A;
BESI
Besi (Fe) merupakan salah satu logam yang mempunyai peranan yang
Besi Tuang, yaitu besi yang dihasilkan dari tanur tinggi. Sifat besi tuang
antara lain:
a; Mengandung 3%-6% karbon serta sejumlah kecil silicon, mangan , fosfor,
dan belerang.
b; Sangat keras tetapi rapuh.
c; Tidak dapat ditempa
d; Titik leleh rendah.Berdasarkan sifat ini, besi tuang mudah digunakan pada
alat-alat yang dibuat dengan cetakan, seperti kaki mesin jahit, setrika,
2;
3;
Besi tempa
Sifat besi tempa, antara lain:
a; mengandung kurang dari 0.5% karbon.
b; kurang keras dan mudah ditempa.
Jenis besi ini banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produk paku,
kawat, besi beton, dan sebagainya.Pengolahan besi dari bijinya
Prinsip Pengolahannya:
Besi dihasilkan dari oksida besi (Fe2O3), melalui reaksi reduksi dengan
karbon monoksida pada suhu relatif tinggi (>15000C). Reduksi berlangsung
beberapa tahap, dan reaksi yang terlibat bersifat reversible, dimana kesetimbangan
bergantung pada tekanan relatifdari CO dan CO2 dalam tanur tinggi.
Bahan baku yang digunakan dalam proses pengolahan besi pada tanur tinggi
adalah:
1;
Biji besi
a; Biji besi yang digunakan terutama dalam bentuk hematite, geotit, dan
magnetic.
b; Kokas sebagai zat pereduksi.
Kokas sebagai sumber karbon berkadar tinggi, dibuat dari pemanasan batu
bara didalam oven kedap udara. Hasil sampingan pembuatan kokas ini
adalah gas bakar yang dapat digunakan kembali sebagai bahan bakar untuk
pemanasan oven dan pemanasan awal tanur tinggi. Hasil samping lainnya
adalah benzen, tar, toluen, naftalen, dan ammonium sulfat.
c; Batu kapur.
Batu kapur (CaCO3), digunakan sebagai bahan untuk mengikat silika pada
reaksi dalam tanur tinggi. Hasilnya adalah kalsium silikat(CaSiO 3), yang
menjadi ampas buangan kerak tanur tinggi.
d; Udara.
Udara dipanaskan, ditiupkan dari bagian bawah tanur tinggi untuk
membakar karbon menjadi gas CO2 yang selanjutnya bereaksi lagi dengan
karbon membentuk gas CO, yang nantinya akan mereduksi oksida besi.
Rata-rata untuk menghasilkan 1 ton besi, diperlukan bahan baku 2 ton biji
besi, 1 ton kokas, 0.3 ton kapur, dan 4 ton udara.
Pengolahan Besi dari Bijinya.
1; Pemanggangan
Biji hematite (Fe2O3), mula-mula dicuci dengan air sampai bersih dari tanah
yang melekat. Setelah kering hematite tersebut lalu dipanggang. Sejumlah
karbonat atau sulfida ditambahkan yang hasil penguraiannya dapat
bersenyawa dengan silika sebagai pengotor membentuk kerak.
2;
Pencairan.
Biji besi hasil pemanggangan dicampurkan dengan batu kapur dan kokas
dengan perbandingan 5:2:1, dan dimasukan kedalam tanur tinggi. Tanur
tinggi adalah menara berbentuk selinder yang pada bagian menaranya
dilengkapi dengan reaktor untuk menghasilkan temperatur tinggi dalam tanur.
Tanur tinggi juga dilengkapi dengan cup and coneuntuk memasukan bahan
baku melalui bagian atas tanur tinggi. cup merupakan wadah berbentuk
piala , dihubungkan dengan cone yang berbentuk kerucut. Berfungsi
sebagai katup yang dapat terbuka dan tertutup. Selain itu, terdapat saluran
untuk melepaskan gas-gas buangan. Ketika mendekati dasar terdapat dua
saluran untuk memisahkan kerak dan cairan besi. Bagian lain tanur, yaitu
bagian tuyer, yang merupakan saluran kecil dimana suhu udaranya berkisar
5000-7000C, tekanan udaranya dibuat rendah.
C + O2 CO2
H = -96.96 kkal
H = -38.96 kkal
H = + x kkal
FeO + CO Fe + CO2
B;
BAJA
Baja adalah besi yang mengandung 0.02%-1.5% karbon. Sifat baja
1;
2;
3;
Baja lunak, yaitu baja yang mengandung kurang dari 0.2 % karbon. Disebut
baja lunak karena mudah dibentuk dan diregangkan. Baja ini bisa digunakan
untuk membuat kabel dan rantai.
Baja medium, yaitu baja yang mengandung 0.2%-0.6% karbon. Baja ini
digunakan untuk membuat rel, balok dan rangka.
Baja karbon tinggi, yaitu baja yang mengandung 0.6%-1.5% karbon. Sifatnya
keras, kaku, biasa digunakan untuk alat-alat logam, per, alat pemotong dan
alat rumah tangga.
Disamping itu, untuk memperoleh efek khusus pada baja, maka baja
dicampur dengan logam-logam transisi yang sesuai dengan sifat, kualitas dan
kegunaan tertentu. Pencampuran dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk
mendapatkan komposisi campuran yang memenuhi sifat yang diinginkan. Jenis
baja ini disebut baja alloy atau campuran.
Efek khusus logam transisi yang dicampurkan pada baja , antara lain:
1;
2;
3;
4;
5;
6;
7;
dibagi menjadi:
1;
2;
3;
4;
5;
Stainless steel : baja tahan karat mengandung Cr 19%, Ni 9%, dan Fe 72%.
Baja krom : baja yang tahan karat tahan panas mengandung 12%-18% Cr.
Baja nikel : baja tahan karat dankeras, mengandung 25% Ni.
Baja mangan : baja sangat keras mengandung 11%-14% Mn.
Dan lain-lain.
Pembuatan Baja
Untuk membuat baja , maka pig iron atau besi tuang yang dihasilkan
dari tanur tinggi, harus dimurnikan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar
karbonnya (dari 5% diturunkan sampai dibawah 1.5 %), dan untuk menghilangkan
bahan/unsur lain yang mengotori besi (belerang, fosfor, silikon dan sebagainya)
dilakukan pemurnian melalui berbagai metode, yaitu:
1;
Proses Bassemer
Proses Bassemer dikembangkan di Inggris tahun 1856. Sejumlah leburan besi
tuang dari tanur tinggi dimasukan kedalam Converter Bassemer (yaitu tanur
untuk Proses Bassemer).
Dalam metode ini, kedalam Conventer Bassemer ditambahkan senyawa lain
seperti dolomite ( MgCO3 dan CaCO3), untuk mengikat zat pengotor di
dalam besi. Sambil diputar terus dibawah tanur, melalui lubang-lubang
dibawah tanur dimasukan gas oksigen agar bereaksi dengan karbon, silikon,
fosfor dan belerang menjadi oksida-oksidanya. Oksida-oksida ini akan diikat
oleh oksida-oksida magnesium dan kalsium (MgO dan CaO) sebagai hasil
penguraian MgCO3 dan CaCO3 yang sebelumnya dimasukan, menjadi kerak
yang mengapung diatas cairan besi. Selanjutnya besi cair yang sudah
mendekati murni dikeluarkan melalui lubang pada converter. Dan kerak yang
tertinggal dalam converter dapat dibuang.
Jenis baja yang dihasilkan Converter Bassemer ditentukan dengan
mengontrol karbon yang dikandungnya, serta jenis logam lain yang
dicampurkan untuk membuat logam aliasi.
2;
udara panas dilewatkan diatas piringan yang berisi besi cair ini. Sementara
diaduk maka akan berlangsung reaksi antara oksida-oksida pengotor dengan
CaO dan MgO menjadi kerak.
Kelebihan proses ini adalah kualitas baja yang dihasilkan mudah dikontrol
kualitasnya secara terus menerus selama proses ini berlangsung lama (8-10
jam ) sedangkan Proses Bassemer berlangsung cepat (15 menit).
3;
menit),
pengontrolan
kualitas
mudah
dilakukan,
serta
mudah
C;
BAJA KARBON
Panas yang sangat tinggi (7000C), sehingga besi bekas dan bahan-bahan
drivers.
c; 0,50 % 0,60 % C : hammersdan sledges.
3;
baja dan kabel baja. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung didalam
baja maka baja karbon ini banyak digunakan dalam pembuatan pegas, alatalat perkakas seperti screw drivers, blacksmiths hammers, tables knives,
screws, hammers, vise jaws, knives, drills tools for turning brass and wood,
reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing
dies, fine cutters.
Berdasarkan Komposisi dalam prakteknya baja terdiri dari beberapa
macam yaitu: Baja Karbon ( Carbon Steel ), dan Baja Paduan ( Alloyed Steel ).
D;
BAJA PADUAN
Baja (steel) merupakan material yang sering digunakan dan dijumpai pada
kehidupan kita sehari-hari. Kandungan utama dalam baja adalah ferrous atau iron.
Selain ferrous, ada kandungan lain yang selalu ada pada baja. Kandungan lain
yang selalu ada dalam baja adalah karbon dan manganese. Baja dapat dibagi
menjadi dua kategori yakni baja standar dan baja tool. Berdasarkan komposisi
kimianya, baja standar dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Ketiga kelompok baja
standar antara lain baja karbon, baja paduan, dan baja tahan karat. Berikut akan
dibahas mengenai baja paduan.
1;
Chromium
serta
molybdenum
dapat
membantu
baja
dalam
Baja manganese
Baja nickel
Baja nickel-chromium
Baja molybdenum
Baja chromium-molybdenum
Baja
molybdenum
Baja nickel-molybdenum
Baja chromium
Baja chromium-vanadium
Baja tungsten-chromium
Baja silicon-manganese
Baja boron
Baja timah
Baja vanadium
Selain baja-baja paduan di atas, ada jenis baja paduan lain yang penting dan
banyak penggunaannya. Baja paduan tersebut dikenal dengan istilah baja
paduan rendah berkekuatan tinggi (high-strength low-alloy steel disingkat
HSLA).
a;
E;
sifat atau karakterisasi khusus. Ciri umum dari baja tahan karat adalah kadar
kromium (Cr) yang tinggi, tidak kurang dari 12 persen. Kromium dengan besi
(Fe) dalam baja membentuk larutan padat atau solid solution. Sifat utama dari
baja tahan karat adalah ketahanannya yang tinggi terhadap korosi, disamping
memiliki sifat ketangguhan yang tinggi, mudah di mesin, mudah dibentuk dan
mampu las tinggi.
Klasifikasi
Baja
Tahan
Karat
berdasarkan
fasanya,
baja
tahan
karat
diklasifikasikan menjadi:
1; Baja tahan karat fertitk, 12 30 persen Kromium
2; Baja tahan karat austenitic, 17 25 persen Kromium, 8 20 persen Nikel
3; Baja tahan karat martensitik, 12 17 persen Kromium, 0,1 1,0 persen
Karbon
4; Baja tahan karat duplex, 23 -30 persen Kromium, 2,5 7 persen Nikel dengan
penambahan unsure Titanium dan Molibdenum.
5; Baja tahan karat pengerasan pengendapan, PH, precipitation hardening,
mempunyai struktur martensit atau austenite dengan penambahan unsure
Tembaga, Titanium, Alumunium, Molibdenum, Niobium, atau Nitrogen
Selain unsure kromium, dan unsure unsure yang biasa ditambahkan dalam
baja tahan karat seperti nikel, titanium, molybdenum, tembaga, niobium, terdapat
juga unsure-unsur lain seperti karbon, silicon, alumunium, dan mangan. Mo, W,
Si, V, Al, Ti dan Nb merupakan unsur-unsur penstabil ferit. Sedangkan C, N, Cu,
Co dan Mn merupakan unsur-unsur yang menyebabkan ferit menjadi tidak stabil.
Unsur-unsur ini menghambat transformasi austenite ke martensit, sehingga baja
paduan tinggi dengan karbon tinggipun dapat tetap memiliki struktur austenite
pada temperature ruang.
Pada temperature rendah atau ruang, baja ini membentuk larutan padat Cr-Fe dengan struktur Kristal BCC. Baja tahan karat feritik mengandung unsure
nikel yang sangat rendah, kurang daripada 0,5 persen atau bahkan tidak
ditambahkan. Diketahui bahwa nikel sebagai unsure penstabil austenite yang
kuat. Sehingga dengan kandungan Nikel rendah ini, struktur baja ini lebih
stabil dalam ferit.
Kandungan karbon yang terdapat dalam baja sebagian besar membentuk
endapan kromium karbida. Pembentukan karbida ini tidak mengurangi
ketahanan korosi bajanya, mengingat kandungan kromium yang terlarut
dalam Fe- masih cukup tinggi. Baja tahan karat Austenite memiliki
ketahanan korosi temperatur ruang yang lebih baik dari pada martensitik,
terutama pada stress corrosion cracking, SCC. Pada baja, unsur kromium
berperan sebagai unsur paduan dengan sifat dasar sebagai penstabil ferit
sehingga luas daerah fasa ferit menjadi lebih luas dan daerah Austenite
menjasi lebih sempit.
2; Baja Tahan Karat Austenitik
Baja tahan karat austenitik terjadi jika pada sistem larutan padat Fe-Cr
ditambahkan unsur penstabil Austenite seperi nikel atau mangan. Kedua
unsur ini berperah sebagai unsur yang menstabilkan Austenite dan menambah
luas daerah fasa Austenite dan mempersempit daerah ferit. Jika pada paduan
Fe-Cr ditambahkan nikel dengan kadar 8 persen, maka akan terbentuk
struktur atau fasa Austenite yang stabil pada temperatur ruang.
Selain unsur nikel, penambahan unsur mangan dan nitrogen dalam jumlah
yang cukup akan membentuk matrik dengan struktur Austenite yang stabil
pada berbagai temperatur. Paduan baja tahan karat ini bersifat non magnetik
dan tidak dapat dilaku-panas. Baja tahan karat ini memiliki keuletan yang
baik dengan kekuatan luluh yang relatif rendah. Baja tahan karat ini dapat
ditingkatkan kekuatannya dengan melakukan pengerjaan dingin atau dengan
menambah unsur paduan tertentu yang dapat meningkatkan kekuatannya.
3; Baja Tahan Karat Martensitik
F;
BESI COR
Besi cor merupakan salah satu jenis logam tertua dan murah yang pernah
ditemukan umat manusia di antara sekian banyak logam yang ada. Logam ini
memiliki banyak aplikasi, sekitar 80 persen mesin kendaraan terbuat dari besi cor.
Besi cor pada dasarnya merupakan paduan eutektik dari besi dan karbon. Dengan
demikian temperature lelehnya relative rendah, sekitar 1200 celcius. Temperature
leleh yang rendah sangat menguntungkan, karena mudah dicairkan, sehingga
pemakaian bahan bakar atau energy lebih hemat dan murah. Selain itu dapur
peleburan dapat di bangun dengan lebih sederhana.
Besi cor cair memiliki mampu tuang atau mampu cor yang tinggi,
sehingga memiliki kemampuan mengisi cetakan yang rumit sekalipun. Ditinjau
dari desain produk, besi cor merupakan bahan yang serba guna dan murah. Besi
Serpihan grafit yang dimiliki oleh besi cor ini, menyebabkan keuletan bahan
menjadi sangat rendah, bahkan bisa nol persen. Namun demikian, grafit
serpih ini mampu meredam getaran dengan cukup baik. Dengan kata lain,
besi cor ini memiliki kapasitas peredaman tinggi. Perlakuan panas yang
dialami oleh besi cor kelabu dapat mengahasilkan besi cor dengan struktur
yang berbasis pada fasa feritik, perlitik, atau martensitik. Dengan sifat-sifat
yang dimilikinya, besi cor ini lebih banyak digunakan sebagai landasan
mesin, poros penghubung, dan alat berat.
2;
cor ini banyak digunakan untuk aplikasi poros engkol, pipa dan suku cadang
khusus.
3;
Besi cor mampu tempa memiliki kandungan karbon antara 2,2 2,9 persen,
kandungan silicon antara 0,9 1,9 persen, dan mangan antara 0,15 1,2
persen. Sedangkan kandungan fosfor nya antara 0,02 0,2 persen dan sulfur
antara 0,02 0,2 persen.
logam non ferro ringan. Sifat mekanik logam non ferro pada umumnya kurang
baik, akan tetapi dapat diperbaiki dengan memadukannya. Kebanyakan dari logam
non ferro adalah tahan korosi karena adanya lapisan oksida yang kuat. Sedangkan
beberapa logam non ferro mempunyai daya penghantar listrik dan daya
penghantar panas yang baik.
1;
Paduan tuang
Paduan tempa Dalam logam paduan dikenal perbedaan antara paduan
logam berat dan paduan logam ringan.
Diantara paduan logam berat yang kita kenal antara lain sebagai berikut.
a;
b;
c;
d;
Kuningan atau loyang yaitu paduan antara tembaga dengan seng dan
sedikit tambahan timbal.
Perunggu yaitu campuran antara tembaga, timah, sedikit seng dan timbal.
Paduan nikel untuk logam-logam tahan karat, misalnya monel, metal dan
sebagainya.
Paduan seng untuk alat-alat ukur dan bagian-bagian mesin.
Logam-logam untuk paduan berat lainnya dan kegunaan dapat dilihat dalam
tabel berikut.
Nama paduan
Kegunaan
1.
Molibdenum (Mo)
3.
Tantalum (Ta)
4.
Kromium (Cr)
5.
Mangan (Mn)
Paduan baja.
6.
Vanadium (V)
7.
Kobalt (Co)
8.
Kadmium (Cd)
Paduan
logamlogam
bantalan,
pelapis
baja
Bismut (Bi)
Sedangkan untuk paduan logam ringan kita kenal antara lain sebagai berikut.
Aluminium dan paduannya yang banyak digunakan untuk paduan logam
ringan, misalnya duralumin yang biasa digunakan untuk badan pesawat
terbang, kendaraan bermotor, kapal pesiar, alat-alat rumah tangga dan
sebagainya.
b; Paduan magnesium digunakan hanya bila dalam konstruksi mesin
yang factor berat menjadi pertimbangan utama. Sebab magnesium
mempunyai daya gabung yang tinggi terhadap oksigen dan mudah
terbakar.
c; Paduan titanium banyak digunakan untuk paduan aluminium sebagai
logam ringan yang banyak dipakai pada konstruksi pesawat terbang.
Logam mulia
a;
2;
Logam mulia adalah logam yang dalam keadaan tunggal sudah dapat dipakai
sebagai bahan teknik, artinya dalam keadaan murni tanpa dicampur dengan
bahan logam lain sudah dapat diproses menjadi barang jadi atau setengah
jadi, dengan sifat-sifat yang baik sesuai dengan yang diinginkan. Pada
umumnya bahan logam belum memiliki sifat-sifat yang baik apabila tidak
dicampur dengan bahan lain nya dan tidak memenuhi syarat sebagai bahan
teknik, kecuali logam mulia tersebut.Diantara logam mulia yang kita kenal
adalah emas, perak dan platina.
Logam radioaktif
3;
1;
Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak,
keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak
terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya
berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air,
sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium
hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.
Massa jenis (sekitar suhu kamar) (gray) 4.81 g/cm (alpha) 4.39 g/cm
(vitreous) 4.28 g/cm
Titik lebur 494 K (221 C, 430 F), Titik didih 958 K (685 C, 1265 F)
8; Kalium
Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang K dan nomor atom 19. Kalium berbentuk logam lunak berwarna
putih keperakan dan termasuk golongan alkali tanah. Secara alami, kalium
ditemukan sebagai senyawa dengan unsur lain dalam air laut atau
minerallainnya. Kalium teroksidasi dengan sangat cepat dengan udara, sangat
reaktif terutama dalam air, dan secara kimiawi memiliki sifat yang mirip
dengan natrium. Dalam bahasa Inggris, Kalium sering disebut Potassium.
9;
Fransium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Fr dan nomor atom 87.
(kapur dan pasir) yang secara kimiawi terikat dengan oksigen, belerang serta
karbon dioksida.
1; Proses Bijih Logam
Bijih-bijih logam yang yang diperoleh dari hasil penambangan terlebih
dahulu dipecah menjadi bagian-bagian kecil. Pecahan-pecahan tersebut
kemudian digiling halus, untuk selanjutnya dicampur dengan minyak dan
air diaduk hingga antara tepung, minyak dan air tercampur dengan baik,
kemudian ditenangkan. Minyak akan mengikat logam dan belerang yang akan
berada di bagian atas adonan, sedangkan air akan mengikat lumpur dan
kotoran lain yang berada di bagian bawah adonan. Setelah dipisahkan antara
yang ada di bagian bawah dengan bagian atas, campuran lumpur dan air
dibuang. Campuran antara minyak, logam dan belerang tersebut kemudian
dipanasi dengan udara panas untuk menghilangkan belerang hingga diperoleh
logam oksid.
2; Proses Kering
Bijih logam yang sudah diproses menjadi logam oksid dimasukkan ke dalam
dapur api untuk mereduksi oksigennya dalam suatu proses dioksidasi dalam
dapur tersebut. Logam oksid dipanasi hingga cair belerang yang tersisa juga
ikut terbakar pada saat yang sama. Kandungan-kandungan yang lain misalnya
silikon dan besi dioksidasikan menjadi terak yang mengapung di atas cairan
logam kemudian teraknya dipisahkan. Maka diperoleh cairan logam dengan
kadar kemurnian 99%.
3; Proses Basah
Prose ini sering juga dikatakan senagai elektro metalurgi. Dalam proses ini
dengan oksid ditenangkan dalalm larutan sulfat/alkali melalui saringan. Bila
perliu digabung dengan reaksi kimia tertentu untuk membebaskannya dari
logam-logam yang tidak diinginkan. Kemudian di masukkan ke dalam lautan
tembaga sulfat (elektrolit untuk mengikutiproses elektrolisa) dengan bntuan
dua buah elektrode yang dialiri listrik arus searah. Larutan yang mengandung
logam dipisahkan. Logam-logam sebagai ion positif bergerak menuju katode
negatif dan di sana dibuang. Hasil dari proses elektrolisis ini adalah logam
dengan kemurnian (98-99%).
4; Proses Keramik
a; Logam yang bertitik lebur tinggi seperti wolfram dan molibdenium tidak
dapat diproses dengan proses kering maupun basah melainkan dengan
proses keramik. Proses keramik/yang biasa juga disebut proses sinter,
terdiri
atas
penerjaan
sebagai
berikut:
b;
c;
d;
e;
f;