Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isolasi Sosial atau Menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang
mengalami ketidak mampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau
dengan lingkungan di sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan perilaku
menarik diri sering melakukan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan
diri, dimana pasien melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga ia jadi pasif
dan berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga melakukan pembatasan (isolasi
diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien menarik diri,
semakin banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan sosial
dan emosional dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1998).
Dalam membina hubungan sosial, individu berada dalam rentang respon
yan adaptif sampai dengan maladaptif. Respon adaptif merupakan respon yang
dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan yang berlaku, sedangkan
respon maladaptive merupakan respon yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
budaya. Respon sosial dan emosional yang maladaptif sering sekali terjadi dalam
kehidupan sehari hari, khususnya sering dialami pada pasien menarik diri sehingga
melalui pendekatan proses keperawatan yang komprehensif penulisberusaha
memberikan asuhan keperawatan yang semaksimal mungkin kepada pasien
dengan masalah keperawatan utama kerusakan interaksi sosial : menarik diri.
Menurut pengajar Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Surjo Dharmono, penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di
berbagai Negara menunjukkan, sebesar 20-30 persen pasien yang datang ke
pelayanan kesehatan dasar menunjukkan gejala gangguan jiwa. Bentuk yang
paling sering adalah kecemasan dan depresi. Dari segi kehidupan sosial kultural,
interaksi

sosial

adalah

merupakan

hal

yang

utama

dalam

kehidupan

bermasyarakat, sebagai dampak adanya kerusakan interaksi sosial : menarik diri


akan menjadi suatu masalah besar dalam fenomen kehidupan, yaitu terganggunya
komunikasi yang merupakan suatu elemen penting dalam mengadakan hubungan
dengan orang lain atau lingkungan disekitarnya (Carpenito, 1997).
B. Tujuan
Tujuan umum
a. Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan
gangguan isolasi social.
Tujuan khusus
1. Mengetahui definisi isolasi social.
2. Mengidentifikasi etiologi isolasi social.
3. Mengidentifikasi pohon masalah isolasi social.
4. Mengidentifikasi menifestasi klinik isolasi sosial.
5. Mengidentifikasi penatalaksanaan isolasi sosial.
6. Mengidentifikasi pemeriksaan diagnostik isolasi sosial.
7. Mengidentifikasi komplikasi isolasi sosial.
8. Mengidentifikasi masalah keperawatan jiwa dan masalah keperawatan yang
mungkin muncul.
9. Menetapkan diagnosa keperawatan.
10. Memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2008).
Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang merupakan
mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara
menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Dalami, dkk. 2009).
Atau suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya,
pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006 ).
B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a) Faktor Perkembangan
Menurut Purba, dkk. (2008) tahap-tahap perkembangan individu dalam
berhubungan terdiri dari:
1. Masa Bayi
Bayi sepenuhnya tergantung pada orang lain untuk memenuhi
kebutuhan biologis maupun psikologisnya. Konsistensi hubungan antara
ibu dan anak, akan menghasilkan rasa aman dan rasa percaya yang
mendasar. Hal

ini

sangat

penting

karena

akan

mempengaruhi

hubungannya dengan lingkungan di kemudian hari. Bayi yang mengalami

hambatan dalam mengembangkan rasa percaya pada masa ini akan


mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan orang lain pada masa
berikutnya.
2. Masa Kanak-kanak
Anak mulai mengembangkan dirinya sebagai individu yang
mandiri, mulai mengenal lingkungannya lebih luas, anak mulai membina
hubungan dengan teman-temannya. Konflik terjadi apabila tingkah
lakunya dibatasi atau terlalu dikontrol, hal ini dapat membuat anak
frustasi. Kasih sayang yang tulus, aturan yang konsisten dan adanya
komunikasi terbuka dalam keluarga dapat menstimulus anak tumbuh
menjadi individu yang interdependen, Orang tua harus dapat memberikan
pengarahan terhadap tingkah laku yang diadopsi dari dirinya, maupun
sistem nilai yang harus diterapkan pada anak, karena pada saat ini anak
mulai masuk sekolah dimana ia harus belajar cara berhubungan,
berkompetensi dan berkompromi dengan orang lain.
3. Masa Praremaja dan Remaja
Pada praremaja individu mengembangkan hubungan yang intim
dengan teman sejenis, yang mana hubungan ini akan mempengaruhi
individu untuk mengenal dan mempelajari perbedaan nilai-nilai yang ada
di masyarakat. Selanjutnya hubungan intim dengan teman sejenis akan
berkembang menjadi hubungan intim dengan lawan jenis. Pada masa ini
hubungan individu dengan kelompok maupun teman lebih berarti
daripada hubungannya dengan orang tua. Konflik akan terjadi apabila
remaja tidak dapat mempertahankan keseimbangan hubungan tersebut,
yang seringkali menimbulkan perasaan tertekan maupun tergantung pada
remaja.
4. Masa Dewasa Muda

Individu meningkatkan kemandiriannya serta mempertahankan


hubungan interdependen antara teman sebaya maupun orang tua.
Kematangan ditandai dengan kemampuan mengekspresikan perasaan
pada orang lain dan menerima perasaan orang lain serta peka terhadap
kebutuhan orang lain. Individu siap untuk membentuk suatu kehidupan
baru dengan menikah dan mempunyai pekerjaan. Karakteristik hubungan
interpersonal pada dewasa muda adalah saling memberi dan menerima
(mutuality).
5. Masa Dewasa Tengah
Individu mulai terpisah dengan anak-anaknya, ketergantungan
anak-anak terhadap dirinya menurun. Kesempatan ini dapat digunakan
individu untuk mengembangkan aktivitas baru yang dapat meningkatkan
pertumbuhan diri. Kebahagiaan akan dapat diperoleh dengan tetap
mempertahankan hubungan yang interdependen antara orang tua dengan
anak.
6. Masa Dewasa Akhir
Individu akan mengalami berbagai kehilangan baik kehilangan
keadaan fisik, kehilangan orang tua, pasangan hidup, teman, maupun
pekerjaan atau peran. Dengan adanya kehilangan tersebut ketergantungan
pada orang lain akan meningkat, namun kemandirian yang masih dimiliki
harus dapat dipertahankan.
b) Faktor Komunikasi Dalam Keluarga
Masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontribusi untuk
mengembangkan gangguan tingkah laku.
1. Sikap bermusuhan/hostilitas
2. Sikap mengancam, merendahkan dan menjelek-jelekkan anak
3. Selalu mengkritik, menyalahkan, anak tidak diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya.

4. Kurang

kehangatan,

kurang

memperhatikan

ketertarikan

pada

pembicaananak, hubungan yang kaku antara anggota keluarga, kurang


tegur sapa, komunikasi kurang terbuka, terutama dalam pemecahan
masalah tidak diselesaikan secara terbuka dengan musyawarah.
5. Ekspresi emosi yang tinggi
6. Double bind (dua pesan yang bertentangan disampaikan saat bersamaan
yang membuat bingung dan kecemasannya meningkat).

c) Faktor Sosial Budaya


Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan
faktor pendukung terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga disebabkan
oleh karena norma-norma yang salah yang dianut oleh satu keluarga.seperti
anggota tidak produktif diasingkan dari lingkungan sosial.
d) Factor Biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa.
Insiden tertinggi skizofrenia ditemukan pada keluarga yang anggota keluarga
yang menderita skizofrenia. Berdasarkan hasil penelitian pada kembar
monozigot apabila salah diantaranya menderita skizofrenia adalah 58%,
sedangkan bagi kembar dizigot persentasenya 8%. Kelainan pada struktur
otak seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak
serta perubahan struktur limbik, diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
2. Faktor Presipitasi
Stresor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh
faktor internal maupun eksternal, meliputi:
a) Stressor Sosial Budaya
Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan,
terjadinya penurunan stabilitas keluarga seperti perceraian, berpisah dengan

orang yang dicintai, kehilangan pasangan pada usia tua, kesepian karena
ditinggal jauh, dirawat dirumah sakit atau dipenjara. Semua ini dapat
menimbulkan isolasi sosial.
b) Stressor Biokimia
1. Teori dopamine: Kelebihan dopamin pada mesokortikal dan mesolimbik
serta tractus saraf dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.
2. Menurunnya MAO (Mono Amino Oksidasi) didalam darah akan
meningkatkan dopamin dalam otak. Karena salah satu kegiatan MAO
adalah sebagai enzim yang menurunkan dopamin, maka menurunnya
MAO juga dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.
3. Faktor endokrin: Jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada
pasien skizofrenia. Demikian pula prolaktin mengalami penurunan karena
dihambat oleh dopamin. Hypertiroidisme, adanya peningkatan maupun
penurunan hormon adrenocortical
4. Viral hipotesis: Beberapa jenis virus dapat menyebabkan gejala-gejala
psikotik diantaranya adalah virus HIV yang dapat merubah stuktur sel-sel
otak.
c) Stressor Biologik dan Lingkungan Sosial
Beberapa peneliti membuktikan bahwa kasus skizofrenia sering terjadi
akibat interaksi antara individu, lingkungan maupun biologis.
d) Stressor Psikologis
Kecemasan

yang

tinggi

akan

menyebabkan

menurunnya

kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intesitas


kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan
individu untuk mengatasi masalah akan menimbulkan berbagai masalah
gangguan berhubungan pada tipe psikotik.
Menurut teori psikoanalisa; perilaku skizofrenia disebabkan karena
ego tidak dapat menahan tekanan yang berasal dari id maupun realitas yang

berasal dari luar. Ego pada klien psikotik mempunyai kemampuan terbatas
untuk mengatasi stress. Hal ini berkaitan dengan adanya masalah serius
antara hubungan ibu dan anak pada fase simbiotik sehingga perkembangan
psikologis individu terhambat.
C. Pohon Masalah

Pathway Isolasi Sosial


Sumber: (Keliat, 2006)
D. Manifestasi Klinis
Menurut Purba, dkk. (2008) tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat
ditemukan dengan wawancara, adalah:
1. Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3. Pasien mengatakan tidak ada hubungan yang berarti dengan orang lain
4. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
5. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
6. Pasien merasa tidak berguna

7. Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup

E. Penatalaksanaan
1. Terapi Psikofarmaka
a.

Chlorpromazine
Mengatasi sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam kemampuan
menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat norma sosial dan tilik
diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental: faham, halusinasi.
Gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya
berat

dalam

fungsi

kehidupan

sehari-hari,

tidak

mampu

bekerja,

berhubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin. Mempunyai efek samping


gangguan otonomi (hypotensi) antikolinergik/parasimpatik, mulut kering,
kesulitan dalam miksi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler
meninggi, gangguan irama jantung. Gangguan ekstra pyramidal (distonia
akut, akathsia sindrom parkinson). Gangguan endoktrin (amenorhe).
Metabolic (Soundiee). Hematologik, agranulosis. Biasanya untuk pemakaian
jangka panjang. Kontraindikasi terhadap penyakit hati, penyakit darah,
epilepsy, kelainan jantung (Andrey, 2010).
b.

Haloperidol (HLP)
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi
mental serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari. Memiliki efek samping
seperti gangguan miksi dan parasimpatik, defeksi, hidung tersumbat mata
kabur , tekanan infra meninggi, gangguan irama jantung. Kontraindikasi
terhadap penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung (Andrey,
2010).

c.

Trihexyphenidil (THP)

Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca ensepalitis dan


idiopatik, sindrom Parkinson akibat obat misalnya reserpina dan fenotiazine.
Memiliki efek samping diantaranya mulut kering, penglihatan kabur, pusing,
mual, muntah, bingung, agitasi, konstipasi, takikardia, dilatasi, ginjal, retensi
urine. Kontraindikasi terhadap hypersensitive Trihexyphenidil (THP),
glaukoma sudut sempit, psikosis berat psikoneurosis (Andrey, 2010).
2. Terapi Individu
Terapi individu pada pasien dengan masalah isolasi sosial dapat
diberikan strategi pertemuan (SP) yang terdiri dari tiga SP dengan masingmasing strategi pertemuan yang berbeda-beda. Pada SP satu, perawat
mengidentifikasi penyebab isolasi social, berdiskusi dengan pasien mengenai
keuntungan dan kerugian apabila berinteraksi dan tidak berinteraksi dengan
orang lain, mengajarkan cara berkenalan, dan memasukkan kegiatan latihan
berbiincang-bincang dengan orang lain ke dalam kegiatan harian. Pada SP dua,
perawat mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, memberi kesempatan
pada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang, dan membantu
pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian. Pada SP tiga, perawat mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien, memberi kesempatan untuk berkenalan dengan dua orang atau
lebih dan menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
hariannya (Purba, dkk. 2008)
3.

Terapi kelompok
Menurut

(Purba,

2009),

aktivitas

pasien

yang

mengalami

ketidakmampuan bersosialisasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga


yaitu:
a) Activity Daily Living (ADL)
Adalah tingkah laku yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari yang meliputi:

1) Bangun tidur, yaitu semua tingkah laku/perbuatan pasien sewaktu bangun


tidur.
2) Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), yaitu semua bentuk
tingkah laku/perbuatan yang berhubungan dengan BAB dan BAK.
3) Waktu mandi, yaitu tingkah laku sewaktu akan mandi, dalam kegiatan
mandi dan sesudah mandi.
4) Ganti pakaian, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan keperluan
berganti pakaian.
5) Makan dan minum, yaitu tingkah laku yang dilakukan pada waktu,
sedang dan setelah makan dan minum.
6) Menjaga kebersihan diri, yaitu perbuatan yang berhubungan dengan
kebutuhan kebersihan diri, baik yang berhubungan dengan kebersihan
pakaian, badan, rambut, kuku dan lain-lain.
7) Menjaga keselamatan diri, yaitu sejauhmana pasien mengerti dan dapat
menjaga

keselamatan

dirinya

sendiri,

seperti,

tidak

menggunakan/menaruh benda tajam sembarangan, tidak merokok sambil


tiduran, memanjat ditempat yang berbahaya tanpa tujuan yang positif.
8) Pergi tidur, yaitu perbuatan yang mengiringi seorang pasien untuk pergi
tidur. Pada pasien gangguan jiwa tingkah laku pergi tidur ini perlu
diperhatikan karena sering merupakan gejala primer yang muncul
padagangguan jiwa. Dalam hal ini yang dinilai bukan gejala insomnia
(gangguan tidur) tetapi bagaimana pasien mau mengawali tidurnya.
b) Tingkah laku sosial
Adalah tingkah laku yang berhubungan dengan kebutuhan sosial
pasien dalam kehidupan bermasyarakat yang meliputi:
1) Kontak sosial terhadap teman, yaitu tingkah laku pasien untuk melakukan
hubungan sosial dengan sesama pasien, misalnya menegur kawannya,
berbicara dengan kawannya dan sebagainya.

2) Kontak sosial terhadap petugas, yaitu tingkah laku pasien untuk


melakukan hubungan sosial dengan petugas seperti tegur sapa, menjawab
pertanyaan waktu ditanya, bertanya jika ada kesulitan dan sebagainya.
3) Kontak mata waktu berbicara, yaitu sikap pasien sewaktu berbicara
dengan orang lain seperti memperhatikan dan saling menatap sebagai
tanda adanya kesungguhan dalam berkomunikasi.
4) Bergaul, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan kemampuan
bergaul dengan orang lain secara kelompok (lebih dari dua orang).
5) Mematuhi tata tertib, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan
ketertiban yang harus dipatuhi dalam perawatan rumah sakit.
6) Sopan santun, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan tata krama
atau sopan santun terhadap kawannya dan petugas maupun orang lain.
7) Menjaga kebersihan lingkungan, yaitu tingkah laku pasien yang bersifat
mengendalikan diri untuk tidak mengotori lingkungannya, seperti tidak
meludah sembarangan, tidak membuang puntung rokok sembarangan dan
sebagainya.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Minnesolla Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
Adalah suatu bentuk pengujian yang dilakukan oleh psikiater dan psikolog
dalam menentukan kepribadian seseorang yang terdiri dari 556 pernyataan
benar atau salah.
2. Elektroensefalografik (EEG)
Suatu pemeriksaan dalam psikiatri untuk membantu membedakan antara
etiologi fungsional dan organik dalam kelainan mental.
3. Test laboratorium kromosom darah untuk mengetahui apakah gangguan jiwa
disebabkan oleh genetik.
4. Rontgen kepala untuk mengetahui apakah gangguan jiwa disebabkan kelainan
struktur anatomi tubuh.

G. Komplikasi
1. Perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan
persepsi sensori halusinasi. Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah
persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi
sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan
atau mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
2. Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indera,
di mana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang dapat
disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organik atau histerik.
Halusinasi merupakan pengalaman mempersepsikan yang terjadi tanpa adanya
stimulus sensori eksternal yang meliputi lima perasaan (pengelihatan,
pendengaran, pengecapan, penciuman, perabaan), akan tetapi yang paling
umum adalah halusinasi pendengaran.

Case Study Gangguan Kesehatan Jiwa : Isolasi Sosial


Tn. S usia 32 tahun, sudah 4 bulan dirawat di ruang akut pria Rumah Sakit
Jiwa. Pasien dibawa oleh pamannya dengan alasan mengamuk dan merusak barangbarang di rumah. Pada tahun 2010 pasien pernah masuk RSJ Sambang Lihum dengan
perubahan perilaku sering bicara, tertawa dan menangis sendiri, serta mengancam
ingin membunuh orang yang ada di sekitarnya karena disuruh oleh bisikan yang
didengarnya. Bisikan itu juga menyuruh pasien mengejar anak-anak kecil yang
mengejeknya, kemudian mengobrak-abrik dagangan orang di pasar. Pasien tidak
dapat tidur saat malam hari. Terakhir mengamuk, pasien melempar kaca jendela
masjid dengan parang. Di rumah pasien dirantai oleh keluarganya agar tidak
membahayakan orang di sekitar. Selama 3 minggu dirawat pasien kabur dan
akibatnya pasien mengalami putus obat.
Pada saat pengkajian pasien mengatakan tadi malam ada mendengar bisikanbisikan yang menyuruh dia mengerjakan shalat dan puasa. Bisikan-bisikan tersebut
sering muncul pada siang dan malam hari ketika dia sendirian dan ketika pikiran lagi
kosong. Pasien juga mengatakan ketika bisikan muncul pasien menyanyi dan teriakteriak. Keluarga pasien mengunjungi Tn. S dan ingin membawa pulang pasien karena
merasa Tn. S sudah lebih baik.

BAB III
PENGKAJIAN STATUS MENTAL
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Ruangan Rawat Akut

Tanggal Dirawat _____________________

A. IDENTITAS KLIEN
1. Inisial

:Tn.S (L/P)

2. Umur

: 32 Tahun

3. Pendidikan

:-

4. Pekerjaan

:-

5. Informan

: Keluarga

6. Status perkawinan

:-

7. No.RMK

:-

8. Tanggal Pengkajian : 9. Diagnosa Medis

B. ALASAN MASUK
Pasien mengamuk dan merusak barang-barang di rumah.Alasan masuk ke
Rumah Sakit Jiwa untuk mendapatkan perawatan.
C. KELUHAN/KEADAAN KLIEN SAAT INI
Pasien mengatakan tadi malam ada mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh
dia mengerjakan shalat dan puasa.

Pasien juga mengatakan ketika bisikan muncul pasien menyanyi dan teriakteriak.
D. FAKTOR PRESIPITASI
Pada tahun 2010 Tn. S pernah masuk RSJ Sambang Lihum dengan perubahan
perilaku sering bicara, tertawa dan menangis sendiri, serta mengancam ingin
membunuh orang yang ada di sekitarnya karena disuruh oleh bisikan yang
didengarnya.
E. FAKTOR PREDISPOSISI
Berhasil

Tidak
Kurang berhasil Tidak

Pelaku/Usia

Korban/Usia Saksi/Usia

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?


2. Pengobatan sebelumnya

Ya

berhasil
3. Trauma
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3

32

1. Pada tahun 2010 Tn. S pernah masuk RSJ Sambang Lihum dengan perubahan
perilaku sering bicara, tertawa dan menangis sendiri, serta mengancam ingin
membunuh orang yang ada di sekitarnya karena disuruh oleh bisikan yang
didengarnya.
2. Selama 3 minggu dirawat pasien kabur dan akibatnya pasien mengalami putus
obat.
3. Mengancam ingin membunuh orang yang ada di sekitarnya karena disuruh oleh
bisikan yang didengarnya. Mengobrak-abrik dagangan orang di pasar. Pasien
melempar kaca jendela masjid dengan parang.

Masalah keperawatan:
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Gangguan proses keluarga
Respon pasca trauma
Resiko perilaku kekerasan
Berduka disfungsional
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? Ya

Tidak

Hubungan keluarga :
Gejala
Riwayat pengobatan/perawaran
Masalah Keperawatan :
Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
Koping keluarga tidak efektif : Penurunan
Koping keluarga : potensial pertumbuhan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
____________________________________________________________________
__________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Gangguan proses keluarga
Respon pasca trauma
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital

: TD : __________ N : ________

_______________

R : _________ T :

2. Ukur

: TB : __________ BB : ________

3. Keluhan fisik

Ya

Tidak

Jelaskan
:
____________________________________________________________________
__________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
________________________________________
Masalah Keperawatan :
Resiko gangguan suhu tubuh
Kerusakan integritas kulit
Defisit volume cairan
Kerusakan
integritas
jaringan
Kelebihan volume cairan
gangguan eliminasi fases
Resiko infeksi
gangguan eliminasi urin
Gangguan nutrisi < dari kebutuhan
perubahan
membrane
tubuh
mukosa oral
Gangguan nutrisi > dari kebutuhan
tubuh
Gangguan menelan

G. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

3
2

Keterangan

3
2

:
: Klien

: Perkawinan

: Umur

: Sangat dekat

: Meninggal ( ayah )

: Perempuan (ibu / perawat)

: Konflik

: Cut off / menghindar

Jelaskan : Tn. D berumur 27 tahun memiliki ayah dan ibu. Menurut keluarga Tn.D
sangat dekat dengan ayahnya yang sudah meninggal dunia. Sebelumnya
Tn D pernah mengalami gangguan jiwa yang sama pada usia 22 tahun
pasien merasa marah dan stress karena rambut panjang yang dianggap
pasien sebagai ciri anak band metal dipotong oleh ibunya secara diamdiam pada waktu pasien tidur, kemudian beberapa hari setelah kejadian
tersebut sepeda motor pasien dijual oleh ibunya tanpa sepengetahuan
pasien.Saat Ns. Lili memberikan obat kepada Tn. D, Tn. D menolak
minum obat dengan suara pelan, menunduk dan sama sekali tidak mau
menatap wajah perawat.

Masalah Keperawatan :
Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
Koping keluarga tidak efektif : penurunan
Koping keluarga : potensial pertumbuhan
2. Konsep diri
a Gambaran diri
____________________________________________________

____________________________________________________
____________________________________________
________
Identitas
:
____________________________________________________
____________________________________________________

____________________________________________________
Peran
:____________________________________________
__________________
____________________________________________________
Ideal diri
:
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
e Harga diri
: Setelah menangis, sedih, tidak bersedia
diajak berkomunikasidan mengurung diri di kamar.

Masalah Keperawatan :
Gangguan citra tubuh
Gangguan identitas pribadi

Gangguan konsep diri


Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
a

Orang yang berarti

: Ayah pasien telah meninggal dunia

Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Sebelumnya pasien Tn.D


masih menjadi mahasiswa perkulihan dan setelah kejadian peristiwa tersebut
pasien berhenti kuliah.

Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : Tn. D menolak minum obat
dengan suara pelan, menunduk dan sama sekali tidak mau menatap wajah
perawat. Dan pasien diajak berkomunikasi, tidak mau keluar rumah, dan berhenti
kuliah.
Masalah Keperawatan :
Hambatan komunikasi verbal
Isolasi sosial
Hambatan interaksi social
Perubahan performa peran

4. Spiritual
a Nilai dan keyakinan :
______________________________________________________

______________________________________________________
Kegiatan ibadah
:
______________________________________________________

______________________________________________________
Masalah Keperawatan :
Distress spiritual

H. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi

Penggunaan pakaian
tidak sesuai

Cara berpakaian tidak seperti


biasanya

Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
______________________________
Masalah Keperawatan :
Defisit perawatan diri
2. Pembicaraan
Cepat

Keras

Gagap

Inkoheren

Apatis

Lambat

Membisu

Tidak mampu memulai


Pembicaraan

Loghorea
Penjelasan

Echolalia

: pasien koheren saat di kaji oleh perawat

Masalah Keperawatan :
Hambatan komunikasi verbal

3. Aktivitas Motorik:

Lesu

Tegang

Gelisah

TIK

Grimasen

Tremor

Penjelasan

Agitasi
Kompulsif

____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
______________________________
Masalah Keperawatan :
Resiko cedera
Intoleransi aktivitas
4. Alam perasaaan
Ketakutan
Putus asa
Khawatir
Sedih
Gembira
berlebihan
Penjelasan : Pada tahun 2010 pasien pernah masuk RSJ Sambang Lihum dengan
perubahan perilaku sering bicara, tertawa dan menangis sendiri
Masalah Keperawatan :
Resiko cedera
Ansietas
Ketakutan
Ketidakberdayaan
Ketidakmampuan
Resiko membahayakan diri sendiri
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
________________________________________
Masalah Keperawatan :
Resiko cedera
Hambatan komunikasi

Perubahan performa peran


6. lnteraksi selama wawancara
Bermusuhan

Tidak kooperatif

Mudah tersinggung

Kontak mata (-)

Defensif

Curiga

Masalah Keperawatan :
Hambatan komunikasi verbal
Hambatan interaksi sosial
Resiko membahayakan diri sendiri

Isolasi sosial
Resiko perilaku kekerasan
Perubahan performa peran

7. Persepsi
Pendengaran

Penglihatan

Pengecapan

Penghidu

Perabaan

Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
______________________________
Masalah Keperawatan :
Gangguan sensoris / persepsi
8. Proses Pikir
Sirkumtansial

Tangensial

Kehilangan asosiasi

Flight of idea

Blocking

Pengulangan pembicaraan/persevara

Neologisme
Penjelasan
:

____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
________________________________________
Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir
9. Isi Pikir
Obsesi

Fobia

Hipokondria

Depersonalisasi

Ide yang terkait

Pikiran magis

Waham

Agama

Somatik

Kebesaran

Curiga

Nihilistic

Sisip pikir

Siar pikir

Kontrol

pikir
Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir
10. Tingkat kesadaran
Bingung

Sedasi

Stupor

Disorientasi
Waktu
Tempat
Orang
Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
______________________________

Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir
Resiko cedera
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat saat ini

Gangguan daya ingat jangka pendek


Konfabulasi

Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
________________________________________
Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Mudah berali Tidak mampu konsentrasi

Tidak mampu berhitung


sederhana

Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
________________________________________
Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir
Isolasi sosial

13. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
________________________________________
Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita

Menyalahkan hal-hal diluar


dirinya

Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
______________________________
Masalah Keperawatan :
Ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik
Ketidakpatuhan (resti)
Gangguan proses piker
I. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Bantuan minimal
Bantuan total
Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
______________________________

2. BAB/BAK
Bantuan minimal

Bantual total

Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
3. Mandi
Bantuan minimal
Bantuan total
Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal
Bantual total
Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama

: .s/d

Tidur malam lama

: s/d

Kegiatan sebelum / sesudah tidur


Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal

Bantuan total

Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan

Ya

tidak

Perawatan pendukung
Ya
tidak
Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________

8. Kegiatan di dalam rumah


Mempersiapkan makanan

Ya

tidak

Menjaga kerapihan rumah

Ya

tidak

Mencuci pakaian

Ya

tidak

Pengaturan keuangan
Ya
tidak
Penjelasan
:
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
9. Kegiatan di luar rumah
Belanja

Ya

tidak

Transportasi

Ya

tidak

Ya

tidak

Lain-lain
Penjelasan

____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
______________________________
Masalah Keperawatan :
Gangguan pemeliharaan kesehatan
Gangguan eliminasi
Defisit perawatan diri
Gangguan nutrisi
Gangguan pola tidur
Ketidak efektifan penatalaksanan program terafetik
Ketidakpatuhan
Konflik pengambilan keputusan

J. MEKANISME KOPING
Adaptif

Maladaptif

Bicara dengan orang lain

Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah

Reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi

Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif

Menghindar

Olahraga
Lainnya :
Penjelasan

Mencederai diri
Lainnya :

____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
Masalah Keperawatan :
Gangguan penyesuaian diri
Koping individu tidak efektif
K. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN:
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
Masalah dengan pendidikan, spesifik
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
Masalah dengan pekerjaan, spesifik
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
Masalah dengan perumahan, spesifik
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
Masalah ekonomi, spesifik
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik


____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
Masalah lainnya, spesifik
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
Masalah Keperawatan :
Gangguan pemeliharaan kesehatan
Gangguan konsep diri
Ketidak berdayaan
Ketidak mampuan
Konflik peran menjadi orang tua
Sindrom stres akibat pindah
L. KURANG PENGETAHUAN TENTANG:
Penyakit jiwa

System pendukung

Faktor presipitasi

Penyakit fisik

Koping

Obat-obatan

Lainnya :
____________________________________________________________________
__________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
______________________________
Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan penatalaksanan program terapetik
Ketidakpatuhan
Defisit pengetahuan (uraikan)

M. ASPEK PENUNJANG
Diagnosa
Medik
:____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
______________________________
____________________________________________________________________
__________
Hasil Laboratorium :
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Eritrosit
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
HITUNG JENIS
Gran%
Limfosit%
MID%
KIMIA HATI
SGOT
SGPT
WIDAL
S.Typhi O
S.Typhi H
S.Parayphi A
S.Parayphi B
KIMIA GULA DARAH
Gula Darah Sewaktu
KIMIA GINJAL
Ureum
Creatinin
LAIN-LAIN
HBsAg

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

13,0 16,0
4,5 5,5
5,0 10,0
45 55
150 400

g/dl
juta/l
ribu/l
vol%
ribu/l

50.0-70.0
25.0-40.0
4.0-11.0

ribu/l
ribu/l
ribu/l

0-46
0-45

U/l
U/l

< 200

mg/dl

10-50
0.7-1.4

mg/dl
mg/dl

Negatif

Terapi Medik :
Nama Obat

Dosis

Indikasi
.................................... .................................
... .................................... .............................
....... .................................... .........................
........... .................................... .....................
............... .................................... .................
................... .................................... .............
....................... .................................... .........
........................... .................................... .....
............................... .................................... .
................................... ..................................
.. .................................... ..............................
...... .................................... ..........................
.......... ....................................
.................................... .................................
... .................................... .............................
....... .................................... .........................
........... .................................... .....................
............... .................................... .................
................... .................................... .............
....................... .................................... .........
........................... .................................... .....
............................... .................................... .
................................... ..................................
.. .................................... ..............................
...... .................................... ..........................
.......... ..................................... ....................
............... .................................... .................
................... .................................... .............
....................... ....................................

N. ANALISA DATA
Data Maladaftif

Masalah
Keperawatan

Etiologi

Data Subjektif : Pasien tidak bersedia diajak

Isolasi Sosial

Menarik diri

Harga Diri Rendah

Kehilangan

Duka Cita
Terganggu

Perubahan
Status Mental

berkomunikasi.
Data Objektif : Apatis, eksperi wajah
murung dan melamun.
Data Subjektif : Data Objektif : Pasien menolak minum obat
dengan suara pelan,
menunduk dan sama sekali
tidak mau menatap wajah
perawat.
Data Subjektif : Data Objektif : Ayah pasein telah meninggal
dunia.
O. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
......................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
......................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
......................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
......................................

P. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi sosial
Harga diri rendah
Duka cita terganggu

Q. POHON MASALAH

Males beraktivitas
(Tidak mau keluar rumah dan tidak mau kuliah)

Efek

Isolasi sosial

Harga Diri
Causa
Rendah

Duka Cita
Terganggu

R. TAHAP PENANGANAN KLIEN


1. Skor Kategori Klien
:
..............................................................................................
2. Tahap Penanganan Fase
:
..............................................................................................

Core

3.

4.

5.

6.

.............................................................................
.................
Tujuan Pengobatan
:
..............................................................................................
.............................................................................
.................
Pengkajian Keperawatan
:
..............................................................................................
.............................................................................
.................
Intervensi Keperawatan
:
..............................................................................................
.............................................................................
.................
Hasil yang Diharapkan
:
..............................................................................................
.............................................................................
.................

Banjarbaru,4 November2014
Pelaksana Pengkajian

Kelompok 2

A. Asuhan Keperawatan Tindakan Keperawatan Jiwa


Diagnosis
Tujuan
Kriteria Hasil
Keperawatan
Jiwa
Isolasi Sosial Pasien mampu : Setelah 3x pertemuan, SP 1
- Menyadari

Intervensi

penyebab
isolasi social
- Berinteraksi

pasien mampu :
- Membina

1. Identifikasi penyebab

hubungan

saling percaya.
isolasi

sosial,

keuntungan

Siapa yang satu rumah


dengan pasien.

dengan orang - Menyadari penyebab


lain

dan

Siapa

yang

dekat

dengan pasien.
-

kerugian

Siapa yang tidak dekat


dengan pasien.

berinteraksi dengan 2. Tanyakan keuntungan dan


orang lain.
- Melakukan

kerugian
interaksi

dengan orang lain

berinteraksi

dengan orang lain.


-

secara bertahap.

Tanyakan

pendapat

pasien

tentang

kebiasaan

berinteraksi

dengan orang lain.


-

Diskusikan keuntungan
bila

pasien

banyak

memiliki

dan

bergaul

akrab dengan mereka.


-

Diskusikan

kerugian

bila pasien pasien hanya


mengurung
tidak

diri

bergaul

dan

dengan

orang lain
-

Jelaskan

pengaruh

isolasi sosial terhadap


kesehatan fisik pasien.
3. Latih berkenalan
-

Jelaskan kepada klien

cara berinteraksi dengan


orang lain.
-

Berikan

contoh

berinteraksi

cara

dengan

orang lain.
-

Beri kesempatan pasien


mempraktekan
berinteraksi
orang

cara
dengan

lain

dilakukan

yang

dihadapan

perawat.
-

Mulailah bantu pasien


berinteraksi dengan satu
orang teman / anggota
keluarga

Bila

pasien

sudah

menunjukan kemajuan,
tingkatkan

jumlah

interaksi dengan 2, 3 4
orang dst
-

Beri pujian untuk setiap


kemajuan interaksi yang
telah

dilakukan

oleh

pasien
-

Siap

mendengarkan

ekspresi perasaan pasien


setelah
dengan

berinteraksi
orang

lain,

mungkin pasien akan


mengungkapkan
keberhasilan/
kegagalannya,

beri

dorongan terus menerus


agar pasien semangat
meningkatkan
interaksinya.
4. Masukkan jadwal kegiatan
pasien.
SP 2
- Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 1).
-

Latih

berhubungan

sosial secara bertahap.


-

Masukkan dalam jadwal


kegiatan pasien.

SP 3
-

Evaluasi kegiatan yang


lalu (SP 1 & 2).

Latih cara berkenalan


dengan 2 orang atau
lebih.

Masukkan dalam jadwal


kegiatan pasien.

Keluarga mampu Setelah .x

SP 1
-

merawat pasien

pertemuan , keluarga

dengan isolasi

mampu menjelaskan

yang dihadapi dalam

sosial dirumah

tentang:

merawat pasien

Masalah isolasi

Identifikasi masalah

Penjelasan isolasi sosial

sosial dan dampak

bagi pasien
-

Penyebab

isolasi sosial
isolasi

soasial
-

Cara merawat pasien

Sikap

keluarga

untuk

membantu

pasien

mengatasi

Latih (simulasi)

RTL keluarga/ jadwal


keluarga untuk merawat
pasien

isolasi sosialnya
-

Pengobatan

yang

berkelanjutan dan
mencegah

putus

obat
-

Tempat

rujukan

dan

fasilitas

kesehatan

yang

tersediabagi pasien

SP 2
- Evalusi Kemampuan SP
1
-

Latih (langsung
kepasien)

RTL keluarga/ jadwal


keluarga untuk merawat

pasien.
SP 3
- Evalusi Kemampuan SP
1&2

Latih (langsung
kepasien)

RTL keluarga/ jadwal


keluarga untuk merawat
pasien

SP 4
-

Evalusi Kemampuan
keluarga

Evaluasi kemampuan
pasien

Rencana tindak lanjut


keluarga
-

Follow Up

Rujukan

Percakapan : Sama Jajar ^_^


B. Asuhan Keperawatan Tindakan Rencana Keperawatan
No
Diagnosa
Tujuan Dan Kriteria Hasil
Intervensi
2.

Keperawatan
Harga Diri

Setelah dilakukan

Rendah b.d

tindakan keperawatan

Kehilangan

selama 3x pertemuan

yang positif melalu bermain peran,

dalam seminggu kepada

model peran, diskusi

pasien dengan label


NOC :

Self Esteem Enhancement


1. Ajarkan keterampilan perilaku

2. Monitor frekuensi komunikasi


verbal pasien yang negative

1. Coping, ineffective
2. Self Esteem

3. Buat statement positif terhadap

Kriteria Hasil

4. Dukung pasien untuk menerima

pasien

1. Resolusi berduka :

situasi

penyeesuian dengan
kehilangan aktual atau
kehilangan yang akan
terjadi
2. Mengungkapkan

3.

Dukacita

penerimaan diri
3. Komunikasi terbuka
Setelah dilakukan

Body Image Enhancement

Tergangu b.d

tindakan keperawatan

1. Kaji secara verbal dan nonverbal

Perubahan

selama 2x pertemuan

Status Mental

dalam seminggu pasien


dan keluarga mampu

respon klien terhadap tubuhnya


2. Monitor frekuensi mengkritik
dirinya

mempertahankan interaksi 3. Jelaskan tentang pengobatan,


sosial yang dibuktikan

perawatan, kemajuan dan

dengan :

prgnosis penyakit.

Psychosocial Adjustment:
Life Change

4. Dorong klien untunk


mengungkapkan perasaannya.
Unilateral neglect Management
1. Dorong klien mengungkapkan
perasaannya.
2. Fasilitasi kontak dengan
individu lain dalam kelompok
kecil
3. Jaga siderail tetap
dipertahankan.
4. Konsulkan dengan ahli terapi
5. Ajarkan ROM dan massage pada

area yang dikeluhkan


Bantuklien dalam kegiatan
aktifitas
sehari-hari dan bantu tingkatkan
kemampuan pasien.

BAB IV
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

1. Kusumawati dan Hartono .2010 .Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba
Medika
2. Stuart dan Sundeen .2005 .Buku Keperawatan Jiwa .Jakarta : EGC .
3. Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi I. Jakarta :
EGC
4. Anna Budi Keliat, SKp. (2006). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial
Menarik Diri, Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

5. Nita Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan

Strategi

Pelaksanaan

Tindakan

Keperawatan

untuk

Diagnosis

Keperawatan Jiwa Berat. Jakarta: Salemba Medika.


6. Ade Herman Surya Direja. 2012. Buku ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha
Medika.
7. A. Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta : EGC.
8. Amir Huda Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC NOC. Media Action : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai