Ekstra gastrointestinal
Insufisiensi ginjal, obstruksi urethra
Pada anak
Organik
Gastrointestinal
Obstruksi : stenosis pylorus
Luar gastrointestinal
Infeksi (OMA, pertusis, tonsilofaringitis)
uremia
Non organik
Sama dengan neonatus
Mabuk perjalanan
Keracunan makanan (1-8 jam sesudah makan)
Food borne disease (salmonellosis) lebih lama dari keracunan makanan
Perlu anamnesa yang teliti :
Pola pemberian makan
Berat badan lahir
Jumlah yang dimuntahkan, frekuensi
Disertai diare, batuk atau panas
Terjadi sebelum/sesudah makan
Menyemprot/proyektil atau tidak
Sifat muntah
Keluar cairan terus menerus maka kemungkinan obstruksi esophagus
Muntah proyektil kemungkinan stenosis pylorus (pelepasan lambung ke duodenum)
Muntah hijau (empedu) kemungkinan obstruksi otot halus, umumnya timbul pada
beberapa hari pertama, sering menetap, biasanya tidak proyektil.
Muntah hijau kekuningan kemungkinan obsruksi dibawah muara saluran empedu
Muntah segera lahir dan menetap kemungkinan tekanan intrakranial tinggi atau
obstruksi usus
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan secara radiologis yaitu apabila didapatkan gambaran suatu
keadaan kelainan kongenital bawaan seperti obstruksi usus halus, atresia esophagus dan lainlain. Selain dengan pemeriksaan radiologis, juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan uji
coba memasukan kateter kedalam lambung. Diagnosis harus dapat segera dibuat sebelum
anak tersedak sewaktu makan dengan kemungkinan terjadinya aspirasi pneumonia.
Muntah (kelainan bedah) adalah gangguan passage gastrointestinal dengan tanda-tanda
muntah, perut membuncit, kegagalan evakuasi mekonium (pada BBL).
Gambaran muntah yang perlu dicurigai sebagai kelainan bedah
Sebagian besar gumoh terjadi akibat kebanyakan makan atau kegagalan mengeluarkan udara
yang ditelan. Oleh karena itu, sebaiknya diagnosis ditegakkan sebelum terjadi gumoh.
Pengosongan lambung yang lebih sempurna, dalam batas-batas tertentu penumpahan kembali
merupakan kejadian yang alamiah, terutama salam 6 bulan pertama. Namun, penumpahan
kembali tersebut diturunkan sampai jumlah yang bisa diabaikan dengan pengeluaran udara
yang tertelan selama waktu atau sesudah makan.
Dengan menangani bayi secara hati-hati dengan emghindari konflik emosional serta dalam
menempatkan bayi pada sisi kanan, letak kepala bayi tidak lebih rendah dari badannya. Oleh
karena pengeluaran kembali refleks gastroesofageal lazim ditemukan selama masa 4-6 bulan
pertama.
Penatalaksanaan gumoh
Kaji penyebab gumoh
Gumoh yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal pada bayi yang
umurnya dibawah 6 bulan, dengan memperbaiki teknik menyusui/memberikan susu.
Saat memberikan ASI/PASI kepala bayi ditinggikan
Botol tegak lurus/miring jangan ada udara yang terisap
Bayi/anak yang menyusui pada ibu harus dengan bibir yang mencakup rapat puting
susu ibu
Sendawakan bayi setelah minum ASI/PASI
Bila bayi sudah sendawa bayi dimiringkan kesebelah kanan, karena bagian terluas
lambung ada dibawah sehingga makanan turun kedasar lambung ynag luas
Bila bayi tidur dengan posisi tengkurap, kepala dimiringkan ke kanan
2. KEMBUNG
Kembung adalah keadaan perut yang membesar dan berisi angin
Penyebab
Bayi kembung karena menelan angin waktu menyusui
hal ini terjadi karena teknik menyusui yang salah, puting terlalu besar atau terlalu kecil
Penatalaksanaan
Bayi menyusui ASI dengan teknik yang benar (menutupi areola)
Bayi minum susu formula dengan dot :
o Lubang dot diperiksa (tidak terlalu kecil/besar)
o Jika botol hampir kosong, pantat botol dinaikkan
o Tidak diberi empeng
o Menyendawakan bayi setelah minum
o Minum air hangat
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai perubahan tinja
menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi dan anak yang
sebelumnya tampak sehat (A.H. Markum, 1999)
Penyebab
Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat dilahirkan
Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare, hygiene
dan sanitasi yang buruk
Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan
Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi, beracun, alergi)
Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani
Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus
Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein)
Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA)
Menurunnya daya tahan tubuh (malnutrisis, BBLR, immunosupresi, terapi antibiotik)
Jenis diare
Diare akut, feses sering dan cair, tanpa darah, berakhir <7 hari, muntah, demam
Disentri, terdapat darah dalam feses, sedikit-sedikit/sering, sakit perut, sakit pada saat
BAB, anoreksia, kehilangan BB, kerusakan mukosa usus
Diare persisten, berakhir selama 14 hari/lebih, dapat dimulai dari diare akut ataupun
disentri
Tanda dan gejala
Gejala sering dimulai dengan anak yang tampak malas minum, kurang sehat diikuti
muntah dan diare
Feses mula-mula berwarna kuning dan encer, kemudian berubah menjadi hijau,
berlendir dan berair serta frekuensinya bertambah sering
Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah, anoreksia
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
Pucat anus dan sekitarnya lecet
Pengeluaran urin berkurang/tidak ada
Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna pucat, banyak dan berbau busuk dan
terdapat butiran lemak
Pada intoleransi disakarida feses berbau asam, eksplosif dan berbusa
Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir, dan kadang-kadang berdarah
Komplikasi
Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan (dehidrasi, kejang dan demam)
Syok hipovolemik yang dapat memicu kematian
Penurunan berat badan dan malnutrisi
Hipokalemi (rendahnya kadar kalium dalam darah)
Hipokalsemi (rendahnya kadar kalsium dalam darah)
Hipotermia (keadaan suhu badan yang ekstrim rendah)
Asidosis (keadaan patologik akibat penimbunan asam atau kehilangan alkali dalam
tubuh)
Tahapan dehidrasi menurut Ashwill dan Droske (1997)
Dehidrasi ringan, BB menurun 3-5% dengan volume cairan yang hilang < 50
ml/kgBB
Dehidrasi sedang, BB menurun 6-9% dengan volume cairan yang hilang 50-90%
ml/kgBB
Dehidrasi berat, BB menurun lebih dari 10% dengan volume cairan yang hilang 100
ml/kgBB
Penatalaksanaan
Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit
Terapi rehidrasi
Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah penularan
Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik
Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental feses
5. DERMATITIS ATOPIK (EKSIM SUSU)
Dermatitis atopik adalah penyakit kulit tersering pada bayi dan anak, sering kambuh,
diturunakn dalam keluarga, tidak menular dan merupakan pertanda timbulnya asma.
Penyebab
Belum jelas, sangat kompleks
Eksim susu dulu disangka penyebabnya adalah ASI, hal ini terbukti salah karena
Asi justru mengandung zat pelindung tubuh terhadap alergi dan infeksi
Faktor kulit yang ekring
Faktor kebersihan diri (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan yang kurang
Faktor hidup kurang sehat, yaitu istirahat dan asupan nutrisi yang kurang
Faktor perilaku dan emosi
Alergi terhadap makanan seperti susu, telur, ikan, kacang, coklat, jeruk dan lain-lain
Gambaran klinik
Lokasi pada bayi biasanya di muka terutama kedua pipi. Pada dewasa ditengkuk,
lekukan siku, lutut biasanya lebih kering
Terasa sangat gatal
Warna kulit kemerahan, ukuran kecil sebesar koin sampai dengan telapak tangan,
basah atau berdarah. Setelah itu akan mengering dan menjadi keropeng, kekuningan
atau kehitaman, kulit bersisik dan kering
Mudah terkena infeksi bakteri, virus atau jamur
Penatalaksanaan
Mencegah kekambuhan
Mencegah makanan penyebab alergi dan memberikan makanan pengganti
Cegah allergen lingkungan seperti debu rumah, tungau, serbuk-serbuk, kapuk dan
lingkungan yang bersih
Kebersihan perseorangan yang terjaga (seperti kulit lembab dan bersih)
Hindari suasana sedih, kesal dan depresi
Pengobatan (kolaborasi)
Hindari faktor pencetus dan pemeliharaan kulit
Obat anti gatal
Kortikosteroid salep (berikan tipis-tipis)
Efek samping kortikosteroid : penipisan kulit, gangguan pertumbuhan tulang, gangguan
siklus hormon
6. DIAPER RASH (RUAM POPOK)
Diaper rash adalah ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu pada
alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa bercakbercak iritasi kemerahan, kadang menebal dan bernanah.
Iritasi terjadi karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik.
Diaper rash juga merupakan reaksi kulit dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri dari
maternal fecal
Penyebab
Sering terjadi pada usia 9-12 bulan, tidak sering mengganti pampers, modifikasi diet
Kebersihan kulit yang tidak terjaga
Udara atau suhu lingkungan yang teralu panas atau lembab
Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi
Popok yang basah karena urin dan feses yang tidak segera diganti (enzim protease dan
lipase)
Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu formula (pada susu formula
kandungan protein lebih tinggi sehingga kadar amonia/urea lebih pekat)
Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi bakteri Staphylococcus menyebabkan
perubahan sistem imun
Popok yang mengiritasi akibat sabun, karet, plastik dan detergen yang keras
Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit
Tanda dan gejala
Iritasi pada kulit yang terkena muncuul sebagai erithema
Erupsi pada daerah kontak yang menonjol seperti pantat, alat kelamin, perut bawah,
paha bagian atas dan lipatan-lipatan kulit
Erupsi dapat berupa bercak kering, merah dan bersisik
Keadaan lebih parah terdapat pada papila erythemetosa, vesicula dan ulcerasi
Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri
Penatalaksanaan
Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kulit bayi, terutama didaerah alat
kelamin, bokong, lipatan selangkangan
Daerah yang terkena iritasi tidak boleh dalam keadaan basah (terbuka dan tetap
kering)
Menjaga kebersihan pakaian danperlengkapan
Setiap BAB dan BAK bayi segera dibersihkan
Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus yang
dioleskan dengan minyak atau sabun mild dan air hangat
Popok dicuci dengan detergen yang lembut
Mengangin-anginkan kulit sebelum pampers baru dipasang dan menggunkan pampers
dengan daya serap yang tinggi dan pas pemakaiannya
Menggunakan popok yang tidak terlalu ketat (terbuka atau longgar) untuk
memperbaiki sirkulasi udara.
Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit yang teriritasi
Pengobatan
o Mengoleskan krim dan lotion yang mengandung zinc pada daerah yang sedang
meradang
o Memberikan salep/krim yang mengandung kortikosteroid 1%
o Salep anti jamur dan bakteri (miconazole, ketokonazole, nystatin)
7. MILIARIASIS/SUDAMINA/LIKEN TROPIKUS/BIANG KERINGAT
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan
gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran
kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat
yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.
Faktor penyebab
Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang
Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
Aktivitas yang berlebihan
Setelah menderita demam atau panas
Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema
akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum
Bentuk miliariasis
Miliaria kristalina
Kelainan kulit berupa gelembung kecil 1-2 mm berisi cairan jernih disertai kulit
kemerahan
Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada bagian pakaian yang tertutup pakaian
Umumnya tidak menimbulkan keluhan dan sembuh dengan sisik halus
Pada keadaan histopatologik terlihat gelembung intra/subkorneal
Asuhan : pengobatan tidak diperlukan, menghindari udara panas yang berlebihan,
ventilasi yang baik serta menggunakan pakaian yang menyerap keringat.
Miliaria rubra
Sering dialami pada anak yang tidak biasa tinggal didaerah panas
Kelainan berupa papula/gelembung merah kecil dan dapat menyebar atau
berkelompok dengan rasa sangat gatal dan pedih
Staphylococcus juga diduga memiliki peranan
Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum sehingga
menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis
Asuhan : gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, menghindari udara
panas yang berlebihan, ventilasi yang baik, dapat diberikan bedak salicyl 2% dibubuhi
menthol 0,25-2%
Miliaria profunda
Timbul setelah miliaria rubra
Papula putih, kecil, berukuran 1-3 mm
Terdapat terutama di badan ataupun ekstremitas
Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara klinik lebih banyak berupa
papula daripada vesikel
Tidak gatal, jarang ada keluhan, tidak ada dasar kemerahan, bentuk ini jarang ditemui
Pada keadaan histopatologik tampak saluran kelenjar keringat yang pecah pada dermis
bagian atas atau tanpa infiltrasi sel radang
Asuhan : hindari panas dan lembab berlebihan, mengusahakan regulasi suhu yang
baik, menggunakan pakaian yang tipis, pemberian losio calamin dengan atau tanpa
menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam alkohol
Penatalaksanaan
Perawatan kulit yang benar
Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau bedak
kocok setelah mandi
Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk memperparah
sumbatan kelenjar
Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotik
Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak
menggores kulit saat menggaruk)
8. DERMATITIS SEBOROIK/CRADLE CAP
Dermatitis seboroik adalah penyakit inflamasi kronik yang berhubungan dengan kelenjar
sebaseus. Dermatitis seboroik juga merupakan kerak pada kulit kepala bayi yang disebabkan
oleh vernix kaseosa yang tidak bersih dan dapat terinfeksi staphylococcus.
Penyakit ini biasanya dimulai dari kulit kepala kemudian menjalar ke muka, kuduk, leher dan
badan. Ada yang mengatakan bahwa penyakit radang ini berdasarkan gangguan
konstitusionil dan sering terdapat faktor hereditas. Tidak dapat disangkal bahwa penderita
yang mengalami penyakit ini terjadi pada kulit yang berlemak (sebaseus), tetapi bagaimana
hubungan antara kelenjar lemak dengan penyakit ini masih belum jelas. Ada yang
menganggap bahwa kambuhnya penyakit ini akibat makanan yang berlemak, makanan
berkalori tinggi, minuman beralkohol dan gangguan emosi.
Penyebab
Kurang jelas
Berkaitan dengan sistem imun dan hygiene yang buruk
Karena adanya vernix kaseosa/lemak pada kepala bayi yang kemudian terinfeksi
staphylococcus
Sering terjadi pada penderita HIV-AIDS dan anak-anak
Gejala
Semacam noda berwarna kuning yang berminyak, bersisik, yang kemudian mengeras
dan akhirnya menjadi semacam kerak. Kerak ini sering timbul di kulit kepala (cradle
cap), kadang di alis/bulu mata dan telinga.
Exudat seborrhoic pada kulit kepala (masalah kosmetik)
Diagnosis banding
Atopik dermatitis dengan gejala eritema, edema eksudasi, krusta dan bersisik terutama pada
bayi muda.
Penatalaksanaan
Oleskan atau basahi kerak dengan baby oil atau vaselin selama 24 jam, sesudah itu
urut pelan-pelan kulit kepala yang berkerak itu dengan handuk lembut hingga kerak
mengelupas
Mengeluarkan kerak yang tersangkut di rambut dengan hati-hati (dicukur untuk
memudahkan perawatan)
Dapat juga digunakan sikat rambut yang lembut, sisir yang halus atau kapas untuk
menghindari iritasi pada kulit kepala bayi
Pada keadaan tertentu dapat diberi kortikosteroid, antifungi dan antibiotika tropical
Menjaga kebersihan bayi dengan memandikan dan mencuci rambutnya dengan
shampo khusus untuk bayi atau shampo anti seboroik
9. BERCAK MONGOL
Bercak mongol adalah bercak kebiruan, kehitaman atau kecoklatan yang lebar, difus,
terdapat didaerah bokong atau lumbosakral yang akan menghilang setelah beberapa bulan
atau tahun.
Bercak mongol adalah pigmentasi yang datar dan berwarna gelap didaerah pinggang bawah
dan bokong yang ditemukan pada saat lahir pada beberapa bayi yang akan menghilang secara
perlaan-lahan selama tahun pertama.
Patofisiologi
Bercak mongol rata-rata muncul pada umur kehamilan 38 minggu. Mula-mula terbatas di
fossa koksigea lalu menjalar ke regio lumbosakral. Tempat lain yaitu didaerah orbita : sclera
atau fundus mata dan daerah zigomaticus (nevus ota), daerah deltotrapezeus (nevus ito).
Nevus ota dan nevus ito biasanya menetap, tidak perlu diberikan pengobatan, cukup dengan
tindakan konservatif saja. Namun bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat diberikan
dengan alasan estetika. Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan sinar laser.
Penyebab
Belum jelas
Timbulnya bercak akibat ditemukannya lesi yang berisi sel melanosit pada lapisan
dalam dermis atau sekitar folikel rambut
Penatalaksanaan
Bercak mongol biasanya akan menghilang setelah beberapa pekan sampai 1 tahun,
sehingga tidak perlu pengobatan dan cukup dilakukan tindakan konservatif
Informasikan kepada keluarga untuk mengurangi kekhawatiran/kecemasan
Pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika
10. HEMANGIOMA (TUMOR JINAK DI KULIT)
adalah malformasi vascular local yang disebut juga nevi vascular atau hemangima
yang sering ditemukan pada kelopak mata atas neonatus.
Adalah tumor jinak atau hamartoma/gumpalan yang terjadi akibat gangguan pada
perkembangan dan pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi disegala organ
seperti hati, limfa, otak, tulang dan kulit
Kelainan yang terjadi pada kulit akibat gangguan pada perkembangan dan
pembentukan pembuluh darah yang terletak di superficial (kutan), subkutan atau
campuran.
Penyebab
Masih belum jelas
Timbulnya hemangioma dikarenakan pembuluh darah yang melebar dan berhubungan
dengan proliferasi endotel
Jenis hemangioma
Hemangioma kapiler
Terdiri dari pembuluh darah yang melebar dan berhubungan dengan proliferasi endotel. Bila
menghilang terjadi gangguan fibrotik
Terdiri atas :
Nevus flameus
o Angiokeratoma
o Spider angioma
Tipe hemangioma kutan pada kelopak mata neonatus
Hemangioma telangietaksis dasar tipis (flat telang relatic hemangiomas)
Hemangioma yang menonjol berupa kapiler, kaverna atau campuran (hemangioma
besar : proptosis sampai dengan trelihat dibawah konjungtiva tarsal)
Gejala klinis
Hemangioma kapiler
Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Tampak
sebagai bercak merah yang semakin lama semakin besar. Warnanya menjadi merah menyala,
tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, tegang dan keras pada perabaan. Ukuran dan
dalamnya sangat bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang dan ada yang
subkutan berwarna kebiruan. Involusi kurang tegang dan lebih mendatar.
Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh
karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter,
dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal
tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul sritematosa dengan
pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai pembesaran 1 cm dan dapat
bertangkai. Lesi mudah berdarah.
Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eriternatosa atau nodus yang berwarna
merah sampai ungu. Bila ditekan mengempis dan akan cepat menggembung lagi apabila
lepas. Lesi terdiri atas elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan
involusi spontan.
Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya
juga terjadi atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas
inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi
berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya
dapat gambaran keratotik dan verukosa.
Diagnosis
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama pada lesi yang khas. Gambaran
klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah
lahir. Pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, warnanya
merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bil besar maksimum sudah
tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap.
Diagnosis banding
Diagnosis banding ialah terhadap tumor kulit lainnya, yaitu limfangioma, higroma, lipoma,
dan neurofibroma.
Penatalaksanaan
Umumnya hemangioma akan menghilang dengan sendirinya
Tetapi bila terdapat prognosis yang berat lakukan rujukan dan kolaborasi dengan
tenaga medis dan berikan prednison 2-3 mg/kgBB/hari selama 10-14 hari, jika
hemangioma menipis/menghilang dosis diturunkan secara bertahap
11. FURUNKEL ATAU BISUL
Furunkel adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus profunda yang berbentuk
nodul-nodul lemak eritematosa dan letaknya didalam, biasanya daerah muka, pantat, leher,
ketiak dan lain-lain.
Nodul ini mengandung cairan yang dalam waktu beberapa hari akan mengeluarkan bahan
nekrotik bernanah.
Berbentuk
Furunkel (boil)
Karbunkel (furunkel multipel)
Furunkel dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan terletak didaerah nasal, aksila dan
telinga
Penatalaksanaan
Furunkel diobati dengan drainase pembedahan, dengan kompres basah
Pemberian antibiotika sistemik
12. KANDISOSIS/MONILIASIS/ORAL TRUSH
Oral trush adalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan lahir atau
perkontinuitatum. Biasanya infeksi terjadi didaerah mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa
bercak putih yang lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan
sisa susu. Infeksi ini dapat meluas ke saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke berbagai
alat dalam.
Kandidosis oral
Infeksi candida pada daerah mulut, sering terjadi pada bayi normal dan makin jarang sejalan
dengan pertambahan usia.
Penyebab
Infeksi melalui jalan lahir pada ibu yang menderita kandidosis vagina (Candida
albicans)
Infeksi silang dari penderita kandidiasis lain
Zona
Pusat-leher
150
Pusat-paha
200
Lengan+tungkai
250
Tangan+kaki
>250
Jemur bayi dalam keadaan telanjang dengan sinar matahari pukul 7-9 pagi
Pemberian terapi sinar matahari sehingga bilirubin diubah menajdi isomer foto yang tidak
toksik dan mudah dikeluarkan tubuh karena mudah larut dalam air
Tujuan utama penatalaksaan ikterus fisiologis adalah mengendalikan agar kadar bilirubin
tidak meningkat 4-5 mg/dl dalam 24 jam, karen adapat menyebabkan ensefalopati bilirubin
yaitu bilirubin indirek (tak terkonjugasi) akan direabsorpsi kembali melalui sirkulasi
enterohepatik ke aliran darah dan menembus sawar otak yang akan menimbulkan bayi
lethargi, kejang, bayi malas menghisap dan malas minum.