelah komponen mesin perkakas produksi pertama kali selesai dirakit.
2. Setelah mesin perkakas sudah dipasang landasannya.
3. Apabila kualitas dan akurasi produksi benda kerja yang dihasilkan sudah
sering menyimpang.
4. Setelah mesin perkakas di-overhaul.
Selanjutnya, aspek-aspek yang ditinjau saat melakukan uji geometris, adalah:
2.2.
1. Kedataran
2. Kesejajaran
3. Ketegaklurusan
4. Kerataan
5. Kelurusan
6. Kesatusumbuan
7. Kebulatan
8. Kesilindrisan
9. Run-out
Tujuan Uji Geometris
Berikut ini adalah beberapa tujuan dari praktikum uji geometris mesin bubut,
diantaranya adalah:
1. Melakukan uji geometris pada mesin milling sesuai dengan standar yang
telah ditentukan.
2.3.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.
Kesimpulan
Dari data yang didapat bisa disimpulkan ke dalam aspek acuan praktik uji
geometris, diantaranya:
1. Kedataran
Kedataran dilakukan pada permukaan meja kerja. Bagian pengukurannya
dapat dibagi menjadi kanan, kiri, dan tengah arah transversal . Selanjutnya
pengukuran dapat dilanjutkan dengan arah kanan, kiri, dan tengah
longitudinal. Data aktual setelah pengukuran pada semua bidang tersebut
tidak masuk ke dalam batas toleransi.
Besarnya penyimpangan beragam bisa dilihat pada nomor 1 sampai 6.
Contoh pada pengujian kedataran meja kerja bagian tengah arah
transversal yaitu toleransi yang diijinkan adalah 0,01 / 1000 mm,
sedangkan data pengukuran aktual 0,026 / 100 mm. Analisis
penyimpangan akibat dari pemakaian meja kerja yang jarang dikalibrasi.
Selanjutnya kedataran dilakukan pada kepala spindle horizontal bagian
depan dan belakang (lihat no. 14 dan 15). Pengukuran dengan
menggunakan spirit level dan setiap pengukuran terjadi penyimpangan
masing-masing sama sebesar 0,26 / 1000 mm terhadap toleransi yang
diizinkan sebesar 0,1 / 1000 mm.
2. Run Out
19
20
Kerataan dilakukan pada landasan vertikal dan horizontal meja kerja (lihat
no. 12 dan 13). Dengan toleransi yang diizinkan 0,01 / 100 mm. Untuk
pengujian kerataan landasan horizontal terjadi penyimpangan dengan data
aktual 0,015 / 100 mm sedangkan kerataan landasan vertikal 0,035 / 100.
Analisis penyimpangan akibat dari jarangnya meja kerja dikalibrasi.
6. Kesatusumbuan
Pengukuran kesatusumbuan pada spindle horizontal (lihat no. 19).
Pengukuran dengan toleransi yang diizinkan 0,05 / 100 mm dan data
aktual 0,01 / 100 mm sehingga pengukuran aspek ini masuk ke dalam
standar toleransi.
3.2.
Saran
Perlu adanya koordinasi antara pihak yang satu dengan lainnya agar proses uji
geometris berjalan lancar berikut dengan kelengkapan data dan rolling tugas
saat pengujian berlangsung.
21