SOSIALISASI (Sesi 6)
RUANG KRESNA
RUMAH SAKIT MARZOEKI MAHDI BOGOR
Kartikaweni Juliansari
1106001681
A. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok (TAK) sosialisasi sesi 6 yaitu kemampuan untuk mengikuti
permainan kelompok dengan bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang
lain, menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan permintaan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat memiliki kemampuan melakukan sosialisasi dengan orang lain melalui
permainan sosialisasi kelompok.
2. Tujuan Khusus
a. klien mampu bertanya dan meminta sesuai kebutuhan pada orang lain
b. klien mampu menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan permintaan
c. klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat seluruh kegiatan TAK yang
telah dilakukan
C. LANDASAN TEORITIS
Isolasi sosial merupakan salah satu respon maladaptif dalam rentang respon neurobiologi
selain delusi, halusinasi, gangguan emosi dan gangguan perilaku (Stuart & Laraia, 2006).
Isolasi sosial merupakan suatu perubahan negatif yang terjadi pada klien yang mengalami
skizofrenia. Hasil penelitian Hatfield dalam Sinaga (2008) menunjukkan bahwa sekitar 72%
klien gangguan jiwa mengalami masalah isolasi sosial. Klien yang mengalami isolasi sosial
akan cenderung menghindar saat berinteraksi dengan orang lain dan lebih suka menyendiri
terhadap lingkungan agar pengalaman yang tidak menyenangkan dalam berhubungan dengan
orang lain tidak terulang kembali (Keliat, 1999). Pada klien isolasi sosial ketika menghadapi
stresor tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang efektif. mekanisme koping yang
digunakan yaitu denial, regresi, proyeksi, identifikasi, dan religiosity yang berakhir dengan
koping maladaptif (Towsends, 2009).
Individu dengan isolasi sosial menunjukkan perilaku menarik diri, tidak komunikatif,
mencoba menyendiri, lebih suka dengan pikiran dan dirinya sendiri, tidak ada kontak mata,
sedih, afek tumpul, perilaku bermusuhan, menyatakan perasaan sepi atau ditolak, kesulitan
membina hubungan sosial di lingkungannya, menghindari orang lain dan mengungkapkan
perasaan tidak dimengerti orang lain (NANDA, 2007). Menurut Carpernito (2006) penyebab
dari isolasi sosial adalah harga diri rendah yaitu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan yang ditandai dengan adanya perasaan
malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah, gangguan hubungan sosial merendahkan martabat.
Secara keseluruhan, klien yang dirawat di ruangan Kresna, RS. DR. Marzoeki Mahdi, Bogor,
merupakan klien dengan masalah yang akut dan masih aktual. Masalah keperawatan yang
terjadi pada klien berbeda-beda, salah satunya adalah masalah isolasi sosial. Ruangan ini
memiliki beberapa kegiatan yang dirancang untuk dilakukan klien secara bersama-sama.
Namun, tidak semua klien mau mengikuti kegiatan tersebut, melainkan lebih memilih
berdiam diri, tidur, ataupun melamun di kamar. Oleh karena itu mahasiswa menilai perlu
dilakukannya intervensi untuk membantu klien dengan permasalahan tersebut.
Tindakan keperawatan generalis yang dilakukan pada klien dengan isolasi sosial menurut
Keliat dan Akemat (2010) adalah dengan cara mengajarkan klien mengenal penyebab klien
menyendiri; menyebutkan keuntungan dan kerugian klien berhubungan dengan orang lain;
melatih klien cara berkenalan dengan orang lain; melatih klien berkenalan secara bertahap
mulai dari satu orang, dua orang atau lebih serta melakukan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi. Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung, dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001). Pengaruh
kelompok ini cukup besar untuk klien isolasi sosial dalam meningkatkan kemampuannya
berinteraksi dengan orang lain. Penelitian yang dilakukan oleh Renidayati (2008) tentang
pengaruh Social Skill Training (SST) pada klien isolasi sosial menunjukkan bahwa adanya
peningkatan kemampuan kognitif dan perilaku sosial. Martin (2010) pun menyebutkan bahwa
penerapan terapi psikososial dengan perilaku kognitif dapat mengubah pola pikir yang negatif
menjadi positif. Dengan demikian, terapi aktivitas kelompok dapat dilakukan untuk
mengatasi klien isolasi sosial agar mampu menjalin hubungan sosial dengan baik.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok sosialisasi,
stimulasi kognitif/persepsi, stimulasi sensori, dan realita. Pada proposal kegiatan ini, penulis
akan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) untuk mengintervensi klien
dengan masalah isolasi sosial di ruang Kresna, RS. DR. Marzoeki Mahdi, Bogor. Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) merupakan bagian terapi aktivitas kelompok yang
bertujuan mengembangakan sosialisasi. Klien akan dibantu untuk melakukan sosialisasi
dengan individu yang ada di sekitar klien. Aktivitas tersebut dilakukan sebanyak tujuh sesi,
yaitu (1) memperkenalkan diri, (2) berkenalan dengan anggota kelompok, (3) bercakap-cakap
dengan anggota kelompok, (4) menyampaikan dan membicarakan topik percakapan, (5)
menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain, (6) bekerjasama dalam
permainan sosialisasi kelompok, serta (7) menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
TAKS yang telah dilakukan (Keliat & Akemat, 2005). Pada proposal ini, penulis akan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) sesi ke-6, yaitu menanyakan dan
meminta sesuatu sesuai dengan kebutuhan kepada orang lain, menjawab dan memberi sesuatu
pada orang lain sesuai dengan permintaan
D. KLIEN
1. Karakteristik/Kriteria
a. klien yang mampu diajak berkomunikasi verbal
b. klien yang mengalami dan mempunyai isolasi sosial yang telah mulai melakukan
interaksi interpersonal
c. klien mampu membaca tulisan
d. klien tidak mengalami gangguan/penyakit fisik yang menyulitkan mobilisasi
2. Proses Seleksi
a. hasil observasi sehari-hari
b. informasi dan keterangan dari klien sendiri atau perawat mengenai masalah isolasi
sosial
c. kontrak dengan klien, yaitu kesediaan klien untuk mengikuti kegiatan berdasarkan
kesepakatan mengenai kegiatan, tempat dan waktu
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Hari, Tanggal: Rabu, 2 Desember 2015
b. Jam: pukul 9.00-9.45 WIB
c. Pengorganisasian Waktu
Waktu
Kegiatan
9.00-9.05 Salam pembukaan
Penanggung Jawab
Leader
Evaluasi validasi
Penjelasan tujuan
Penjelasan peraturan
9.05-9.10 Yel-yel semangat
Co-leader
9.10-9.20
Inti kegiatan
9.20-9.30
9.30-9.40
Yel-yel semangat
Evaluasi peserta
Leader
Fasilitator
Observer
Co-leader
Leader
Observer
Leader
Tn. R
Tn. S
Tn. N
Tn. B
Tn. A
g.
4. Tim Terapis
a. Leader: Kartikaweni Juliansari
h.
Tugas:
Menyusun rencana TAK.
Membuka, menjelaskan tujuan dan peraturan TAK.
Mengarahkan proses TAK untuk mencapai tujuan.
Memfasilitasi sikap anggota kelompok untuk mengikuti permainan sosialisasi
kelompok: bertanya dan meminta sesuatu sesuai kebutuhan, meminta dan menjawab
permintaan orang lain serta menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
TAKS yang telah dilakukan.
Menjelaskan rencana dan kontrak selanjutnya, serta menutup TAK.
i.
b. Co-leader: Nova Romaida
j. Tugas:
Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok.
Mengingatkan leader apabila ada kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana.
Memimpin yel-yel.
Mengoperasikan music player.
Menjadi time keeper.
k.
kelompok,
Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung.
Memberikan reward yang telah disediakan Leader pada anggota kelompok yang
o.
5. Metode dan Media
a. Metode
dinamika kelompok
diskusi dan tanya jawab
simulasi
p.
b. Alat dan Bahan
reward
papan nama peserta
c.
d. Pengorganisasian Tempat
Tempat nyaman dan tenang.
Klien duduk dalam lingkaran.
Terapis duduk selang-seling dengan klien
e.
f.
g.
h.
i.
Sketsa:
j.
k.
l.
O
m.
n.
K (Tn.R)
CL
K (Tn.B)
F1
F4
K (Tn.A)
o.
p.
q.
r.
K (Tn. N)
s.
t.
u.
v.
w.
x.
y.
z. L
F2
K (Tn.I)
F3
K (Tn.S)
Keterangan:
: Leader
C
L
: Co leader
aa.
: Fasilitator
: Observer
ab. F
O
ac.
F. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan/Pre-Orientasi
Mengingatkan/kontrak dengan anggota kelompok.
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
Mobilisasi peserta.
Peserta dan terapis memakai papan nama.
ad.
ae.
af.
2. Orientasi
a. Memberi salam terapeutik
Salam terapeutik dari terapis
Perkenalan ulang nama-nama terapis
ag.
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap tentang topik atau hal tertentu dan
menceritakan masalah pribadi dengan orang lain.
ah.
c. Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bertanya dan meminta sesuatu sesuai kebutuhan,
menjawab dan memberi sesuatu sesuai permintaan serta menyampaikan pendapat
ai.
3. Kerja
Leader mempersilahkan co leader untuk memimpin yel-yel semangat.
Co-leader memimpin yel-yel semangat.
Leader menjelaskan cara menyampaikan tujuan TAK sesi 6 mencontohkan cara
bermain.
Co leader memutar musik, bola diedarkan. Saat musik berhenti, maka peserta yang
positif.
Bola tenis kembali diedarkan sambil diputarkan musik. Saat musik berhenti maka
peserta yang memegang bola tenis harus menyampaikan pendapatnya tentang manfaat
ak.
4. Terminasi
a. Evaluasi
Menanyakan perasaan dan manfaat klien mengikuti TAK.
Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
al.
b. Rencana Tindak Lanjut
Menganjurkan setiap anggota kelompok latihan bertanya, meminta, menjawab dan
memberi sesuai kebutuhan pada kehidupan sehari-hari.
Memasukan kegiatan bekerja sama pada jadwal kegiatan harian setiap peserta.
am.
c. Kontrak yang Akan Datang
ao.
b. Evaluasi Proses
Minimal 75% klien dapat mengikuti permainan dan dapat mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai.
Minimal 75% klien aktif mengikuti kegiatan.
c. Evaluasi hasil
Minimal 75% mampu mengikuti peraturan kegiatan.
Minimal 75% mampu meminta dan memberi sesuatu sesuai dengan permintaan dan
kebutuhan kelompok.
Minimal 75% mampu menyebutkan manfaat dari TAKS.
ap.
2. Dokumentasi
aq. Form dokumentasi TAKS sesi ke-6
ar.
H. ANTISIPASI MASALAH
1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
Memanggil klien.
Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien
yang lain.
Memberi pandu positif pada klien.
as.
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit
Panggil nama klien.
Tanya alasan klien meninggalkan permainan
Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien bahwa
klien dapat melaksanakan keperluannya, setelah itu klien. boleh kembali lagi.
at.
3. Bila ada klien lain ingin ikut
Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih.
Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh
klien tersebut.
Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada
permainan tersebut.
au.
av.
aw.
DAFTAR PUSTAKA
ax.
ay. Carpenito, L.J. (2006). Diagnosa keperawatan. Jakarta: EGC.
az. Keliat B.A., & Akemat. (2005). Keperawatan jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
EGC.
ba. Keliat B.A., & Akemat. (2010). Asuhan keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.
bb. Keliat, B.A. (2006). Keperawatan jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.
bc. Renidayati. (2008). Pengaruh social skill training (SST) pada klien isolasi sosial di RSJ
H.B. Saanin Padang Sumatera Barat. Tesis FIK-UI. Tidak dipublikasikan.
bd. Stuart, G.W., & Laraia, M.T. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing (7th
ed.). St Louis: Mosby.
be. Sinaga, L.R. (2005). Basic concepts of psychiatric mental health nursing. 6th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
bf. Towsends, M.C. (2009). Psychiatric mental health nursing concepts of care in evidencebased practice. 6th ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.
bn. Aspek
yang
dinilai
bs.
bt.
bu.
bv.
bw.
bx.
by.
bz.
ca.
cb. Bertanya
dan
meminta
dengan
jelas
cc.
cd.
ce.
cf.
cg.
ch.
ci.
cj.
ck.
cl.
cm.Bertanya
dan
meminta
dengan
ringkas
cn.
co.
cp.
cq.
cr.
cs.
ct.
cu.
cv.
cw.
cx. Bertanya
dan
meminta
secara
relevan
cy.
cz.
da.
db.
dc.
dd.
de.
df.
dg.
dh.
di. Bertanya
dan
meminta
secara
spontan
dj.
dk.
dl.
dm.
dn.
do.
dp.
dq.
dr.
dt.
du.
dv.
dw.
dx.
dy.
dz.
ea.
eb.
ep.
eq.
er.
es.
fa.
fb.
fc.
fd.
ds. Jumlah
ec.
ed. b. Kemampuan verbal: menjawab dan memberi
ee.
ef.
et.
eg. Aspek
yang
dinilai
eu. Menjawa
b dan
memberi
dengan
jelas
el.
em.
en.
eo.
ev.
ew.
ex.
ey.
ez.
fe.
ff. Menjawa
b dan
memberi
secara
ringkas
fg.
fh.
fi.
fj.
fk.
fl.
fm.
fn.
fo.
fp.
fq. Menjawa
b dan
memberi
yang
relevan
fr.
fs.
ft.
fu.
fv.
fw.
fx.
fy.
fz.
ga.
gb. Menjawa
b dan
memberi
secara
spontan
gc.
gd.
ge.
gf.
gg.
gh.
gi.
gj.
gk.
gm.
gn.
go.
gp.
gq.
gr.
gs.
gt.
gu.
gl. Jumlah
gv.
gw.
gx.
d.
e.
f. c. Kemampuan nonverbal
g.
i.
j. Nama Klien
v.
w.
x.
y.
z.
aa.
ab.
ac.
ad.
ae.
af.
ag.
ah.
ai.
aj.
ak.
al.
am.
an.
ao.
ap.
aq.
ar.
as.
at.
au.
av.
aw.
ax.
ay.
az.
ba.
bb.
bc.
bd.
be.
bf.
bg.
bh.
bi.
bj.
bk.
bl.
bm.
bn.
Ju
bo.
bp.
bq.
br.
bs.
bt.
bu.
bv.
bw.
bx.
by.
bz. Petunjuk
Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [] jika ditemukan pada klien
atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 klien mampu dan jika
nilai 2 klien dianggap belum mampu
ca.