Mkn-Sep2008-41 (2) Ksjafhiehnb
Mkn-Sep2008-41 (2) Ksjafhiehnb
Abstrak: Dewasa ini penyakit jantung koroner merupakan jenis penyakit yang dapat
menimbulkan banyak kematian pada penderita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara data klinis dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri (FEVK) hasil Kateterisasi pada
Penderita Jantung Koroner. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, periode 1 Juni 2006 sampai
31 Agustus 2006 dengan jumlah responden 60 orang penderita penyakit jantung koroner. Desain
penelitian ini berbentuk korelatif dengan pendekatan Cross Sectional studi untuk mencari adanya
hubungan antara data klinis dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri (FEVK). Pengolahan dan analisa
data dilakukan dengan komputerisasi menggunakan program SPSS 14 dan uji Chi Square Tes
untuk mencari adanya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil yang
didapatkan pada penelitian ini memperlihatkan bahwa kelompok FEVK akurate estimate (26,7%)
dan non akurate estimate (73,3%) dengan detailnya adalah FEVK < 30% (under estimate)
akurasinya 16,7% (10 penderita), sedangkan pada kelompok FEVK 31%-50% (akurat estimate)
akurasinya 26,7% (16 penderita) selebihnya 56,7% (34 penderita) sebagai FEVK > 51% (over
estimate). Selanjutnya untuk korelasi masing-masing variabel adalah sebagai berikut: pemeriksaan
fisik (p = 0,138), elektrokardiogram (p = 0,243), foto toraks (p = 0,391), penyumbatan
pembuluh darah koroner (p = 0,876), penggunaan obat-obatan (p = 0,223) dan bagaimanapun
sub variabel penyumbatan pembuluh darah kiri menurun (p = 0,012) dan diikuti oleh
kardiomegali (p = 0,030) mempunyai hubungan dengan FEVK. Dari hasil penelitian ini
disarankan bagi peneliti yang akan datang hendaknya jumlah penderita yang diambil data
klinisnya dan pengukuran keakuratan FEVK dalam jumlah besar dengan inklude kriteria dan nilai
present yang adekuat untuk diikut sertakan dalam analisa inferential statistik
Kata kunci: data klinis, FEVK, kateterisasi, penyakit jantung koroner.
Abstract: Nowadays coronary heart disease is a type of disease that may cause a lot of death in
patients. The objective of this study is to find out the relation between clinical data and left
ventricle ejection fraction (FEVK). The design of the study was cross sectional study of 60 the
coronary heart disease patients and conducted from June to August 31, 2006. Data processing
and analysis were done by computer using SPSS 14 program and chi square test to determine
relation between independent variable and dependent variable. The study result showed that
FEVK accurate estimate (26,7%) group and non accurate estimate (73,3%) with the details are
FEVK < 30% (under estimate) the accuracy was 16,7% (10 patients), while on 31%-50% FEVK
group (accurate estimate) the accuracy was 26,7% (16 patients), the other 56,7% (34 patients)
were FEVK >51% (over estimate). The relation of each variable was as follows physical check
(p=0,138), eletrocardigram (p=243), thorax photo (p=391), coronary blood vessel obstruction
(p=876), drug use (p=223) and same how left blood vessel obstruction decrease (p=0,012) and
followed by cardiomegaly (p=0,030) have a relation with FEVK. It is required a longitudinal
study with large number and longer period that include complete clinical data and the
maesurement of the FEVK accuracy are in a great number and suitable criteria to be involved
inferential statistical analysis.
Keywords: clinical data, FEVK, catheterization coronary heart disease
161
Karangan Asli
PENDAHULUAN
Fraksi ejeksi ventrikel kiri (FEVK)
merupakan indikator klinis yang dianggap
telah umum dipakai untuk menilai fungsi
1)
ventrikel kiri . Indikator klinis ini mempunyai
nilai prognosis yang kuat bagi penderita infark
miokard akut, penyakit jantung koroner kronis
(2)
dan penyakit jantung katup . Pengukuran
fraksi ejeksi dapat dilakukan dengan
menggunakan angiografi dan radionuklir
ventrikulografi, akan tetapi biaya kedua
pemeriksaan tersebut cukup mahal dan untuk
Indonesia hanya dapat dilakukan di pusat
kesehatan
tertentu.
Di
samping
itu
pengukuran dengan menggunakan angiografi
dilakukan secara invasif dengan resiko dan
(1)
derajat ketidaknyamanan yang tinggi
.
Menurut Eagle data klinis sederhana yang
diperoleh dari evaluasi rutin penderita dapat
digunakan untuk FEVK dengan hasil yang
(3)
cukup akurat . Data klinis yang diperoleh
dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
elektrokardiografi, foto toraks telah terbukti
(1,3,4)
ada hubungannya dengan FEVK
. Eagle
membuktikan adanya korelasi yang kuat
antara kardiomegali, gambaran hipertensi
arteri pulmonalis, hipotensi, denyut apeks
ventrikel kiri yang lama (sustained) dan
bunyi jantung 3 dengan penurunan FEVK.
Sedangkan Sanford membuktikan bahwa
infark anterior (transmural ataupun nontransmural), kardiomegali pada foto toraks,
ronkhi sampai dengan 2/3 lapangan paru,
riwayat infark miokard, infark miokard
transmural, denyut jantung di atas 100 kali
per menit ternyata mempunyai korelasi yang
(5)
kuat dengan FEVK . Pada penderita
hipertensi gangguan fungsi yang terjadi
meliputi sistolik dan diastolik, (sedangkan
pada penyakit paru kronis interpretasi
gambaran foto toraks sulit dilakukan dengan
(3)
tepat) . Biasanya fraksi ejeksi ventrikel kiri
diperoleh dari hasil perhitungan sebagai
berikut:
VDA VSA
FEVK = ------------------- x 100%
VDA
VDA = volume diastolik akhir
VSA = volume sistolik akhir
Indikator klinis ini sangat mudah diukur
(5) dan secara akurat pengukuran fraksi ejeksi
ventrikel kiri dapat dilakukan dengan
menggunakan angiografi ataupun dengan
162
menggunakan
(6,7).
radionuklir
ventrikulografi
Cara Kerja
Rancangan penelitian ini berbentuk Cross
Sectional Study yang bersifat korelatif yaitu
untuk mengetahui adanya hubungan fraksi
ejeksi ventrikel kiri dengan data klinis pada
penyakit jantung koroner. Penelitian ini
dilakukan terhadap penderita penyakit
jantung koroner yang menjalani penyadapan
jantung di Divisi Kardiologi Bagian Ilmu
Penyakit
Dalam
FKUI/RSUPN
dr.
Ciptomangunkusumo Jakarta selama 3 bulan.
Penderita dimasukkan dalam penelitian ini
apabila
memenuhi
ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
Inklusi
1. Penderita penyakit jantung koroner
dengan penyempitan lebih dari 75%
sekurang-kurangnya pada satu arteri
koroner utama, atau penderita yang
pernah mengalami infark miokard akut,
atau penderita dengan riwayat angina
pektoris.
2. Penderita berumur antara 3065 tahun.
Eksklusi
1 Penderita dalam keadaan sakit berat, yaitu
dalam kondisi syok kardiogenik, dalam
serangan infark akut dan tidak dalam
kondisi hemodinamis stabil.
2 Penderita dengan penyakit paru kronis,
penyakit jantung katup dan kardiomiopati
dikeluarkan dari penelitian ini.
Pengambilan data penderita dilakukan
pada hari penyadapan jantung, kecuali
pemeriksaan foto toraks dapat dilakukan
sekurang-kurangnya 6 hari sebelum atau
sesudah penyadapan jantung dilakukan.
Pengambilan data penderita meliputi:
1. Pemeriksaan fisik penderita untuk menilai
apakah ada:
1.1. Takikardi, bila denyut nadi melebihi
100 denyut per menit
1.2. Takipnu, bila pernafasan melebihi 20
kali per menit
1.3. Hipotensi, bila tekanan sistolik
dibawah 90 mmHg
1.4. Hipertensi, bila tekanan sistolik
diatas 140 mmHg
1.5. Distensi vena leher di atas tulang
klavikula, baik vena jugularis interna
maupun vena jugularis eksterna,
diukur
pada
posisi
tubuh
membentuk sudut 300 dengan
bidang datar.
1.6. Bunyi jantung 3, ataupun bunyi
jantung 4
1.7. Impuls apeks ventrikel kiri yang
lama: impuls apeks melewati bunyi
fase sistol, diukur dengan berpatokan
pada bunyi jantung 1 dan bunyi
jantung 2. Impuls apeks berpindah,
apeks jantung terletak di lateral garis
mid-klavikularis. Apeks jantung
ditetapkan
pada
garis
midklavikularis kiri setinggi sela iga 5,
diukur pada posisi terlentang.
1.8. Ronkhi, apabila ditemukan pada
kedua (bilateral) dengan lokasi
sekurang-kurangnya 5 cm dari basal
paru yang menetap sesudah batuk
ataupun setelah inspirasi dalam yang
(8)
berulang .
1.9. Edema perifer, akumulasi cairan
interstisial yang simetris pada
daerah perifer.
2. Pembuatan
foto
toraks
dilakukan
sekurang-kurangnya 6 hari sebelum atau
sesudah pengukuran fraksi ejeksi secara
angiografi dilakukan. Alat yang digunakan
adalah radiografi buatan Siemens.
3. Dilakukan pengukuran fraksi ejeksi dengan
(3)
menggunakan rumus empiris Eagle .
FEVK =
102,7+ (- 7,0 X Kardiomegali) X100%
+ (-5,7 X Hipertensi Arteri
Pulmonalis) X100%
+ (- 7,2 X Hipotensi) X100%
+ (+ 5,0 X Riwayat Hipertensi)
X100%
+ (- 3,8 X Denyut apeks yang
lama) X100%
+ (- 3,8 X Bunyi Jantung 3) X100%
Bila variabel di atas tidak dijumpai dinilai
2, bila mungkin ada dinilai 3, bila jelas ada
dinilai 4. dinyatakan akurat apabila nilai
FEVK sama dengan nilai FEVK secara
kateterisasi 10%.
4. Dilakukan penyadapan jantung kiri
meliputi
arteriografi
koroner
dan
ventrikulogram kiri pada proyeksi oblik
anterior kanan dengan sudut 300
4.1. Penyempitan koroner dinyatakan
bermakna
apabila
dijumpai
penyempitan lebih atau sama dengan
75% pada berbagai posisi, kecuali
pembuluh kiri utama penyempitan
163
Karangan Asli
Tabel 1.
Distribusi frekuensi data klinis sederhana penderita penyakit jantung koroner di RSUPN Cipto
Mangunkusumo tahun 2006
No
1
2
164
Variabel
Jenis Kelamin
- laki-laki
- perempuan
Umur
- < 45 tahun
- 46-55 tahun
- > 56 tahun
Hasil pemeriksaan fisik
- Hipertensi
- Hipotensi
- bunyi jantung tiga
- denyut apek ventrikel kiri yang lama
- Bising Mitral regurgitasi
- Hpf
- Ronkhi pada basal paru.
Hasil Pemeriksaan EKG
- Infark anterior
- Infark inferior
- Hipertropi ventrikel kiri
- Blok berkas cabang kanan
- Non Q
- IHD
- Sub Endocard
Gambaran foto toraks
- Kardiomegali
- Hipertensi arteri pulmonalis
- Edema interstitiel
- Edema alveolar
Penggunaan Obat
- Penghambat beta
- Penghambat Kalsium
- Isosorbit dinitrat
- Tiga obat
- Digitalis
- Vasodilator
- Diuretik
- Anti aritmia
Hasil koroner Angiografi
- Penyumb.bermakna pada pemb.utama kiri
- Penyumb.bermakna pd pemb.anterior menurun kiri
- Penyumb.bermakna pada pemb.sirkumplek kiri
- Penyumb.bermakna pada pemb.koroner kanan
- Penyumb.bermakna pada 1 pembuluh koroner
- Penyumb.bermakna pada 2 pembuluh koroner
- Penyumb.bermakna pada 3 pembuluh koroner
- Tanpa penyumb. bermakna pada pemb.koroner.
Frekuensi
Persentase
42
18
70%
30%
10
33
17
16,7%
55,0%
28,3%
33
1
4
10
4
19
19
55%
1,7%
6,7%
16,7%
6,7%
31,7%
31,7%
29
18
29
2
11
7
6
48,3%
30%
48,3%
3,3%
18,3%
11,7%
10%
25
8
4
11
41,7%
13,3%
6,7%
18,3%
26
13
52
7
17
42
15
2
43,3%
21,7%
86,7%
11,7%
28,3%
70%
25%
3,3%
35
22
21
28
13
8
15
10
58,3%
36,7%
35%
46,7%
21,7%
13,3%
25%
16,7%
165
Karangan Asli
DAFTAR PUSTAKA
1. Cease KB, Nicklas JM. Prediction of left
ventricular ejection fraction using simple
quantitative clinical information. Am J
Med 1986; 81: 429 436.
2.
3.
4.
5.
6.
167
Karangan Asli
7.
8.
9.
168
12. Gyorup
T,
Kelabaek
H,
VestergaardMunck O, Godteredsen J.
Propective, randomised, double blind
study of radionuclide determination of
left ventricular ejection fraction in acute
myocardial infarction. Lancet 1986; 1:
583 -585
13. Raco DL, Yusuf S. Overview of
randomised trials of percutaneous
coronary intervention: comparison with
medical and surgical therapy for chronic
coronary artery disease. In: Grech ED,
Ramsdale
DR,
eds.
Practical
interventional cardilogy. 2nd ed. London:
Martin Dunitz, 2002:263-277.
14. Devereux RB, Palmieri V, Sharpe N et al.
Effects
of
oncedaily
angiotensinconverting enzye inhibition and calcium
channel blockade-based antihypertensive
treatment regimens on left ventricular
hyperthropy and diastolic filling in
hypertension:
the
prospective
randomized enalapril study evaluating
regression of ventricular enlargement
(preserve) trial. Circulation 2001;
104:1248-54.