0409 PDF
0409 PDF
BADAN POM RI
ISSN 1829-9334
Pengujian Logam
secara AAS
di Laboratorium
Pangan PPOMN
BPOM RI
Public Warning
No.KH.00.01.43.2503
Tanggal 11 Juni 2009
Tentang Kosmetik
Mengandung Bahan
Berbahaya/Bahan
dilarang
Editorial
Pembaca yang terhormat,
Pesatnya perkembangan
suplemen makanan dalam
lingkungan masyarakat
sekarang ini menimbulkan
pertanyaan akan kebenaran
khasiat yang diklaim oleh
suplemen makanan yang
bersangkutan. Dalam edisi ini,
kami sajikan artikel terkait
dengan suplemen makanan
dengan judul Kajian Khasiat
Keamanan Daerah Abu-Abu
Antara Obat dan Makanan:
Bagaimana Kebenaran
Disampaikan, yang menyoroti
bagaimana iklan yang
disampaikan produsen diterima
oleh masyarakat serta
bagaimana peran ilmuwan dan
pemerintah di dalam
penyampaian informasi dan
edukasi pada konsumen. Artikel
ini disarikan dari pidato
p e n g u k u h a n P r o f . D r.
Purwantyastuti, M.Sc, Sp.FK
sebagai Guru Besar Tetap
dalam Ilmu Farmakologi dan
Terapeutik pada Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia.
Pada edisi ini ditampilkan juga
artikel mengenai pengujian
logam secara Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS) di
laboratorium pangan Pusat
Pengujian Obat dan Makanan
Nasional BPOM. Alat ini
digunakan untuk mendeteksi
dan menentukan kadar mineral
logam yang terdapat di dalam
bahan pangan, dimana
seharusnya setiap jenis pangan
harus memiliki batas deteksi di
bawah syarat mutu SNI, baik
keberadaan logam tersebut ada
secara alamiah maupun sengaja
ditambahkan.
Edisi kali ini ditutup dengan
Public Warning/Peringatan yang
dikeluarkan BPOM mengenai
kosmetik yang mengandung
bahan berbahaya atau bahan
yang dilarang agar masyarakat
dapat lebih berhati-hati dalam
memilih kosmetik.
Semoga InfoPOM edisi Juli ini
dapat memberikan manfaat
kepada pembaca semua.
Selamat membaca.
Juli 2009
Juli 2009
Juli 2009
Juli 2009
PIO Nas
Jl. Percetakan Negara No. 23
Jakarta Pusat
Telp : 021-4259945
Hp : 08121899530 (di luar jam kerja)
Fax : 021- 42889117
Email : informasi@pom.go.id
Website : www.pom.go.id
Pendahuluan
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun
2004, Pasal 21 (1) menyebutkan
bahwa Setiap orang yang
memproduksi pangan untuk
diperdagangkan bertanggung jawab
menyelenggarakan sistem jaminan
mutu sesuai dengan jenis pangan
yang diproduksi. Masih dalam PP
No.28 Tahun 2004 Pasal 22 (2),
disebutkan bahwa Kepala Badan
berwenang menetapkan jenis pangan
olahan yang wajib diuji secara
laboratoris sebelum diedarkan.
Pengujian secara laboratoris
sebagaimana dimaksudkan,
dilakukan di laboratorium pemerintah
atau laboratorium lain yang telah
diakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional atau Lembaga Akreditasi lain
yang diakui oleh Komite Akreditasi
Nasional (PP No. 28 Tahun 2004,
Pasal 22 (3)). Berdasarkan PP
tersebut, sebuah Badan Pengawas
tentunya perlu dilengkapi dengan
laboratorium yang terakreditasi. Pusat
Pengujian Obat dan Makanan
Nasional (PPOMN) adalah
laboratorium terakreditasi yang
merupakan salah satu unit kerja
BPOM RI yang dipimpin oleh pejabat
struktural setingkat eselon II. Dalam
unit kerja ini, terdapat lima bidang,
yang masing-masing dipimpin oleh
Juli 2009
Nama Mineral
Logam
Kegunaan
Jika
Kekurangan
Natrium (Na)
Penurunan
tekanan darah
Kalium (K)
Gangguan
metabolisme
Kalsium (Ca)
Pelunakan
tulang
(osteomalasia),
Penurunan
massa tulang
(osteoporosis)
Magnesium (Mg)
Hypomagnesema
(denyut jantung
tidak teratur,
insomnia,
lemah otot,
kejang kaki,
telapak khakitangan gemetar
Besi (Fe)
Anemia
Mangan (Mg)
Gangguan
metabolisme
Seng (Zn)
Gangguan
metabolisme,
anak menjadi
kerdil, ginjal
hati memberngkak
Juli 2009
Mutu
Nama Logam
Timbal (Pb)
Kromium (Cr)
Raksa (Hg)
Arsen (As)
c.
d.
Referensi
Toksisitas dan
Persyaratan
Wadah Pangan
(Agoes,G.,2004)
Analisis bahan
racun dalam
makanan
(Siregar,C.J.P.,
Dkk, 1989)
Analisis bahan
racun dalam
makanan
(Siregar,C.J.P.,
Dkk, 1989)
Level 4: Penunjang
Penunjang terdiri atas formatformat, standar acuan, manual
alat, rekaman mutu dan
sebagainya.
Produk Pangan
& Jenis Logam
Tahun
Keterangan
Pelaksanaan
Hasil
Kecap :
Cu, Fe,Zn, Cd, Pb
2008
Memuaskan
Air :
Fe, Mg, Pb, Ni, Zn
2008
Memuaskan
Juli 2009
Hasil Pengujian
2. P r e p a r a s i d a n P e n g u j i a n
Contoh
Sebelum sampel diukur
menggunakan AAS, sampel harus
dipreparasi terlebih dahulu.
Sumber
Sinar
(Beam
Source)
Pembagi Sinar
(Beam
Choopper)
Atom-atom
Contoh dalam
Nyala(Flame)
Pembuat Sinar
Tunggal/Monokromatis
(Monochromator)
Elektronik
(Electronics
)
Penggabung Sinar
(Beam Recombiner)
Pendeteksi
(Detector)
Ruang Contoh
(Sample Cell)
Hasil Bacaan
(Read Out)
Pengukuran Cahaya
(Light Measurement)
Gambar : Diagram skematis prinsip kerja AAS (Sumber: Miller,D.D dan Rutzke,M.A.,2003; halaman:406)
Juli 2009
P P N o . 2 8 Ta h u n 2 0 0 4 . 2 0 0 4 .
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan.
Diperbanyak Direktorat
Standardisasi Produk
Pangan.Deputi Bidang
Pengawasan Kemanan Pangan
dan Bahan Berbahaya.BPOM
RI,Jakarta, hal:19-20
S i r e g a r ,
C . J . P . ,
Sudjaswadi.W.,Emelia.L.,Lamria.
O.S.,Moch.Ma`roef.,Sri.E.,Sukar
ni., Virginia.K., Syahrial.T.,
Ketut.K., Ibrahim.K., Wusmin.T.,
Siam.S., Marlina.G., Netty.R.,dan
Soma.P.1989.Analisis Bahan
Racun dalam Makanan.Pusat
Pemeriksaan Obat dan
Makanan.WHO Collaborating
Centre for Quality Assurance of
Essential Drugs. Dirjend
POM.Depkes RI, Jakarta.hal:3-5; 911
SNI 19-2896-1998.1998.Cara Uji
Cemaran Logam. Badan
Standardisasi Nasional. Jakarta.
hal:1-15
SNI 01-3751-2006.2006. Tepung
Terigu Sebagai Bahan Makanan.
Badan Standardisasi Nasional.
10
Juli 2009
Merkuri (Hg) / Air Raksa termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun.
Pemakaian Merkuri (Hg) dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit, yang akhirnya dapat
menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, kerusakan permanen pada susunan syaraf, otak,
ginjal dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan
muntah-muntah, diare dan kerusakan ginjal serta merupakan zat karsinogenik (menyebabkan kanker) pada
manusia.
Hidrokinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Bahaya
pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit manjadi merah dan rasa
terbakar, bercak-bercak hitam.
Asam retinoat/Tretinoin/Retinoic Acid dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, teratogenik (cacat pada
janin).
Bahan pewarna merah K.3 (CI 15585), merah K.10 (Rhodamin B) dan Jingga K.1 (CI 12075) merupakan zat warna
sintetis yang umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini merupakan zat
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Rhodamin B dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan
hati.
3.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan diancam pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) bagi yang memproduksi dan atau
mengedarkan kosmetik yang mengandung Bahan Berbahaya atau Bahan Dilarang, sedangkan bagi yang
mengedarkan kosmetik tanpa iin edar diancam pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau pidana denda
paling banyak Rp. 140.000.000,- (seratus empat puluh juta rupiah). Disamping itu pelanggaran tersebut dapat
diancam dengan Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen diancam pidana penjara 5
(lima) tahun atau denda paling banyak 2 (dua) milyar rupiah.
4.
Balai POM di seluruh Indonesia telah diperintahkan untuk melakukan penarikan dan pemusnahan produk serta proses
pro justitia.
5.
Sehubungan dengan itu kepada masyarakat luas diserukan agar tidak membeli/menggunakan kosmetik yang
mengandung Bahan Berbahaya atau Bahan Dilarang karena membahayakan kesehatan.
6.
Kepada masyarakat dihimbau untuk membantu memberikan informasi bila menemukan produk tersebut dengan
menghubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen BPOM RI di Jakarta, nomor telepon : 021-4263333 dan 02132199000 atau email ulpk@pom.go.id atau website BPOM RI www.pom.go.id
11
Juli 2009
InfoPOM
Penasehat : Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan;
Penanggung jawab : Sekretaris
Utama Badan Pengawas Obat dan
Makanan; Pimpinan Redaksi :
Kepala Pusat Informasi Obat dan
Makanan; Sekretaris Redaksi:
Budi Djanu Purwanto, SH, MH;
Tim Editor : Dra. Hardaningsih,
MHSM, Dra. Sri Mulyani, Apt, Dra.
Dyah Nugraheni, Apt, Suyanto, SP,
MSi, Yustina Muliani, SSi, Apt,
Yusra Egayanti, SSi, Apt, Yuli
Hijrah Saputri, SSi, Apt, Ellen
Simanjuntak, SE, Dra. Tri Asti I,
Apt, Mpharm, Dra. Muti Hadiyani,
Rohyanih, SKom, Dewi Sofiah,
SSi, Apt; Redaksi Pelaksana :
Yulinar, SKM, Indah
Widiyaningrum, Ssi, Apt, Eriana
Kartika Asri, Ssi, Apt, Denik
Prasetiawati, SFarm, Apt, Arlinda
Wibiayu, Ssi, Apt; Sekretariat :
Sandhyani ED, Ssi, Apt, Tanti
Kuspriyanto, Ssi, Msi, Anis Siti
Annisa, SKom;
Sirkulasi :
Surtiningsih, Netty Sirait.
Alamat Redaksi : Pusat Informasi
Obat dan Makanan Badan
Pengawas Obat dan Makanan, Jl.
Percetakan Negara No. 23, Jakarta
Pusat, Telp. 021-4259945, Fax. 0214 2 8 8 9 1 1 7 ,
e - m a i l :
informasi@pom.go.id
Redaksi menerima naskah yang
berisi informasi yang terkait
dengan obat, kosmetika, obat
tradisional, produk komplemen,
zat adiktif dan bahan berbahaya.
Kirimkan melalui alamat redaksi
dengan format minimal MS. Word
97,
halaman A4.