Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Setiap manusia hidup di dunia ini akan menjalani masa usia lanjut.
Pengertian usia lanjut menurut undang-undang No. 4 tahun 1965 adalah
seseorang yang mencapai 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya
mencari nafkah untuk keperluan hidupnya sehari-hari (Darmojo, 1999).
Sedangkan menurut undang-undang No. 13 tahun 1998 adalah mereka
yang telah mencapai usia 60 tahun keatas (Nugroho, 1999). Pada tahun
2000 jumlah seluruh penduduk usia lanjut 7,28 persen.

Angka ini

diperkirakan akan meningkat pada tahun 2020 menjadi 11,34 persen


(Depkes dan Depsos RI, 2001). Peningkatan harapan hidup tersebut di
satu pihak menjadi indikator kemajuan suatu bangsa, tetapi di pihak lain
akan banyak menimbulkan masalah terutama masalah kesehatan.

Salah

satu masalah tersebut adalah gangguan tidur. Gangguan tidur yang sering
pada usia lanjut adalah insomnia (Stanley dan Beare, 2006).
. Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur walaupun ada keinginan
untuk melakukannya. Lansia rentan terhadap insomnia karena adanya
perubahan pola tidur, biasanya menyerang tahap 4 (tidur dalam). Keluhan
insomnia mencakup ketidakmampuan untuk tidur, sering terbangun,
ketidakmampuan untuk kembali tidur dan terbangun pada dini hari. Karena
insomnia merupakan gejala, maka perhatian khusus harus diberikan pada
faktor-faktor biologis, emosional dan medis yang berperan juga kebiasaan

tidur yang buruk. Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering
ditemukan pada usia lanjut. Setiap tahun diperkirakan sekitar 20%-50%
usia lanjut melaporkan adanya insomnia dan sekitar 17% mengalami
gangguan tidur yang serius. Prevalensi insomnia pada usia lanjut cukup
tinggi yaitu sekitar 67 %. Insomnia sering berdampak pada masalahmasalah kesehatan lainnya dan hipertensi merupakan dampak yang paling
sering terjadi pada usia lanjut (Stanley dan Beare, 2007)
Hipertensi sudah umum diketahui sebagai tekanan darah tinggi yang
sering diidentikkan dengan orang yang sering marah-marah dan pusing.
Pengertian lebih lanjut tentang hipertensi adalah tekanan pada pembuluh
nadi dari peredaran darah sistemik di dalam tubuh, seseorang dikatakan
hipertensi jika tekanan darahnya di atas normal yaitu tekanan sistolik-nya
140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik-nya di atas 90 mmHg atau
lebih. Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita
oleh penduduk dunia. Karena penyakit hipertensi muncul tanpa keluhan
sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya
menderita hipertensi. Telah dilaporkan banyak kasus hipertensi pada usia
lanjut sering diawali dengan insomnia, namun hal ini belum bisa dibuktikan
secara klinis (Palmer, 2005).
Berdasakan studi pendahuluan Di Dusun Krajan Desa Sumbersekar
Kecamatan Dau Kabupaten Malang didapatkan data bahwa jumlah usia
lanjut 30 orang, dimana dari 30 orang tersebut secara keseluruhan
meloporkan dua keluhan utama. Pertama mereka mengeluh sulit tidur.
Mereka melaporkan bahwa mereka sangat berkeinginan untuk tidur namun
sulit untuk mengawalinya dan jika berhasil tidur namun mereka sering
terbangun. Berdasarkan Teori yang dikemukakan oleh Stanley dan Beare

(2007) diatas gangguan tidur yang dialami oleh para usia lanjut tersebut
adalah insomnia.

Kedua mereka mengatakan mempunyai penyakit

hipertensi. Telah dilakukan pengukuran tekanan darah secara berturut


turut selama tujuh hari pada para usia lanjut tersebut dan didapatkan hasil
rata rata tekanan darah systole diatas 150 mmHg dan diastole diatas 90
mmHg.

Berdasarkan teori Palmer (2005) para usia lanjut tersebut

mengalami hipertensi.

Bertolak dari fenomena tersebut maka perlu

diketahui hubungan antara insomnia dan hipertensi pada usia lanjut.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas


maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah apakah ada hubungan
antara insomnia dan hipertensi pada usia lanjut
1.3

Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara insomnia dan hipertensi pada
usia lanjut

1.3.2

Tujuan Khusus:
1.3.2.1 Mengidentifikasi insomnia pada usia lanjut
1.3.2.2 Mengidentifikasi hipertensi pada usia lanjut
1.3.2.3 Menganalisis korelasi antara insomnia dan hipertensi pada
usia lanjut

1.4

Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Akademik
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah informasi atau
wawasan dan sebagai khasanah ilmu pengetahuan tentang
hubungan insomnia dan hipertensi pada usia lanjut.
1.4.2

Bagi Klinik ( Posyandu Lansia )


Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan
informasi yang valid bagaimana gambaran nyata hubungan antara
insomnia dan hipertensi. Sehingga diharapkan para petugas di
klinik usia lanjut akan semakin waspada terhadap insomnia
sehingga
hipertensi

dapat

meminimalkan

atau

mencegah

terjadinya

Anda mungkin juga menyukai