Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TEKNOLOGI REPRODUKSI
Disusun oleh:
Kelompok III
M. Taufik
Rosy Hajar Amira
Vinsky Maulana
Anggraini Kusumawardani
Fajar Aji Mukti
Nindya Utami Dewi
PT/06054
PT/06072
PT/06091
PT/06134
PT/06133
PT/06166
ACARA I
PENGENALAN ALAT
TINJAUAN PUSTAKA
Inseminasi Buatan (IB) adalah salah satu bentuk bioteknologi dalam
bidang reproduksi ternak yang memungkinkan manusia mengawinkan
ternak betina tanpa seekor pejantan. IB sebagai teknologi merupakan
suatu rangkaian proses yang terencana dan terprogram karena akan
menyangkut kualitas genetik ternak di masa yang akan datang
(Kartasudjana, 2001). IB adalah proses memasukkan sperma ke dalam
saluran reproduksi betina dengan tujuan untuk membuat betina jadi
bunting tanpa perlu proses perkawinan alami. Konsep dasar dari teknologi
ini adalah bahwa seekor pejantan secara alamiah memproduksi puluhan
milyar sel kelamin jantan (spermatozoa) per hari, sedangkan untuk
membuahi satu sel telur (oosit) pada hewan betina diperlukan hanya satu
spermatozoa (Hafez, 1993).
Secara umum teknik IB terdiri dari dua metode yakni metode
inseminasi vagina atau spekulum dan metode rectovaginal. Keberhasilan
kebuntingan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang
penting adalah deposisi semen dalam saluran reproduksi ternak betina
(Selk, 2007).
Menurut Hafez (1993), keuntungan Inseminasi Buatan (IB) antara
lain menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan. Dapat mengatur jarak
kelahiran ternak dengan baik. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada
sapi betina (inbreeding). Dengan peralatan dan teknologi yang baik
sperma dapat simpan dalam jangka waktu yang lama. Semen beku masih
dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah
mati. Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan
karena fisik pejantan terlalu besar. Menghindari ternak dari penularan
penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.
termometer.
Prosedur
penampungan
meliputi
cara
dibungkus
dengan
kain
agar
terhindar
dari
cahaya
pada badan betina tersebut. Tinta tersebut akan menunjukan ternk mana
saja yang sedang mengalami birahi.
Chin ball mating device merupakan alat penanda birahi pada
ternak. Penanda birahi atau deteksi birahi ini dipasang dibawah dagu
ternak jantan. Untuk mengidentifikasi ketika sapi birahi dan siap untuk
pembibitan. Sebuah halter adjustable kuat dipasang di bagian bawah
dengan unit penanda coneshaped dengan bebas berputar terkena bolabearing. Unit penanda memiliki reservoir diformulasikan khusus tinta nontoksik yang mematuhi bola dan menolak pengeringan.
Menurut Keown (1999),
satu perangkat menandai melibatkan penggunaan cat berwarna, pewarna,
minyak, atau gemuk dioleskan pada sandung lamur atau melekat pada
leher. Sebuah dagu-bola penanda ditempatkan di bawah dagu pejantan
itu. Pewarna tersebut menyebabkan corak warna yang menempel pada
bagian belakang sapi betina.
Kelebihan dari chin ball mating device adalah penggunaan warna
dari timbal tidak akan menyebabkan racun. Selain itu penanda warna
yang digunakan lebih terlihat. Chin ball mating device juga memungkinkan
berhasilnya deteksi estrus dengan benar. Kekurangan dari alat ini adalah
tidak maksimal ketika diterapkan pada ternak dalam jumlah banyak.
Selain itu perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut mana ternak yang
estrus karena tidak dapat mengirim sinyal secara langsung pada komputer
(Keown, 1990).
Menurut SNI (2009), ada tiga macam oksida timbal yang penting,
yaitu PbO (kuning), PbO2 (cokelat), dan Pb3O4 (merah meni). Warna
merah dari timbal oksida Pb3O4 yang dapat digunakan sebagai penanda
warna. Timbal dipakai sebagai agen pewarna dalam bidang pembuatan
keramik terutama untuk warna kuning dan merah. Timbal juga digunakan
dalam bentuk oksida timbale sebagai pigmen atau zat pewarna dalam
industri kosmetik dan glace serta industri keramik.
Timbal oksida merupakan pewarna yang tahan lama dan tidak
mudah ilang akibat gesekan. Namun penggunan timbal oksida yang
digunting
dan
daerah
sekitarnya
dicuci,
disepul
dan
Gambar 4. Elektroejakulator
Spekulum
teil.
Mekanisme
penggunaan
spekulum
adalah
dengan
Gambar 5. Spekulum
Container
Container digunakan untuk penyimpanan semen beku straw, straw
ditempatkan di dalam tabung-tabungplastik (goblet) dan kemudian
beberapa goblet ditempatkan di dalam canister dandisimpan di dalam
container berisi larutan N 2 Cair. Goblet adalah suatu silinder atau tabung
plastik yang mempunyai dasar yang tidaktembus cairan dengan ukuran
kurang lebih setengah panjang canister. Setiap goblet dimasukkan 15
buah mini goblet yang masing-masing memuat 14 buah straw.Kadangkadang
tidak
digunakan
mini
goblet,
maka
satu
goblet
dapat
pegangan
dan
memungkinkan
identifikasi
semen
serta
Gambar 5. Kontainer
Insemination Gun
Pelaksanaan teknik inseminasi dilakukan dengan menggunakan
alat yaitu insemination gun. Semen beku yang telah dithawing, masukkan
ke dalam insemination gun dengan bagian pangkal terlebih dahulu dan
bagian yang tersumbat digunting. Insemination gun tersebut siap
digunakan untuk mendesposisikan semen ke dalam organ reproduksi
betina.Teknik yang umum dilakukan pada Sapi adalah teknik rektovaginal
(rectovaginaltechnique). Teknik ini efek negatif pada bagian vulva dapat
dikurangi dengan cara membersihkan atau mencuci bagian vulva dan
mengeringkannya dengan handukyang lunak dan bersih untuk mencegah
kontamisasi bakteri (Rasad, 1993).
Palpasi rectal dilakukan untuk membantu mencari lubang servix,
biasanya akan muncul kontraksi pada rectal, usahakan operator untuk
menekan ke arah bawahdengan telapak tangan dan mengurut kembali
serta mengarahkan ke bagian permukaan gerbang pelvic. Cara ini juga
bertujuan untuk membantu mencari lokasimulut servix. Selanjutnya
insemination gun dapat dimasukkan melalui mulut servix untuk memasuki
bagian organ reproduksi, dalam hal ini perlu diperhatikan sejak
insemination gun memasuki bagian suburethral diverticulum atau urethrae
yang terletak pada bagian dinding vagina merupakan bagian pendek dari
vulva (Rasad, 1993),
Insemination gun selanjutnya akan masuk ke dalam vagina dan
pada saat bersamaan cervix akan mendorong masuk bagian ujung
Gambar 7. Straw
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa peralatan
yang digunakan dalam praktik inseminasi buatan terdiri dari
vagina
buatan, Heat Mount Detector, chin ball matting device, insemination gun,
speculum, elektroejakulator, straw, dan kontainer. Vagina buatan dan
elektroejakulator berperan dalam penampungan sperma. Heat Mount
Detector dan chin ball matting device berfungsi dalam penanda birahi.
Kontainer berfungsi untuk penyimpanan sprema. Insemination gun dan
straw memudahkan dalam penetrasi sperma.
DAFTAR PUSTAKA
Foragri.
2006.
Inseminasi
pada
Kambing
dan
Domba.
http:worldofvet..com. diakses pada 23 November 2014 pukul
18.00.