Udang
Udang
Vol. 01 No. 01
(93 103)
ISSN : 2303-3959
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan udang vaname (L. vannamei) melalui
substitusi tepung ikan dengan tepung usus ayam. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan A (100% tepung ikan), perlakuan B(80% tepung ikan
dan 20 % tepung usus ayam), perlakuan C (60% tepung ikan dan 40% tepung usus ayam), perlakuan D (40%
tepung ikan dan 60% tepung usus ayam) dan perlakuan E (100% tepung usus ayam). Variabel yang diamati
adalah pertumbuhan mutlak, sintasan dan kualitas air sebagai data penunjang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa subtitusi tepung ikan dengan tepung usus ayam memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan
mutlak namun tidak berpengaruh nyata terhadap sintasan. Pertumbuhan mutlak tertinggi yaitu diperoleh pada
perlakuan A (100% tepung ikan) yaitu 0,07 g dan yang terendah pada perlakuan E (100% tepung usus ayam)
yaitu 0,03 g. Tingkat sintasan tertinggi pada perlakuan D (40% tepung ikan dan 60% tepung usus ayam) dan E
(100% tepung usus ayam) dengan rata-rata 93,33%. Kualitas air selama penelitian masih dalam batas toleransi
untuk pertumbuhan dan sintasan larva udang vaname (Litopenaeus vannamei). Subtitusi tepung ikan dengan
tepung usus ayam menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan.
Kata Kunci : Larva udang vaname (L. vannamei), substitusi, pertumbuhan, sintasan, tepung ikan dan tepung usus
ayam
Abstract
This study aimed to know growth and survival rate of vanamei shrimps larva (L. vannamei) through substitution
of fish meal with chicken intestinal meal. The experimental design used Completely Randomized Design (CRD)
with 5 treatments and 3 replicates. Treatment of A (100% fish meal), treatment of B (80% fish meal and 40%
chicken intestinal meal), treatment of C (60% chicken intestinal meal), treatment of D (40% fish meal and 60 %
chicken intestinal meal) and treatment of E (100% chicken intestinal meal). The observed variables were
absolute growth, survival rate and water quality. Result showed that substitution of fish meal with chicken
intestinal meal affected significantly to the absolute growth, however it did not affect to the survival rate. The
highest absolute growth was on treatment of A (100% fish meal) reaching 0,07 g and the lowest was on
treatment of E (100% chicken intestinal meal) reaching 0,03 g. The highest survival rate was on treatment of D
(40% fish meal and 60% chicken intestinal meal) and on treatment of E (100% chicken intestinal meal) in
average 93,33%. Water quality was still in tolerant for growth and survival of vannamei larvae (L. vannamei).
Substitution of fish meal for chicken intestinal meal affected significantly to the growth of vannamei larva (L.
vannamei).
Keywords : Larva of vannamei shrimps (L. vannamei), subtitution, growth, survival rate, fish meal and chicken
intestinal meal
Pendahuluan
Udang vaname (Litopenaeus vannamei)
merupakan salah satu komoditas perikanan
ekonomis penting dikarenakan secara umum
peluang usaha budidaya udang vaname tidak
berbeda jauh dengan peluang usaha udang
a. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah aerator, selang kecil, waskom,
pengukus, pengaduk, ayakan, oven, wadah
styrofoam,
thermometer
(0C),
hand
refraktometer, pH meter, DO meter, blower,
94
Prosedur Penelitian
a.
Formulasi pakan
Pakan Uji
Penyusunan formulasi pakan dilakukan sesuai dengan kebutuhan nutrisi udang pada Tabel 1
berikut :
Tabel 1. Bahan-bahan serta penyusunan formulasi pakan udang pada tahap PL 14.
Bahan Baku
Perlakuan
Tepung Ikan
Tepung Usus ayam
Tepung kedelai
Kanji
Agar-agar
Vitamin Mix
Mineral Mix
Total
A
50
30
5
5
5
5
100
E
50
30
5
5
5
5
100
Hasil uji analisa proksimat pakan larva udang vanamei pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Hasil uji laboratorium analisa proksimat pakan larva udang vaname
Kode
Sampel
b.
Parameter
Kadar Air
Serat Kasar
(%)
(%)
9,1742
2,3211
Protein
(%)
47,514
Lemak (%)
13,1199
Kadar Abu
(%)
12,4024
BETN
(%)
15,4684
48,5568
12,4624
9,2328
1,9371
11,7494
16,0615
47,7802
15,0609
9,3909
1,9565
10,4653
15,3462
48,4884
10,7623
9,1384
1,6767
8,8716
21,0626
48,072
16,998
9,2908
3,1643
7,1167
15,3582
Analisa Proksimat
c.
g.
Pemeliharaan
Kualitas Air
4.
Rancangan Percobaan
Pergantian Air
C2
B3
A1
D3
C3
B2
B1
E2
C1
A2
D2
E3
E1
A3
D1
= Ulangan
96
Jurnal Mina Laut Indonesia, Januari 2013 @FPIK UNHALU
2.
6.
Nt
SR =
X 100%
No
Ket
Analisis Statistik
SR
= Tingkat kelangsungan
hidup (%)
Nt = Jumlah individu pada
akhir penelitian (ekor)
No = Jumlah individu pada
awal penelitian (ekor)
Hasil
Variabel
yang
diamati
selama
penelitian yaitu pengamatan pada pertumbuhan
mutlak berdasarkan bobot tubuh dan
kelangsungan hidup larva L.vannamei. Hasil
pengamatan
selama
penelitian
pada
pemeliharaan larva L.vannamei pada Tabel 3
berikut.
Tabel 3. Data hasil pengamatan laju pertumbuhan mutlak berdasarkan bobot tubuh dan kelangsungan
hidup larva L.vannamei.
Hasil Pengamatan
A
0,01
0,08
0,07
74,67
Bobot awal
Bobot akhir
Pertumbuhan mutlak
Kelangsungan hidup
a.
Perlakuan
C
0,01
0,07
0,06
79,33
B
0,01
0,05
0,04
70,67
Pertumbuhan Mutlak
D
0,01
0,05
0,04
93,33
E
0,01
0,04
0,03
93,33
Pertumbuhan Bobot
Biomasa (gr)
Hasil perhitungan rata-rata pertumbuhan berat mutlak larva udang vaname (L.vannamei) pada
Gambar 2 berikut.
0.080
0.070
0.060
0.050
0.040
0.030
0.020
0.010
0.000
a
b
Perlakuan
Sinatasan (%)
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
C
Perlakuan
c.
Kualitas Air
Tabel 4. Data kisaran parameter kualitas air pemeliharaan larva L.vannamei selama penelitian
Parameter
Kualitas Air
o
Suhu ( C)
pH
DO (mg/l)
Salinitas (ppt)
Amoniak (mg/l)
Perlakuan
A
21 26
7-8
6-8
31 34
0,00070,0136
21 26
78
8-9
31 34
0,00070,0040
21 26
78
6-9
31 34
0,00070,0031
21 26
78
6-9
31 34
2.
Pembahasan
a.
Hasil
pengamatan
pertumbuhan
mutlak berdasarkan bobot tubuh selama
penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan
mutlak berdasarkan bobot tubuh tertinggi yaitu
diperoleh pada perlakuan A (100% tepung
ikan) dengan berat tubuh yaitu 0,07 gr,
kemudian perlakuan C (60 % tepung ikan dan
40 % tepung usus ayam) yaitu 0,06 gr dan B
0,0007-0,0037
E
21 26
78
6-8
31 34
0,00070,0038
Handajani
dan
Widodo
(2010)
menambahkan bahwa metabolisme protein
tidak secara langsung terlibat dalam
memproduksi energi. Tetapi metabolisme
protein terlibat dalam produksi enzim, hormon,
komponen struktural, dan protein darah dari
sel-sel badan dan jaringan. Metabolisme energi
yang berasal dari protein didahului dengan
degradasi protein menjadi asam-asam amino.
Kemudian asam-asam amino dilepas gugus
aminonya melalui deaminasi oksidatif di selsel hati. Hasil deaminasi akan masuk dalam
siklus Krebs guna pembentukan energi, atau
melalui piruvat dan asetil koenzim A sebelum
masuk siklus Krebs. Siklus krebs terjadi di
dalam mitokondria dan membutuhkan oksigen
dapat berlangsung. Asam piruvat yang berasal
dari glikolisis, begitu masuk ke dalam
mitokondria diubah menjadi asetil koenzim A.
Kemudian bersamaan dengan berlangsungnya
proses oksidasi dalam siklus krebs, pasanganpasangan atom hidrogen (2H) dilepaskan
bersama dengan CO2. Atom-atom hidrogen
tersebut menyajikan ion H+ atau proton dan
elektron yang kemudian masuk ke dalam
sistem transport elektron mitokondria. Ion
hidrogen dan elektron dipungut oleh molekul
NAD+ (nikotinamid adenin dinukleotid),
mereduksi NAD+ menjadi NADH. NADH
merupakan pengantara siklus krebs dan enzim
dalam membran dalam mitokondria yang akan
mengangkut elektron melalui sistem sitokrom
dari rantai respirasi.
Rendahnya pertumbuhan mutlak pada
perlakuan E (100% tepung usus ayam) diduga
karena tepung usus ayam kekurangan beberapa
jenis asam amino. Portz and Cyrino (2004)
menyatakan bahwa umumnya bahan produk
buangan dapat mengganti sebagian tepung ikan
dalam pakan tetapi beberapa jenis asam amino
yang kurang dari bahan tersebut harus
ditambahkan dalam pakan ikan. Penurunan
tingkat kecernaan protein dan asam amino dari
bahan produk buangan dapat membatasi
penggunaannya dalam pakan ikan kakap.
Davies et al (1991) menambahkan bahwa
bahan-bahan buangan dari peternakan ayam
bervariasi dalam kualitas dan banyak atau
kekurangan satu atau lebih asam amino
essensial.
Selanjutnya
Hartadi
dkk
(1993)
mengemukakan bahwa kandungan asam amino
yang terdapat dalam usus ayam yaitu aspartat,
glutamat, cystein, isoleusine, phenilalanine,
histidine, proline, threonin, glysine, valine,
leucine, hydroksilysine, arginine, serine,
alanine, tyrosine, lysine dan hydroksiproline.
99
Kelangsungan Hidup
c.
Kualitas Air
of
agriculture
feeds.
http://edis.ifas.ufl.edu.
Mudjiman, A. 2004. Makanan Ikan Edisi
Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nuhman.
2009.
Pengaruh
prosentase
pemberian pakan terhadap kelangsungan
hidup dan Laju pertumbuhan udang
vannamei (Litopenaeus vannamei).
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Vol. 1 No.2. Jurusan Perikanan Fakultas
Teknologi Kelautan dan Perikanan
Universitas Hang Tuah, Surabaya.
Portz, L., Cyrino, J.E.P., 2004. Digestibility of
nutrients and amino acids of different
protein sources in practical diets by
largemouth bass Micropterus salmoides
(Lacepede, 1802). Aquac. Res. 35, 312
320.
Purba, C.Y., 2012. Performa Pertumbuhan,
Kelulushidupan, Dan Kandungan Nutrisi
Larva Udang Vanamei (Litopenaeus
vannamei) Melalui Pemberian Pakan
Artemia Produk Lokal Yang Diperkaya
Dengan Sel Diatom. Journal Of
Aquaculture
Management
and
Technology Volume 1, Nomor 1, Tahun
2012, Halaman 102-115.
Qamari, AI. 2013. Penambahan Terasi Udang
Sebagai Atraktan Dalam Pakan Buatan
Terhadap Pertumbuhan Dan Sintasan
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
Pada Stadia Post Larva. Skripsi Jurusan
Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Haluoleo.
Kendari. 46 hlm.
Saoud, I.P, D.A. Davis, D.B. Rouse. 2003.
Suitability studies of inland well waters
for Litopenaeus vannamei culture.
Aquaculture 217:373-383.
Soetedjo, H., 2011. Kiat Sukses Budidaya
Lobster Air Tawar. Araska Press,
Yogyakarta. 118 hal.
Subandiyono. 2009. Bahan ajar Nutrisi ikan.
Protein dan lemak. PS. Budidaya
perairan, jur. Perikanan fpik
Universitas diponegoro. Semarang
Suwoyo, H.S.2009. Tingkat Konsumsi
Oksigen Sedimen Pada dasar Tambak
Intensif Udang Vaname (Litopenaeus
vannamei).(Tesis).
Sekolah
pascasarjana. Institut pertanian bogor.
Bogor.
Wijana, J. 2006. Budidaya Udang Vannamei
Tradisional Plus. BBAP Situbondo.
Wilson, M.F., L.E. Pezzato, M.M. Barros, A.C.
Pezzato, V.R.B. Furuya & E.C.
Miranda. 2004. Use of ideal protein
102
103
Jurnal Mina Laut Indonesia, Januari 2013 @FPIK UNHALU