Anda di halaman 1dari 22

Anemia defisiensi besi pada

ibu hamil
Chandra

Pendahuluan
Anemia pada ibu hamil merupakan

masalah kesehatan terkait dengan


insidennya yang tinggi dan komplikasi yang
dapat timbul baik pada ibu maupun pada
janin.
Di Dunia 34 % ibu hamil dengan anemia
dimana 75 % berada di negara sedang
berkembang. Di Indonesia, 63,5 % ibu
hamil dengan anemia .

Pada ibu hamil dengan anemia terjadi

gangguan penyaluran oksigen dan zat


makanan dari ibu ke plasenta dan janin, yang
mempengaruhi fungsi plasenta.
Fungsi plasenta yang menurun dapat
mengakibatkan gangguan tumbuh kembang
janin. Anemia pada ibu hamil dapat
mengakibatkan gangguan tumbuh kembang
janin, abortus, partus lama, sepsis puerperalis,
kematian ibu dan janin. meningkatkan risiko
berat badan lahir rendah. asfiksia neonatorum.
prematuritas.

Definisi
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi

ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11


gr% pada trimester I dan III atau kadar
hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II
Anemia adalah kondisi dimana sel darah
merah menurun atau menurunnya
hemoglobin, sehingga kapasitas daya
angkut oksigen untuk kebutuhan organorgan vital pada ibu dan janin menjadi
berkurang. Selama kehamilan, indikasi
anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin
kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00
gr/dl

derajat
Ibu hamil dikatakan anemia bila kadar

hemoglobin atau darah merahnya kurang


dari 11,00 gr%.
Menururt Word Health Organzsation (WHO)
anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu
dengan kadar Hb < 11 % . Anemia pada ibu
hamil di Indonesia sangat bervariasi, yaitu:
Tidak anemia : Hb >11 gr%, Anemia
ringan : Hb 9-10.9 gr%, Anemia
sedang : Hb 7-8.9 gr%, Anemia berat :
Hb < 7 gr%.
Dan pemeriksaan darah dilakukan tiap
trimester dan minimal dua kali selama

Hemoglobin ( Hb ) yaitu komponen sel

darah merah yang berfungsi menyalurkan


oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb
berkurang, jaringan tubuh kekurangan
oksigen.
Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan
bakar proses metabolisme. Zat besi
merupakan bahan baku pembuat sel darah
merah. Ibu hamil mempunyai tingkat
metabolisme yang tinggi misalnya untuk
membuat jaringan tubuh janin,
membentuknya menjadi organ dan juga
untuk memproduksi energi agar ibu hamil

Rata-rata kebutuhan zat besi pada waktu hamil

berdasarkan usia kehamilan adalah sebagai berikut


:
Trimester I
: Kebutuhan zat besi 1 mg/hari
(kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah 30-40 mg
untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.
Trimester II
: Kebutuhan zat besi 5 mg/hari
(kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah kebutuhan
sel darah merah 300 mg dan konseptus 115 mg.
Trimester III : Kebutuhan zat besi 5 mg/hari
(kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah kebutuhan
sel darah merah 150 mg dan konseptus 223 mg.

etiologi
Anemia pada kehamilan yang paling sering

dijumpai adalah anemia akibat kekurangan


zat besi. Kekurangan ini dapat disebabkan
karena kurang asupan unsur zat besi ke
dalam tubuh melalui makanan, gangguan
absorbsi, atau terlalu banyak zat besi yang
keluar dari tubuh, misalnya pada
perdarahan

klasifikasi
ADB

Defisiensi besi merupakan defisiensi nutrisi


yang paling sering ditemukan baik di negara
maju maupun negara berkembang.
Resikonya meningkat pada kehamilan dan
berkaitan dengan asupan besi yang tidak
adekuat dibandingkan kebutuhan
pertumbuhan janin yang cepat. Anemia
defisiensi besi merupakan tahap defisiensi
besi yang paling parah, yang ditandai
dengan penurunan cadangan besi,
konsentrasi besi serum, dan saturasi
transferin yang rendah, dan konsentrasi Hb

Anemia Defisiensi Asam Folat

Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat


5-10 kali lipat karena transfer folat dari ibu
ke janin menyebabkan dilepaskannya
cadangan folat maternal. Defisiensi asam
folat sangat umum terjadi pada kehamilan
dan merupakan penyebab utama anemia
megaloblastik pada kehamilan.
Anemia tipe megaloblastik karena defisiensi
asam folat merupakan penyebab kedua
terbanyak anemia defisiensi zat gizi

gejala
Ibu hamil dengan keluhan lemah, pucat,

mudah pingsan, dengan tekanan darah


dalam batas normal, perlu dicurigai anemia
defisiensi besi. Dan secara klinis dapat
dilihat tubuh yang pucat dan tampak lemah
(malnutrisi)
Gejala lain adalah lemas, cepat lelah, letih,
mata berkunang kunang, mengantuk,
selaput lendir , kelopak mata, dan kuku
pucat

komplikasi
Bahaya selama kehamilan
Dapat terjadi abortus
Persalinan prematuritas
Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
Mudah terjadi infeksi
Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 g%)
Mola hidatidosa
Hiperemis gravidarum
Perdarahan antepartum
Ketuban pecah dini (KPD)

Bahaya saat persalinan


Gangguan his
Kala pertama dapat berlangsung lama
Kala dua berlangsung lama sehingga dapat
melelahkan dan sering memerlukan
tindakan opersi kebidanan
Kala uri dapat diikuti retensio plasenta dan
perdarahan postpartum karena antonia
uteri
Kala empat dapat terjadi perdarahan
postpartum sekunder dan antonia uteri

Pada kala nifas


Terjadi subinvolus uteri menimbulkan perdarahan postpartum
Memudahkan infeksi puerperium
Pengeluaran ASI berkurang
Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
Anemia kala nifas
Mudah terjadi infeksi mamae
Bahaya terhadap janin
Abortus
Terjadi

kematian intrauterin
Persalinan prematuritas tinggi
Berat badan lahir rendah
Kelahiran dengan anemia
Dapat terjadi cacat bawaan
Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
Inteligensia rendah

pencegahan
Pencegahan anemia defisiensi besi dapat

dilakukan dengan suplementasi besi dan


asam folat.
WHO menganjurkan untuk memberikan 60
mg besi selama 6 bulan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologik selama kehamilan.
Namun, banyak literatur menganjurkan
dosis 100 mg besi setiap hari selama 16
minggu atau lebih pada kehamilan.
Kementerian Kesehatan menganjurkan agar
ibu hamil mengonsumsi paling sedikit 90 pil
zat besi selama kehamilannya

Absorbsi fe
Absrobsi Fe melalui saluran cerna terutama

berlangsung di duodenum dan jejenum


proksimal, makin ke distal absorbsinya
makin berkurang. Zat ini lebih mudah
diabsorbsi dalam bentuk fero.
Transportasinya melalui sel mukosa usus
terjadi secara transport aktif. Ion fero yang
sudah diabsorbsi akan diubah menjadi ion
feri ke dalam sel mukosa. Selanjutnya ion
feri akan masuk ke dalam plasma dengan
perantara transferin atau diubah menjadi
feritin dan disimpan dalam sel mukosa
usus. Bila cadangan dalam tubuh tinggi dan

distribusi
Setelah diabsorbsi, Fe dalam darah akan

diikat oleh transferin (siderofilin) untuk


diangkut ke berbagai jaringan, terutama
ke sumsum tulang dan depot Fe.
Selain transferin, sel-sel retikulin (di hati,
limpa, dan sumsum tulang) sebagai
gudang Fe.

ANC
Pemeriksaan Antenatal adalah pelayanan

kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh


tenaga profesional meliputi pemeriksaan
kehamilan sesuai dengan standar
pelayanan yaitu
minimal 4 kali pemeriksaan selama
kehamilan, 1 kali pada trimester satu, 1 kali
pada trimester II dan 2 kali pada trimester
III.

sediaan
Sediaan oral

Karena besi dalam bentuk fero paling mudah


diabsorbsi maka preparat besi. Tiap tablet
mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan
asam folat 500 g, minimal masing-masing 90 tablet
selama kurang lebih 3-6 bulan . (zat besi 60 mg) dan
asam folat 500 g, minimal masing-masing 90 tablet
Sediaan parenteral
Iron dextran (imferon) mengandung 50 mg Fe setiap
mL (larutan 5%) untuk penggunaan IM atau IV.. Pada
hari pertama disuntikan 50 mg, dilanjutkan 100-250
mg setiap hari atau beberapa hari sekali. Penyuntikan
dilakukan pada kuadran atas luar M. Gluteus

Efek samping
Fe pada sediaan oral dapat menyebabkan

mual dan nyeri lambung ( 7-20%),


konstipasi ( 10%), diare ( 5%), dan kolik.
Gangguan ini biasanya ringan dan dapat
dikurangi dengan mengurangi dosis atau
dengan pemberian sesudah makan
walaupun dengan cara ini absorbsinya
dapat berkurang

Anda mungkin juga menyukai