Anda di halaman 1dari 3

Komplikasi yang terjadi pada kasus drowning:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Neurologic injury
Pulmonary edema and ARDS
Secondary pulmonary infection
Multiple organ system failure
Acute tubular necrosis (secondary to hypoxemia)
Myoglobinuria
Hemoglobinuria

Prognosis
1
2

Pasien yang sadar atau sadar secara ringan pada presentasi mempunyai kesempatan
yang baik untuk bisa pulih sempurna.
Pasien yang komatose, mereka yang mendapatkan CPR di ED, atau mereka yang telah
jelas dan dilatasi pupil dan tidak adany respirasi spontan mempunyai prognosis yang
buruk. Dalam beberapa studi, 35-60% individu yang membutuhkan CPR terus
menerus dalam perjalanan menuju ED meninggal, dan 60-100% yang selamat dalam
kelompok ini mengalami sekuele neurologis jangka panjang. Studi Pediatric
mengindikasikan bahwa anak-anak yang membutuhkan penanganan spesialisasi
karena tenggelam di pediatric intensive care unit (PICU) sedikitnya mempunyai angka
mortalitas 30%dan penambahan 10-30% mengalami kerusakan otak yang berat.

pemeriksaan diagnostik drowning:


a. Laboratorium
1. ABG + oksimetri, methemoglobinemia dan carboxyhemoglobinemia CBC
prothrombin time, partial thromboplastin time, fibrinogen, D-dimer, fibrin
Serum elektrolit, glukosa, laktat, factor koagulasi
2. Liver enzymes aspartate aminotransferase dan alanine aminotransferase Renal
function tests (BUN, creatinine) Drug screen and ethanol level Continuous
pulse oximetry and cardiorespiratory monitoring Cardiac troponin I testing
urinalisis
Imaging Foto thoraks bukti aspirasi, edema pulmo, atelektasis, benda asing,
evaluasi penempatan endotrakea tube CT scan kepala dan servikal bila curiga trauma
Extremity, abdominal, pelvic imaging bila ada indikasi Echocardiography jika ada
disfungsi miokard
c. EKG
d. Kateter swan-ganz untuk monitor cardiac output dan hemodinamik pada pasien dg
status CV tidak stabil atau pasien yang membutuhkan pengobatan inotropic multiple
dan vasoaktif
b.

Pemeriksaaan diagnostik sufokasi:

a) Bronkoskopi : Melihat area bronkus dengan suatu alat yang dimasukkan melalui
hidung
b) Torakotomi

:Prosedur tindakan pembedahan dada untuk mengeluarka sumbatan

yang menghalangi jalan nafas.


A. Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1)

tempatkan bayi ditempat tidur yang memenuhi standar keamanan internasional.

2)

Jangan biarkan bayi tidur dengan orang atau hewan peliharaan lainnya.Praktek
sharing room bukan berbagi tempat tidur untuk mencegah sufokasi.

3)

Pindahkan bantal,selimut,boneka mainan,ayunan bayi/bantalan dan produk lunak


lainnya dari tempat tidur anak.

4)

Pastikan bahwa tiadak ada celah diantara tempt tidur bayi dengan kasurnya
sehingga dapat di gunakan bersembunyi bayi.

5)

Periksa jarak antar bilah boks untuk memastikan bahwa tubuh bayi tidak dapat
meluncur melalui lubang.

6)

Bilah boks sebaiknya tidak boleh lebih dari 2 atau 3/8 inci

7)

jangan biarkan anak - anak dibawah 3 tahun untuk makan - makanan kecil,bulat
atau keras termasuk hotdog,permen,kacang - kacangan,anggur dan popcorn.

8)

Jangan berikan makanan yang dapat di pecah menjadi bagian - bagian yang besar.

9)

Awasi anak saat makan dan pastikan anak diam saat makan.

10)

Anak yang sedang menangis jangan diberi makan.

11)

Selalu mengawasi anak - anak saat mereka makan dan menjaga benda - benda
kecil yang potensial bahaya diluar jangkuan mereka.

12)

Pastikan bhwa anak - anak bermain dengan mainan yang sesuai dengan usia,sesuai
dengan label keselamatan dan memeriksa kerusakan mainan lama dan baru secara
teratur.

13)

Jauhkan balon dari jangkuan anak - anak berusia dibawah 8 tahun.

14)

Jangan pernah menaruh tempat tidur,boks atau perabotan bayi didekat jendela
untuk mencegah tercekik tali atau kelambu jendela atau jatuh dari jendela.

Anda mungkin juga menyukai