PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kanker serviks merupakan
Rumusan Masalah
a. Bagaimana anatomi dan fisiologi rahim ?
b. Apa definisi dari Ca. Serviks?
c. Apa etiologi dari Ca. Serviks ?
d. Bagaimana patofisiologi dari Ca. Serviks ?
e. Bagaimana manifestasi klinis dari Ca. Serviks ?
f. Bagimana WOC dari Ca. Serviks ?
g. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari Ca. Serviks ?
h. Bagaimana penatalaksanaan dari Ca. Serviks ?
i. Bagaimana komplikasi dari Ca. Serviks ?
j. Bagimana prognosis dari Ca. Serviks ?
k. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien Ca. Serviks ?
1.3.
Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan mengidentifikasi
gangguan dalam sistem Reproduksi, yaitu kanker Serviks.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bagaimana anatomi dan
fisiologi rahim.
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasiapa definisi dari Ca. Serviks.
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasiapa etiologi dari Ca. Serviks.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA. CERVIX |2
dapat
mengidentifikasibagaimana
pemeriksaan
Manfaat
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang patofisiologi
gangguan pada sistem reproduksi : Ca. Serviks dalam tubuh manusia
sehingga dapat bermanfaat bagi para mahasiswa keperawatan dalam
melakukan pemeriksaan dan tindakan keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Sumber : http://kelas-bidan.blogspot.com/2011/04/anatomi-fisiologiorgan-reproduksi.html
cervicis uteridengan
yang
dilapisi epitel
uteri terdiri
serosa/peritoneum yang
latum uteri di
dari:
paling
melekat
luar
pada
intra abdomen,
lapisan
ligamentum
tengah
lapisan
dalam
lapisanendometrium yang
melapisi
dinding
Posisi
corpus
di
antara kavum
atas vesica
urinaria.
servikalis ke
Isthmus,
yang
akan
diliputi
melebar
Fisiologi
Untuk
menahan
ovum yang
telah
dibuahi
selama
2.2.
Definisi
Kanker leher rahim adalah kanker primer yang terjadi pada
jaringan leher rahim atau serviks. Sementara lesi prakanker, adalah
kelainan pada epitel serviks akibat terjadinya perubahan sel-sel epitel,
namun kelainannya belum menembus lapisan basal. ( Andrijono,
2007)
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumor ganas yang
tumbuh didalam leher rahim atau cerviks (bagian terendah dari rahim
yang menempel pada puncak vagina). Kanker serviks biasanya
menyerang wanita berusia 35-55 tahun (Nanda.2007)
Karsinoma insitu pada serviks adalah keadaan di mana selsel neoplastik terdapat pada seluruh lapisan epitel. Perubahan
prakanker lain yang tidak sampai melibatka seluruh lapisan epitel
serviks disebut dysplasia.
Kanker serviks adalah perubahan sel-sel serviks dengan
karakteristik histology. Proses perubahan pertama menjadi tumor ini
mulai terjadi pada sel-sel squamoculummar junction. Kanker serviks
ini terjadi paling sering pada usia 30 sampai 45 tahun, tetapi dapat
terjadi pada usia dini ,yaitu 18 tahun( Mitayani.2009)
2.3.
Etiologi
Penyebab primer kanker leher rahim adalah infeksi kronik
leher rahim oleh satu atau lebih virus HPV (Human Papiloma Virus)
tipe onkogenik yang beresiko tinggi menyebabkan kanker leher rahim
yang ditularkan melalui hubungan seksual (sexually transmitted
Patofisiologi
Pada perempuan saat remaja dan kehamilan pertama, terjadi
metaplasia sel skuamosa serviks. Bila pada saat ini terjadi infeksi
HPV, maka akan terbentuk sel baru hasil transformasi dengan partikel
HPV tergabung dalam DNA sel. Bila hal ini berlanjut maka
terbentuklah lesi prekanker dan lebih lanjut menjadi kanker. Sebagian
besar kasus displasia sel servix sembuh dengan sendirinya, sementara
hanya sekitar 10% yang berubah menjadi displasia sedang dan berat.
50% kasus displasia berat berubah menjadi karsinoma. Biasanya
waktu yang dibutuhkan suatu lesi displasia menjadi keganasan adalah
10-20 tahun. Kanker leher rahim invasif berawal dari lesi displasia
sel-sel leher rahim yang kemudian berkembang menjadi displasia
tingkat lanjut, karsinoma in-situ dan akhirnya kanker invasif.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa prekursor kanker adalah lesi
displasia tingkat lanjut (high-grade dysplasia) yang sebagian kecilnya
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA. CERVIX |9
otak.
Metastasis
pada
sistem
perkemihan
dapat
limfe
dan
vena.
Vagina
ligamentum
kardinale.
abnormalitas
namun
pemeriksaan
sebaiknya
Gambar
2.
Perjalanan
penyakit kanker cervik dan waktu dimana
Manifestasi Klinis
Kebanyakan sering asimtomatik. Saat terdapat rabas atau
2.6.
WOC
Terlampir
2.7. Stadium Ca. Serviks
Stadium Kanker Serviks menurut FIGO 2000
Stadium 0
Stadium I
Karsinoma masih terbatas pada servks (penyebaran ke
Stadium Ia
korpus uteri)
Invansi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara
mikroskopik, lesi yang dapat dilihat secara langsung
walau
dengan
invansi
yang
sangat
superficial
Stadium Ia2
Stadium Ib
Stadium Ib1
Stadium Ib2
Stadium II
dari Ia
Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm
Besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm
Telah melibatkan vagina, tetapi belum sampai sepertiga
bawah atau infiltrasi ke parametrium belum mencapai
Stadium IIa
dinding panggul.
Telah melibatkan vagina tapi belum melibatkan
Stadium IIb
parametrium
Infiltrasi ke parametrium, tetapi belum mencapai
Stadium III
dinding panggul
Telah melibatkan sepertiga bawah vagina atau adanya
perluasaan sampai dinding panggul. Kasus dengan
hidroneprosis atau ganguan fungsi ginjal dimasukan
dalam stadium ini, kecuali kelainan ginjal dapat
Stadium IIIa
Stadium IIIb
Stadium IV
Stadium Iva
Stadium IVb
rectum
Metastase jauh atau telah keluar dari rongga panggul
adanya
2.8.
Pemeriksaan Diagnostik
Ada beberapa cara
memeriksakan
kanker
serviks,
diantaranya:
a. Mendeteksi kanker serviks dengan Pap Smear
Pemeriksaan Pap Smear adalah satu cara pemeriksaan sel
serviks yang dapat mengetahui perubahan perkembangan sel
rahim, sampai mengarah pada pertumbuhan sel kanker tubuh lagi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA. CERVIX |16
b. Biopsi
Bila pemeriksaan kolposkopi terlihat ada kelainan epitel
atau kelainan pembuluh darah maka harus dibuktikan dengan
pemeriksaan patologi yaitu dengan melakuakan biopsi (dengan
biops target atau dengan loop electrical excision of the
transformation zone (LETZ) mengambil sedikit sayatan jaringan
menggunakan alat loop tenaga listrik.
Penatalaksanaan
a. Terapi local
Terapi local dilakukan pada penyakit prainvasif, yang meliputi
biopsy, cauterasi, terapi laser, konisasi, dan bedah buku.
b. Histerektomi
Histerektomi mungkin juga dilakukan tergantung pada usia
wanita, status anak, dan atau keinginan untuk sterilisasi.
Histerektomi radikal adalah pengangkatan uterus, pelvis dan
nodus limfa para aurtik.
c. Pembedahan dan terapi radiasia.
Pembedahan
dilakukan
untuk
pengangkatan
sel
kanker.
Asupan
makanan,
jenis
makanan,
makanan
hasil
konsepsi,
kemudian
diberikan
dosis
penyinaran
d. Wanita yang masi relatif muda dan mendambakan anak dengan
kanker serviks dilakukan konisasi atau amputasi porsio kemudian
dikontrol dengan baik. Bila anak cukup maka dikerjakan
histerektomi.
2.10.
Komplikasi
Pada lesi
prakanker,
mungkin
akan
menyebabkan
dapat
terbentuk
kista
limfatik
retroperitoneal,
caranya
sel-sel
kanker
berkembang
sudah
. Pencegahan
a. Screening
Screening untuk memeriksa perubahan-perubahan leher
rahim sebelum adanya gejala-gejala adalah sangat penting. Screening
dapat membantu dokter mencari sel-sel abnormal sebelum kanker
berkembang. Mencari dan merawat sel-sel abnormal dapat mencegah
kebanyakan kanker serviks. Screening juga dapat membantu
mendeteksi kanker secara dini, sehingga perawatan akan menjadi
lebih efektif.
memberi jawaban
leher rahim. Jika ada yang tidak normal, biopsi pengambilan sejumlah
kecil jaringan dari tubuh dilakukan dan pengobatan untuk kanker
serviks segera dimulai .
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1.
Pengkajian
a. Identitas klien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
b. Keluhan utama
Pasien biasanya
:
:
:
:
datang dengan keluhan nyeri intraservikal disertai
Pada palpasi didapati nyeri pada abdomen dan nyeri pada punggung
5.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
3.2.
bawah
Pemeriksaan diagnostik
Mendeteksi kanker serviks dengan Pap Smear
Biopsi
Konisasi
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
Mendiagnosis serviks dengan kolposkop
Vagina inflammation self test card
Schillentest
Kolpomikroskopi
Gineskopi
Analisis data
No
Data
.
Pre-medikasi
1 DS:
- Pasien
merasa
-
mengatakan
sakit
ketika
hubungan suami-istri
Terjadi
perdarahan
setelah hubungan yang
kemudian
menjadi
berlanjut
perdarahan
Etiologi
Masalah keperawatan
Ca serviks
Eksolitik
vagina
Massa proliferasi
Nekrosis jaringan
yang abnormal
2
DO: DS:
- Mengungkapkan secara
verbal atau isyarat
DO:
- Gerakan
menghindari
nyeri
Perubahan nafsu makan
dan makan
Perilaku ekspresif
Berfokus pada diri
Ca serviks
Nyeri
Nyeri
sendiri
Pasca-medikasi
DS:
- Pengungkapan rasa
malu/ bersalah
Pengungkapan rasa
negative diri
Ca serviks
Kemoterapi
Perubahan penampilan
Ca serviks
Pembedahan
Ca serviks
Pembedahan
Tingkat kesembuhan
Ca serviks
Kemoterapi
Mual, muntah
Ketidakseimbangan
DO:
- Menyangkal
2
3
permasalahan
Membesar-besarkan
permasalahan
Merasionalisasi
kegalalan diri
DS: DO: DS:
- Pasien
mengatakan
Ansietas
DO:
- Pasien tampak gelisah
- Bingung
- TTV abnormal
DS:
- Klien mengatakan mual
-
DO:
- BB turun
- Porsi makan
3.3.
tidak
habis
Tampak kurus
Diagnosa keperawatan
Pre-medikasi
a. Gangguan pola seksual berhubungan dengan deficit pengetahuan
tentang respon alternative terhadap perubahan kondisi kesehatan
Intervensi
Pre-medikasi
a.Gangguan pola seksual berhubungan dengan deficit pengetahuan tentang respon
alternative terhadap perubahan kondisi kesehatan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam klien dan pasangan
dapat memahami bahwa seksualitas tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik
Kriteria hasil:
-
saling
menghargai,
percaya
berikan
dan
privasi
b.Nyeri berhubungan dengan nekrosis jaringan pada serviks akibat penyakit kanker
serviks
Tujuan: menghilangkan/mengurangi nyeri yang dirasakan klien dalam 2x24 jam
Kriteria hasil:
-
Nyeri hilang/berkurang
Intervensi
Tanyakan pasien tentang nyeri,
Rasional
Membantu dalam evaluasi gejala nyeri
intensitasnya
pasien dalam
nyeri pasien.
Evaluasi keefektifan pemberian obat
Berikan tindakan kenyamanan, ubah
posisi, dll
Berikan lingkungan tenang.
KOLABORASI:
Berikan analgesik rutin s/d indikasi.
perhatian..
Penurunan stress, menghemat energy
Mempertahankan kadar obat,
menghindari puncak periode nyeri
Pasca-medikasi
a.Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan dalam gaya hidup dan
penampilan akibat efek samping kemoterapi
Tujuan: dalam waktu 3 x 24 jam Menumbuhkan kembali rasa kepercayaan diri
pasien
Kriteria hasil:
-
samping
Dapat membantu menurunkan masalah
pengobatan
Efaluasi struktur pendukung yang ada
pengobatan
Membantu merencanakan perawatan
terdekat
Beri dukungan emosi untuk pasien atau
KOLABORASI:
Rujuk pasien atau orang terdekat pada
ada)
orang terdekat
infeksi
- Pasien tidak akan mengalami tanda-tanda dan gejala infeksi
- Pasien akan mencapai pemulihan tepat pada waktunya
Intervensi
Rasional
Tingakatkan prosedur mencuci tangan
Melindungi pasien dari sumber-sumber
yang baik dengan staf dan pengunjung.
infeksi.
Tekankan higiene personal
KOLABORASI
Berikan antibiotik sesuai indikasi
Awasi
Rasional
misalnya Dapat menjadi indikatif derajat takut
takipnea, palpitasi, pusing, sakit kepala yang dialami pasien tetapi dapat juga
dan sensasi kesemutan
berhubungan
dengan
kondisi
fisik/
status syok
Catat petunjuk perilaku seperti gelisah, Indikator derajat takut yang dialami
kurang kontak mata dan perilaku klien
melawan
Dorong pernyataan takut dan ansietas, Membantu klien menerima perasaan
berikan umpan balik
Berikan
lingkungan
istirahat
memperjelas konsep
untuk Meningkatkan
relaksasi
dan
keterampilan koping
dengan
menggunakan
Dukungan
keluarga
dapat
memenuhi
kebutuhan
nutrusisnya
Mengurangi diare
kemoterapi
3.5.
Kasus
Ny.W, perempuan, 40 tahun datang ke Rumah Sakit Airlangga
pada tanggal 21 Februari 2013, dengan keluhan nyeri perut bagian bawah
sejak 2 minggusebelum masuk RS, nyeri bertambah berat dari hari ke hari.
Pasien juga mengalami perdarahan sejak 1 hari yang lalu. Darah keluar terusmenerus setiap hari, berwarna merah segar,kadang disertai lendir, tidak
berbau. Pasien juga merasatubuhnya sangat lemas dan pusing. Pasien sempat
mengalami perdarahan dari liangvagina1 tahun yang lalu.Pasien diberi obat
tablet
berwarna
putih
sebanya k
buah
untuk menghentikan
imunisasi HPV, memiliki 2 anak dan pernah mengalami abortus satu kali dan
ternyata saudara Ny. W juga ada yang menderita kanker ovarium. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan : Compos mentis, tampak sakit sedang, Tekanan
Darah:110/80 mmHg, Nadi: 80 x/menit, Suhu: 36.6 C, Pernafasaan: 20
x/menit, konjungtiva anemis. Pada pemeriksaanGynaecology didapatkan: In
speculo: Porsio endofilik, rapuh dan mudah berdarahVaginal toucher: Porsio
berdungkul sampai ke adnexa kanan dan kiri
Pengkajian
a. Identitas klien
Nama
: Ny. W
Umur
: 49 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
:b. Keluhan utama
Nyeri perut bagian bawah dan perdarahan liang vagina.
c. Riwayat penyakit sekarang]
Pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah sejak 2 minggu sebelum
masuk RS, nyeri dirasakan muncul tiba-tiba saja dan nyeri bertambah
berat dari hari ke hari. Pasien juga merasa tubuhnya sangat lemas dan
pusing. Pasien juga mengalami perdarahan sejak 1 hari yang lalu.
Darah keluar terus-menerus setiap hari, berwarna merah segar, kadang
disertai lendir, tidak berbau. Pasien juga merasa tubuhnya sangat
lemas dan pusing.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah mengalami abortus satu kali. Pasien pernah mengalami
perdarahan liang vagina 1 tahun yang lalu. Pasien diberi obat tablet
berwarna
putih
sebanya k
buah
untuk menghentikan
Data
Etiologi
DS:
- Pasien mengeluh nyeri
Ca serviks
Nyeri
abdomen
bagian
Masalah
keperawatan
Nyeri
memengangi
bagian
bawah.
2
DS:
- Pasien
merasa
-
mengatakan
sakit
ketika
hubungan suami-istri
Terjadi
perdarahan
Ca serviks
Eksolitik
berlanjut
perdarahan
Gangguan
pola seksual
vagina
Massa proliferasi
Nekrosis jaringan
yang abnormal
DO: Diagnosa keperawatan
a. Gangguan pola seksual berhubungan dengan deficit pengetahuan
tentang respon alternative terhadap perubahan kondisi kesehatan
b. Nyeri berhubungan dengan nekrosis jaringan pada serviks akibat
penyakit kanker serviks
Intervensi
Pre-medikasi
a. a. Gangguan pola seksual berhubungan dengan deficit pengetahuan
tentang respon alternative terhadap perubahan kondisi kesehatan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam klien dan
pasangan dapat memahami bahwa seksualitas tidak hanya terbatas pada
aktivitas fisik
Kriteria hasil:
-
istri
Suami sering mejaga istrinya di rumah sakit
Intervensi
Rasional
Ciptakan hubungan terapeutik atas Mempermudah asuhan
-
klien
mengungkapkan
ketakutan
menanyakan masalah
Diskusikan
bentuk
ekspresi
seksual
diterima
pada
yang
klien
dan klien
kebutuhan
Libatkan pasangan dalam diskusi
Nyeri hilang/berkurang
Intervensi
Rasional
intensitasnya
pasien dalam
nyeri pasien.
Evaluasi keefektifan pemberian obat
Berikan tindakan kenyamanan, ubah
posisi, dll
Berikan lingkungan tenang.
KOLABORASI:
Berikan analgesik rutin s/d indikasi.
perhatian..
Penurunan stress, menghemat energy
Mempertahankan kadar obat,
menghindari puncak periode nyeri
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penyakit kanker leher rahim yang istilah kesehatannya adalah
kanker serviksmerupakan kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu
daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu liang senggama
(vagina).
Kanker Serviks adalah keganasan yang bermula pada sel-sel
serviks (leher rahim). Kanker serviks dimulai pada lapisan serviks. Terjadinya
kanker sangat perlahan. Pertama, beberapa sel normal berubah menjadi sel-sel
prakanker, kemudian berubah menjadi sel kanker. Perubahan ini disebut
dispalasia dan biasanya terdeteksi dengan tes pap smear.
Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang wanita pada
daerah genitalia. Yang disebkan oleh Huma Papillomavirus dimana Virus ini
bersifat Onkogenik (menyebabkan kanker). HPV ditularkan melalui
hubungan seksual dan dapat pula melalui penggunaan barang pribadi yang
bersamaan, misalnya pakaian bersama.
Dari kasus Ca. Cervix ini akan muncul beberapa masalah
keperawatan yang akhirnya akan diselesaikan secara bertahap sesuai
dengan tingkat dan kondisi Ca. Cervix itu sendiri. Masalah keperawatan
tersebut terdiri dari masalah keperawatan yag timbul sebelum dan sesudah
pengobatan. Masalah yang akan muncul sebelum terjadinya pembedahan
meliputi gangguan pola seksual berhubungan
ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh yang disebabkan oleh mual dan muntah
akibat dari efek samping kemoradiasi.
4.2.
Saran
Berdasarkan materi yang telah dijelaskan dalam makalah ini, maka
perawat seyogyanya mengerti dan memahami akan medikasi. Sehingga
perawat dapat mengimplementasikannya dalam proses penanganan terhadap
pasien. Maka asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien akan berjalan
dengan baik dan maksimal. Karena jika perawat tidak paham mengenai
medikasi akan menghambat penanganan terhadap pasien dan penanganan
menjadi kurang maksimal bahkan dapat merugikan pihak pasien.
Lampiran 1
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo:Jakarta
Andrijono.2007.Kanker Leher Rahim.Divisi Onkologi, Dep.ObstetriGinekologi:FKUI
Arisusilo, Cahyawati. 2012. Kanker Leher Rahim (Cancer Cervix) sebagai
Pembunuh Wanita Terbanyak di Negara Berkembang. Jurnal Saintis UIN
Maliki Malang 1(1): 118
Aziz, MF.2001.Masalah pada Kanker Serviks.Cermin Dunia
Kedokteran.Jakarta
Boughman, Diane C. Handbook for Brunner and Suddarths Textbook of
Medical-surgical Nursing.alih bahasa, Yasmin Asih;editor, mOnica
Ester.2000. Jakarta:EGC
Cunningham, F. Gary,Gant. 2005. Obstetri williams vol2. Jakarta: EGC
Desen, Wan., Willie Japaries. 2011 Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
dr. Budiningsih Siregar, SpPA (K). 2008. Skrining Kanker Leher Rahim
dengan IVA. Departemen Ilmu Kesehatan Komunitas, FK UI:Jakarta
Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates , jakarta
Helen Varney,DKK, 2002, Buku Saku Bidan, cetakan I. Jakarta:EGC
Johnson, M., 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC), second edition,
Mosby, Philadelphia.
Lynda Jual Carpenito, 2001, Buku Saku Diagnosa keperawatan edisi
8,EGC,Jakarta.
Manuaba, IBG, Chandranita Manuaba, Fajar Manuaba. 2007. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
Marlyn Doenges,dkk.2001.Rencana perawatan Maternal/Bayi.Jakarta:EGC
NANDA, 2005. Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2005-2006,
NANDA International, Philadelphia.
Nurwijaya, Hartati., Andrijono., dan Suheimi, H.K. 2010. Cegah dan Deteksi
Kanker Serviks. Jakarta: Elex Media Komputindo
Jakarta.
Obor Populer