Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN PUSTAKA

HERNIA INGUINALIS LATERALIS


2.1

Definisi
Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga yang bersangkutan. Terdapat beberapa poin penting dalam hernia,
yaitu : defek/ bagian yang lemah dari dinding rongga, kantung hernia, isi hernia, dan
cincin hernia (daerah penyempitan kantung hernia akibat defek tersebut).
Hernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui
sebuah lubang pada dinding perut kedalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah
saluran yang berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut
kedalam skrotum sesaat sebelum bayi dilahirkan.

2.2

Klasifikasi
Berdasarkan terjadinya, dibagi atas hernia kongenital/bawaan dan hernia yang
didapat. Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya diafragma, inguinal, umbilical,
femoral, dan sebagainya. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi
hernia dapat keluar masuk. Isi hernia keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi
jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi
usus. Bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga disebut hernia
irreponibel. Hal ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantung pada perineum
kantong hernia. Bila tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus akibat
perlekatan tersebut disebut hernia akreta.
Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, disebut hernia inkarserata atau hernia
strangulata. Disebut hernia inkarserata bila isi kantung terperangkap, tidak dapat kembali
ke dalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi.
Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia irreponibel
dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut hernia strangulata.
Sebenarnya gangguan vaskularisasi sudah terjadi saat jepitan dimulai, dengan berbagai
tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis.

Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat. Pria > wanita. Faktor yang berperan adalah terbukanya processus vaginalis,
peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut (pada
trigonom Hesselbach). Tekanan rongga perut yang tinggi secara kronis dapat berupa
batuk kronis, hipertrofi prostat, konstipasi, ascites, kehamilan multipara, obesitas, dll.
Hernia inguinalis bisa berupa hernia inguinalis medialis maupun hernia inguinalis
lateralis. Hernia inguinalis indirek, disebut juga hernia inguinalis lateralis, karena keluar
dari rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari
pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis, dan
jika cukup panjang, menonjol keluar dari annulus inguinalis ekternus. Apabial hernia
berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis. Kantong hernia
berada dalam m.kremaster terlatak anteromedial terhadap vas deferen dan struktur lain
dalam tali sperma.
Hernia inguinalis direk, disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol
langsung kedepan melalui segitiga Hesselbach, daerah yang dibatasi ligamentum inguinal
dibagian inferior, pembuluh epigastrika inferior dibagian lateral dan tepi otot rektus
dibagian medial. Dasar segitiga hasselbach dibentuk oleh fasia transversal yang diperkuat
oleh serat aponeurisis m.tranversus abdominis yang kadang-kadang tidak sempurna
sehingga daerah ini potensial untuk menjafi lemah. Hernia medialis, karena tidak keluar
melalui kanalis inguinalis dan tidak keskrotum, umumnya tidak disertai strangulasi
karena cincin hernia longgar.
Menurut arah herniasi / penonjolan terdiri dari hernia eksterna dan interna.Hernia
eksterna adalah hernia yang penonjolannya dapat dilihat dari luar karena menonjolnya ke
arah luar. Seperti : h.femoralis, h.umbilikalis, h.epigastrika, h.lumbalis dll. Sedangkan
Hernia interna adalah jika isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misal ke cavum
thorax,bursa omentalis,recessus dalam cavum.

2.3

Anatomi
Kanalis inguinalis dibatasi dikraniolateral oleh annulus inguinalis

internus yang

merupakan bagian terbuka dari fasia tranversalis dan aponeurisis m.transversus

abdominis, dimedial bawah, diatas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh annulus
inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponurisis m.oblikus eksternus, dan didasarnya
terdapat ligamentum inguinale. Kanal berisi tali sperma pada pria, dan ligamentum
rotundum pada wanita.
Nervus ilioinguinalis dan iliofemoralis mempersarfi otot diregio inguinalis, sekitar
kanalis inguinalis, dan tali sperma, serta sensibilitas kulit diregio inguinalis, skrotum dan
sebagian kecil kulit tungkai atas bagian proksimomedial
Bagian-bagian hernia
1. cincin
2. kantong
3. isi hernia
Batas kanalis inguinalis :
Kraniolateral : anulus inguinalis internus
Kaudomedial : anulus inguinalis eksternus
Atapnya : aponeurosis m.oblikus eksternus
Dasarnya : ligamentum inguinalis
Trigonum Hasselbach
Inferior/caudal : ligamentum inguinalis
Lateral : vasa efigastrika inferior
Medial : tepi lateral m.rektus abdominis
Dasar : fasia transversal, m.transversus
2.4

Etiologi
Biasanya tidak ditemukan sebab yang pasti, meskipun kadang

dihubungkan

dengan angkat berat. Hernia terjadi jika bagian dari organ perut( biasanya usus) menonjol
melalui suatu titik yang lemah atau robekan pada dinding otot yang tipis, yang menahan
organ perut pada tempatnya.

Hernia

inguinalis

dapat

terjadi

karena

anomali

kongenital

atau

karena sebab yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia, lebih banyak pada
pria ketimbang pada wanita. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu
masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong
dan isi hernia. Disamping itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia
melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut.
Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosessus vaginalis yang
terbuka, peninggian tekanan didalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut
karena usia.
Proses turunnya testis mengikuti prosessus vaginalis. Pada nenonatus kurang lebih
90% prosessus vaginalis tetap terbuka sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30 %
prosessus vaginalis belum tertutup. Tetapi kejadian hernia pada umur ini hanya beberapa
persen. Tidak sampai 10% anak dengan prosessus vaginalis paten menderita hernia. Pada
anak dengan hernia unilateral dapat dijumpai prosessus veginalis paten kontralateral lebih
dari separo, sedangkan insiden hernia tidak melebihi 20%. Umumnya disimpulkan bahwa
adanya prosessus vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya
hernia tapi diperlukan faktor lain seperti anulus inguinalis yang cukup besar.
Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik,
hipertrofi prostat, konstipasi dan asites sering disertai hernia inguinalis.
Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur mungkin karena
meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang
berkurang kekuatannya.
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus
internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis
inguinalis berjalan lebih vertikal, sebaliknya bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis
inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat
mencegah masuknya usus kedalam kanalis inguinalis. Kelemahan otot dinding perut
antara lain terjadi akibat kerusakan n.ilioinguinalis dan n.iliofemoralis setelah
apendektomi. Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai scrotum disebut hernia
skrotalis.
2.5

Manifestasi Klinis

Biasanya hernia inguinalis menyebabkan terbentuknya benjolan di selangkangan


dan skrotum, tanpa rasa nyeri. Jika penderita berdiri, benjolan bisa membesar dan jika
penderita berbaring, benjolan akan mengecil karena isinya keluar dan masuk dibawah
pengaruh gaya tarik bumi.
Hernia inguinal sering terlihat sebagai tonjolan intermitten yang secara
berangsur,-angsur meningkat dalam ukuran dan menjadi ketidaknyamanan yang progresif
dan persisten yang progresif. Kadang hanya sedikit nyeri , sakit atau rasa terbakar
didaerah lipat paha yang mungkin didapatkan sebelum perkembangan dari penonjolan
yang nyata. Ketidaknyamanan ini memperjelas onset dari symptom hernia yang sering
dideskripsikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Gejala itu mungkin tidak hanya
didapatkan didaerah inguinal tapi juga menyebar kedaerah pinggul, belakang, kaki, atau
kedaerah genital. Disebut "Reffered pain" gejala ketidaknyamanan ini dapat
mempercepat keadaan yang berat dan menyusahkan.
Gejala ketidaknyamanan pada hernia biasanya meningkat dengan durasi atau
intensitas dari kerja, tapi kemudian dapat mereda atau menghilang dengan istirahat,
meskipun tidak selalu. Rasa tidak enak yang ditimbulkan oleh hernia selalu memburuk
disenja hari dan membaik pada malam hari, saat pasien berbaring bersandar dan hernia
berkurang. Nyeri lipat paha tanpa hernia yang dapat terlihat, biasanya tidak
mengindikasikan atau menunjukkan mula timbulnya hernia. Kebanyakan hernia
berkembang secara diam-diam, tetapi beberapa yang lain dicetuskan oleh peristiwa
muscular tunggal yang sepenuh tenaga. Secara khas, kantong hernia dan isinya membesar
dan mengirimkan impuls yang dapat teraba jika pasien mengedan atau batuk. Biasanya
pasien harus berdiri saat pemeriksaan , kerena tidak mungkin meraba suatu hernia lipat
paha yang bereduksi pada saat pasien berbaring. Hidrokel bertransiluminasi, tetapi hernia
tidak.
Hernia yang tidak dapat dideteksi oleh pemeriksaan fisik, dapat dilihat dengan
ultrasonografi atau tomografi komputer. Strangulasi menimbulkan nyeri hebat dalam
hernia yang diikuti dengan cepat oleh nyeri tekan, obstruksi interna, dan tanda atau gejala

sepsis. Reduksi dari hernia strangulasi adalah kontraindikasi jika ada sepsis atau isi dari
sakus yang diperkirakan mengalami gangrenosa.
2.6

Pemeriksaan Fisik
Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi ,hernia inguinalis
lateralis benjolan lonjong di inguinal yang berjalan dari kraniolateral ke kaudomedial
sedangkan hernia inguinalis medialis benjolannya oval/bulat. Sering benjolan muncul
dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas. Kemudian jari telunjuk diletakkan disisi lateral
kulit skrotum dan dimasukkan sepanjang funikulus spermatikus sampai ujung jari tengah
mencapai annulus inguinalis profundus. Suatu kantong yang diperjelas dengan batuk
biasanya dapat diraba pada titik ini. Jika jari tangan tak dapat melewati annulus inguinalis
profundus karena adanya massa, maka umumnya diindikasikan adanya hernia.
Hernia juga diindikasikan, bila seseorang meraba jaringan yang bergerak turun
kedalam kanalis inguinalis sepanjang jari tangan pemeriksa selama batuk. Walaupun
tanda-tanda yang menunjukkan apakah hernia itu indirek atau direk, namun umumnya
hanya sedikit kegunaannya, karena keduanya biasanya memerlukan penatalaksanaan
bedah, dan diagnosis anatomi yang tepat hanya dapat dibuat pada waktu operasi.
Gambaran yang menyokong adanya hernia indirek mencakup turunnya kedalam
skrotum, yang sering ditemukan dalam hernia indirek, tetapi tak lazim dalam hernia
direk. Hernia direk lebih cenderung timbul sebagai massa yang terletak pada annulus
inguinalis superfisialis dan massa ini biasanya dapat direposisi kedalam kavitas
peritonealis, terutama jika pasien dalam posisi terbaring. Pada umumnya pada jari tangan
pemeriksa didalam kanalis inguinalis, maka hernia inguinalis indirek maju menuruni
kanalis pada samping jari tangan, sedangkan penonjolan yang langsung keujung jari
tangan adalah khas dari hernia direk.

2.7

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Benjolan akan
membesar jika penderita batuk, membungkuk, mengangkat beban berat atau mengedan.
Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada
hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah benjolan dilipat paha yang muncul pada

waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah berbaring . keluhan
nyeri jarang dijumpai , kalau ada biasanya didaerah epigastrium, atau paraumbilikal
berupa nyeri viseral karena regangan pada mesenterium pada waktu satu segmen usus
halus masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul
kalau sudah terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.
Tanda klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada inspeksi
saat pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan
diregio inguinalis yang berjalan dari lateral atas kemedial bawah. Kantong hernia yang
kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis
kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaaan sutera (silk sign). Tanda ini
disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau
kantong hernia berisi organ maka tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus,
omentum (seperti karet), atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada
anak dapat dicoba mendorong isi hernia denganmenonjolkan kulit skrotum melalui
anulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak.
Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus,
pasien diminta mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis
lateralis, dan kalau samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis.
Isi hernia pada bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang padat yang biasanya
berisi ovarium.
2.8

Diagnosis Banding

Hidrocele pada funikulus spermatikus maupun testis.Yang membedakan: pasien


diminta mengejan bila benjolan adalah hernia maka akan membesar, sedang bial
hidrocele benjolan tetap tidak berubah. Bila benjolan terdapat pada skrotum ,
maka dilakukan pada satu sisi, sedangkan disisi yang berlawanan diperiksa
melalui diapanascopy. Bila tampak bening berarti hidrocele (diapanascopy +).
- Pada hernia: canalis inguinalis teraba usus
- Perkusi pada hernia akan terdengar timpani karena berisi usus
- Fluktuasi positif pada hernia.

Kriptochismus
Testis tidak turun sampai ke skrotum tetapi kemungkinanya hanya sampai kanalis
inguinalis.

Limfadenopati/ limfadenitis inguinal

Varises vena saphena magna didaerah lipat paha.

Lipoma yang menyelubungi funikulus spermatikus (sering disangka hernia


inguinalis medialis).

2.9

Hernia labialis : hernia femoralis, kista di kanalis nuck

Hernia scrotalis : hidrokel, eefantiasis scrotalis

Penatalaksanaan
1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.
a. Reposisi
Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada
pasien anak-anak. reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang
isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah
cincin hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi.
Pada anak-anak inkarserasi lebih sering terjadi pada umur dibawah dua tahun.
Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia
jarang terjadi jika dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan
oleh cincin hernia yang lebih elastis dibandingkan dengan orang dewasa.
Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan
kompres es diatas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil anak disiapkan untuk
operasi pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu
enam jam harus dilakukan operasi segera.

b. Bantalan penyangga
Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah
direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harusdipakai seumur
hidup. Namun cara yang berumur lebih dari 4000 tahun ini masih saja dipakai
sampai sekarang. Sebaiknya cara ini tidak dinjurkan karena mempunyai
komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut didaerah
yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak cara
ini dapat menimbulkan atrofitestis karena tekanan pada taki sperma yang
mengandung pembuluh darah testis.
2.Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia

inguinalis yang

rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar
operasi hernia terdiri dari herniotomo dan hernioplastik.
a.Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya.
Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian
direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
b.Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting
artinya dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi.
Dikenal berbagai metode hernioplastik seperti memperkecil anulus inguinalis
internus dangan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia transversa, dan
menjahitkan pertemuan m. tranversus internus abdominis dan m. oblikus internus
abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale
poupart menurut metode Bassini, atau menjahitkan fasia tranversa m. transversus
abdominis, m.oblikus internus abdominis keligamentum cooper pada metode Mc
Vay.
Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian bahan
sintesis seperti mersilene,prolene mesh atau marleks untuk menutup defek.

2.10

Prognosis
Perbaikan klasik memberikan angka kekambuhan sekitar 1% -3% dalam jarak waktu 10
tahun kemudian. Kekambuhan disebabkan oleh tegangan yang berlebihan pada saat
perbaikan, jaringan yang kurang, hernioplasti yang tidak adekuat, dan hernia yang
terabaikan. Kekambuhan yang sudah diperkirakan, lebih umum dalam pasien dengan
hernia direk, khususnya hernia direk bilateral. Kekambuhan tidak langsung biasanya
akibat eksisi yang tidak adekuat dari ujung proksimal kantung. Kebanyakan kekambuhan
adalah langsung dan biasanya dalam regio tuberkulum pubikum, dimana tegangan garis
jahitan adalah yang terbesar.insisi relaksasi selalu membantu. Perbaikan hernia inguinalis
bilateral secara bersamaan tidak meningkatkan tegangan jahitan dan bukan merupakan
penyebab

kekambuhan

seperti

yang

dipercaya

sebelumnya.

Hernia

rekurren

membutuhkan prostesis untuk perbaikan yang berhasil, kekambuhan setelah hernioplasti


prostesisanterior paling baik dilakukan dengan pendekatan preperitoneal atau secara
anterior dengan sumbat prostesis.
2.11

Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia dapat
tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel; ini dapat terjadi kalau

herniaterlalu besar atau terdiri dari omentum, organ ektraperitoneal (hernia geser) atau
hernia akreta. Disini tidak timbul gejala klinik kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi
isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulate yang
menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana.
Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia richter. Bila cincin hernia
sempit, kurang elastis atau lebih kaku seperti pada hernia femoralis dan hernia
obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi inkarserasi retrograde yaitu
dua segmen usus terperangkap didalam kantong hernia dan satu segmen lainnya berada
dalam rongga peritoneum seperti hurup W. Jepitan hernia akan menyebabkan gangguan
perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi
udem organ atau struktur didalam hernia dan transudasi kedalam kantong hernia.
Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga
akhirnya peredaran darah jaringa terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong
hernia berisi transudat berupa cairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri dari usus,
dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses local, fistel atau
peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.
Gambaran klinik hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran
obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan , elektrolit, dan asam basa. Bila
sudah terjadi strangulasi karena gangguan vaskularisasiterjadi gangguan toksik akibat
gangrene, gambaran klinik menjadi komplek dan sangat serius. Penderita mengeluh nyeri
lebih hebat ditempat hernia, nyeri akan menetap karena rangsangan peritoneum.
Pada pemeriksaan lokal yang ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan lagi,
disertai nyeri tekan dan tergantung keadaaan isi hernia dapat dijumpai tanda pereitonitis
atau abses local. Hernia strangulate merupakan keadaan gawat darurat karena perlu
mendpat pertolongan segera.
2.12

Komplikasi Pembedahan

Hematoma

Infeksi pada luka

Nyeri kronis

Nyeri dan pembengkakan testis yg menyebabkan atrofi testis

2.13

Pencegahan
Hernia lebih sering terjadi pada seseorang yang mengalami, kelebihan berat badan,
menderita batuk menahun, sembelit menahun atau BPH yang menyebabkan dia herus
mengedan ketika berkemih. Pengobatan terhadap bebrbagai keadaan diatas dapat
mengurangi resiko terjadinya hernia.

PEMBAHASAN

Laki-laki, 74 tahun (usia lanjut) jaringan penunjang berkurang kekuatannya, tekanan


intra abdomen yang meningkat (penyakit) faktor resiko Hernia

Pekerjaan pasien sebagai petani menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat


faktor resiko Hernia

Benjolan pada sekitar buah zakar yang dapat masuk kembali dengan posisi berbaring
hernia reponibilis

Status lokalis a/r scrotalis dekstra, tampak benjolan berbentuk lonjong dengan ukuran
10x4 cm, hiperemis (-), konsistensi lunak, teraba cincin hernia eksterna sebesar 1cm,
terasa ujung jari menyebtuh hernia, nyeri tekan (-), BU ?? Hernia Inguinalis Lateral

Diagnosis Hernia Inguinalis Lateral Reponibilis Dekstra

DAFTAR PUSTAKA
A, Pierce, et all. At a Glance Ilmu Bedah, Edisi III, Jakarta,2006.
Brunicardi, Charles F. Et all. Schwartz. Manual of Surgery Ed.8. New York: McGraw-Hill
Publishing Company. 2006. Pg: 768-769.
Nicks, A Bret, Hernias,www.emedicine.com, diunduh tanggal 15 juni 2009
Sjamsuhidayat, R., de Jong, Wim, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, Jakarta : EGC, 2003.

Anda mungkin juga menyukai